Profesi Itu Bernama “Akuntan”

Sejak akhakuntan 2ir 1800-an proses dan profesi terkait bidang akuntansi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat di Amerika. Seiring dengan perkembangan teknologi, e-commerce dan inovasi proses bisnis yang lain menjadikan meningkatnya kebutuhan terhadap layanan yang dapat diberikan oleh seorang akuntan profesional. Saat ini, kebutuhan terhadap independensi, profesionalitas , dan bagaimana menjaga hubungan dengan para kolega menjadi hal yang sama pentingnya dengan kompetensi akuntan, dan integritas yang harus dimiliki oleh akuntan itu sendiri.

Sampai saat ini kebanyakan kantor akuntan (accounting firm) terfokus pada jasa terkait kepatuhan (compliance work). Mayoritas kantor akuntan, khususnya kantor akuntan kecil dan menengah lebih berfokus pada jasa terkait kepatuhan pajak dan audit. Pada akhirnya kondisi ini berhadapan  dengan beberapa permasalah baru yang timbul. pendapat dari jasa audit mengalami stagnasi dan pendapatan dari jasa konsultan pajak menjadi berkurang. beberapa tahun terakhir di Amerika terjadi proses simplifikasi terkait dengan proses perpajakan yang menyebabkan peningkatan dari kepatuhan dan jumlah wajib pajak namu mereka lebih memilih untuk menggunkan paket perangkat lunak murah (software) perpajakan.

Akuntansi bukanlah sekedar akhir dari sebuah proses bisnis dalam suatu rentang waktu tertentu, melainkan suatu alat atau sarana untuk mencapai tujuan seperti keberhasilan secara ekonomi serta untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara umum. Akuntan profesional harus memahami bahwa ada kebutuhan baru yang sangat besar pada layanan yang bersifat personal dan layanan yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya khusus bagi klien dalam kondisi lingkungan bisnis seperti saat ini. Selain itu, akuntan juga harus memahami bahwa akuntansi dan proses audit tidaklah statis. Hal tersebut terus berubah seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang ada. Sistem akuntansi harus berkembang dan memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi yang ada dan para pengambil keputusan.

Terlepas dari tingkat dan jenis perubahan yang ada, keberhasilan ekonomi akan selalu bergantung pada informasi yang handal, relevan, tepat waktu dan konsisten. Seiring dengan globalisasi ekonomi, maka kebutuhan terhadap informasi yang berguna dan tepat waktu juga akan semakin meningkat. seorang akuntan profesional perlu untuk dapat memainkan peran dan tanggung jawab yang lebih besar untuk dapat menghasilkan informasi yang berkwalitas bagi pengambil keputusan dan investor domestik maupun global. Akuntan juga harus menunjukkan peran kepemimpinannya dalam perkembangan dan perubahan kondisi ekonomi dunia.

Disadur dari tulisan Michael F. Trebesh yang berjudul “The “New Market”-Accounting Opportunities Are Limitless“.

Tulisan tersebut dimuat dan dapat diakses pada klik disini

 




E-Commerce (2)

Di dalam E-Commerce (1) telah dibahas bahwa dari sisi proses bisnis kita dapat membedakan e-commerce menjadi pure e-commerce dan partial e-commerce. Selanjutnya, kita dapat juga melakukan klasifikasi berdasarkan organisasinya atau perusahaan yang melakukan perdagangan elektronik.

