Geographic Information System

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, semakin besarnya kemampuan komputasi suatu prosesor diiringi dengan kemampuan kartu grafis dalam mengolah gambar digital dan semakin detilnya perangkat layar dengan layar berukuran besar dan resolusi yang tinggi 4K (kurang lebih 3840 x 2160 pixel) bahkan sudah mulai dikembangkan yang memiliki resolusi sampai dengan 8K (kurang lebih 7680 x 4320 pixel) membuat pemanfaatannya menjadi semakin luas.

GIS atau Geographic Information System merupakan sebuah sistem komputer yang dapat digunakan untuk memperoleh data terkait dengan posisi geografis di muka bumi, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengelola serta menampilkannya pada layar monitor atau media yang lainnya. GIS dapat menyajikan berbagai macam data dalam sebuah peta. Hal tersebut dapat memudahkan untuk memanfaatkannya dalam berbagai kepentingan.

Istilah lain dari data geografis adalah data spasial. Dalam perkembangannya GIS dapat juga di “attach” dengan data yang berasal dari sebuah database, sehingga dapat memperluas manfaat dari hanya sekedar GIS yang berisi data spasial. Salah satu contoh GIS yang ada adalah ArcGIS.

arcgis

http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/latest/map/main/mapping-and-visualization-in-arcgis-for-desktop.htm




Social Research Methods and Design

Penelitian terkait ilmu sosial telah berkembang dengan pesat dan banyak sekali panduan yang tersedia. Pada kesempatan ini saya berniat membagikan sebuah channel youtube yang membahas seluk beluk mengenai riset di bidang sosial. Chanel ini dibuat oleh seorang dosen dari University of Huddersfield yang bernama Graham R Gibbs. Profil lengkap beliau dapat dilihat di link dibawah ini:

http://www.hud.ac.uk/ourstaff/profile/index.php?staffid=507

https://scholar.google.com/citations?user=SXLW4hwAAAAJ&hl=en

Sedangkan link chanel youtube terkait dengan seluk beluk penelitian di bidang ilmu sosial dapat di akses melalui link di bawah ini:

http://tinyurl.com/jjhstrg

 

Semoga bermanfaat menambah wawasan kita




Indahnya kebersamaan

Manusia merupakan makluk sosial yang senantiasa saling tergantung satu sama lainnya. Manusia memerlukan orang lain baik dalam  kondisi senang/bahagia maupun susah.
Pada waktu senang/bahagia  manusia ingin berbagi cerita tentang rasa senang/bahagianya kepada orang lain. Terlebih pada saat susah manusia memerlukan dukungan, empati, perhatian dari orang lain.
Banyak cara untuk membangun kebersamaan, antara lain dengan makan siang bersama dengan teman-teman sekantor. Pengalaman penulis yang senantiasa makan bersama dengan teman-teman sekantor dan sekomunitas  setiap seminggu sekali merupakan kebersamaan yang sangat indah. Kami bisa saling berbagi suka dan  duka. Terlebih pada saat menghadapi berbagai tekanan yang sama  kami bisa saling menguatkan dan  menghibur serta mencari solusi yanag terbaik. Untuk itu kami berkomitmen senantiasa merawat dan menjaga agar kebersamaan kami tidak pernah berakhir kecuali ada di antara kami yang pensiun/ pindah kantor  atau dipanggil Tuhan.

 




Mengapa kita tidak bisa?

Negara kita adalah negara yang begitu banyak destinasi wisata yang menarik tidak kalah dengan negara lain. Bali, Jogyakarta dan daerah Wisata Jawa Tengah lainnya, Gorontalo, Samosir, Belitung,Pulau Comodo , daerah Jawa Barat dan masih banyak lagi kita tidak bisa dengan lengkap menyampaikan informasi daerah wisata karena semakin lama semakin bertambah dan semakin berinovasi dalam menyajikan daerah wisata yang mempunyai keunikan masing-masing.

