Bisnis Palugada Jaman Now

Bisnis Palugada Jaman Now

Oleh Mardiana Sukardi. Kira-kira nie gambaran bisnis sudah seperti palugada, apa yang lu mau gua ada. Kita lihat ilustrasinya ya. Dulu harus datang ke agen perjalanan untuk pesan tiket, kalau beruntung karena sudah langganan bisa telepon dulu baru transfer. Trus berikutnya lebih mudah pesan tiket via web, karena mobilitas tinggi, maka dibuat dalam bentuk App yang dapat diakses dengan perangkat mobile (gadget). Awalnya cuma tiket pesawat yang ditawarkan, tapi kan gak semua orang belinya tiket pesawat, kayak Budos sebagai penggemar kereta api, jadi sekarang tiket kereta pun bisa dipesan secara online.

Seringkali kalau bepergian ke luar kota butuh penginapan juga kan, so yang awalnya hanya jualan tiket, mulailah memberikan penawaran penginapan, jadilah hotel, homestay, dst masuk dalam aplikasi. Trus klo sudah di luar kota, pengen tahu dong ada tempat makan ato tempat piknik apa gitu yang menarik di situ, okelah lengkapi sekalian dengan pilihan paket wisata.

Tempat wisata sudah dipilih, resto paling kekinian sdh di-booking, trus gimana caranya sampe sana. Tutul-tutul aplikasi, oh ternyata bisa pesan mobil/motor sekalian. Tinggal duduk manis, dianter ke tempat sesuai lokasi yang terpampang di layar supirnya.

Udah sampe ke tempat wisata, hasil selpi udah pas manteb, posisi bagus, kliatan langsing (ini penting banget, klo gak bisa hapusin foto lagi :D) eh paket data abis. Pigimane bisa unggah di medsos, klo postingan Late Post rasanya kurang greget. Oke so jualan sekalian paket datanya malah lebih murah daripada beli langsung ke providernya. Udah posting nie, eh keingetan program promo klo posting foto piknik dan di-tag ke IG-nya si App, bisa dapat bonus poin buat next transaksi.

Mungkin ini gambaran singkat konsep Palugada untuk bisnis jaman now. Cukup dengan satu aplikasi, kelar satu urusan sampe selesai. Gak punya duit cash, bayar pake debet. Ah saldo menipis nie pakailah kartu kredit, eh ada program cicilannya loh, mayanlah bisa nafas. Tapi gw gak punya kartu kredit nie, don’t worry be happy sudah banyak aplikasi yang menyiapkan cicilan tanpa kartu kredit. Dan…., selanjutnya kita tunggu lagi, yang pasti perubahan itu tidak dapat dihindari. Teknologi yang mengubah gaya hidup, atau gaya hidup yang menuntut perubahan teknologi. Nikmati saja sambil ngopi…., selamat sore.

Gambar diambil dr Google




Berapa Jumlah Informan Riset Kualitatif?

Berbagai jawaban.

Gentles, Stephen J., Cathy Charles, Jenny Ploeg, and K. Ann McKibbon. “Sampling in qualitative research: Insights from an overview of the methods literature.” The Qualitative Report 20, no. 11 (2015): 1772.

  • Jika saturated level (tingkat kejenuhan) telah dicapai, boleh berhenti. Disebut jenuh yaitu bila informan berikutnya telah memberikan informasi yang sama dengan informan sebelumnya, tidak ada informasi baru yang diperoleh.

 

  • “Guest, Bunce, and Johnson (2006) propose that saturation often occurs around 12 participants in homogeneous groups. This is consistent with my own experience during a recent CEO study where saturation occurred around 11 participants (Latham, 2013). To ensure that you have saturation you have to go beyond the point of saturation to make sure no new major concepts emerge in the next few interviews or observations. Consequently, 15 as a minimum for most qualitative interview studies works very well when the participants are homogeneous. Homogeneous means a particular “position” or level (e.g., top level executives) in the organization, a particular type of employee (e.g., customer service representatives), so on and so forth. For a particular group, saturation often occurs between 12 and 15. However, if you are interviewing different types of participants then you may need 12 to 15 of each type in order to reach saturation.”

John Latam. Qualitative Sample Size – How Many Participants is Enough?

http://johnlatham.me/many-participants-enough/

  • Kurang lebih 10 orangpun sudah mencapai kejenuhan data (saturated level). Ada yang dengan 5 informan, justifikasinya diterima oleh para penguji disertasi. Yang penting wawancara dengan informan dilakukan sekurang-kurangnya dua kali. Tidak cukup dengan sekali saja, karena mungkin saja ada pertanyaan-pertanyaan yang tertinggal atau ada informasi yang diperlukan, belum diperoleh. Biasanya pertemuan pertama kali ada hal yang tertinggal, atau orang yang diwawancarai belum bersedia berbagi, masih malu-malu, tidak ada waktu, atau hambatan lain. Maka pertemuan kedua perlu diatur, dan setelah wawancara agar membuat transkripnya.