Secara historris bentuk organisasi pelaku e-commerce adalah organisasi virtual (virtual organisation). Biasanya yang menjadi contoh klasik kasus di dalam organisasi virtual  adalah toko (buku) virtual Amazon yang hanya dapat diakses melalui alamat situsnya, http://www.amazon.com. Kehadiran toko buku virtual Amazon pada awalnya tidak dipandang sebelah mata oleh jaringan toko buku Barnes & Noble (B&N) karena toko buku ini telah menguasai pasar buku di seluruh Amerika Serikat pada saat itu. Namun, ternyata, di dalam perkembangannya, pelanggan toko buku virtual Amazon menjadi kian meningkat sehingga mengkhawatirkan B&N. Oleh karena itu, B&N akhirnya membuka situs dengan alamat:  http://www.barnesandnoble.com. Kehadiran B&N di dunia maya ini membentuk organisasi baru, yaitu perpaduan antara organisasi konvensional dan organisasi virtual, organisasi semacam ini disebut sebagai click and mortar atau click and brick. Selanjutnya, organisasi konvensional diberi nama organisasi brick and mortar (batu bata dan semen) untuk mempermudah orang memahami mengapa organisasi setengah konvensional atau setengah virtual itu diberi nama click and mortar atau click and brick.

Jadi, dari sisi organisasi, kita mengenal organisasi konvensional, yaitu brick and mortar, organisasi virtual, dan organisasi setengah virtual atau setengah konvensional yang disebut sebagai click and mortar atau click and brick.

Bentuk Organisasi E-commerce




Gratifikasi

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi mendefinisikan gratifikasi sebagai pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Dalam Pasal 12 B UU No 20 Tahun 2001 dinyatakan bahwa “Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya”.

Apabila seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suatu pemberian, maka ia mempunyai kewajiban untuk melaporkan kepada KPK sebagaimana diatur dalam Pasal 12 C UU No 20 Tahun 2001, yaitu :
a. Ketentuan pada Pasal 12 B ayat (1) mengenai gratifikasi dianggap sebagai pemberian suap dan tidak   berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK;
b. Laporan penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi diterima;
c. Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan laporan, KPK wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara;
d. Tata cara penyampaian laporan dan penentuan status gratifikasi diatur menurut Undang-undang tentang KPK.

Contoh pemberian yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi, antara lain :
a. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
b. Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat perkawinan anaknya;
c. Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma;
d. Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/pegawai negeri untuk pembelian barang atau jasa dari rekanan;
e. Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai negeri;
f. Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan;
g. Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat kunjungan kerja;
h. Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya;
i. Pembiayaan kunjungan kerja lembaga legislatif, karena hal ini dapat memengaruhi legislasi dan implementasinya oleh eksekutif;
j. Cideramata bagi guru (PNS) setelah pembagian rapor/kelulusan;
k. Pungutan liar di jalan raya dan tidak disertai tanda bukti dengan tujuan sumbangan tidak jelas, oknum yang terlibat bisa jadi dari petugas kepolisian (polisi lalu lintas), retribusi (dinas pendapatan daerah), LLAJR dan masyarakat (preman). Apabila kasus ini terjadi KPK menyarankan agar laporan dipublikasikan oleh media massa dan dilakukan penindakan tegas terhadap pelaku;
l. Penyediaan biaya tambahan (fee) 10-20 persen dari nilai proyek.
m. Uang retribusi untuk masuk pelabuhan tanpa tiket yang dilakukan oleh Instansi Pelabuhan, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pendapatan Daerah;
n. Parsel ponsel canggih keluaran terbaru dari pengusaha ke pejabat;
o. Perjalanan wisata bagi bupati menjelang akhir jabatan;
p. Pembangunan tempat ibadah di kantor pemerintah (karena biasanya sudah tersedia anggaran untuk pembangunan tempat ibadah dimana anggaran tersebut harus dipergunakan sesuai dengan pos anggaran dan keperluan tambahan dana dapat menggunakan kotak amal);

q. Hadiah pernikahan untuk keluarga PNS yang melewati batas kewajaran;
r. Pengurusan KTP/SIM/Paspor yang “dipercepat” dengan uang tambahan;
s. Mensponsori konferensi internasional tanpa menyebutkan biaya perjalanan yang transparan dan kegunaannya, adanya penerimaan ganda, dengan jumlah tidak masuk akal;
t. Pengurusan izin yang dipersulit.

