Menulis Hasil Riset dan Diskusi

Setelah penelitian mendapatkan hasil, bagaimana penyajian hasil riset dan pembahasannya?
Ada empat hal yang perlu dilakukan.
PART 1: Presenting results
PART 2: Interpretation of trends/results
PART 3: Discussion and argument
PART 4: Supporting statement

Raakhimi Shuib

HOW TO CORRELATE RESULTS AND DISCUSSION?
1) First, search 3-5 papers that have similar trends.
2) Summarize and write a note about discussion and argument of that particular trend.
3) Then, choose your strategy to write your discussion and argument (see attached figures)
>>AGREE<<
If you choose to agree with the available theory and literature, you must correlate the theory and understanding with you own results and be sure to cite the works that you refer to.
>>DISAGREE<<
If you choose to disagree, you can develop your own theory and philosophy but must be supported with strong data and evidence.

Raakhimi Shuib




Cara Mengenali dan Menghindari Konferensi Abal-abal

Cara mengenali dan menghindari predatory conferences

  1. Topik dan ruang lingkup konferensi
    • Apakah cukup dikenal dan direkomendasi oleh kolega sejawat/senior?
    • Apakah isinya relevan dengan bidang riset?
    • Apakah topik konferensi cukup fokus?
    • Apakah konferensi memprioritaskan ilai akademik atau jalan-jalan wisata?
    • Apakah konferensi dengan judul “internasional” itu betul-betul berkualitas baik?

 

  1. Website konferensi
    • Apakah pada lamannya menunjukkan mereka menguasai bidang kajian?
    • Apakah program konferensi mengundang pembicara yang memang pakar?
    • Apakah konferensi menyajikan alamat kontak secara rinci?
    • Apakah ada laporan megenai konferensi sebelumnya?
    • Apakah informasinya menggunakan penulisan kata dan tata bahasa yang benar
    • Apakah konferensi ditulis pada media yag dapat dipercaya?

 

  1. Panitia konferensi
    • Apakah tujuan konferensi ditulis secara jelas dan spesifik?
    • Apakah panitianya menunjukkan kualitasnya? Misalnya, apakah mereka hanya membuat berbagai konferensi pada bulan yang sama
    • Jika melibatkan universitas, apakah juga diumumkan pada laman universitas tersebut?
    • Apakah konferensi diorganisir oleh organisasi yang cukup dikenal?
    • Bila konferensi diorganissir oleh perusahaan komersial, apakah ada kerjasama dengan lembaga riset yang bereputasi, atau penerbit yang bereputasi?

Jika sebagian besar jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah YA, maka silakan ikuti konferensi tersebut.

PAK Dikti. 10 Juni 2017. Predatory Conference: How to Avoid Them

 




Batas Kemiripan Karya Ilmiah

Sebuah universitas menerbitkan pedoman akademik yang menetapkan kemiripan karya ilmiah (similarity) hingga 50% pada tahun 2016. Prof. Supriadi Rustad memandang ini sebagai tindakan yang melindungi plagiarisme, universitasnya dikatakan sebagai suaka plagiasi.

Berapa batas yang dinilai wajar? Institut Perbanas menetapkannya sebesar 20% untuk bidang ilmu eksakta, dan 25% untuk bidang ilmu non eksakta. Sebagai perbandingan, universitas-universitas di Malaysia menetapkan  besarannya secara beragam. Namun perlu dicatat bahwa data hanya ini berdasarkan penuturan para mahasiswa/dosen universitas yang bersangkutan. Untuk akurasinya sila kunjungi website mereka.

UiTM     30%

UUM     20%

Uniten  25%

UTM      20%

USM      30%

UKM depending on chapters 30%

UNISZA 25%

UM        14%

UMK      25%

UMT      25%

UMP      10%

UPM      30%

UMS      30%

UTP        20%

 

Referensi

Institut Perbanas, SK Gaya Selingkung

Supriadi Rustad, ROBOHNYA UNIVERSITAS KAMI (1): BILA UNIVERSITAS JADI SUAKA PLAGIASI

Supriadi Rustad, ROBOHNYA UNIVERSITAS KAMI (2): DOKTOR TIGA GAYA

FB Othman Talib

 




Bagaimana Melakukan Evaluasi Resiko Cyber terhadap System Keamanan Organisasi ?

