Penggalan Pemasaran 2

VIII.

Factors Affecting Price Decisions

Internal Factors

Marketing Objectives misalnya menaikkan harga karena mutu meningkat

Marketing Mix Strategy misalnya bisa membawa calon mahasiswa lainnya mendapat diskon (member get member)

Costs misalnya biaya pengelolaan meningkat sehingga harga juga meningkat

Organizational   considerations organisasi semakin membesar sehingga biaya juga meningkat sehingga harga juga meningkat

External Factors

Nature of the market  and demand misalnya tidak ada pesaing lain sehingga dapat menaikkan harga jual

Competition misalnya banyak produk yang mirip sehingga harga tidak dapat dinaikkan terlalu tinggi

Other environmental factors (economy,   resellers, government) misalnya keadaan ekonomi sedang memburuk sehingga produk dijual secara terpisah

IX.

Market skimming misalnya menerapkan harga tinggi karena mutu dan citra produk tersebut memang tinggi

Market penetration misalnya menerapkan harga rendah karena ingin menguasai pasar.

Product line pricing misalnya mahasiswa kelas eksekutif atau international diberikan harga lebih mahal karena mendapatkan layanan istimewa.Optional product  misalnya menambah kelengkapan produk calon mahasiswa mendapatkan tas kuliah

Captive product misalnya mahasiswa wajib memiliki buku wajib pada saat kuliah

Pricing low value by product misalnya mahasiswa dapat mengikuti kursus yang diadakan oleh lembaga kerjasama dengan mendapatkan diskon

Product bundling misalnya calon mahasiswa mendapatkan bonus buku wajib jika membayar lunas

Cash discount misalnya misalnya diberikan diskon jika membayar sebelum waktunya

Seasonal discount misalnya diberikan diskon jika membayar pada waktu yang telah ditentukan

Quantity discount diberikan diskon jika membeli buku wajib untuk seluruh mata kuliah sekaligus

Trade in allowance misalnya dapat membeli buku baru dengan diskon karena menukar buku lama.

Customer segmented pricing misalnya 100 pembayar pertama akan mendapatkan diskon

Location segmented pricing misalnya yang mendapatkan tempat yang kurang strategis mendapatkan diskon

Product form segmented pricing misalnya yang membeli produk satu paket akan mendapatkan diskon

Time segmented pricing misalnya yang kuliah di jam sepi akan mendapatkan diskon

Psychological pricing misalnya menerapkan harga pada angka bukan 0 atau 5

Promotional pricing misalnya memberikan harga spesial, rabat, bunga rendah, garansi lebih panjang, dapat hadiah

Geographical pricing misalnya beli di toko akan lebih mahal dibandingkan beli di pabrik

Why price cuts from business side karena kelebihan kapasitas, pangsa pasar berkurang, hendak menguasasi pasar

Why price increases karena harga-harga naik atau kelebihan permintaan

Reaction to price changes from customer side misalnya karena ganti model, tidak laku, mutu diturunkan, harga pesaing juga turun, perusahan dalam masalah

Responding to competitor’s price changes monitor for how long, or follow reduce price, launch low price version, increase price include raising quality

X.

  • Involves getting the right product to the right customers in the right place at the right
  • Companies today place greater emphasis on logistics because:
    • customer service and satisfaction have become the cornerstone of marketing strategy.
    • logistics is a major cost element for most companies.
    • the explosion in product variety has created a need for improved logistics management.
    • Improvements in information technology has created opportunities for major gains in distribution efficiency

 

Contoh bagaimana teknologi dapat mengurangi:

  • perpindahan mahasiswa dan dosen dari sesi satu ke sesi yang lain
  • penggunaan materi pangajaran yang standar, dll
  • horizontal conflict

Channel design decisions:

  • Intensive distribution misalnya kelas besar untuk mata kuliah institut atau fakultas
  • Selective distribution misalnya kelas sedang untuk fakultas atau prodi
  • Exclusive distribution misalnya kelas kecil untuk prodi atau konsentrasi

XI.

Improvements in Information Technology Has Led to Segmented Marketing

More Narrowcasting (media sosial)

Communication process

  1. Preselling misalnya akan diluncurkan produk/jasa baru tahun depan
  2. Selling misalnya dibukan konter penjualandi suatu tempat strategis atau bekerja sama dengan pihak lain
  3. Consuming misalnya selama mengkonsumsi produk/jasa tersebut produsen mengkomunikasikan manfaat yang diterima
  4. Postconsumption misalnya meminta umpan balik kepada konsumen untuk perbaikan di masa mendatang

Key factors in good communication

  1. Sellers Must Know What Audiences They Wish to Reach and Response Desired. Misalnya calon mahasiswa
  2. Sellers Must Design Encoding Messages That Target Audience Can Decode. Misalnya membuat kegiatan yang menarik perhatian generasi tersebut
  3. Sellers Must Send Messages Through Media that Reach Target Audiences. Misalnya menggunakan media sosial
  4. Sellers Must Develop Feedback Channels to Assess Audience’s Response to Messages. Misalnya mendapatkan merchandise.