Kita kaya akan keragaman Budaya dari makanan sampai dengan seni namun kita belum bisa mengemas seperti negara-negara lain yang berani menyajikan kekayaan budayanya tanpa ada rasa minder, dengan penampilan yang serba memukau , percaya diri , memamerkan kekayaan budayanya. Saya sempat termenung dan berfikir kenapa Indonesia yang mempunyai daerah wisata menarik tidak mengemas menjadi wisata yang mempunyai nilai jual. Saya mengambil contoh Jakarta dan Sekitarnya dengan membandingkan Bangkok dan Sekitarnya. Saya berkunjung ke Bangkok pertama kali tidak terlalu kagum karena tujuan utamanya adalah belanja , namun begitu kunjungan berikutnya beberapa tahun kemudian dan saya mengikuti Biro Perjalanan/Travel  terasa ada suatu perbedaan yang sangat jauh. Beruntung saya bisa menikmati perjalanan tour dengan menyenangkan  dan saya selalu memunculkan pemikiran” Andaikan-andaikan ” kata-kata yang selalu mengganggu. Jakarta menjadi basis Wisata Ibu Kota yang bisa dikemas seperti di Bangkok, bisa kerjasama dengan agen Tour untuk membawa wisatanya pada kunjungan wajib, selain ke Monas, wisata Bahari Kepulauan Seribu atau keluar dari Jakarta dengan Istana Bogor, Tangkuban Perahu dll. Ada tempat wisata yang seharusnya  diwajibkan oleh pemerintah  untuk dihadiri yaitu Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan kebanggaan Budaya Nusantara  kita. Dengan mengemas Budaya Bangsa kita yang sudah mendapatkan tempat namun tidak dimanfaatkan dengan baik. Taman Mini bisa dijadikan sarana Pertunjukan Seni yang bisa dipamerkan untuk wisatawan. Musium Batik yang mungkin masyarakat sudah melupakan mungkin bisa dihidupkan lagi untuk menjadikan tempat yang menarik bagi wisatawan , seni batik malah lebih dikenalnya di Tamrin City.

Sebagai data perbandingan Tour Bangkok Pattaya:

Ada peraturan bagi agen tour untuk membawa wisatawan wajib mengunjungi produsen madu, industri permata. Akan dikenakan sangsi  pencabutan lisensi tour guidenya selama tiga bulan apa bila melanggar peraturan itu. Perusahaan itu berani membayar pajak tinggi bagi pemerintah karena  dapat mendatangkan  omzet dengan datangnya wisatawan itu.

Para UKM dapat ditingkatkan pendapatannya dari kunjungan wisata dengan hasil kerajinan tangan yang indah dan sebetulnya indonesia juga lebih indah dan lebih beragam , apa yang bisa dilakukan di DKI banyak yang bisa dipamerkan kerajinan asli bangsa kita atau kerajinan dari daerah-daerah.

Jakarta kota metropolitan tempat orang datang untuk berbelanja karena dikenal murah, kualitas produknya bagus namun belum menjadikan daerah wisata yang menarik. Jakarta punya Mangrove di Jakarta Utara, Jakarta punya Kepulauan Seribu, Jakarta Punya Gedung Kesenian, Jakarta Punya Monas, Taman Mini dan lain-lain. Keluar Jakarta sedikit ada Bogor taman Safarinya, Istana Bogornya , puncak yang punya Taman bunga dan keindahan panoramanya, jauh lagi dikit ada Bandung, kota fashion , angklung mang ujo  dan jakarta punya seni tinggalan si Pitung, Ondel-ondel, pencak silat dan seni-seni lain yang perlu dikemas lagi dengan tuntutan jaman.

Bisakah dikemas untuk pilihan Wisata Mancanegara yang datang ke indonesia  Jakarta- Bogor- Bandung?

Wisata Asing jangan mengenal indonesia itu hanya wisata di Bali saja yang sudah terlanjur terkenal di dunia dibanding dengan indonesianya. Jakarta bisa……seperti Bali, Jakarta bisa seperti Bangkok-Pattaya.