 

  • -the range of 6-8 informants was satisfies the requirements (Smith, 2003).
    -data becomes saturated after the first twelve informants, and even the basic themes were proposed after as early 6 informants (Guest et al, 2008)
    -Lincoln & Guba (1985) recommend sampling until a point of saturation or redundancy is reached.

 

  • It seems the common agreement is stopped once data is saturated! But as a quali reseacher, it is critical to “un blackbox” the be-all-end-all saturation. Personally, between the common thematic analysis and the grounded theory approach ( GT as method, not theory), GT approach which involves open coding then axial coding, and constant comparison is more robust and transparent in illustrating the elusive “saturation point”. Need to be cautious that the quality of saturation is contingency of one’s skills/experience/etc, thus the ever popular and confusing question of sample size

 

Referensi lain:

https://researchdesignreview.com/…/qualitative…/
Qualitative Research “Participants” Are Not “Respondents” (& Other …
http://johnlatham.me/many-participants-enough/
Qualitative Sample Size – How Many Participants is Enough? – John …
https://quizlet.com/…/research-participants…/
Research: Participants, respondents, subjects – what is the … – Quizlet
http://methods.sagepub.com/…/sage-encyc…/n403.xml
Respondent – SAGE Research Methods
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805454/
Protecting Respondent Confidentiality in Qualitative Research
https://www.researchgate.net/…/How_many_interviews_are…
How many interviews are needed in a qualitative research? Is …
https://www.researchgate.net/…/What_is_the_appropriate…
What is the appropriate number of respondents to participate…
http://ahaonlineresearch.com/successful-qualitative…/
How to Build a Better Qualitative Research Respondent Guide
https://www.ons.gov.uk/…/designing-sampling-strategies…
Designing sampling strategies for qualitative social research: with …
http://eprints.ncrm.ac.uk/2273/4/how_many_interviews.pdf
How many qualitative interviews is enough? – NCRM EPrints …

How many interviews are needed in a qualitative research?

Guest, Greg, Arwen Bunce, and Laura Johnson. “How many interviews are enough? An experiment with data saturation and variability.” Field methods 18, no. 1 (2006): 59-82.

Robinson, Oliver C. “Sampling in interview-based qualitative research: A theoretical and practical guide.” Qualitative Research in Psychology 11, no. 1 (2014): 25-41.

FB DSG




Checklist for journal articles

Checklist bagi penulis sebelum mempublikasi artikelnya dalam jurnal.

Crack, T. F., Grieves, R., & Lown, M. G. (2011). Put your best foot forward: A pre-submission checklist for journal articles.




Peringkat Universitas Malaysia 2017

https://www.thestar.com.my/news/education/2017/10/22/varsities-aim-to-boost-rankings-further/ 

https://www.timeshighereducation.com/world-university-rankings/2018/world-ranking#!/page/0/length/25/locations/MY/sort_by/rank/sort_order/asc/cols/stats

 




Mengapa editor menolak naskah artikel?

  1. Di luar lingkup jurnal
  2. Topik yang dibahas kurang canggih
  3. Metodologi riset tidak tepat
  4. Naskah kepanjangan
  5. Gaya selingkung dan penulisan daftar pustaka tidak betul
  6. Bahasa Inggris buruk
  7. Penyajian dan gaya penulisan buruk

Sumber:

Guthrie, J., Parker, L. and Gray, R. (2004), “Requirements and understandings for publishing academic research: an insider view”, in Humphrey, C. and Lee, W. (Eds), The Real Life Guide to Accounting Research: A Behind-the-scenes View of Using Qualitative Research Methods, Elsevier, Amsterdam, pp. 411-432. Chapter 24




Kontribusi Riset

 

Pada skala 1-8, sejauh mana kontribusi riset kita?
1) Straight replication
2) Replication and extension
3) Extension of a new theory/method in a new area
4) Integrative review (e.g., meta-analysis)
5) Develop a new theory to explain an old phenomenon – compete one theory against another – classic theory testing
6) Identification of a new phenomenon
7) Develop a grand synthesis – integration
8) Develop a new theory that predicts a new phenomenon (e.g., the theory of relativity)

Ladik, D. M., & Stewart, D. W. (2008). The contribution continuum. Journal of the Academy of Marketing Science, 36(2), 157–165. http://doi.org/10.1007/s11747-008-0087-z

 

 




Implikasi Pendidikan Doktor

Susanto Imam Rahayu. Implikasi Pendidikan Doktor. Kompas, Rabu, 25 Oktober 2017.