Setting the promotion mix

Advertising Reach Many Buyers, Repeat Message Many Times, Impersonal, Expensive
Personal Selling Personal Interaction, Relationship Building, Most Expensive Promo Tool
Sales Promotion Wide Assortment of Tools, Rewards Quick Response, Efforts Short-Lived
Public Relation Very Believable, Dramatize a Company or Product, Underutilized
Direct Marketing Nonpublic, Immediate, Customized, Interactive

 

XII.

Setting advertising objectives

  1. Informative advertising misalnya memberikan wawasan bahwa pendidikan itu penting
  2. Persuasive advertising misalnya pengetahuan dasar tentang keuangan itu penting
  3. Reminder advertising misalnya mengadakan pameran tentang keuangan
  4. Comparison advertising misalnya membandingkan sekolah keuangan lainnya

Message strategy

  1. Develop a message, focus on customer benefits misalnya manfaat setelah lulus
  2. Creative concept, misalnya membuat visualisasi dan frasa atau gabungan
  3. Advertising appeals, misalnya yang berarti, dipercaya, dan berbeda

Major Consumer Sales Promotion Tools

  • Samples, misalnya memberikan contoh mata kuliah yang mendukung pekerjaan
  • Coupons, misalnya memberikan kupon kepada para calon mahasiswa yang datang untuk makan siang di kantin.
  • Cash refunds, misalnya memberikan rabat jika membawa surat pada saat promosi
  • Price packs, misalnya mendapatkan diskon jika mendaftar sekalian membeli buku wajib
  • Premiums, misalnya jika membayar lunas mendapatkan tas gratis atau mendapatkan buku dengan harga murah
  • Rewards, misalnya memberikan penghargaan kepada siswa terbaik di suatu bidang
  • Point of purhase, siswa dapat membeli buku di tempat pameran
  • Contests and game, mengadakan berbagai lomba yang melibatkan siswa

XIV.

Some Traits of Good Salespeople

  • Enthusiasm, Persistence, Initiative, Self-confidence, Commitment
  • Sales aptitude, analytical and organizational skills, personality traits, competitor traits

XV.

Why difficult on retaining and growing customers?

  • Changing demographics, more sophisticated competitors, and overcapacity in many industries means fewer customers.
  • Costs five times as much to attract a new customer as to keep a current one satisfied.
  • Losing a customer means losing the entire stream of purchases over a lifetime of patronage – the customer lifetime value
  • Purpose of marketing is to generate customer value profitably – offer customer satisfaction without sacrificing profits.

Basic competitive strategies:

  • Overall cost leadership misalnya Air Asia
  • Focus misalnya General Electric
  • Differentation misalnya batik pesisir
  • Middle of the road (tidak jelas kemana)
  • Operational excellence misalnya blue bird
  • Customer intimacy misalnya Indosat
  • Product leadership misalnya samsung

 