Rekomendasi Resto Jilid 1

Saat mengukur jalan ke daerah Cibubur, saya sempatkan menjajal makanan di salah satu restoran yang terletak di ruko Concordia, Kota Wisata. Nama restoran tersebut adalah Solare, restoran yang menjual pizza dan makanan Italia yang umumnya dapat kita temui, yaitu pasta dan salad.

Pizzanya terbilang laris, dengan pizza seharga Rp 79.000 (belum termasuk pajak 15%) untuk 8 potong, isian topping sangat menggoda dan royal. Saat itu saya memesan pizza dengan topping yang berbeda, Salamino dan Solare. Yup, disini bisa memadukan 2 topping dalam 1 pizza.. dihitung berdasarkan harga pizza yang termahal. So, kalau mau gabung gitu, cari harga yang sama ya.

Topping yang saya pilih adalah topping best seller disini. Taburan zaitun, paprika dan keju mozarella benar-benar memanjakan lidah. Topping yang lain, daging, sosis dan paduan bumbunya plus keju yang meleleh di atasnya benar-benar membuat pertahanan diet gagal total. Raos pisan!!

Belum lagi lasagna.. paduan saus tomat, daging dan kejunya bikin sendok terus aktif mengeduk mangkok. Huaaaa…. gagal diet.

 

_20161012_121954

Lasagna, penuh dengan daging dan keju mozarellanya royal!

_20161012_122027

Look at the veggies. It’s so fresh!!

_20161012_122049

Pizza.. base-nya tipis dan empuk.

_20161012_122123

Teh leci




Augmented reality vs Virtual reality

Perkembangan teknologi yang sangat cepat memberikan perubahan ke beberapa bidang. Misalnya teknologi  augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Apa sich perbedaan kedua teknologi ini?

1. Virtual reality (VR)

Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang. Contoh teknologi virtual reality yang cukup sederhana adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini belum begitu mempunyai banyak fungsi, tetapi dengan menggunakan Google Cardboard pengguna akan merasakan pengalaman virtual reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki sensor gyroscope dengan Google Cardboard.

Teknologi virtual reality ini biasanya digunakan pada bidang medis, arsitektur, penerbangan, hiburan, dan lain-lain. Contoh virtual reality banyak sekali, salah satunya seperti game FPS (First Peson Shooter) yang akan membuat pengguna merasa berada di dalam game tersebut. Selain itu, virtual reality digunakan pada foto dan video 360 derajat yang membuat pengguna merasa berada di tempat tersebut. Beberapa perangkat virtual reality yang cukup populer lainnya adalah Oculus Rift yang dikembangkan oleh Facebook. Oculus Rift memberikan pengalaman berbeda untuk pengguna dalam  bermain sebuah game. Selain  Oculus Rift, perangkat virtual reality lainnya adalah Samsung Gear VR, PlayStaion VR, HTC Vive, dan Octagon VR yang dibuat oleh perusahaan di Bandung.

Penggunaan Virtual Reality

Virtual Reality digunakan pada berbagai bidang, yaitu pendidikan pelatihan militer, hiburan (video game dan film), dan arsitektur.

 

2. Augmented reality (AR)

Augmented reality adalah integrasi informasi digital dengan lingkungan pengguna secara real time. Berbeda dengan virtual reality yang menciptakan lingkungan 3D yang benar-benar buatan. Teknologi augmented reality menggunakan lingkungan yang ada di dunia nyata kemudian menambahkan informasi baru di atasnya. Dengan kata lain, AR menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata (real time).

Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.

AR dapat diaplikasikan untuk semua indera, tidak hanya visual, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Gunanya untuk memperkaya pengalaman penggunanya, membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan- kegiatan dalam dunia nyata.