Dengan demikian pemberian yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi adalah pemberian atau janji yang mempunyai kaitan dengan hubungan kerja atau kedinasan dan/atau semata-mata karena keterkaitan dengan jabatan atau kedudukan pejabat/pegawai negeri dengan si pemberi.

(dikutip dari Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk Pendidikan Tinggi – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi).

 




Manfaat Talent Management Bagi Perusahaan dan Karyawan

Talent Management atau manajemen bakat memiliki tujuan agar ada kepastian  adanya  aliran talent yang tepat dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan strategi bisnis. Maksudnya adalah bahwa proses menarik, mempertahankan, memotivasi, dan mengembangkan orang-orang berbakat yang dibutuhkan pada saat ini dan waktu akan datang merupakan suatu  aktivitas yang menyeluruh dan terintegrasi. Dengan demikian akan tersedia orang-orang dengan talent yang tepat sewaktu-waktu dibutuhkan sesuai dengan strategi bisnis perusahaan. Kemampuan mengenali bakat dan ketrampilam karyawan agar dapat menempatkan karyawan di posisi ideal guna memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi/perusahaan. Di samping itu mengolah bakat seorang karyawan agar terus berkembang dan memberi manfaat sebesar mungkin bagi organisasi/perusahaan. Faktor lain  yang tidak kalah penting adalah mengembangkan bakat karyawan dan memelihara mereka agar tidak pindah ke organisasi/perusahaan lain.

Manfaat Talent Managemen bagi organisasi/perusahaan, antara lain (Baron dan Amstrong, 2013):

  1. memperbaiki proses perekrutan,  dan seleksi, agar organisasi/perusahaan akan memperoleh talent-talent yang berkualitas
  2. memberi paket renumerasi lebih kompetitif dan adil,
  3. melakukan analisis risiko, misalnya identifikasi karyawan yang berpotensi keluar,
  4. penghematan biaya pergantian karyawan,
  5. meningkatkan program pembelajaran dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja dan mengembangankan kompetensi untuk masa depan,
  6. melakukan penjaringan internal untuk mengidentifikasikan karyawan yang berpotensi.

Manfaat Talent Managemen bagi karyawan, antara lain (Honey, 2009):

  1. meningkatkan motivasi dan komitmen
  2. mengembangkan dan mengkomunikasikan ke jalur karir
  3. meningkatkan pengetahuan tentang kontribusi kepada sasaran perusahaan
  4. kepuasan kerja:
    • dengan terpenuhi kebutuhan hidup karyawan berupa renumerasi yang baik dan kompetitif serta berbagai fasilitas
    • dengan terpenuhi kebutuhan untuk berkembang dengan kesempatan untuk belajar dan pengembangadn karir yang jelas
    • terpenuhinya kebutuhan untuk berkontribusi berupa kesempatan memberikan kebebasan berkreatifitas untuk memajukan organisasi/perusahaan



Keseimbangan Kehidupan dan Pekerjaan (Work Life Balance)

Bagi seorang pegawai, kehidupan sehari-hari terkonsentrasi atas dua kegiatan dan dua tempat yang berbeda. Di satu sisi, pegawai merupakan bagian dari sebuah organisasi tempat mengabdikan diri dan mencari penghasilan. Sementara itu, di sisi yang lain seorang pegawai juga menjadi bagian dan bertanggung jawab atas keluarga yang dimilikinya. Konsentrasi dan pembagian waktu harus dilakukan oleh pegawai agar keduanya dapat berjalan dengan seimbang.

Pembagian yang dilakukan bukanlah bersifat perhitungan matematika yang harus diberikan dengan jumlah yang sama. Pekerjaan yang dimiliki mendukung kehidupan keluarganya. Demikian pula sebaliknya, kehidupan keluarga akan mendukung pegawai di dalam melaksanakan semua kegiatnnya.

Suhardono (2015) mengharapkan apa yang dilakukan pegawai untuk pekerjaan dan keluarga berjalan seiring secara harmoni, pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan yang akan menghasilkan totalitas di dalam bekerja, berkarya, dan berkehidupan. Jadi bukan sekadar seimbang (balance).