Sumber: Kotler




antara norma agama, norma etik dan norma hukum

Sebuah buku menarik yang ditulis oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH berjudul “Peradilan etik dan Etika Kostitusi (Perspektif baru tentang Rule of Law and Rule of Ethics)” yang merupakan terbitan dari Sinar Grafika, edisi revisi, cetakan ketiga, Januari 2016 akan coba diambil intisarinya khusus pada bagian prolog untuk menjadi bahan renungan disaat orang terus mempertanyakan kapan hukum menjadi panglima?.
Jika diperhatikan, tidak semua agama memiliki sistem ajaran tentang hukum, tetapi hampir semua agama mengajarkan perikehidupan
beretika, berperilaku yang baik dan ideal (yang berbeda hanya formulasi dan bungkusan bahasanya sedangkan esensi kemuliaan yang terkandung di dalamnya serupa). Oleh karena itu, mestinya sistem nilai etika dapat dengan mudah dijadikan sarana untuk mempersatukan umat manusia dalam satu kesatuan sistem nilai luhur yang dapat membangun integritas kehidupan bersama.
Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal tiga sistem norma yaitu norma agama (religious norms), norma atika (ethical norms) dan norma hukum (legal norms). Pada mulanya, ketiga sistem norma ini saling bersinergi namun perkembangan berikutnya terjadi perbenturan satu dengan yang lainnya bahkan Hans Kelsen di dalam bukunya Stuffenbau theorie des recht menegaskan bahwa norma hukum harus dibersihkan atau dimurnikan dari aneka pengaruh sosial politik, ekonomi, dan apalagi pengaruh etika dan agama.
Namun, kenyataan saat ini yang berkembang adalah terjadinya pergeseran kebutuhan dimana antara agama, etika dan hukum tidak bisa dipisahkan secara tegas dan kaku, tetapi juga tetap harus dibedakan dan tidak dipahami tumpang tindih atau campur aduk. Orang akhirnya melihat pentingnya membangun pola hubungan baru antara ketiga sistem norma tersebut. Prof. Jimly mengajak untuk membangun pola baru tersebut dengan salah satu pendekatan “luar dalam” bukan “atas bawah”. Ilustrasinya adalah jika diibaratkan sebagai nasi bungkus maka hukum adalah bungkusnya, sedangkan nasi beserta lauk pauk yang ada didalamnya adalah etika, tetapi segala zat protein, vitamin dan sebagainya yang terkandung di dalam makanan yang terbungkus tersebut adalah intinya yaitu agama (dengan demikian jika bungkusnya tidak indah, jika tampilan makanan/lauk pauknya tidak menarik, dan apalagi jika zat yang dikandung makanan tersebut hilang atau bahkan menjadi beracun-siapa yang salah?).
Selain itu, sistem norma etika juga dapat difungsikan sebagai filter dan sekaligus penyanggah serta penopang bagi bekerja efektifnya sistem norma hukum. Setiap kali terjadi perilaku menyimpang (deviant behavior), sebelum memasuki ranah hukum, sudah tersedia sistem etika yang melakukan koreksi. Dengan kata lain, tidak semua perbuatan menyimpang dari norma ideal harus langsung ditangani melalui mekanisme hukum yang dapat berakibat terlalu besarnya beban sistem hukum untuk mengatasi semua jenis penyimpangan perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Seperti halnya, doktrin di dalam ilmu hukum bahwa hukum pidana harus dilihat sebagai ultimum re medium (sebagai upaya terakhir, sesudah upaya lain habis atau tidak lagi mempan), secara umum memang mestinya hukum dilihat sebagai upaya terakhir. Sebelum hukum, etika harus diberi kesempatam untuk lebih dulu difungsikan. Apalagi sistem sanksi yang diancamkan oleh hukum tidak mengenal upaya pembinaan yang bersifat mendidik seperti halnya sistem sanksi etika.
Semangat yang demikian inilah antara lain yang melandasi dikeluarkannya Resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada bulan Desember 1996 tentang Action Against corruption dengan lampiran naskah “International Code of Conduct for Public Officials”. Dalam resolusi ini, PBB merekomendasikan agar semua Negara anggota PBB membangun infrastruktur etika dilingkungan jabatan-jabatan public (ethics infrastructure for public offices).
Hal ini yang mendorong makin berkembangnya praktek pembangunan infrastuktur kode etik disertai pembangunan institusi-institusi penegak kode etik secara kongkret dimana-mana diseluruh dunia dan disemua bidang dan sektor kehidupan profesional juga keorganisasian. Perkembangan inilah yang oleh Prof. Jimly disebut sebagai functional ethics yaitu dimana sistem etika dipositivisasikan atau dikodifikasikan karena norma etika berfungsi juga dalam rangka menegakkan kemuliaan nilai-nilai keadilan.
Itulah sebabnya hukum dan etika harus sama-sama dikembangkan secara pararel, simultan, komplementer dan terpadu, serta dilengkapi dengan sistem infrastuktur kelembagaan penegakkannya.




Cerita Omprengan

Ada fakta-fakta menarik seputar omprengan.

Berangkat

  1. Omprengan itu adalah jenis angkutan (baca: mobil) yang dimiliki pribadi untuk mengantar para penumpangnya ke tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Omprengan ini akan berkumpul di suatu tempat, yang mana para penumpangnya sudah paham dimana tempat tersebut.
  3. Jangan harap ada plang tujuan di depan mobilnya. Umumnya para penumpang baru akan bertanya kepada timer (istilah untuk pengatur omprengan) kalau mau naik omprengan tujuan A yang mana mobilnya.
  4. Sedangkan penumpang lama, sudah tau tujuannya dimana jadi begitu datang langsung mengambil arah.. ke kanan atau ke kiri 🙂
  5. Kalau barang ketinggalan di omprengan.. tenang. Umumnya disimpenin ama pemilik omprengan. Apalagi kalau Anda sering ngobrol dengan pak/bu supirnya hingga mereka kenal dengan Anda. So, sering-sering ngobrol dengan pak/bu supir biar mereka kenal dengan Anda.
  6. Nah.. kalau soal tempat duduk di dalam omprengan.. ada 3 kelas (ini mah istilah saya aja). Untuk yang 3 kelas, kelas yang paling belakang.. berisi 6 orang saling berhadapan, persis seperti mikrolet dengan formasi 3-3. yang tengah berisi 3 orang menghadap di depan. Dan yang depan berisi 1 orang, ini kursi VIP hehehe. Jadi jangan kaget ya kl ditarikin bayaran lalu dibilang kurang/kelebihan.

 

Pulang

  1. Naik bisa dari tempat kumpulnya omprengan atau mencegatnya dari pinggir jalan. Untuk tempat kumpul, bisa cari tau dimana tempatnya kepada teman-teman Anda.
  2. Jika ingin mencegatnya dari pinggir jalan, pastikan lihat jurusannya yang biasanya dipasang di depan kaca mobil. Jangan salah naik mobil bisa nyasar jauh dari tujuan.
  3. Ongkosnya sama semua, ga ada kelasnya.