Apakah sudah dipersiapkan dengan baik untuk melakukan mitigasi antara manufaktur system keamanan,  para integrator dan para pengguna ?

Entah itu Sistem HVAC (Heating, Ventilating, Air Conditioning), terminal POS point of sales atau juga camera CCTV, para penyerang jahat akan mencari cara untuk masuk ke dalam network dan akan mendekati data yang berharga (valuable), system dan intellectual property. Sementara itu organisasi berusaha menopang dan menutup system cyber security yang lemah, sehingga perlu melihat dari dekat resiko cyber dari system keamanan fisikal di organisasi tersebut.

Sistem Keamanan fisikal dapat membiarkan para penyerang cyber atau virus dengan berbagai cara, termasuk management password yang lemah, instalasi yang salah, konflik penggunaan jaringan dan kelemahan dari enkripsi. Keterkaitan perangkat yang lebih besar, terbukti sangat bermanfaat untuk metric, audit dan keamanan organisasi dan juga akan membuka jalan baru untuk penyerangan karena satu panel control akses lemah dapat membahayakan keseluruhan system keamanan bukan hanya system jaringan saja.

Lanjut di :

http://www.securitymagazine.com/articles/87925-how-to-evaluate-your-security-systems-cyber-risk




Operasi Matriks (Penjumlahan)

Penjumlahan Matriks

Jika Amxn  = (aij) dan Bmxn = (bij) ,maka A mxn + Bmxn = Cmxn =(cij), (aij) = (bij),

Contoh:

A =                                       B =                     , maka  A + B =

2     1                                             -2     4      , maka   A + B =     2       1         +        -2       4    =      0      5    = C = (cij)

3     2                                              3      2                                            3        2                     3       2             6      4

A =                                                 B =

3       2        1                                         2       7      -2     ,

-2       3        4                                         3     -5        1

maka  A + B =

3        2         1       +         2       7        -2      =      5         9        -1      = C (cij)

-2        3          4                  3       -5        1               1        -2         5




