Reorientasi Pendidikan di Indonesia

Reorientasi Pendidikan Indonesia

Dalam Rangka Menuju Abad Emas Indonesia

oleh

Marsudi Wahyu Kisworo

Email: marsudi.kisworo@gmail.com

HP : 0818-888-537

 

 

Pendahuluan

Sejarah membuktikan bahwa pada abad ke tujuh Masehi, Kepulauan Nusantara pernah mengalami masa kejayaannya ketika pengaruh keemasan Kerajaan Sriwijaya dirasakan mulai dari Hawai di sebelah timur sampai ke India di sebelah barat. Kekayaan alam Nusantara menjadi daya Tarik berbagai bangsa sedangkan kekuatan sumber daya manusianya dihormati oleh bangsa-bangsa besar dunia. Bahkan para pelajar dari India datang ke Sriwijaya untuk belajar agama Budha.

Tujuh abad setelah melemahnya Sriwijaya, pada abad ke 14 Nusantara kembali bersinar ketika Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Dengan Sumpah Palapanya, Gajah Mada berhasil mempersatukan bukan hanya daerah yang saat ini disebut Indonesia saja, tetapi termasuk daerah-daerah sekitarnya yang menjadi Nusantara Raya. Kekuatan Majapahit ditunjukkan dengan mengirimkan berbagai ekspedisi militer ke negara-negara Indo China dengan hasil gemilang. Kekuatan Majapahit bahkan menggentarkan imperium terbesar dalam sejarah, Imperium Cina Mongol yang pernah menguasai tiga per empat dunia. Imperium Mongol yang telah meluluh-lantakkan kerajaan besar Abassiyah yang telah berdiri selama ratusan tahun, menghancurkan kerajaan besar Persia yang berusia ribuan tahun, dan meratakan kerajaan-kerajaan di anak benua India, ternyata gentar oleh kekuatan Majapahit sehingga tidak berani menyerbu ke selatan. Kerajaan Cina Mongol malahan mengirimkan utusan persahabatan yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Jika siklus tujuh abad ini terulang kembali, maka pada abad ke 21 Bumi Nusantara akan kembali mencapai kejayaannya.

Saat ini Indonesia adalah salah satu negara demokratis yang cemerlang karena secara meyakinkan berhasil menjadi negara kelas menengah. Indonesia adalah kekuatan ekonomi ke 10 dunia dengan nilai pasar US$ 867 milyar setara dengan pendapatan per kapita sekitar US$ 3.475 dan pertumbuhan yang meyakinkan di atas 5%. Dengan asumsi terus terjadi kestabilan politik dan keamanan maka McKinsey meramalkan bahwa tahun 2030 nanti Indinesia akan menjadi kekuatan ekonomi ke 6 atau ke 7 dunia. Bahkan dengan ekstrapolasi, bukan tidak mungkin Indonesia pada tahun usia emasnya 2045 akan menjadi 5 besar ekonomi dunia bersama-sama Cina, India, Jepang, dan Amerika Serikat.

Indonesia juga akan mendapatkan sebuah bonus yang hanya terjadi sekali seumur hidup dalam kehidupan sebuah bangsaut, yaitu bonus demografi. Secara sederhana, bonus demorafi ini terjadi ketika piramida struktur penduduk mulai berbalik di mana jumlah penduduk usia produktif mulai melampaui jumlah penduduk usia non produktif. Bonus demografi ini diperkirakan akan terjadi menjelang Indonesia memasuki usia emas 100 tahunnya.

Bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030 ini didahului dengan terjadinya dua fenomena menarik, yaitu globalisasi dan lompatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta  resultan dari interaksi antara ke duanya. Globalisasi telah membuka berbagai sekat dan batasan yang ada dan memungkinkan terbukanya berbagai peluang sekaligus ancaman. Kemajuan teknologi informasi sebagai sebuah disruptive technology telah membawa dampak dalam kehidupan, bukan hanya dunia bisnis saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Resultan dari keduanya adalah terjadinya perubahan tatanan social dan budaya yang mendorong lahirnya generasi baru, yaitu Generation C (Gen-C).

 

Generation C: creative, connected, dan collaborative

Gen-C adalah generasi yang dibesarkan oleh orangtua yang giat bekerja yang berangkat bekerja sebelum matahari terbit dan pulang kerja setelah matahari terbenam, belum ditambah dengan pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah. Masa kecil Gen-C ini kalau tidak dititipkan di day care adalah diasuh oleh pembantu sehingga mengurangi kuantitas dan intensitas hubungan emosi antara orangtua dan anak.

Gen-C dari kecil sudah terbiasa mengenal dunia global melalui tayangan televisi dari berbagai stasiun TV kabel dengan tayangan-tayangan global mulai dari American Voice sampai ke sinetron Uttaran, atau tayangan-tayangan TV lokal yang merupakan representasi budaya luar meski dengan pelaku-pelaku dan nama-nama Indonesia. Kalau bukan sinetron, mereka dicekoki dengan berbagai kontes orang-orang dewasa meskipun dengan pelaku anak-anak.

Tersedianya ratusan kanal yang dengan mudah diganti dengan remote control telah memberikan dan mengajarkan kebebasan kepada Gen-C sekaligus menunjukkan kepada mereka kebebasan dan kemudahan hidup hanya dengan menekan tombol sebuah remote control. Gen-C sejak usia sangat dini sudah dikenalkan dengan berbagai perangkat gawai (gadget), mulai dari konsol permainan, telepon seluler, tablet, bahkan komputer. Lebih dari 8 jam sehari mereka bergelut dengan dunia maya yang berbentuk media sosial, televisi, permainan digital, dan gawai mereka. Bagi mereka, dunia maya dan gawai telah menjadi ‘bagian kehidupan’ sehari-hari.

Gen-C selalu membawa telepon seluler (ponsel) ke mana-mana. Bagi mereka, alat komunikasi ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupannya. Serasa ada yang kurang kalau tanpa ponsel, begitulah mereka mengatakannya, karena ponsel bukan hanya sebagai alat komunikasi. Ponsel juga sebagai alat ‘citra diri’ seperti halnya pakaian (fashion). Jangan heran, bila mereka lantas suka gonta-ganti ponsel dengan berbagai alasan. Maunya mereka bilang, “Nih, hp keluaran terbaru. Biar keren.”