Untuk perangkat augmented reality yang menyita perhatian adalah perangkat besutan Microsoft yang diberi nama Microsoft HoloLens. Perangkat ini berfokus pada penggabungan hologram tiga dimensi yang bersifat augmented reality dengan dunia nyata. Selain itu, Google Glass yang berbentuk kacamata yang dibuat oleh Google merupakan kacamata yang menggunakan teknologi augmented reality yang memiliki banyak fungsi.

Teknologi augmented reality ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering digunakan oleh pengguna adalah Google Translate. Dengan ini, memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan pengumuman atau rambu-rambu.

Disimpulkan bahwa perbedaan virtual reality dan augmented reality adalah virtual reality menggantikan kenyataan dengan dunia semu secara keseluruhan, sedangkan augmented reality menambahkan atau melengkapi kenyataan dengan benda-benda semu.

Penggunaan Augmented Reality

Augmented Reality digunakan pada berbagai bidang, yaitu kesehatan, pelatihan militer, hiburan, manufaktur dan reparasi, dan navigasi telepon genggam.

Perangkat Augmented Reality

  1. Head Mounted Display

Terdapat dua tipe utama perangkat Head-Mounted Display (HMD) yang digunakan dalam aplikasi augmented reality/realitas tertambah, yaitu opaque HMD dan see-through HMD. Keduanya digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

  • Opaque Head-Mounted Display

Ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan padangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun, ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera. Sebuah komputer kemudian menggabungkan rekaman atas dunia nyata tersebut dengan pencitraan grafis untuk menciptakan realitas tertambah yang didasarkan pada rekaman.

  • See-Through Head-Mounted Display

Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem cermin yang diletakkan di depan mana pengguna memantulkan cahaya dari pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan pencitraan grafis.

  1. Virtual Retinal Display

Virtual retinal displays (VRD), atau disebut juga dengan retinal scanning display (RSD), memproyeksikan cahaya langsung kepada retina mata pengguna. Tergantung pada intensitas cahaya yang dikeluarkan, VRD dapat menampilkan proyeksi gambar yang penuh dan juga tembus pandang, sehingga pengguna dapat menggabungkan realitas nyata dengan gambar yang diproyeksikan melalui sistem penglihatannya. VRD dapat menampilkan jarak pandang yang lebih luas daripada HMD dengan gambar beresolusi tinggi. Keuntungan lain VRD adalah konstruksinya yang kecil dan ringan. Namun, VRD yang ada kini masih merupakan prototipe yang masih terdapat dalam tahap perkembangan, sehingga masih belum dapat menggantikan HMD yang masih dominan digunakan dalam bidang realitas tertambah.

  1. Tampilan Berbasis Layar

Apabila gambar rekaman digunakan untuk menangkap keadaan dunia nyata, keadaan realitas tertambah dapat diamati menggunakan opaque HMD atau sistem berbasis layar. Sistem berbasis layar dapat memproyeksikan gambar kepada pengguna menggunakan tabung sinar katoda atau dengan layar proyeksi. Dengan keduanya, gambar stereoskopis dapat dihasilkan dengan mengamati pandangan mata kiri dan kanan secara bergiliran melalui sistem yang menutup pandang mata kiri selagi gambar mata kanan ditampilkan, dan sebaliknya.

Tampilan berbasis layar ini juga telah diaplikasikan kepada perangkat genggam. Pada perangkat-perangkat genggam ini terdapat tampilan layar LCD dan kamera. Perangkat genggam ini berfungsi seperti jendela atau kaca pembesar yang menambahkan benda-benda maya pada tampilan lingkungan nyata yang ditangkap kamera.

Sumber :

Website : teknojurnal.com/pengertian-virtual-reality-dan-perbedaanya-dengan-augmented-reality

https://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_tertambah

https://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_maya

 

 

 

 




“Rajin Olah Raga, Apakah Jaminan Panjang Usia?”

Beberapa hari yang lalu, reuni teman kuliah yang heboh, dikejutkan dengan sebuah berita.

Randi, teman yang dikenal rajin olah raga, dan rajin menjaga pola makan, telah mendahului kami semua.

Tentu, kami bertanya-tanya apa yang terjadi pada Randi.