 

Naik omprengan bagi saya, menyenangkan. Bisa mengenal orang lebih banyak, bisa tidur di mobil atau bisa ngobrol ngalur ngidul ama temen or pak/bu supir. Kalau saya pribadi, hadirnya omprengan ini sangat membantu mengantarkan saya sampai ke tujuan tanpa perlu repot berdiri atau antri cari bus. Memang harganya berlipat-lipat dari busway, tapi saya masih bisa duduk nyaman, tidur sepanjang perjalanan dan ga perlu takut kelewatan. Karena pak Supir udah tau saya turun dimana. Paling saya dibangunin kalau sudah sampai tujuan. 😀




Apa Arti Kemenangan Dalam Islam?

Apa Arti kemenangan

Dalam bahasa Al Quran ada kata Fath: Kemenangan (AlQuran Surat An Nashr (Al Quran Surat 110)

ayat 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. 2. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong manusia masuk agama Allah, 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNYa, sungguh Ia Penerima Taubat(Terjemah AlQuran Per Kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)

Pertama-tama yang patut disepakati apa tujuan kemenangan Islam? Kemenangan Islam adalah bukan kemenangan orang perorang (individu) ataupun bukan pula kemenangan suatu ras atau etnis tertentu, tetapi dalam AlQuran surat 110, kemenangan Islam adalah kemenangan kemanusiaan yaitu berduyun-duyunnya ummat manusia memperoleh hidayah Allah SWT tujuan kemenangan Islam sejalan dengan tujuan perjuangan dakwah para nabi dan RosulNya Allah SWT, apa tujuan dari perjuangan para Nabi dan Rosul wabilkhusus Rosul SAW, adalah agar ummat manusia memperoleh nikmat Allah yang tertinggi atau terbesar apakah gerangan itu? yaitu memperoleh sesuatu hal yang tidak akan pernah dapat diberikan oleh siapa pun melainkan hanya Allah SWT dalam hal ini adalah maksudnya hidayah Allah SWT, kemudian timbul pertanyaan berikutnya: siapakah penentu satu-satunya kemenangan Islam? AlQuran Surat Ali Imran ayat:160: in yanshurkullah falaa ghooliba lakum wa in yakhdzulkum faman dzalladzii yanshurkum min ba’dihi wa ‘alallahi fal yatawakkalilmu’miniiin, artinya: Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Dalam ayat ini Allah secara jelas dengan gaya bahasa dialog dan retoris menyatakan bahwa Dia adalah sebagai satu satunya Yang dapat memberikan dan menetukan kemenangan bagi ummat (maksudnya ummat Islam), yaitu Allah SWT.

Konsep  Apa yang diinginkan dan diajarkan oleh Sang Penentu mengenai kemenangan Islam? Apakah kita ummat Islam saat ini, sudah layak dimenangkan atas lawan-lawan kita?

Konsep konsep kemenangan selain konsep Islam juga ada konsep konsep kemenangan di luar konsep Islam, maka pertanyaannya adalah: kita sebagai muslim mau pilih konsep yang mana?

AlQuran Surat Ali Imran berbicara tentang orang yang beruntung (Faaz) ayat 185: Faman zuhziha ‘anninnaari wa udkhilaljannata faqod faaz, artinya: Dan barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam surga sunnguh ia memperoleh kemenangan. (Terjemah AlQuran per kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)

Sering dalam benak atau pemikiran seseorang yang mengaku muslim, bahwa hakekat, motivasi serta tujuan yang sebetulnya dari kemenangan Islam, tidak sekedar,  tidak difahami  oleh orang-orang non muslim saja seperti misalnya orang orang Barat, yang menyangka bahwa kemenangan Islam itu adalah hanya sekedar peperangan dalam arti pertempuran yang satu ke pertempuran lainnya semata hanya dalam arti fisik seperti misalnya yaitu sebatas gerakan untuk mengangkat senjata atau  pedang, migrasi besar besaran  sebagian manusia ke wilayah-wilayah taklukan atau jajahan untuk dikuasai dan dijarah semua apa yang ada padanya  termasuk tawanan tawanan wanitanya untuk dijadikan hamba sahaya (malakat aimanakum), dan kemajuan fisik duniawi yang dimotivasi semata-mata oleh jiwa haus dan rakus  akan pangkat, jabatan dan kekuasaan, namun ternyata  hal ini bahkan juga tidak difahami  oleh sebagian besar orang–orang yang mengaku sebagai kaum Muslimin itu sendiri, yaitu orang-orang yang menganggap bahwa suatu ekspansi wilayah atau perluasan daerah kekuasaan saja ke dalam wilayah  kekuasaan Islam itu  adalah  merupakan kemenangan yang hakiki dalam Islam, dan hal ini dianggap sebagai suatu tindakan yang penuh jasa bagi para mujahid-mujahid Islam di sepanjang masa.