Tidak hanya itu, cara mereka berkomunikasi pun berbeda, mereka seolah memiliki bahasa tersendiri. Sehingga kadang sulit dimengerti maksudnya. Bahasa ini menyiratkan sifat dan keinginan Gen-C yang maunya serba cepat. Suatu bahasa yang ringkas, padat, to the point dan tidak perlu bertele-tele. Coba perhatikan, kalau melihat bahasa SMS mereka, lihat saja bagaimana mereka menuliskan, Gm mo k mll, sori blum s4 bls, lg sbk bgt neh, dan masih banyak lagi. Bahkan, mereka memiliki kamus singkatan misalnya mujadul—muka jaman dulu, gatot—gagal total. Karena itulah disebut sebagai Gen C (creative).

Namun disisi positif, generasi kreatif ini lebih menyukai kebebasan, bukan hanya kebebasan berekspresi, tapi juga kebebasan berkreasi. Produk-produk dan bisnis-bisnis legacy tidak menarik bagi mereka. Bekerja dari jam 8 ke jam 17, setiap hari rutin rumah-kendaraan-kantor, kantor-kendaraan-rumah, adalah sesuatu yang membosankan karena mereka terbiasa bebas sesuai dengan keinginan mereka. Karena itu tidak heran ketika tumbuh berbagai usaha start-up yang dimotori oleh Gen-C yang tidak mau terikat pada paradigma bisnis legacy yang mereka anggap kuno.

Gen-C tidak bisa lepas dari komunikasi dan gawai mereka Gen-C akan stres jika dijauh dari gawai mereka, makin jauh jarak mereka dengan gawai makin tinggi tingkat stress mereka. Dengan gawai, mereka dapat berinteraksi dengan komunitas maya mereka. Gen-C dapat menghabiskan waktu bersama-sama teman-teman komunitasnya, baik pada saat sekolah dan pada saat bermain. Mereka berbagai membentuk komunitas melalui media sosial. Komunitas yang bisa mengerti, menerima, dan menghargai mereka. Dan rata-rata mereka sangat loyal pada komunitasnya dan bersedia berkorban untuk komunitas mereka.

Cara bersosialisasi mereka juga berbeda. Gen-C ini lebih suka pergi ke tempat hiburan, seperti ke mal, pesta, bioskop, travelling, dan cari makan enak. Mereka pergi ke mal bukan untuk berbelanja karena mereka lebih senang berbelanja menggunakan gawai mereka, tetapi mereka pergi ke mal untuk bersosialisasi dan bergaul bersama teman-temannya dalam suatu kelompok. Jangan heran, kalau sering dijumpa segerombolan remaja di mal-mal yang berkumpul dengan teman-temannya di dunia nyata. Bagi Gen-C teman-teman di media sosial sudah dianggap seperti teman-teman di dunia nyata.

 

Bonus demografi atau bencana demografi?

Terjadinya bonus demografi akan menyebabkan naiknya jumlah populasi usia produktif sehingga lebih besar daripada populasi usia non produktif. Jadi dapat kita bayangkan, satu dua dekade yang akan datang, penduduk Indonesia akan dipenuhi oleh tenaga kerja usia produktif. Nah apakah yang terjadi nanti benar-benar bonus demografi atau bencana demografi? Mari kita lihat apa yang terjadi sekarang.

Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu peradaban bangsa, salah satunya diukur dari kualitas pendidikannya. Pendidikan sendiri merupakan proses memanusiakan manusia. Kemajuan peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh kemajuan pendidikannya.

Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga, dan pernikahan di usia dini. Namun dari mereka yang melanjutkan pendidikanpun tidak mendapatkan pendidikan yang memadai untuk meningkatkan daya saing mereka di dunia global.

Menurut laporan Education For All Global Monitoring Report yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Sedangkan di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi Pembangunan (OECD), ternyata Singapura menduduki peringkat pertama dari 76 anggota OECD, disusul oleh Hong Kong dan Korea Selatan. Kejutan terbesar adalah Vietnam yang kini berada di urutan 12 dunia.

Yang menyedihkan adalah, ketika semakin banyak negara Asia menjulang di daftar buatan OECD ini, peringkat Indonesia justru terjun bebas berada di urutan 69, hanya unggul tujuh peringkat dari Ghana yang ada di daftar terbawah. Nah, dengan kondisi pendidikan yang sangat buruk ini, bisa dibayangkan keadaan tenaga usia produktif sepuluh dua puluh tahun yang akan datang. Bonus demografi yang kita harapkan akan berubah menjadi bencana demografi jika kita tidak segera melakukan langkah-langkah darurat untuk memperbaiki pendidikan kita.

 

Reorientasi Strategi Pendidikan untuk Menghadapi Gen-C

Jacques Attali, seorang filsuf Perancis dalam bukunya “Millennium: Winners and Losers in the Coming World Order” menyatakan bahwa tata dunia masa depan akan terjadi perubahan dalam kompetisi antar bangsa. Kalau pada masa lalu persaingan dilakukan dengan kekuatan agama, kemudian diikuti dengan kekuatan militer, dan saat ini dengan kekuatan ekonomi, maka pada masa depan persaingan akan dilakukan dengan kekuatan kualitas modal manusia. Bangsa-bangsa akan terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu bangsa-bangsa pecundang dan bangsa-bangsa pemenang. Bangsa-bangsa pemenang adalah bangsa-bangsa yang memiliki kapasitas modal manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, namun upaya-upaya tersebut terlalu fokus kepada aspek pembelajarannya. Tidak aneh kalau wujud dari strategi ini adalah berupa perubahan kurikulum, perubahan metode pembelajaran, perubahan buku ajar, dan lain-lain yang tidak menyentuh aspek pendidikannya. Pembelajaran hanya melakukan transfer terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, tapi tidak dapat mentransfer nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku.