Strategi Ujian Disertasi

Ada orang yang menanyakan via inbox saya tentang apa yang dimaksudkan dengan belajar ilmu manajemen ditambah taktik dan trik akan SUCCESS rrruuuuaaar biasa sedangkan apabila diterapkan TANPA taktik dan trik hanya memperoleh hasil biasa-biasa saja?
Saya akan menjelaskan dalam contoh kehidupan mahasiswa baik pada level S1, S2, dan S3 dan apa yang saya lakukan dengan aplikasi taktik dan trik dalam praktek manajemen ini ketika belajar dan ujian disertasi Doktor Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1991.
Ambil contoh sederhana kita belajar tentang Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) seperti standar pembelajaran di ruang kelas. Kemudian mahasiswa baik S1, S2, dan S3 menerapkan analisis SWOT itu (kadang-kadang bingung menerapkan dalam kehidupan sehari-hari) secara biasa-biasa saja maka hasilnya juga tidak tampak langsung secara signifikan.
Ketika menjadi mahasiswa S3 ITB dalam program studi Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri, waktu ujian disertasi saya sudah menerapkan analisis SWOT ketika menghadapi para penguji yang Profesor. Doktor (enam orang penguji) dan berhasil “mengecoh” mereka sehingga mereka memasuki “jebakan/perangkap” saya. Sehingga kelihatan ujian Disertasi S3 itu sangat melelahkan dan seolah memperoleh serangan bertubi-tubi dari penguji disertasi TETAPI taktik dan trik dari aplikasi Analisis SWOT yang saya terapkan membuat saya santai dalam menjawab berbagai pertanyaan mereka dalam “perangkap” yang dibuat oleh saya. Untuk memahami ini, maka perlu membaca ceritera saya berikut.
Taktik dan trik pertama yang saya lakukan dari analisis SWOT yang dipelajari itu adalah mengubah ke dalam formula OPPORTUNITY: O = S / (W x T). Formula ini TIDAK ada dalam buku-buku teks manajemen, ini adalah aktivitas KREATIF yang disebut taktik dan trik itu.
Kemudian kita mengetahui bahwa Threats (Ancaman) PASTI akan menyerang Weaknesses (Kelemahan-kelemahan), maka ketika menulis Disertasi S3 saya membuka lubang/celah selebar-lebarnya yang berkaitan dengan STATISTIKA TERAPAN untuk diserang oleh para penguji Disertasi Doktor di ITB Bandung.
Seperti diketahui bahwa saya berlatar belakang sarjana peternakan (S1) dan magister statistika terapan (S2), sehingga jelas saya TIDAK KUAT (LEMAH) dalam bidang Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri, karena baru belajar melalui mengikuti kuliah program S3 di ITB itu. Sebaliknya saya KUAT dalam bidang STATISTIKA TERAPAN.
Karena formula dalam analisis SWOT di atas yaitu: O = S / (W x T) itu menunjukkan bahwa Ancaman (Threats) akan MENYERANG sesuatu yang LEMAH (Weaknesses), maka saya “pura-pura LEMAH” dalam bidang STATISTIKA TERAPAN dengan cara membuka berbagai OPPORTUNITY untuk diserang oleh dewan penguji dalam berbagai aspek yang terkait dengan hasil analisis dan kesimpulan berdasarkan STATISTIKA TERAPAN ini. Berbagai asumsi tentang uji-uji kenormalan, homogenitas, distribusi peluang, dll TIDAK saya tampilkan dalam disertasi. PADAHAL kita mengetahui bahwa penggunaan uji-uji STATISTIKA baru dianggap sahih (valid) apabila memenuhi berbagai persyaratan dan asumsi. Meskipun hal ini tidak ditampilkan dalam disertasi, TETAPI saya telah menyiapkan semua jawaban dan melakukan berbagai pengujian statistika yang membuktikan bahwa semua asumsi dan persyaratan dari berbagai aplikasi statistical tools itu telah terpenuhi. Strategi ini saya sebut sebagai Strategi Pura-Pura Lemah (padahal sesungguhnya saya berada pada posisi SANGAT KUAT).
Sebaliknya, karena saya LEMAH dalam bidang Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri ketika itu (1991), maka saya memainkan Strategi Pura-Pura Kuat (padahal sesungguhnya saya LEMAH) dengan cara TIDAK MEMBERIKAN CELAH atau KESEMPATAN untuk ditanya oleh para penguji disertasi, karena setiap pernyataan yang berkaitan dengan Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri dalam disertasi saya itu telah dibuat sangat lengkap, termasuk berbagai kemungkinan pertanyaan yang timbul telah dimasukan jawaban dalam disertasi itu berupa kutipan dari berbagai ahli dalam bidang rekayasa system dan manajemen industri.
Apa yang terjadi dalam ujian disertasi saya itu? Selama 8 (delapan) jam semua pertanyaan dari penguji mengarah pada bidang STATISTIKA TERAPAN tentang persyaratan dan asumsi dari berbagai statistical tools tentang multivariate analysis, sehingga seolah-olah saya sedang mengambil DOKTOR dalam bidang STATISTIKA TERAPAN. Ketua Pembimbing saya (founding father teknik dan manajemen industri di Indonesia) sampai berdiri dan melihat saya KARENA serangan bertubi-tubi dalam bidang STATISTIKA TERAPAN. Padahal dalam hati saya tertawa dan senang, karena para penguji disertasi telah memasuki “JEBAKAN” saya yang berpura-pura LEMAH (Aplikasi Strategi Pura-Pura Lemah) dalam bidang STATISTIKA TERAPAN.
Setelah selesai ujian sekitar jam 16:00 (ujian dari jam 08:00 pagi dengan istirahat makan siang 1 jam), para penguji memberikan komentar: ternyata Anda menguasai STATISTIKA TERAPAN, tetapi mengapa berbagai jawaban yang tadi Anda kemukakan itu tidak dimasukkan ke dalam disertasi Anda? Saya HANYA menyatakan bahwa ini adalah Disertasi Doktor dalam bidang REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN INDUSTRI, BUKAN Disertasi Doktor dalam Bidang STATISTIKA TERAPAN.
Strategi Pura-Pura Kuat dan Strategi Pura-Pura Lemah itu jika dibuatkan dalam bentuk bagan seperti terlampir.
Strategi yang dikemukakan di atas BISA ditiru oleh mahasiswa S1, S2 dan S3 yang sedang menempuh pendidikan S1, S2, dan S3 (Doktor) agar bisa “mengecoh” dewan penguji dalam ujian tertutup baik pada level S1, S2 maupun S3, sehingga memperoleh nilai terbaik (A).
Dari penjelasan di atas, TAMPAK bahwa belajar ilmu manajemen dan pandai saja BELUM CUKUP, Karena yang terpenting dalam meraih kehidupan yang SUCCESS adalah taktik dan trik yang dalam Bahasa keren kita sebut sebagai STRATEGI. Jadi MANAGEMENT ACTION yang berbasis STRATEGI merupakan kunci utama menuju SUCCESS dalam bidang apapun dalam kehidupan ini.
Tidak percaya silakan Benchmarking melalui aplikasi ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing. Bagan berikut ini adalah salah satu contoh yang saya terapkan dari analisis SWOT berkaitan dengan ujian disertasi dan SUCCESS rrruuuaaarrr biasa. Masih banyak kasus lain yang telah diterapkan menggunakan formula: O = S / (W x T) itu dan memperoleh hasil SUCCESS.
Image may contain: text
Tks. Salam SUCCESS.