Di dalam kenyataan, mengatur keseimbangan antara kehidupan pekerjaan tidaklah mudah. Pengaturan menjadi tidak mudah pada saat pegawai memiliki masalah di luar pekerjaannya, di dalam hal ini permasalahan keluarga. Pengaturan yang dibutuhkan bukan hanya pengaturan waktu tetapi juga pikiran yang akan menyita perhatian pegawai. Masalah yang membebani pikiran seorang pegawai akan membebaninya dan membuat pekerjaannya menjadi tidak terpikirkan.

Kondisi yang sebaliknya, mungkin saja terjadi. Permasalahan di tempat kerja yang belum terselesaikan akan menjadi beban pikiran dan akan terbawa pada kehidupan di luar pekerjaan.

Sebagai seorang pegawai yang sudah memiliki keluarga dituntut untuk dapat mengatur keseimbangan di antara pekerjaan yang memberikan penghasilan untuk melanjutkan kehidupan dengan tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga.

Sebagai seorang pegawai dan seorang ibu saya merasakan benar kebutuhan akan pengaturan keseimbangan ini. Pada saat beban kerja cukup berat, saya memilih untuk menyelesaikan pekerjaan agar beban berkurang dan pada akhirnya selesai dan yang tinggal pekerjaan rutin.

Kondisi sebaliknya  juga harus dilaksanakan dengan seimbang, seperti saat saya sebagai ibu ingin mendampingi anak-anak yang sedang menghadapi ujian. Proses pendampingan harus dilaksanakan tanpa mengabaikan kewajiban sebagai pegawai. Saat  kondisi terjadi seperti ini, muncul rasa syukur karena sudah memilih profesi dosen yang memiliki waktu kerja lebih fleksibel. Sebagai seorang dosen, tuntutan pelaksanaan pekerjaan yang berupa tridarma dapat dilaksanakan secara fleksibel.

Fleksibilitas pekerjaan tidak dapat dinikmati oleh semua pegawai. Setiap industri memiliki tuntutan yang berbeda di dalam hal penyelesaian pekerjaan oleh pegawainya.

Suhardono, Rene, 2015, Work-Life Harmony, Not Balance, http://www.impact-factory.com/2015/05/18/work-life-harmony-not-balance/




Training Journal International Collaboration Perbanas Institute with Universiti Utara Malaysia

Training Journal International

Collaboration Perbanas Institute with Universiti Utara Malaysia

In the name of Allah the Compassionate and Merciful, an academic task of international journal manuscript writing training has been carried out through cooperation between the Perbanas Institute Jakarta and Universiti Utara Malaysia (UUM). It is noteworthy that at this time the profession of lecturer has been facing a higher challenge. Lecturers now are required to conduct research and submit paper whether on the nationally-unaccredited journals, nationally-accredited journals or internationally-indexed journals. Of course, this is not necessarily an easy task. Thus, the such training is needed in order their paper can be succesfully accepted by Scopus-indexed international journals.

For a lecturer, an international journal writing has been a requirement to take care levels and to achieve higher position. Similarly, the quality of a higher education increasingly measured by the ability to produce a number of publications in international journals. It is therefore a necessary for conducting writing training of international publications. Hence, Perbanas Institute in collaboration with Universiti Utara Malaysia (UUM) held a training to write international journal manuscripts on December, 15-18, 2015. The presenters were Prof. Surya Ruswiyati Saputra  and Associate Prof. Dr. Nurwati Ashikin Ahmad Zaluki. The training was held in 2 places of the Hotel Santika Cirebon and of Griya Perbanas Jakarta which attended by 20 lecturers with a concentration in the areas of Marketing, Finance, Accounting and Human Resource Management.