Pendidikan, atau education, berasal dari kata educatio, yang berarti “A breeding, a bringing up, a rearing”. Artinya pendidikan harus mengangkat dari sekedar human menjadi human being. Sedangkan pembelajaran saja hanya akan justru menurunkan derajat manusia dari human menjadi robot atau machine saja. Untuk itulah maka strategi pendidikan di Indonesia harus direorientasi secara menyeluruh, bukan hanya pada aspek pembelajarannya saja, tetapi secara komprehensif sebagai berikut:

1. Pendidikan tinggi dipisahkan kembali dari riset dan teknologi dan menyatukan kembali pendidikan mulai dari tingkat dasar ke sampai tingkat tinggi. Alasannya adalah karena pendidikan adalah sebuah alur proses yang utuh sehingga tidak dapat dipotong menjadi dua di mana satu adalah pendidikan dasar menengah dan satu lagi pendidikan tinggi. Dengan menyatukan alur proses maka konsep pendidikan menjadi holistik dari awal sampai akhir.

2. Proses pendidikan terdiri dari proses pembentukan karakter, pengembangan ketrampilan, dan penguasaan ilmu pengetahuan. Dalam proses ini komponen terpenting bukanlah sarana-prasarana, tetapi komponen terpenting adalah guru. Karena itu pengembangan guru yang sesuai dengan karakteristik murid-murid jaman sekarang mutlak dilakukan. Guru jaman dulu hanya cocok untuk murid jaman dulu, murid jaman sekarang harus dididik oleh guru jaman sekarang.

3. Pendidikan dasar dititikberatkan kepada pembentukan karakter sebagai komponen utama dan pengembangan ketrampilan serta penguasaan ilmu pengetahuan sebagai komponen tambahan.

4. Titik berat pendidikan menengah adalah pada pengembangan ketrampilan sedangkan pembentukan karakter serta penguasaan ilmu pengetahuan menjadi komponen tambahan.

5. Pada pendidikan tinggi, titik berat adalah pada penguasaan ilmu pengetahuan, dan pembentukan karakter serta pengembangan ketrampilan menjadi komponen tambahan.

6. Penggunaan teknologi pembelajaran, seperti misalnya teknologi informasi dan komunikasi, yang selaras dengan karakter murid-murid Gen-C mutlak dikuasai oleh guru-guru. Fasilitas untuk mendukung penggunaan teknologi dalam peningkatan kualitas pendidikan harus disediakan.

7. Model pembelajaran hanya di dalam kelas harus diubah sehingga murid-murid Gen-C dapat memperoleh pendidikan di mana saja, dan dapat belajar di mana saja, tidak harus di dalam kelas. Kelas tidak hanya berbentuk ruangan dengan bangku berderet-deret seperti yang kita lihat sekarang. Diterapkan juga kelas dinamis, di mana murid-murid selalu berpindah kelas untuk pelajaran yang berbeda sangat sesuai dengan karakter Gen-C. Dengan demikian konfigurasi kelas dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan menggunakan kelas tersebut.

8. Penerapan berbagai metode, strategi, dan teknik pembelajaran modern. Pembelajaran aktif, pembelajaran kuantum, pembelajaran PAKEM, dan berbagai pembelajaran lainnya yang dirancang untuk Gen-C diterapkan sesuai dengan tingkatan murid maupun jenis mata pelajarannya serta memperhatikan tipe-tipe belajar murid (auditori, visual, atau kinestetik). Pembelajaran ini harus dapat membangun selain kompetensi personal, juga kompetensi sosial maupun kompetensi spiritual.

9. Sistem evaluasi yang komprehensif dan tidak hanya pilihan ganda. Pilihan ganda telah membunuh daya kreatif murid-murid Gen-C karena hanya memberikan kebenaran tunggal. Dengan berbagai alternatif evaluasi lainnya, maka dimungkinkan pengembangan kreatifitas dan inovasi murid, serta mengajarkan kebenaran majemuk.

10. Mengembangkan dan menghargai kecerdasan majemuk. Murid tidak haya dinilai dari satu aspek kecerdasan saja, apalagi satu matau beberapa mata pelajaran saja, tetapi dinilai dari seluruh aspek kecerdasan manusia.

 

Pentingnya Kualitas Guru

Guru adalah faktor sentral dari keberhasilan pendidikan. Jika gurunya berkualitas, maka dunia pendidikan juga berkualitas karena mengalami akselerasi kemajuan di segala aspek. Namun, jika kualitas gurunya rendah, maka dunia pendidikan pun terancam mengalami kemunduran. Muridnya menjadi tidak berkualitas dan dikhawatirkan tidak melahirkan generasi yang kompetitif, dinamis, dan produktif.

Selama ini perbaikan dunia pendidikan kita hanya fokus pada perubahan kurikulum atau perubahan pembelajaran saja. Padahal dalam upaya menggerakkan perubahan ke arah yang lebih baik di dunia pendidikan dengan prioritas peningkatan kualitas guru jauh lebih penting karena keberhasilan sistem pendidikan apapun ditentukan oleh kualitas pribadi guru. Oleh karena itu, diperlukan guru yang memiliki kualitas pribadi akan menjadi guru yang berkarisma sehingga dapat menjadi teladan sekaligus motivator bagi muridnya. Dan apabila guru telah berubah menjadi guru yang menginspirasi muridnya transformasi nilai dan ilmu akan berjalan dengan lancar dan sangat bisa memberikan pengaruh positif bagi perkembangan murid.

Guru memiliki peran strategis dalam pendidikan untuk menghasilkan generasi muda yang  berdaya guna, berdaya gugah, dan berdaya ubah.

Pertama, guru merupakan petugas sosial yaitu orang yang harus membantu kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan masyarakat, guru merupakan petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.

Kedua, guru merupakan pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa dan secara terus-menerus memiliki semangat meningkatkan ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara, setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Ketiga, guru merupakan orangtua, yaitu mewakili orangtua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah adalah perluasan rumah sehingga dalam arti luas sekolah merupakan sebuah keluarga, dan guru berperan sebagai orangtua muridnya.

Keempat, guru adalah pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk murid. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku bagi muridnya. Pencari teladan maksudnya juga bahwa guru memiliki tanggung jawab untuk senantiasa memberikan teladan yang baik kepada muridnya, dan ini bisa dilakukan dengan menjadikan orang lain sebagai teladan. Misalnya, guru menjelaskan bahwa ada seseorang yang memiliki karakter dan kepribadian luar biasa, yang oleh karenanya kita semua harus meneladani dan belajar banyak darinya.