Akhirnya, pertanyaan kami terjawab. Kata dokter, Randi adalah pribadi yang aktif berolahraga, bahkan terkenal sebagai seorang pelari maraton, a marathon runner.  Randi terbiasa tidur 3-4 jam sehari.

Beberapa saat setelah berolah raga, Randi terserang penyakit jantung yang masif.  Randi meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

Kebiasaan tidur kurang dari 5-6 jam per hari dapat meningkatkan resiko terkena serangan BP, sebesar 350% – 500%, dibandingkan dengan mereka yang punya waktu tidur sekitar > 6 jam per hari.   Bagi orang muda usia 25 – 49 tahun, akan terkena kemungkinan dua kali menderita BP, bila waktu tidur kurang dari 6 jam per hari.

Singkat cerita:

olah raga, diet makanan, berat badan proporsional bukan jaminan utama kesehatan anda, bila anda masih belum mempunyai waktu tidur 6-8 jam per hari.  Nah, masih kah mengabaikan waktu tidur anda?

(dituliskan secara lebih sederhana dari uraian Dr. N. Siva, Senior Cardiologist,  WhatsApp, Rabu, 12 Okt 2016)




KUTANG atau ISINYA?

 

KUTANG ATAU ISINYA?

 

Dalam konsep pemasaran, salah satu atribut produk adalah kemasannya. Tidak sedikit konsumen yang memandang kemasan sebagai unsur penting yang perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan pembeliannya.  Oleh karena itu, banyak produsen yang merancang kemasan produk sebagai daya tarik minat beli calon konsumennya atas produk yang ditawarkannya.

Calon konsumen yang memandang kemasan sebagai unsur penting dalam membuat keputusan pembelian suatu produk, kerapkali juga menjadi lupa akan isi kemasan itu sendiri. Hal serupa terjadi pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan ini banyak hal yang bersifat “kemasan”, sementara isi atau hakikatnya masih harus kita temukan di balik kemasannya.  Sedemikian menariknya “kemasan”, seringkali membuat kita lupa akan hakikat, isi, atau value dari yang ada dalam kemasan tersebut, apalagi jika kemasan itu menimbulkan asosiasi yang menjauhkan pikiran kita dari inti atau isi yang ada dalam kemasan tersebut.

 Sehubungan itu, saya menjadi ingat apa yang pernah ditulis oleh Emha Ainun Nadjib. Berkaitan dengan “bungkus dan Isinya” beliau pernah menulis demikian:

Hidup akan sangat melelahkan. Sia-sia & menjemukan bila Anda hanya menguras pikiran untuk mengurus *BUNGKUS*-nya saja dan mengabaikan *ISI*-nya. Maka, bedakanlah apa itu *”BUNGKUS”*-nya & apa itu *”ISI”*-nya.

  •  “Rumah yg indah” hanya bungkusnya, “Keluarga bahagia” itu isinya.
  • “Pesta pernikahan” hanya bungkusnya, “Cinta kasih, Pengertian, & Tanggung jawab” itu isinya.
  • “Ranjang mewah” hanya bungkusnya, “Tidur nyenyak” itu isinya.
  • “Kekayaan” itu hanya bungkusnya, “Hati yang gembira” itu isinya.
  • “Makan enak” hanya bungkusnya, “Gizi, energi, dan sehat” itu isinya.
  • “Kecantikan dan Ketampanan” itu bungkusnya; “Kepribadian dan Hati” itu isinya.
  • “Bicara” itu hanya bungkusnya, “Kenyataan” itu isinya.
  • “Buku” hanya bungkusnya; “Pengetahuan” itu isinya.
  • “Jabatan” hanya bungkusnya, “Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.
  • “Pergi ke tempat ibadah” itu bungkusnya, “Melakukan Ajaran Agama” itu isinya.
  • “Kharisma”* hanya bungkusnya, *”Karakter”* itu isinya.
  • “Rejeki” itu itu hanya bungkusnya, “keberkahan” itulah isinya.