Orang-orang non Muslim atau orang-orang Barat dan orang Islam yang beranggapan  sedemikan berpersepsi yang sama dalam hal ini mengenai artim yang hakiki dari kemenangan Islam. Mereka dalam hal ini memiliki pendirian yang sama sama jauhnya dari penjelasan yang  sesumgguhnya dari Allah Subhaanahu wata’ala tentang hakekat kemenangan Islam. Dan jika manggapan mereka benar penjelasan Allah dalam AlQuran bukan termaktub sbb.: Pada ayat yang kedua dari Surat ini: Dan kamu lihat manusia berbondong –bondong masuk agama Allah, tentu berubah ayat ini menjadi: Dan kamu lihat wilayah wilayah yang ditaklukan menjadi semakin besarnya. Jika kita mau sedikit berfikir yaitu dengan menanyakan: mengapa kemenangan menurut konsepnya Allah berbeda dengan konsepnya  manusia?

Jawabnya tentunya adalah jika kita bandingkan konsep orang tua dengan anaknya yang belum dewasa saja sudah berbeda seperti misalnya : Sang Anak merasa menang bahagia jika dia dibebaskan dari tugas hari hari harus besekolah, belajar mengaji, rajin mengerjakan tugas atau PR atau tugas lainnya di sekolah, dia akan bahagia dan merasa mendapat kemenangan hakiki jika dapat mengalahkan kemauan orang tuanya untuk harus bersekolah dan dibiarkan bermain dan bermain sepuasnya, entah apa itu main anak2an, orang2an, rumah2an, sekolah2an, guru2an, orang kaya-orang kayaan, dlsb.

Mengapa Kemenangan Islam Diartikan Dengan Turunnya Hidayah Atas ummat Manusia?

Kembali ke pertanyaan mengapa Allah artikan kemenangan dalam bentuk berbondong-bondongnya manusia masuk agama Allah? Mengapa bukan dengan bertambah luasnya wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam. Atau bertambah kayanya kaum muslimin dengan bertambah  banyaknya hamba-sahaya hamba sahaya non muslim yang ditawan yang pada gilirannya, dapat diperjualbelikan di pasar budak dengan harga yang sangat  tinggi? Tetapi mengapa kemenangan menurut Allah itu seakan dibukakan pintu hidayah sehingga manusia berduyun-duyun memperoleh hidayah sehingga mereka dapat berbondong-bondong menikmati hidayah dengan memasuki agama Islam dengan penuh kesukarelaan tanpa paksaan? Pada hal kita tahu, Allah SWT berfirman:

“Tidak boleh ada paksaan dalam agama, yang benar itu telah jelas berbeda dari yang tidak benar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 256).

Jika dicoba dicari hikmahnya yaitu Allah berikan hidayah karena hidayah adalah suatu bentuk pemberian tertinggi yang dapat diberikan Allah  kepada hambanya, bukan harta benda, wilayah, pangkat, jabatan atau kedudukan, atau yang lain sebagainya. Bukankah kita sering mengulang-ulang ucapan bahwa kita patut bersyukur atas nikmat terbesar dari Allah SWT yaitu adalah nikmat iman dan Islam.

Coba bayangkan semua dapat diwariskan atau diberikan dari makhluk ke makhluk seperti kekuasaan, harta benda, wilayah dlsb. Namun iman atau hidayah hanya Allah sebagai satu-satunya Zat Yang mampu memberikan, bukan yang lain bahkan Nabi saw  sekalipun tidak akan pernah mampu untuk memilki kewenangan untuk itu (lihat kasus paman beliau Abu Tholib sampai sampai Allah sendiri yang menjelaskan mengenai perihal paman beliau sendiri). Jadi menangnya Ummat Islam menurut Allah yaitu merupakan perwujudan dari pemberian hadiah terbesar dari Allah SWT buat ummat manusia sesuai tujuan azasi atau tujuan hakiki perjuangan Nabi-nabi yaitu terselamatnya manusia secara berduyun-duyun dari ancaman nerakaNya Allah menuju SurgaNya Allah SWT. Fathul Mekkah dan kemenangan yang Allah sebutkan dalam surat An Nashr bukan sesuatu yang ujug ujug turun begitu saja tetapi hal ini merupakan suatu rangkaian panjang sejak perjuangan yang dilakukan oleh Nabi saw dari mulai beliau diutus terus selama 13 tahun perjuangan di bawah penindasan oleh kafir kafir Qureys, kemudian digenapi selama 10 tahun di Madinah Al Munawarah.

Hakikat Kemenangan Yang Diberikan Allah SWT

Kemenangan yang Allah berikan kepada Nabi kita dan Ummat Islam pada waktu itu khas tiada duanya maksudnya yaitu tidak sama dengan yang Allah beri kepada Nabi-nabi yang lain. Kemenangan yang ada di AlQuran buat Baginda Nabi saw adalah kemenangan hakiki dengan tersebarnya hidayah, bahkan hidayah juga tersebar ke lubuk lubuk hati yang telah begitu benci akan Islam seperti: Hidun, Abu Sofyan, Ikrimah bin Abi Jahal, Sofwan bin Umayah, Suheil bin Amr, dllnya.