Kelima, pencari keamanan, yaitu guru senantiasa mencarikan rasa aman bagi murid. Guru menjadi tempat berlindung bagi murid-murid untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya. Di antara hasil dari pemberian dan pencarian keamanan ini adalah kegiatan belajar mengajar menjadi lancar serta murid-muridnya menjadi senang bersekolah dan senang di sekolah.

 

Guru jaman dulu hanya cocok untuk murid jaman dulu, murid jaman sekarang harus dididik oleh guru jaman sekarang

Ada tujuh kualitas pribadi guru yang harus dimiliki untuk menjadi guru yang cocok untuk murid-murid jaman sekarang.

Pertama, memiliki Kecerdasan Paripurna ((PQ, IQ, EQ, SQ)

a. Guru harus memiliki Physical Quotient (PQ), yaitu kemam¬puan seseorang dalam menjaga kebugaran atau kesehatan dirinya sendiri. Dengan tubuh yang bugar maka guru bisa melakukan aktivitas dengan lancar. Kebugaran jasmani juga akan memberikan kesegaran mental, tetapi juga menghasilkan kestabilan emosi. Orang yang jasmaninya bugar memiliki pandangan hidup yang lebih baik, lebih percaya kepada diri sendiri dan serasi dalam mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Guru harus memiliki Intellegence Quotient (IQ), yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan logika berfikir maupun kreatifitas. Inti dari kecerdasan ini ialah aktivitas otak dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir, serta penggunaan daya cipta secara maksimal.

c. Guru harus memiliki Emotional Quotient (EQ). Daniel Goleman (1999) yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional yang merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

d. Spritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Guru yang ber-SQ tinggi mampu memaknai kehidupan dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, dia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.

Ke dua, toleransi terhadap ketidaksempurnaan. Guru harus menahami bahwa murid-muridnya adalah sosok-sosok yang masih berkembang tumbuh. Setiap orang, termasuk dirinya sendiri, selalu mengalami fase-fase untuk tumbuh dan menjadi lebih baik. Karena itu setiap guru harus dapat mentolerir ketidaksempurnaan ini, baik pada murid-muridnya maupun pada dirinya sendiri.

Ke tiga, memahami perbedaan individu. Gen-C dengan segala latar belakangnya bukanlah generasi yang homogen, melainkan setiap individu Gen-C adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter masing-masing.

Ke empat, memiliki keterampilan komunikasi pembelajaran. Seorang pakar komunikasi, Albert Mahrebian meneliti faktor yang sangat diperhatikan audiens (murid) dari seorang pembicara (guru). Ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi persepsi dan daya tangkap murid, yaitu visual (55%), voice (38%), dan verbal (7%). Memahami teknik-teknik komunikasi yang efektif merupakan sebuah keahrusan yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Ke lima, sense of humor, yaitu kecenderungan respons kognitif individu untuk membangkitkan tertawa, senyuman, dan rasa kegembiraan. Ahli medis dan psikologi sepakat bahwa rasa humor merupakan aset berharga dan amat penting untuk kesehatan dan kebahagiaan hidup, yang bisa dimiliki oleh setiap individu normal. Bagi guru, memiliki rasa humor merupakan modal personal yang sangat berharga sekaligus dapat menjadi daya pikat tersendiri di mata muridnya. Rasa humor guru sangat berguna dalam upaya menciptakan iklim kelas dan pengembangan proses pembelajaran yang lebih sehat dan menyenangkan. Bahkan, rasa humor merupakan salah satu ‘kunci’ untuk menjadi guru yang sukses. Kenapa? Karena rasa humor guru dapat meredakan ketegangan suasana dan bisa dijadikan sebagai cara untuk menarik perhatian murid di kelas. Dengan rasa humor yang dimiliki guru akan menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang memiliki kepribadian dan mental yang sehat, dan apat menikmati hidup, serta mampu menjalani kehidupan kariernya secara wajar tanpa stres.

Ke enam, mampu melepaskan ego pribadi. Sukses adalah visi pribadi, tetapi seberapa besar ketekunan, kegigihan, dan kedekatannya dengan Tuhan yang merupakan sumber kesuksesan itulah yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dibutuhkan daya juang yang keras dalam merealisasikan visi, serta hubungan yang intim dengan Tuhan agar jalan-jalan dibukakan oleh Tuhan dan dia semakin kuat dalam menjalani setiap proses yang terjadi. Oleh karena itu, miliki mental seperti seorang ‘penggali sumur’ yang tetap menggali sekalipun mata air jauh di dalam tanah dan belum terlihat, serta tidak menghiraukan berapa dalam mereka harus gali dan berapa banyak material yang menghambat pekerjaan mereka.

Ke tujuh, selalu menebar energi positif. Setiap orang pada dasarnya bisa berubah. Jangankan manusia, bendapun bisa. Peneliti Jepang, Masaru Emoto, telah membuktikan bahwa energi positif tidak hanya mempengaruhi manusia, tetapi juga benda-benda di lingkungan sekitar kita, misalnya air. Setiap energi yang dilepaskan oleh tubuh kita apakah itu energi positif maupun energi negatif, sesungguhnya tidak pernah hilang dari muka bumi ini. Artinya, setiap energi yang dipancarkan dari tubuh kita, nilainya tidak akan pernah berubah. Kalau yang kita pancarkan dari tubuh kita adalah energi positif, maka yang akan kembali adalah energi positif yang akan kita terima lagi. Demikian sebaliknya, kalau energi negatif yang kita pancarkan maka yang akan kembali ke kita adalah energi negatif.

 

Penutup

Sebagai kesimpulan, bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara besar. Untuk menjadi negara besar, disamping penguatan ekonomi, yang lebih penting adalah penguatam modal manusia. Penguatan modal manusia saat ini sangat relevan karena Indonesia akan segera mendapatkan bonus demografi. Gen-C yang akan menjadi generasi usia emas Indonesia memerlukan pendekatan pendidikan yang berbeda, termasuk memerlukan guru-guru dengan kualitas yang berbeda dengan generasi dulu. Oleh karena itu perlu dilakukan reorientasi strategi pendidikan. Jika tidak dilakukan reorientasi pendidikan, maka bonus demografi akan berubah menjadi bencana demografi.