Bagaimana Menulis Kajian Pustaka?

Artikel ini menjelaskan mengenai bagaimana mengembangkan atau meperkuat keahlian menulis kajian pustaka. Terdiri dri
1. Apa yang dimaksud kajian pustaka?
2. Mengapa penting?
3. Apa saja yang termasuk di dalamnya?
4. Apa sumber yang tepat untuk digunakan?
Bagaimana cara yang pantas mengakhiri kajian pustaka?
Yang lebih penting lagi, disini ada penjelasan tentang perbedaan penulisan kajian pustaka untuk riset kuantitatif maupun kualitatif.

Denney, A. S., & Tewksbury, R. (2013). How to Write a Literature Review. Journal of Criminal Justice Education, 24(2), 218–234. http://doi.org/10.1080/10511253.2012.730617

atau klik

Mumtaz Ali Memon




Panduan Membuat Profile di Google Scholar….

Bagi Para Dosen

dan Para Peneliti…

 

ini adalah  Panduan Membuat Profile di Google Scholar….

yang di presentasikan oleh :
Imam Much Ibnu Subroto, ST, M.Sc, Ph.D

Universitas Budi Luhur Jakarta
7 Maret 2017

Panduan Google Scholar (SINTA Sosisalisi UNISSULA 2017-03-07 LPPM)

 

Semoga Bermanfaat..




Jenis-jenis Matriks (lanjutan 3)

VII. Matriks Transpose

Matriks Transpose adalah matriks yang diperoleh dengan saling menukar baris dengan kolom dari

matriks lama.  A ‘ = transpose dari matriks A.  A ‘ = (a’ ij = aji).

Contoh:

Matriks A:                                                  Transpose matriks A = A ”

2     3    -4                                                       2     -2      5

-2    1     -5                                                       3     1      1

5    1      3                                                       -4    -5     3

 

Matriks B                                                   Tranpose matrisk B = B ‘

1     2                                                                 1   3   5

3     4                                                                 2   4   8

5     8

VIII. Matriks  Setangkup

Matriks Setangkup adalah matriks yang transposenya = matriks lama. Jadi A ‘ = A.

Contoh:

Matriks A                                                   Transpose matriks A = A ‘

2     1     3                                                       2     1     3

1     4     5                                                       1     4     5

3     5     6                                                       3     5     6

Matriks B                                                    Transpose matriks B = B ‘

1         3                                                            1       3

3         1                                                            3       1




(BPP-DN) 2017…

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terus berupaya
untuk mendorong dan meningkatkan kuantitas dosen yang memiliki kualifikasi
akademik minimal magister melalui beragam pendekatan. Berbagai langkah
sistematis dan perbaikan berkelanjutan selalu dilaksanakan baik pada era TMPD,
BPPS hingga BPPDN pada saat ini.

Para Dosen yang berminat dapat melihat panduan BPP-DN 2017 di laman ini….

Panduan-BPPDN-final-1-rev4.pdf

Semoga bermanfaat…

 

Sumber : Ristekdikti