Mungkin perlu diluruskan sedikit image Islam khususnya image tentang arti kemenangan Islam yang telah dikaburkan atau dirusak, dan hal ini tidak saja menyangkut tentang kemenangan-kemenangan Islam itu semata, tetapi juga mengenai pemikiran Islam itu sendiri. Kemenangan Islam adalah kemenangan agama Islam karena dengan terbukanya hidayah dari Allah SWT, maka terbuka pula lubuk-lubuk hati manusia untuk menerima Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan bagi seluruh ummat manusia yang terhidayah.

Allah SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling berkenalan.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Bahkan di jaman Nabi saw sendiri juga sudah beranekaragam motif dan tujuan orang-orang dalam suatu perjuangan bahkan dalam hal ini boleh jadi mereka juga ikut berjuang bersama Nabi saw juga, sehingga suatu ketika Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang:

“Orang yang berjuang untuk mencari harta rampasan, orang yang berjuang untuk mencari keharuman nama, orang yang berjuang agar dikagumi orang, manakah di antara mereka yang berjuang di jalan Allah?”

Beliau SAW menegaskan:“Siapa yang berjuang untuk menegakkan kalimat Allah yang tinggi, Ia berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Disini Al-Qur’an dan Hadis Nabi menegaskan kepada kita hakekat dan tujuan  peperangan dalam Islam dan hakekat  dan tujuan kemenangan Islam secara jelas.

Coba bandingkan dengan peperangan yang dilakukan oleh tentara salib pada waktu Perang Salib-nya yang terkenal itu, bukan saja dalam penindasan yang dilakukan orang  Spanyol terhadap orang-orang Islam di Andalusia, tetapi juga terjadi di Yerusalem ketika tentara salib menginvasi kota banyak bayi mati dibanting dengan kejam ke lantai atau ke tanah, banyak wanita diperkosa, dan pembantaian terjadi dimana-mana (sumber dari National geographic).

Islam sekali-kali tidak pernah mengajarkan bahwa peperangan dilancarkan, atau kemenangan dicapai, dengan maksud agar suatu bangsa atau rupa bentuk manusia berkuasa. AlQuran menyatakan bahwa manusia telah dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal, bukan untuk saling berbunuhan, bukan untuk saling menguasai (QS. Al-Hujurat [49] : 13). Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan segala macam peperangan dan kemenangan yang ditimbulkan atas dasar fanatisme kebangsaan, warna kulit atau bahasa, seperti yang diajarkan oleh Adolf Hitler. Saat ini bangsa yahudi yang telah pernah dijadikan proyek percontohan peperangan gaya Adolf Hitler malah mempraktekkan hal sama kepada bangsa Palestina.

Islam juga tidak mengajarkan peperangan dilakukan, atau kemenangan diraih, dengan tujuan semata untuk memperoleh ghonimah atau untuk mencari keuntungan materi. Oleh sebab itu Islam tidak mengajarkan praktek kolonialisme, Islam tidak pernah melakukan Occupation (pendudukan) tetapi Nabi saw dan para shahabatnya datang untuk melakukan liberation /pembebasan (Prof Moshe Sharon).

Islam diperjuangkan dan dimenangkan berdasarkan niat suci untuk mencari keridhoan Allah SWT.

“Siapa yang berjuang untuk ketinggian kalimat Tuhan yang tinggi, ialah yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi sangat jelas sudah hakekat kemenangan Islam  adalah sangat jauh berbeda antara kemenangan Islam itu dan kemenangan-kemenangan militer lain. Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran [3] : 19)

Ada pun yang dimaksud dengan menjadikan kalimat Allah dan menjadikannya kalimat Allah tinggi mengandungi arti menjadikan Islam itu kepunyaan Allah, yaitu agama seluruh umat manusia, tanpa mengenal batas kebangsaan, ras, etnis, kesukuan dlsb. Islam bagi Allah saja (mukhlishiina lahuddiin) secara mutlak berarti mengikhlaskan hati untuk Allah saja, bukan untuk yang lain.  Allah memerintahkan kita dalam berdakwah:

“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nahl [16] : 125)

Hampir dapat dipastikan bahwa pemimpin muslim dalam peperangan-peperangannya yang pertama, juga dalam kebanyakan peperangan yang terjadi kemudian, mempunyai tujuan hanya semata-mata untuk menegakkan kalimat Allah, dan agar Islam itu menjadi  satu-satunya sistem kehidupan seluruh umat manusia, bukan dengan melalui paksaan, tetapi dengan melalui da’wah yang mencontoh dakwahnya Nabi saw. Allah SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Tuhan adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Ciri utama sistem Islam adalah sistem yang adil yang menjamin hak-hak yang sama untuk setiap muslim. Pemimpin yang berkuasa beserta setiap anggota keluarganya, atau suatu kelompok tertentu dalam masyarakat, tidak diberi privilege apa pun, melebihi hak-hak setiap orang yang menjadi rakyat jelata. Sistem Islam memberi jaminan keadilan mutlak dalam hubungan antara golongan dan antara bangsa. Islam menjamin keadilan antara bangsa apa pun di dunia ini.