 




BI Rate menjadi BI 7-day

Terlampir berita  dari BI mengenai BI Rate.

BANK INDONESIA MEREFORMULASI SUKU BUNGA KEBIJAKAN

“Bank Indonesia mereformulasi suku bunga kebijakan, dari BI Rate menjadi BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter”, demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo. Lebih lanjut Gubernur BI menyampaikan bahwa penguatan operasi moneter ini tidak mengubah sikap (stance) kebijakan moneter yang sedang diterapkan. Perubahan suku bunga kebijakan ini berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Dalam masa transisi sampai dengan sebelum 19 Agustus 2016, Bank Indonesia akan tetap menggunakan BI Rate sebagai suku bunga kebijakan. Dalam periode yang sama, BI akan mulai mengumumkan BI 7-day Repo Rate sebagai bagian dari suku bunga operasi moneter (term structure). Penguatan operasi moneter ini telah melalui kajian yang lama dan mendalam serta sejalan dengan praktik terbaik (best practice) di berbagai bank sentral di dunia.

Penguatan kerangka operasi moneter tersebut memiliki tiga tujuan utama. Pertama, memperkuat sinyal kebijakan moneter dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar keuangan. Kedua, memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan. Ketiga, mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk tenor 3 bulan hingga 12 bulan. Untuk itu, penguatan operasi moneter akan disertai dengan langkah-langkah untuk percepatan pendalaman pasar uang.

Implementasi penggunaan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan yang baru ini berlaku mulai 19 Agustus 2016. Pada saat implementasi, Bank Indonesia akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu batas bawah koridor (deposit facility rate/DF rate) dan batas atas koridor (lending facility rate/LF rate) berada masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-day (Reverse) Repo Rate.

Sejalan dengan penguatan kerangka operasi moneter tersebut, Bank Indonesia akan mempercepat pelaksanaan program pendalaman pasar keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain mencakup: (i) memperkuat peran suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) bagi terbentuknya struktur suku bunga di pasar uang untuk tenor dari overnight sampai dengan 12 bulan; (ii) mempercepat transaksi Repo dengan mendorong bank-bank berpartisipasi ke dalam General Master Repo Agreement (GMRA); (iii) mengurangi segmentasi dan meningkatkan kapasitas transaksi pasar dengan mendorong perbankan untuk lebih membuka akses counterparty.

Bank Indonesia telah dan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan penguatan kerangka operasi moneter yang ditempuh dapat berjalan dengan baik.

 

 




Pengaruh Pers.Keluarga pada Nilai dan Tata Kelola Perusahaan

Download lampiran




E-commerce (1)

E-Commerce adalah perdagangan elektronik yang semula dilakukan bukan melalui jaringan Internet. Semula perdagangan elektronik atau daring (online), dilakukan melalui telepon dan melalui media elektroik televisi. Setelah ditemukannya Internet, pembahasan e-commerce diarahkan untuk membahas perdagangan yang dilakukan melalui Internet.

Mengingat adanya beberapa istilah di dalam pembahasan e-commerce, seperti pure e-commerce, partial e-commerce, virtual organization, click and mortar (atau terkadang disebut click and brick), dan brick and mortar, berikut ini diuraikan cara memahami istilah-istilah itu dengan lebih sederhana.

Paling kurang, e-commerce dapat kita tinjau dari sisi proses bisnisnya. Dari sudut pandang ini, kita dapat membedakan dua jenis proses bisnis di dalam e-commerce, yaitu yang penuh (pure) dan yang sebagian (partial). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dari sisi organisasional, e-commerce dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partial e-commerce dan pure e-commerce.

Partial e-commerce adalah transaksi e-commerce yang sebagian prosesnya dilakukan secara elektronik, sebagian lagi secara manual atau konvensional. Contohnya adalah transaksi jual-beli barang fisik (misalnya, buku, baju, telepon genggam). Pada transaksi semacam ini sebagian proses bisnisnya, yaitu mulai dari penawaran, pemesanan, hingga pembayaran dapat dilakukan secara elektronik. Namun, pada saat penyampaian produk (di dalam bentuk barang), prosesnya harus dilakukan secara fisik atau konvensional.

Pure e-commerce adalah transaksi e-commerce yang keseluruhan prosesnya dilakukan secara elektronik. Contohnya adalah trnansaksi jual beli lagu, perangkat lunak, dan pulsa untuk telepon genggam. Mulai dari proses penawaran, pemesanan, hingga penyampaian produk (yang berbentuk elektronik) semuanya dilakukan secara elektronik karena penyampaian barang dilakukan dengan mekanisme unggah-unduh (upload-download).

E-commerce_business process

Bersambung




Etika Menggunakan dan Mengantri di Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Pernahkah Anda merasa kesal dengan orang yang menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melakukan berkali-kali transaksi padahal antrian di belakangnya sudah mengular? Apakah yang Anda lakukan? Nah, sebaiknya kita paham bahwa ada aturan tak tertulis dalam mengantri ATM.