 Oleh karena itu, janganlah melihat judul tulisan ini, tetapi perhatikan isinya … ?   ihw.




Apa itu Organisasi Belajar (Learning Organization) ?

Pada abad 21 ini perubahan semakin pasti dan cepat. Globalisasi dan teknologi mempengaruhi organisasi dan memaksa organisasi untuk berubah agar dapat bertahan dan berkompetisi dalam dunia baru, era baru sekarang ini. Organisasi dengan tingkat penyesuaian yang tinggi akan dapat bertahan hidup dilingkungan yang cepat, millennium baru, teknologi yang sangat maju dan berkembang.

Organisasi harus belajar lebih cepat, beradaptasi lebih cepat terhadapat perubhan lingkungan agar dapat bertahan. Seperti pada masa lalu banyak mahluk yang punah karena tidak dapat beradaptasi dengan baik. Organisai harus terus belajar agar dapat terus bertahan dan tidak punah.

Belajar dalam organisasi menjadi suatu hal yang penting dan kritis. Evolusi ini tidak terjadoi dengan sengaja, tetapi dibangun melalui pengalaman dari waktu ke waktu dan belajar mengenai belajar dari para manajer dan pimpinan yang memahami pentingnya dan mendorong untuk implementasinya. Yang dibicarakan disini bukan hanya merubah elemen luar dari organisasi seperti hasil, aktifitas atau struktur melainkan mengubah operational secara hakiki seperti: nilai-nilai, pola pikir, dan bahkan tujuan utamanya.

 

Mengapa Organisasi Belajar Menjadi Penting?

Tuntutan organisasi di seluruh dunia sekarang ini menuntut pembelajaran disampaikan dengan kecepatan yang lebih besar, dengan biaya lebih sedikit, dan tempat kerja yang lebih efektif dan tenaga kerja mobile yang terpengaruh lebih dramatis daripada sebelumnya oleh perubahan harian di pasar. Dan isu krusial apa yang dihadapi perusahaan saat ini?

 

  • Reorganisasi, restrukturisasi, dan rekayasa ulang untuk sukses, bukan hanya bertahan hidup
  • Peningkatan keterampilan yang kurang yang disebabkan oleh sekolah yang belum cukup menyiapkan orang untuk bekerja di abad ke-21
  • Menggandakan pengetahuan setiap 2 sampai 3 tahun
  • Persaingan global dari perusahaan yang paling kuat di dunia
  • terobosan teknologi baru yang luar biasa dan canggih
  • Spiral kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan

 

Belajar yang terjadi di seluruh organisasi dan seluruh sistem memberikan kesempatan terbaik tidak hanya untuk bertahan tapi keberhasilan.

 

Untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam lingkungan baru ini, perusahaan harus belajar lebih baik dan lebih cepat dari keberhasilan dan kegagalan. Organisasi perlu untuk terus mengubah diri menjadi organisasi belajar, menjadi tempat di mana kelompok-kelompok dan individu pada semua tingkatan terus menerus terlibat dalam proses pembelajaran baru.

 

Belajar bukan lagi kegiatan terpisah yang terjadi baik sebelum seseorang memasuki tempat kerja atau dalam pengaturan ruang kelas jarak jauh. Juga bukan suatu kegiatan disediakan untuk kelompok manajerial. Perilaku yang mendefinisikan belajar dan perilaku yang menentukan menjadi produktif adalah satu dan sama. Belajar adalah jantung dari kegiatan produktif. Sederhananya, belajar adalah bentuk baru dari tenaga kerja .

 

Apakah Belajar baru dalam Organisasi?

 

Dalam lingkungan saat ini, pembelajaran organisasi merupakan bentuk baru dari belajar dengan cara sebagai berikut:

  • Berbasis kinerja dan diikat dengan tujuan bisnis.
  • Menekankan pentingnya proses belajar, atau belajar bagaimana belajar.
  • Kemampuan untuk mendefinisikan belajar adalah sama pentingnya dengan menemukan jawaban atas pertanyaan yang spesifik.
  • Kesempatan Organisasi-lebar ada untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
  • Belajar adalah bagian dari pekerjaan.