The purpose of training was mainly to facilitate the lecturers in generating a qualified manuscripts submitted to the international journals. The workshop materials included selecting and writing abstract and title, introduction, literature review, methodology, result, conclusion, referencing and citations guide, as well as small group discussions and presentation.

Hopefully, a such training of writing training of journal manuscript could be implemented again in future periods, since there are many lecturers who do not get the chance. Actually, in the implementation of the training, P3M feel there are still shortcomings, due to the implementation of very abrupt. Finally, we however have to thanks to God and the participants for organizing the training according to the plan.




ANOTASI BUKU EDUCATIONAL MULTIMEDIA

EDUCATIONAL MULTIMEDIA, Usha V. Reddi, Sanjawa Mishra, CEMCA : New Delhi, 2003

Penggunaan multimedia saat ini berkembang pesat di mana pendidikan dilakukan secara terbuka dan jarak jauh akan bergantung pada materi pembelajaran mandiri, dengan adanya penggunaan multimedia sangat memperkaya pengalaman belajar mengajar. Multimedia pada pendidikan memungkinkan beragaram presentasi kurikulum, dan memberikan gambaran yang baik pada bidang pendidikan karena mewujudkan hal yang tidak dapat dilakukan di dunia nyata dengan biaya yang hemat, oleh karenanya ketersediaan hardware dan software yang baik sangat diperlukan karena dapat bekerja dan menyimpan informasi dengan cepat. Agar pembelajaran dapat berhasil maka beberapa hal sehubungan dengan pembelajaran pada peserta didik sebagai orang dewasa harus diperhatikan.
Desain instruksional merupakan perangkat pengajaran pembuatan instruksi dan materi belajar yang dibuat menarik, efektif dan efisien, oleh karenya diperlukan aplikasi media yang tepat dengan mengacu pada tujuan instruksional. Persiapan penulisan multimedia merupakan proses visualisasi, dilakukan dengan penciptaan dan penyuntingan gambar secara berurutan.
Penyampaian materi pelajaran multimedia dapat dilakukan pada E-Learning. Pendekatan dalam penyampaian multimedia dapat dilakukan melalui pendekatan independen yaitu penyampaian web dan CD, dan pendekatan gabungan dengan strategi penambahan dan komplementer.
Evaluasi multimedia digunakan untuk menguji apakah program multimedia memenuhi tujuan yang ditetapkan dan perbaikan yang diperlukan dalam membuat program. Evaluasi tidak sama untuk semua program, dan dilakukan berdasarkan tujuan dari software multimedia terkait.

Buku ini berisi panduan dasar multimedia khusus untuk pendidikan, dibuat sangat jelas. Perhatian bagaimana sebaiknya pembelajaran multimedia diberikan kepada peserta didik (orang dewasa) agar pembelajaran dapat berhasil juga diulas. Beberapa contoh kasus pembelajaran diberikan untuk tujuan kemudahan.

Buku ini dapat menjadi pegangan bagi pemula pembuat multimedia pendidikan dengan banyak penjelasan mengenai multimedia yang terkait. Dapat juga digunakan untuk para guru dan pengembang matapelajaran dalam membuat desain instruksional, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, efektif dan efisien




Menyusun Sitasi dan Daftar Pustaka Otomatis dengan Microsoft Word

Eminugroho Ratna Sari- Jurdikmat FMIPA UNY

Pada artikel ini, akan dibahas penyusunan sitasi dan daftar pustaka secara otomatis dengan Microsoft Word, khususnya versi 2007. Yaitu menggunakan menu References.

Dokumen lengkap silahkan unduh di sini.