  1. Bila mengantri ATM yang memiliki bilik sendiri, antrilah di luar bilik. Jangan ikut masuk ke dalamnya kecuali dengan seiijin orang yang menggunakan ATM.
  2. Bila ATM yang akan digunakan menyatu dengan lingkungan sekitar dan tanpa bilik misalnya seperti yang berada di dalam mini market, berilah jarak antara batas antrian dengan orang yang menggunakan ATM.
  3. Jangan berusaha mengintip orang yang menggunakan ATM sekalipun Anda dapat membaca berapa jumlah saldonya! Pura-pura tidak tahu saja 😉
  4. Jika Anda ingin melakukan transaksi non tunai, carilah ATM yang khusus non tunai. Agar orang lain yang punya keperluan transaksi tunai tidak terhalangi.
  5. Siapkan kartu sebelum melakukan transaksi. Jangan sudah di depan ATM, Anda baru menyiapkan kartu.. selain membuat antrian tambah panjang, nasib sial bisa menimpa Anda.. jika Anda sudah capek mengantri ternyata kartu ATM-nya tertinggal. Apes namanya.
  6. ATM itu milik bersama, maka kalau Anda ingin melakukan transaksi lebih dari 3, carilah ATM yang sepi antrian.
  7. Jika Anda sudah melakukan transaksi sebanyak 2x, dan hanya ingin melakukan transaksi yang ketiga kali, maka minta ijinlah kepada orang di belakang Anda untuk melakukan transaksi sekali lagi. Percayalah.. walau orang itu terlihat kesal, ia akan memperbolehkan Anda melakukannya. Dan ingat, hanya satu kali transaksi, jangan lebih! Jika Anda ingin melakukan transaksi lebih dari itu.. Anda bisa melakukan apa yang tertulis di poin ke 6 atau ke 8.
  8. Jika Anda ingin melakukan transaksi lebih dari 3, lihat ke belakang. Apakah ada antrian atau tidak. Jika ada antrian, persilahkan orang lain untuk melakukan transaksi dan Anda dapat mengantri kembali di urutan paling belakang! Ingat.. ATM bukan milik Anda!
  9. Setelah melakukan transaksi penarikan tunai segera uang dimasukan ke dalam dompet, dan hitung di tempat lain. Jangan menghitung di depan ATM, ingat.. orang masih mengantri di belakang Anda.
  10. Yang terakhir nih… jika ada orang yang menggunakan ATM dengan melakukan transaksi yang cukup lama, Anda dapat menegurnya dengan menepuk pundak atau mengetuk pintu bilik dengan sopan. Demi kenyamanan bersama.. Kalau antrian panjang, pasti orang-orang di belakang Anda akan mendukung tindakan Anda kok. hehehe 😀

 




MANAJEMEN PIUTANG

Dalam rangka usaha untuk meningkatkan atau untuk mencegah penurunan penjualan, perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan kas, tetapi menimbulkan piutang. Dengan penjualan yang makin meningkat, diharapkan laba juga akan meningkat. Akan tetapi, memiliki piutang juga menimbulkan berbagai biaya bagi perusahaan. Karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis ekonomi tentang piutang.
Analisis ekonomi yang dimaksud adalah analisis yang bertujuan untuk menilai apakah manfaat (keuntungan) memiliki piutang lebih besar ataukah lebih kecil dari pengorbanan (biaya)-nya.
I.Tahap-tahap Perhitungan
A.Perputaran Piutang = 360 hari/Jangka Waktu                                                                                         Terikatnya Piutang
Misal:
Penjualan n/60 (penjualan dilakukan dengan kredit dalam jangka waktu 60 hari = jangka waktu terikatnya piutang 60 hari)
Maka, Perputaran piutang = 360/60 = 6x

B.Rata-rata Piutang = Penjualan / Perputaran Piutang

Misal:
Dalam setahun omzet penjualan $12 juta, perputaran piutang 6x.
Maka, Rata-rata piutang = 12 juta/6 = $2 juta

C.Dana untuk Membiayai Piutang = HPP x Rata-rata                                                                                       Piutang
Misal:
Apabila diketahui dalam penjualan mengandung PM 20%, maka HPP = 80%. Dengan rata-rata piutang $2 juta, maka
Dana untuk membiayai piutang = 80% x 2 juta = $1,6 juta

D.Biaya Dana = Tk. Bunga Pinjaman x Dana untuk                                                                                               Membiayai Piutang
Misal:
Tk. Bunga pinjaman 10%, dana untuk membiayai piutang $1,6 juta, maka
Biaya Dana = 10% x 1,6 juta = $160.000

E.Kenaikan Keuntungan = PM x Perubahan Penjualan
Misal:
Penjualan semula $1 juta, setelah adanya piutang, penjualan naik menjadi $1,5 juta. PM = 20%, maka
Kenaikan Keuntungan = 20% x (1,5 – 1) juta = $100,000

II.Analisis Penjualan Kredit tanpa Diskon dengan    Penjualan Tunai

Membandingkan manfaat yang diperoleh dari kenaikan keuntungan, dan pengorbanan dari biaya dana karena adanya piutang.

Misal:
Semula suatu perusahaan dagang melakukan penjualan tunai dengan rata-rata penjualan setiap tahun Rp800 juta. Kemudian perusahaan menawarkan syarat penjualan n/60 (penjualan dilakukan dengan kredit & pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu 60 hari). Dengan syarat penjualan tersebut, penjualan dapat meningkat menjadi Rp1.050 juta. Profit margin 15%. Apabila biaya dana 16%, apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit?

Jawab:
Manfaat: Kenaikan Keuntungan
+ ∆Keuntungan = 15% x (1050 – 800) juta = 37,5 juta

Pengorbanan: Biaya Dana
Perputaran piutang = 360/60 = 6x
Rata-rata piutang = 1050 juta/6 = 175 juta
Dana utk membiayai piutang = 85% x 175 juta = 148,75 juta*
– Biaya Dana = 16% x 148,75 juta = 23,8 juta

Kesimpulan:
Karena Manfaat > Pengorbanan, atau perubahan tsb memberikan manfaat bersih (37,5 – 23,8) juta = 13,7 juta, yang artinya akan memberikan keuntungan, maka perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit.

III.Menjual Kredit dengan Diskon
Perusahaan memberikan diskon dengan maksud agar para pembeli mempercepat pembayaran mereka, sehingga keperluan dana akan tambahan piutang bisa ditekan. Manfaat diperoleh dari penurunan biaya dana, sedangkan pengorbanan diperoleh dari diskon yang diberikan.

Misal:

Dengan penjualan Rp1.050 juta setahun, perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 net 60 (penjualan kredit dengan jangka waktu 60 hari, apabila membayar dalam jangka waktu 20 hari akan memperoleh diskon 2%). Diperkirakan 50% akan memanfaatkan diskon dan sisanya membayar pada hari ke-60. PM 15% dan biaya dana 16%. Apakah perusahaan sebaiknya memberikan diskon atau menjual kredit tanpa diskon?