 

Muculnya Organisasi Belajar

Konsep pembelajaran organisasi yang luas, dan pengakuan pentingnya, dapat ditelusuri dalam literatur penelitian pada tahun 1940-an, tetapi tidak sampai tahun 1980-an beberapa perusahaan mulai menyadari potensinya untuk meningkatkan kinerja organisasi, daya saing, dan kesuksesan.

Pada 1980-an, Shell Oil mulai mempertimbangkan pembelajaran organisasi dalam kaitannya dengan perencanaan strategis. Perusahaan menyimpulkan bahwa belajar sebagai organisasi memang terbukti berharga bagi perencanaan strategis dan keberhasilan perusahaan dan telah membuat Shell untuk mendapatkan keuntungan dari satu atau dua tahun atas pesaingnya

Selama tahun 1990-an, jumlah perusahaan yang komit untuk menjadi organisasi belajar meningkat secara dramatis.

The Fifth Discipline dari Peter Senge dan artikel tentang organisasi belajar di Harvard Business Review, The Economist, BusinessWeek, Fortune, dan Asiaweek telah menyebabkan banyak perusahaan mulai mempertimbangkan proses transformasi diri menjadi organisasi belajar. Perubahan yang terus meningkat dari abad ke-21 telah membuat organisasi belajar menjadi lebih penting.

 

Apakah ingin menjadi sebuah organisasi belajar atau tidak bukanlah pertanyaan lagi; menjadi organisasi belajar diperlukan untuk tetap kompetitif. Dan, siapa pun yang bertanya “kapan?” Harus diberitahu “Segera” karena menjadi mahluk baru akan segera menjadi penting untuk kelangsungan hidup di lingkungan yang semakin global.

Bagaimana menjadi sebuah organisasi belajar akan dibahas pada tulisan berikutnya…

 

Referensi:

Marquardt,Michael J., Building the Learning Organization Mastering The 5 Elements For Corporate Learning, DAVIES-BLACK PUBLISHING, INC. Palo Alto, CA, Second Edition, 2002

 




PENTINGNYA PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA

PERLUNYA PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA

SEBAGAI PENGGUNA JASA PENDIDIKAN TINGGI

 

Globalisasi menjadikan masyarakat dunia semakin terhubungkan satu sama lain dalam berbagai kehidupan, berdimensi politik, teknologi, sosial budaya, dan ekonomi. Dampak globalisasi merambah ke dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan dan dunia perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap mutu perguruan tinggi sebagai akibat globalisasi merupakan masalah konkrit, yang pemecahannya tidak bisa ditunda-tunda. Hal ini berarti, bahwa proses pembelajaran di perguruan tinggi harus bermutu dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Eksistensi dan tantangan sebuah perguruan tinggi tergantung pada penilaian stakeholders. Oleh karena alasan itu pula, perguruan tinggi perlu menjalankan proses penjaminan mutu terhadap pendidikan yang diselenggarakannya.

Komponen penentu mutu proses dan lulusan perguruan tinggi terdiri dari banyak komponen, di antaranya mutu program akademik, sumberdaya manusia, sarana prasarana, dan suasana akademik. Berbagai komponen mutu tersebut perlu ditingkatkan dalam rangka memenuhi standar nasional pendidikan. Pemerintah dengan Per-aturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Standar Nasional Pendidikan) pasal 2, menyatakan bahwa untuk penyelenggaraan setiap satuan pendidikan harus mengacu delapan standar mutu pendidikan, yakni: standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, standar pengelolaan, pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Globalisasi juga telah melahirkan berbagai tuntutan baru pada institusi pendidikan tinggi. Sejalan dengan tuntutan tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah menetapkan acuan   utama  dalam  kebijakan   dasar pengembangan pendidikan tinggi ke depan yakni Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (Higher Education Long Term Strategy, HELTS) 2003-2010 yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sesuai dengan GATS/WTO-Central Product Classification/MTN. GNS/W/120,  pendidikan juga diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk bisnis jasa. Perguruan tinggi merupakan salah satu penyedia jasa pendidikan ini. Secara umum, tujuan penyelenggaraan pendidikan, termasuk di perguruan tinggi, adalah terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Semua tujuan tersebut akan terakumulasi melalui proses belajar. Hasilnya adalah kemampuan peserta didik yang tergambar melalui prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor eksternalnya adalah kualitas layanan yang diberikan lembaga pendidikan tinggi kepada para pengguna jasa pendidikan tinggi tersebut.