“Dan janganlah sampai kebencian suatu kaum terhadapmu menjadikan kamu bertindak tidak adil. Selalulah bertindak adil, karena hal itu lebih mendekati ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah [5] : 8)

“Kalau kamu berkata maka berkatalah dengan adil walaupun mengenai kaum kerabat sendiri” (QS. Al-An’am [6] : 152)

Kesimpulan yang dapat diambil adalah terwujudnya syariah Islam di muka bumi dan hanya kalimat Allah itu menjadi yang tertinggi.

Allah Berfirman: “Berlaku adillah kamu, sesungguhnya Allah suka kepada orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat [49] : 9)

“Mengapa kamu tidak berjuang di jalan Allah, dan untuk kepentingan orang yang tertindas, laki-laki, wanita dan anak-anak yang berkata, ‘Hai Tuhan kami! Keluarkanlah kami dari negara yang penduduknya aniaya ini. Jadikanlah bagi kami seorang pemimpin dari sisi-Mu. Jadikanlah bagi kami seorang penolong dari sisi-Mu’.” (QS. An-Nisa’ [4] : 75)

Kesimpulan

Kesimpulan dari seluruh pembahsan singkat ini, adalah bahwa peperangan dalam Islam dan kemenangan dalam Islam dapat diwujudkan sampai terwujudnya kebebasan da’wah dan kebebasan beragama, juga keadilan mutlak untuk seluruh manusia.

Jadi kemenangan Islam itu adalah kemenangan yang berlaku bagi seluruh umat manusia, yang belum pernah ada baik sebelumnya mau pun setelahnya fathul Mekkah. Kemenangan Islam bukanlah kemenangan menguasai suatu wilayah ataupun harta benda, tetapi merupakan kemenangan terhadap atas setiap hati nurani ummat manusia di suatu tempat mana pun di muka bumi.

Referensi:

  1. AlQuran, Terjemah Per Kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H
  2. Sharon, Mose, Prof Moshe Sharon, youtube : Islamic Liberation https://www.youtube.com/results?search_query=prof+moshe+sharon diakses 31 Juli 2016 pukul 14.00
  3. Yerusalem, CD from National Geographic
  4. Yerusalem, CD from Discovery

 




Terjebak dalam “Kotak Sampah”

Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman yang pernah saya alami saat menggunakan salah satu media sosial yang saya pakai. Analoginya begini, ada seseorang yang membuang sampah di halaman rumah saya. Saya pun keberatan, dan meminta yang bersangkutkan untuk mengambil kembali sampahnya, sambil mengingatkan bahwa buang sampah di halaman orang lain itu tidak benar etikanya. Alih-alih mengambil sampahnya, orang tersebut malah menuduh saya tidak suka dengan isi sampah tersebut. Sekali lagi saya sampaikan, bahwa saya tidak peduli dengan isi bungkusan sampah tersebut, tapi tindakannya membuang sampah di rumah orang lain itu bukan tindakan yang baik. Orang tersebut menjadi kalap, dan menimbuni rumah saya dengan sampah-sampah yang lain. Dan ternyata dia adalah orang yang memang suka membawa-bawa sampah kemana-mana.

Pada titik ini saya ingat satu hal yang pernah dipelajari pada mata kuliah Jaringan Komputer, yaitu Protokol. Protokol adalah seperangkat aturan yang disepakati oleh semua pengguna jaringan, sehingga apapun jenis perangkat seluler yang digunakan semua masih tetap dapat komunikasi. Nah, dalam contoh di atas, saya dan dan tetangga tersebut sudah dalam protokol yang berbeda. Bagi saya etika itu penting, buat dia don’t care. Protokol yang berbeda, ditambah dengan “agenda pribadi” seringkali bikin jaka sembung naik gojek, gak nyambung jek :D. Akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi komunikasi itu, karena hanya akan membuang waktu.

Sedikit kembali ke sejarah munculnya media sosial. Pada awalnya orang menggunakan website untuk menyebar luaskan informasi. Akan tetapi informasi melalui web hanya akan dapat dibaca kalau orang tersebut membuka website tersebut (disebut dengan Pull Technology). Sedangkan teknologi Web 2.0 yang diadopsi oleh media sosial, memungkinkan informasi muncul di timeline media sosial kita tanpa kita minta (dikenal dengan istilah Push Technology). Apakah semua informasi yang muncul itu sesuai dengan yang kita butuhkan? Belum tentu, atau kadang malah informasi yang tidak kita sukai juga. Lama-lama laman media sosial kita seperti “timbunan sampah”. Dan informasi yang justru mungkin berguna buat kita tertutup oleh sampah tersebut.

Berita baiknya adalah, beberapa media sosial akhirnya melengkapi dengan fitur yang membantu kita untuk memilih informasi apa saja yang akan muncul di timeline kita. Misal Hide Post dan Unfollow, yang walau mungkin tidak dapat mengurangi semuanya, tapi setidaknya informasi yang masuk ke timeline kita bisa lebih terseleksi.