Jawab:
Manfaat: Penurunan Biaya Dana
Jangka waktu terikatnya piutang = (50% x 20) + (50% x 60) = 40                                                                                                                         hari
Perputaran piutang = 360/40 = 9x
Rata-rata piutang = 1050 juta/9 = 116,67 juta
Dana untuk membiayai piutang (dengan diskon) =
85% x 116,67 juta = 99,17 juta
Dana untuk membiayai piutang (tanpa diskon) =
148,75 juta * (contoh pertama)
+ Penurunan Biaya Dana = 16% x (148,75 – 99,17) juta = 7,93 juta

Pengorbanan: Diskon yang Diberikan
– Diskon = 2% x 50% x 1050 juta = 10,5 juta

Kesimpulan:
Karena Manfaat < Pengorbanan atau kebijakan tsb memeberikan manfaat bersih (7,93 – 10,5) juta = -2,57 juta, yang artinya merugikan, maka sebaiknya perusahaan menjual kredit tanpa diskon.

IV.Penjualan Kredit Tanpa Diskon Dibandingkan Penjualan Tunai (memperhatikan kemungkinan piutang tidak tertagih)

Membandingkan manfaat yang diperoleh dari kenaikan keuntungan, dengan pengorbanan dari biaya dana dan kerugian karena piutang tidak terbayar.

Misal:

Semula penjualan tunai Rp800 juta setahun. Kemudian perusahaan menawarkan syarat penjualan n/60 sehingga penjualan meningkat menjadi Rp1.050 juta, tetapi diperkirakan 1% tidak membayar. PM 15% dan biaya dana 16%. Apakah perusahaan sebaiknya menjual secara kredit atau tetap tunai?

Jawab:

Manfaat: Kenaikan Keuntungan

+ ∆Keuntungan = 15% x (1050 – 800) juta = 37,5 juta

Pengorbanan: Biaya Dana & Piutang Tak Tertagih

Perputaran piutang = 360/60 = 6x

Rata-rata piutang = 1050 juta/6 = 175 juta

Dana untuk membiayai piutang = 85% x 175 juta = 148,75 juta

– Biaya Dana = 16% x 148,75 juta = 23,8 juta

– Piutang tak tertagih = 1% x 1050 juta = 10,5 juta

Kesimpulan:

Karena Manfaat > Pengorbanan atau kebijakan tsb memberikan manfaat bersih (37,5 -23,8 – 10,5) juta = 3,2 juta, yang artinya akan memberikan keuntungan, maka perusahaan sebaiknya menjual secara kredit.

V.Perubahan Kebijakan Kredit

(memperhatikan kemungkinan piutang tidak tertagih)

Membandingkan manfaat yang diperoleh dari kenaikan keuntungan dengan pengorbanan dari kenaikan biaya dana & kenaikan piutang ragu-ragu.

Misal:
Perusahaan XYZ saat ini mempunyai standar kredit dengan rata-rata pengumpulan piutang 1,5 bulan. Penjualan yang dicapai $60 juta/tahun & PM 25%. Piutang ragu-ragu sebesar 1% dari total penjualan sekarang. Standar kredit tsb akan dilonggarkan sehingga diharapkan penjualan akan naik 20%, tetapi rata-rata pengumpulan piutang akan menjadi 3 bulan & piutang ragu-ragu menjadi 2,5%. Apabila biaya dana 20%, 1 tahun = 360 hari, & 1 bulan = 30 hari, apakah perubahan ini bisa dibenarkan?

Jawab:
Manfaat: Kenaikan Keuntungan
Penjualan baru = 120% x 60 juta = 72 juta
+ ∆ Keuntungan = 25% x (72-60) juta = 3 juta

Pengorbanan: Kenaikan Biaya Dana & Kenaikan Piutang                                   Ragu-ragu
Penjualan Lama:
Perputaran piutang = 360/45 = 8x
Rata-rata piutang = 60 juta/8 = 7,5 juta
Dana untuk membiayai piutang = 75% x 7,5 juta = 5,625 juta
Penjualan Baru:
Perputaran piutang = 360/90 = 4x
Rata-rata piutang = 72 juta/4 = 18 juta
Dana untuk membiayai piutang = 75% x 18 juta = 13,5 juta
– Kenaikan biaya dana = 20% x (13,5 – 5,625) juta = 1,575 juta
– Kenaikan piutang ragu-ragu = (2,5% x 72 juta) – (1% x 60 juta) =                                                                                                                 1,2 juta
Kesimpulan:
Karena Manfaat > Pengorbanan atau perubahan kebijakan tsb memberikan manfaat bersih (3 – 1,575 – 1,2) juta = 225.000, yang artinya akan memberikan keuntungan, maka perubahan kebijakan kredit tsb dapat dibenarkan




Solo Traveling Project #2 South Korea

Solo traveling is easy, cheap and challenging. I can not share my expenses during this trip, but I can guarantee you can cut 60% on your budget compared to travelling with travel agent. Check on my details.

 

Document required:
1. Passport, make sure that its valid more than six months after departure in Japan (check here for online passport registration).

2. Visa, issued by the representative consulate in Jakarta (find here).

3. ID card from your home country.

 

Gadget required:

1. Smartphone

2. Local sim card, for internet connection.

3. Installed Offline digital map of South Korea if you don’t want to have more SIM card and (or) just in case our international roaming is not working.

4. Smartphone camera is enough, everything in South Korea is CUTEEEE….

5. Installed Google translate.

6. Digital compass for qibla

 

 

Trick and tips:

1. Registering international roaming for internet service from Indonesia gsm card is NOT RECOMMENDED (I had a difficult time with XL, t-sel or even i-sat at that time).

2. Make sure that you have a ‘healthy’ checking account. There is no minimum requirement, but still, at least its in sufficient amount.

3. Be an aggressive promo ticket hunter (check here for the recommended airways).

4. Not so many free wiFI.

5. The civil servant is sooooooo…NOT helpful. You better ask people around you, BUT the civil servant.

6. Bring your survival kit (mine: tolak angin and minyak angin).

7. Instant food in convenience store is quite cheap. Bringing bon cabe even better.

8. Long john and winter jacket is a must. I almost die freezing when it reached -9dc.

9. Bring along gloves, ear cover, and shawl.

 

 

Itinerary:

Rundown:
Day 1
Inc airport
Myeong dong gil, traditional market
Namdaemun, traditional market
Namsan tower
Day 2
Gyeongbok gung
Education museum
Bukchon hanok village
Changdeok gung
Seoul central masjid
Ddp
Dongdaemun market
Day 3
Nami island
Petit france
Deoksu gung
Seoul city hall
Avenue of youth
Day 4
Inc airport

Feel free to ask for detail.