Organisasi Perguruan Tinggi (PT) memang bukan murni organisasi bisnis. Namun demikian,  ada kesamaannya dengan organisasi bisnis, yakni bahwa di dalam upaya meraih keberhasilan atau kinerja yang baik, keduanya  perlu menerapkan prinsip-prinsip pemasaran, yaitu upaya yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan dan juga para pemangku kepentingan (stakeholders), melalui kegiatan menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai yang unggul kepada para pengguna jasa pendidikan tinggi tersebut. Oleh karena itu, dewasa ini banyak organisasi yang menjadikan tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggannya menjadi tolok-ukur kinerja organisasi.

Dalam kondisi bisnis yang  tingkat persaingannya tinggi dengan diferensiasi produk dan jasa yang begitu beragam, kepuasan dan loyalitas pelanggan menjadi  sangat penting untuk diketahui oleh manajemen perusahaan. Dengan mengagendakan program pengukuran kepuasan konsumen secara periodik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, salah satu di antaranya adalah meningkatkan loyalitas para pelanggannya. Hal yang sama berlaku pula pada organisasi yang bergerak dalam jasa pendidikan.

Dalam jangka panjang, akan jauh lebih menguntungkan mempertahankan pelanggan yang loyal daripada terus-menerus menarik  atau mencari pelanggan baru. Pelanggan yang sangat puas   secara tidak langsung akan menjadi agen promosi bagi  perusahaan untuk menarik pelanggan baru. Sebaliknya, bila kualitas layanan yang dirasakan pelanggan/para mahasiswa tidak memadai, hal itu juga merupakan bad promotion mengenai Perguruan Tinggi tersebut. Selain itu, kualitas layanan juga merupakan bagian dari penjaminan mutu sebuah Perguruan Tinggi.

Pengukuran kepuasan pengguna jasa di suatu lembaga pendidikan tinggi perlu dilakukan secara periodik dalam rangka akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, sebagaimana diamanatkan oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi).  Pada Buku III Pedoman Pengisian Borang Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Standar 3 Mahasiswa dan Lulusan  butir 3.1.6 dan 3.1.6 (18-19),  Institusi Perguruan Tinggi wajib memiliki tata cara dan instrumen untuk mengetahui kepuasan mahasiswa terhadap layanan kemahasiswaan dan hasil pelaksanaan pengukuran kepuasan mahasiswa. Borang adalah alat untuk mengumpulkan dan mengungkapkan data dan informasi yang digunakan untuk menilai kelayakan dan mutu institusi perguruan tinggi. Sedangkan standar akreditasi  merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh institusi perguruan tinggi, yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan institusi serta untuk mengukur  kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan.

Dengan demikian, pengukuran kepuasan mahasiswa, sebagai pengguna jasa pada suatu perguruan tinggi, sangatlah penting dan perlu dilakukan, karena berkaitan erat dengan kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan. Lebih dari itu, tingkat kepuasan pelanggan atas kualitas layanan pada suatu perguruan tinggi juga dapat dikaitkan dengan perkembangan jumlah calon mahasiswa yang masuk setiap tahunnya, dengan asumsi bahwa mahasiswa yang sangat puas   secara tidak langsung akan menjadi agen promosi bagi  perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menarik calon mahasiswa baru. (ihw).