Apa kejadian ini hanya menimpa media sosial saja? Tidak! Saat ini ada yang lebih parah, yaitu Group Whatapp (WA). Terkadang group hampir mirip tempat sampah, semua informasi yang diterima, dengan mudah disebarkan, tanpa melihat apakah informasi tersebut diperlukan oleh anggota group, atau bahkan hoax sekalipun. Apalagi dengan embel-embel kalimat “siapa tahu ada yang memerlukan” atau “silakan untuk dicek kembali”, seolah-olah si pengirim pesan sudah merasa bebas dari kewajiban untuk melakukan verifikasi kebenaran informasi tersebut. Dan maaf, group-group yang anggotanya bahkan orang-orang terdidik atau mempunyai latar belakang IT pun tidak luput dari fenomena seperti ini. Dan yang lebih parah, kadang kita “terjebak” dalam group-group tersebut, karena untuk keluar dari group tersebut rasanya tidak mungkin atau tidak enak. Bisa jadi itu group kolega kerja, keluarga, atau alasannya lainnya. Itulah kenapa saya ambil judul “terjebak dalam kotak sampah”.

Mungkin saya sedikit mengingatkan, bahwa Netiquett (etika dalam berinternet) itu menyatakan bahwa etika yang berlaku di dunia nyata itu juga berlaku di dunia maya. Hanya karena tidak bertemu secara fisik, bukan berarti orang bisa semena-mena bertindak di dunia maya. Sopan santun, norma, dan kaidah lainnya pun berlaku. Komunikasi yang sifatnya kasual di dunia maya pun, tetap harus mengikuti tata krama yang baik. Apalagi, apapun yang diposting di laman media sosial kita atau informasi yang kita teruskan di group, tentunya mencerminkan karakter orangnya. Tentunya kita tidak mau kan, disebut sebagai penyebar “sampah” :D.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menggunakan media sosial ini dengan cerdas. Jadi kalau sekarang semua orang sudah gampang menggunakan smartphone, ya jangan hanya phone-nya aja yang “smart”, pemilik atau penggunanya pun harus “smart”, bukan begitu? 😀 Mungkin hal-hal yang sudah sering kita dengar ini bisa kita praktekkan, sebelum meneruskan informasi baik di laman media sosial maupun group:

1. Cek relevansi informasi dengan group yang kita ikuti. Apakah group yang kita ikuti sifatnya homogen atau anggotanya heterogen. Misal mengirim pesan yang disertai dengan ayat-ayat Al Quran yang panjang, mungkin kurang pas kalau dikirim ke group yang anggotanya heterogen. Sedangkan quote atau pesan-pesan yang sifatnya universal lebih cocok untuk diteruskan. Kalau group komunitas jalan-jalan, ya tidak perlu diteruskan informasi politik, walapun informasi tersebut yang sedang hits saat ini.
2. Posting foto yang relevan dengan nama group, seperti acara-acara yang melibatkan anggota di group tersebut. Tahanlah diri untuk tidak memasang foto-foto pribadi di group, kecuali memang ada informasi tambahan yang dirasa tepat untuk group. Foto pribadi sebaiknya dipasang di laman pribadi. Terkadang ada orang dengan tingkat keeksisan terlalu tinggi yang dengan pedenya menyebar foto-foto pribadi di group, dan ternyata orang seperti ini banyak ya hihihihi…
3. Telusuri kebenaran informasi sebelum diteruskan. Apapun itu alasanya, hoax adalah sebagian dari fitnah. Tentunya kita gak mau kan menjadi penyebar fitnah. Fitnah itu bisa lebih kejam dari fitnes loh hahhahhaa…. Istilahnya adalah Tabayyun. Cek sumber berita, banyak situs di internet yang dapat kita pakai untuk mengecek kebenaran informasi, bisa juga pakai Google. Tahan dulu jempol kita, jangan terburu-buru untuk Like atau Share.
4. Setelah melewati tahap Tabayyun, sekali lagi tahan…., pikir dulu deh, walaupun toh berita itu benar, kira-kira bermanfaat gak sih, kira-kira akan bikin ribut gak sih, atau mungkin ada yang gak suka. Barangkali setelah kita timbang-timbang toh manfaatnya tidak banyak, mungkin bisa dipertimbangkan untuk tidak dilanjutnya.

Oh well…, kalau di Fisika kita kenal istilah kecepatan cahaya itu bisa lebih cepat dari kecepatan suara, tapi sekarang semuanya lewat, karena dibalap dengan kecepatan jempol hahhaha… Moga-moga tulisan Budos kali ini bisa sedikit menambah wawasan untuk berinternet dengan lebih cerdas. Cuma kalau sudah dipraktekkan tapi masih banyak sampah bertebaran, ya sudahlah, mungkin pilihan Unfriend atau Left sudah saatnya diperlukan :D. Selamat beraktivitas…., jangan lupa piknik :D.

Sumber gambar Google