Ada Smart-Phone di Kelas

Melarang mahasiswa menggunakan smart-phone mereka di kelas kiranya hal yang tidak sederhana, kecuali dosen cukup cerewet untuk terus menerus mengingatkan mereka dan bila perlu memberikan semacam hukuman bagi yang melanggarnya. Dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 30 orang rasanya diperlukan energi yang cukup besar bagi seorang dosen untuk melakukannya. Bahwa melarang mahasiswa untuk menggunakan smart phone mereka di kelas bisa saja dilakukan sebab dosen mempunyai otoritas untuk itu, namun tulisan ini akan sedikit menyampaikan gagasan memanfaatkan keberadaan teknologi tersebut untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. Beberapa yang bisa dilakukan adalah pertama, menggunakan email untuk mengumpulkan tugas tertulis, kedua sosial media (misalnya Facebook atau Youtube) untuk tugas merekam dan mengunggah tugas bermain peran (role play) yang sesuai dengan mata kuliah tertentu dan mencari bahan rujukan dari website.

Pertama, mempunyai alamat email bagi setiap orang, terutama yang akan berurusan secara bisnis, di masa kini adalah keharusan. Kegiatan surat menyurat yang dulunya dilakukan dengan kertas sudah digantikan dengan email sehingga WAJIB buat setiap kita untuk dapat menggunakannya. Selain mengajarkan kepada mahasiswa untuk pentingnya  mempunyai alamat email, tugas yang dikumpulkan dengan email tentu saja (usaha kecil) mendukung ide paperless yang didengungkan oleh aktivis lingkungan untuk mengurangi penebangan pohon. Dalam mengumpulkan tugas mahasiswa, diperlukan untuk mempunyai judul Subject yang sama bagi setiap orang sehingga memudahkan dosen mencari tugas yang telah dikumpulkan, misalnya dengan judul Kelas A_Menulis Paragraph_Argumentatif_NamaMahasiswa.

Kedua, memanfaatkan sosial media rasanya adalah sesuatu yang menyenangkan buat mahasiswa terutama yang sedang  senang-senangnya menggunakan hal itu. Sehingga, menugaskan mereka untuk merekam kegiatan presentasi atau bermain peran (role play) dengan smart phone mereka dan mengunggahnya di akun Facebook atau Youtube hampir pasti sesuatu yang menggembirakan. Disarankan untuk mahasiswa mempunyai akun sosial medianya sesuai dengan nama di daftar hadir sehingga memudahkan dosen menemukan tugas tersebut dengan menuliskan nama mahasiswa di fitur pencarian.

Terakhir, mahasiswa dapat diminta mencari bahan tambahan dari website yang diakses dengan smart phone mereka berkaitan dengan materi kuliah dengan cara googling. Dan Mbah Google akan mencarikan bahan-bahan yang diminta sesuai dengan kata kunci yang dituliskan. Untuk hal tersebut dosen perlu mengingatkan mahasiswa untuk mencatat alamat website dimana terdapat tulisan tersebut.  Untuk tugas menulis paper atau report mahasiswa, dosen dapat melatih mahasiswa untuk menuliskan referensi dengan meminta mereka membuat kutipan yang didapatkan dari website. Tentunya website yang dapat dikategorikan official website misalnya website resmi pribadi pakar, perguruan tinggi, kantor pemerintah atau koran.




Significant Influence

Kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50% dinyatakan sebagai kepemilikan yang mempunyai pengaruh signifikan. Sebagai konsekuensinya entitas tersebut diwajibkan untuk melakukan pencatatan dengan metode ekuitas. (Kieso 2014 hal 824)

Pengaruh signifikan tidak serta merta diperoleh sebuah entitas meskipun memiliki saham sebanyak 30% misalnya, sebab kepemilikan sejumlah 30% tersebut hanyalah merupakan salah satu indikasi kuantitatif. Selain indikasi kuantitatif , harus juga diperhatikan indikasi kualitatif misalnya seperti keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris, partisipasi proses pembuatan kebijakan termasuk dividen, kekuasaan dalam mengganti personel manajerial, transaksi material investor dengan investee dan penyediaan informasi teknis pokok.

Dengan demikian sangat perlu memperhatikan pendefinisian yang diberikan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam PSAK No 15 paragraf 03 yang menyatakan bahwa pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan dan mempertimbangkan hak suara potensial.(Salam PPAk)