LETS GO SOLO, LETS GO…!




Memandang Sesuatu Secara Positif

MEMANDANG SEGALA SESUATU SECARA POSITIF

Matius 9 : 27-31

 

9:27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”

9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”

9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”

9:30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.”

9:31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.

 

Renungan:

Penilaian kita terhadap keadaan sekitar kita ditentukan oleh cara pandang kita. Jika kita melihat segala sesuatu dengan cara positif, maka kita akan melihat hal-hal yang baik, benar dan suci. Sebaliknya, jika kita melihat segala sesuatu secara negatif, maka yang akan kita lihat adalah kekurangan, keburukan dan dosa orang lain.  Bayangkan, seandainya kita ingin membeli sebuah rumah tinggal yang terang dan cerah. Kalau kita selama mencari rumah tersebut menggunakan kaca mata hitam, maka tidak ada satu pun rumah yang kita lihat akan cocok dengan keinginan kita tersebut. Setelah kita melepas kaca mata hitam yang kita kenakan itu, maka kita baru melihat bahwa semua rumah yang pernah kita lihat ternyata adalah rumah yang terang dan cerah.

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang dua orang buta yang karena imannya, dimelekkan matanya oleh Yesus. Dua orang buta dalam Injil hari ini adalah orang-orang yang menderita. Mereka menderita, baik secara fisik maupun secara batiniah. Secara fisik, mata mereka tidak bisa melihat dunia sekitarnya secara nyata dan jelas. Dunia yang indah dan terang benderang, bagi mereka merupakan sesuatu yang buram atau bahkan gelap. Secara bathiniah, mereka tidak bisa “melihat” dengan jelas karena dosa-dosa yang membelenggu mereka. Mata yang dikendalikan oleh si jahat dapat menjerumuskannya ke dalam dosa yang lebih besar.

Menyadari akan kedosaannya, kedua orang buta tersebut memohon belaskasihan Tuhan Yesus. Yesus kemudian membuat kedua orang buta tersebut dapat melihat, bukan karena belaskasihanNya semata, namun karena iman atau kepercayaan mereka. Setelah Yesus bertanya apakah mereka percaya bahwa Yesus dapat melakukan apa yang mereka inginkan, maka kemudian Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Mat 9:29).

Kita juga seringkali buta terhadap diri kita sendiri, terhadap sesama dan Tuhan. Mata kita kadangkala tertutup rapat terhadap kekeliruan dan dosa-dosa kita sendiri, namun terbuka lebar atau melek terhadap kesalahan sesama. Masa Adven yang kita jalani ini adalah saat istimewa penuh rahmat bagi kita untuk melepas cara pandang kita yang negatif. Kita diajak untuk jujur dan rendah hati melihat kesalahan dan dosa kita, untuk kemudian hidup secara lebih baik. Kita juga dituntun Tuhan untuk lebih rendah hati melihat kebaikan dan kelebihan orang lain.




customer behaviour

tahapan proses perilaku konnsumen

  1. psykodinamis yang menyatakan perilaku konsumen dipengaruhi kebutuhan pisik
  2. kognitif yaitu perilaku konsumen dipengaruhin tidak hanya kebutuhan internal tapi juga aspek eksternal yang berupa stimulus  dan aspek2 lainnya.



Solo Traveling Project #1 Japan

Solo traveling is easy, cheap and challenging. I can not share my expenses during this trip, but I can guarantee you can cut 50% on your budget compared to travelling with travel agent. Check on my details.

 

Document required:
1. Passport, make sure that its valid more than six months after departure in Japan (check here for online passport registration).

2. Visa, issued by the representative consulate in respective jurisdictions (click here for detail).

3. ID card from your home country.

4. JR (Japan Rail pass) for solo traveling more than 3 days, less than three days it is cheaper if you buy the ticket in Japan directly.

 

Gadget required:

1. Smartphone

2. Local sim card that you can buy in Indonesia (check here), or in the airport in Japan.

3. Installed Offline digital map of Japan if you don’t want to have more SIM card and (or) just in case our international roaming is not working.

4. Smartphone camera is enough, the landscape in Japan is already marvelous.

5. Installed Google translate.

6. Digital compass for qibla

 

Trick and tips:

1. Registering international roaming for internet service from Indonesia gsm card is NOT RECOMMENDED (I had a difficult time with XL, t-sel or even i-sat at that time).

2. Make sure that you have a ‘healthy’ checking account. There is no minimum requirement, but still, at least its in sufficient amount.

3. Be an aggressive promo ticket hunter (check here for the recommended airways).

4. You can rent for pocket WiFi. But still, I don’t feel comfort with it.

5. There are plenty of train station and airport that provide free wiFi. But still, do not counting on it if you are going solo.

6. The civil servant is sooooooo…helpful.

7. Bring your survival kit (mine: tolak angin and minyak angin).

8. I little bit concern about the halal food, so I prefer to bring bon cabe from Indonesia.

9. Extra sweater to prevent cold, extra coat to look cool on camera.

10. Find cabin or capsule hotel. Its super awesome.

 

Itinerary:

Loc: Tokyo, Fujiyama, Osaka, Kyoto

Itinerary:
Day 1
Haneda Tokyo Airport
Hachiko statue, Tokyo
Sinjuku gyoen, Tokyo
Tokyo station historical, Tokyo
Imperial palace, Tokyo
Kusunoki masahige statue, Tokyo
Akihabara station, Tokyo
Ueno park, Tokyo
Day 2
Otw ke Fuji
Shin fuji, Fuji
Fujisan hongu sengen taisa, traditional vilage, Fuji
Otw ke Osaka
Day 3
Museum of history, Osaka
Education memorial tower, Osaka
Municipal museum, Osaka
Osaka castle, Osaka
Otw Kyoto
International manga museum, Kyoto
Nijo castle, Kyoto
Arashiyama bamboo forest, Kyoto
Gion sijo old town, Kyoto
Day 4
Shinsaibasi largest market, Osaka
Day 5
Kansai tower, Osaka
Maruhan gambling center, Osaka (numpang selfie)
Osaka Kansai airport

Feel free to ask for detail.

 

LETS GO SOLO, LETS GO…!