  • Tujuan Program Doktor (Pasal 20 UU No 12/2012)
    Mampu menemukan, menciptakan dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan, serta pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.
  • Maknanya, seorang doktor harus berperan sebagai ilmuwan dan pengembang ilmu pengetahuan. Tempat yang tepat baginya adalah menjadi pengajar dan peneliti di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan.
  • The Doctor of Philosophy program is designed to prepare a student to become a scholar, that is, to discover, to integrate, and to apply knowledge, as well as communicate and disseminate” – Council of Graduate Schools (2005) Amerika Serikat.
  • Kemampuan yang perlu dikembangkan dan dikuasai:
    1. Kedalaman dan keluasan pegetahuan.
    2. Kemampuan merancang dan melakukan penelitian.
    3. Kemampuan menulis dan berkomunikasi.
  • Langkah-langkah.
    1. Mahasiswa diuji kualifikasinya.
    2. Mahasiswa menyusun proposal penelitian yang orisinal dan kontributif.
    3. Usulan penelitian dipertahankan di hadapan para penguji.
    4. Penulisan disertasi.
  • Disertasi seyogyanya dipublikasikan untuk memberitahu dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat akademik bahwa permasalahan yang dihadapi telah dikerjakan dan diselesaikan sehingga dapat digunakan, dirujuk atau dibahas kembali bila dirasa perlu.
  • Pendidikan doktor bukanlan sekadar menghasilkan gelar, tapi tenaga bagi kelangsungan proses penemuan baru dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat diwujudkan melalui kejujuran akademik dan staf pengajar yang memiliki program penelitian.



Penyetaraan Ijazah dan Konversi IPK Lulusan LN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PENYETARAAN IJAZAH DAN KONVERSI NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF LULUSAN PERGURUAN TINGGI LUAR NEGERI

Isinya antara lain:

  1. Persyaratan Penyetaraan Ijazah:
    • Perguruan Tinggi luar negeri dan/atau program studi harus terakreditasi atau diakui oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang;
    • menunjukkan Ijazah asli yang akan disetarakan;
    • menyerahkan fotokopi Ijazah;
    • menunjukkan transkrip nilai asli yang diperoleh dari Perguruan Tinggi luar negeri; dan
    • menyerahkan fotokopi transkrip nilai akademik.
  2. Pencantuman gelar lulusan hasil Penyetaraan Ijazah tetap menggunakan gelar pada Ijazah yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi luar negeri.
  3. Nilai IPK atau pengukuran lainnya lulusan Perguruan Tinggi luar negeri dapat dikonversi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (Berarti mengacu ke Permenristekdikti no. 44 Tahun 2015, pengganti Permen no.49 tahun 2014).
  4. Permenristekdikti Nomor 21 Tahun 2015 tentang Kesetaraan Ijazah Perguruan Tinggi Luar Negeri dengan Ijazah Perguruan Tinggi Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.



Menerbitkan di Jurnal yang Pas

Bagaimana mencari jurnal Scopus yang tepat, sesuai dengan artikel yang hendak kita terbitkan?
Kunjungi Elsevier Journal Finder  http://journalfinder.elsevier.com/

Selain itu,

Springer Journal Suggester
Find Journal Wiley

Journal finder lainnya dapat pula dilihat pada tautan ini

http://endnote.com/product-details/manuscript-matcher

http://guides.library.duq.edu/wheretopublish

https://www.journalguide.com/

https://www.edanzediting.com/journal-selector

Sila masukkan judul dan abstrak, kemudian pilih disiplin ilmunya (Fields of research), lalu klik FIND JOURNAL.

Semoga cocok.




Disertasi & Tesis Berapa Halaman?

No automatic alt text available.

Menurut University of Cambridge, jumlah halaman disertasi tidak boleh lebih dari 80.000 kata (atau 350 halaman), sudah termasuk catatan kaki dan apendix, tidak termasuk daftar pustaka. Adapun untuk tesis, maksimum 40.000 kata. Jika ingin lebih, harus minta ijin Komite.

Othman Talib mengemukakan adanya kajian pustaka yang hanya 7 (tujuh) halaman. Dengan demikian disertasi mauun tesis bukan persoalan tebal-tipis, tapi yang penting kritis. Ini contohnya.

Image may contain: text

Bisa dilihat di dropbox