AKSIOMA MANAJEMEN KEUANGAN
Ada 10 Aksioma dalam manajemen keuangan. Aksioma memberikan pengertian bahwa pernyataan-pernyataan yang memiliki dasar kebenaran/terbukti kebenarannya, berikut Aksioma Manajemen Keuangan:
1.Risk – return trade-off
Risk–return trade-off merupakan pernyataan yang menunjukkan adanya pertukaran antara risiko dan return, suatu tuntutan konsekuensi dari sebuah sebab. Prinsipnya adalah semakin tinggi risiko suatu pekerjaan maka return yang diperoleh mestinya harus semakin besar. Maka sering muncul pernyataan “High risk, high return” yang merujuk pada kompensasi yang besar akibat pekerjaan yang dilakukan berisiko tinggi.
2.Time value of money
Nilai waktu uang yaitu menerima sejumlah uang di waktu sekarang lebih baik dari pada menerimanya dengan jumlah yang sama di masa yang akan datang. Hal ini berkaitan dengan nilai uang yang semakin lama semakin menurun akibat terjadinya inflasi.
Penurunan nilai uang inilah yang menjadi salah satu dasar munculnya bunga dalam perbankan sebagai bentuk antisipasi agar nilai uang yang akan datang tidak menurun dari nilai uang sekarang.
Di samping inflasi, yang perlu dipertimbangkan adalah risiko. Bahwa rentang waktu antara sekarang dan yang akan datang akan banyak terjadi peristiwa yang tidak dapat diduga, dimana setiap peristiwa akan memiliki konsekuensi yang berbeda, dan di dalamnya terdapat berbagai macam risiko yang dapat merugikan dan menghilangkan kesempatan untuk memperoleh sejumlah uang. Ketidakpastian situasi inilah yang perlu diwaspadai, sehingga jika ditawarkan apakah sejumlah uang akan kita terima sekarang atau tahun depan, maka lebih baik menerimanya sekarang dengan jumlah yang sama.
3.Cash – not profit – is king
Dalam pepatah lama dikatakan “Profit is queen, but cash is king”. Dalam banyak kasus, para pengusaha sering menjadi repot mengurus bisnisnya dikarenakan kesulitan keuangan di tahun berikutnya, padahal, menurut catatannya, laba yang diperoleh selalu meningkat. Tetapi setelah diteliti ternyata keuntungan yang diperoleh perusahaannya hampir semua dalam bentuk piutang yang tingkat likuiditasnya tentu kalah dibandingkan dengan kas.
Kesulitan keuangan yang dialami oleh banyak pebisnis salah satunya disebabkan karena mereka terlalu fokus pada laba, dan mengabaikan aliran kas. Pebisnis yang terlalu fokus pada laba adalah pebisnis tipe pedagang, sulit berkembang. Sedangkan pebisnis yang cermat, akan menyelaraskan aliran kasnya. Mereka ini termasuk tipe pebisnis berjiwa enterpreneur, bukan pedagang yang mencari keuntungan untuk jangka pendek.
4.Incremental cash flows count
Incremental cash flows adalah arus kas yang berhubungan langsung dengan investasi, dimana pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pertimbangan adanya pertambahan kas jika suatu proyek dikerjakan, ataupun mempertimbangkan dampak yang terjadi terhadap kondisi keuangan (kas) saat proyek diterima dan pada saat proyek tidak diterima untuk dikerjakan.
5.The curse of competitive markets
Persaingan yang semakin ketat akan membelah pasar menjadi bagian-bagian kecil karena semakin banyaknya produsen yang masuk untuk bersaing pada produk yang sama di pasar yang sama sehingga mengakibatkan lesunya usaha. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa tidak selamanya laba dapat diperoleh dalam jumlah yang besar. Kecilnya penerimaan laba akan berdampak pada kecilnya tingkat pengembalian investasi. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal untuk menjaga agar usaha tetap mampu bersaing dan mempertahankan pasarnya, di antaranya adalah; diversifikasi produk, penguasaan bahan baku, penggunaan teknologi tepat guna untuk meminimalisir biaya.
6.Efficient capital markets
Capital market atau pasar modal yang efisien adalah pasar modal dimana perusahaan memiliki gerak yang cepat dan harga yang tepat pula. Aktiva finansial yang diperjual belikan mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru. Efisiensi pasar modal dinilai melalui keberhasilannya dalam menggabungkan dan menyelaraskan informasi.
7.The agency problem
Masalah keagenan terjadi antara para manajer dengan pemegang saham, di mana para manajer dipercaya untuk mengelola perusahaan dan memberikan keuntungan dari semua aktifitas bisnis perusahaan, agar para pemegang saham mendapatkan keuntungan dari keuntungan perusahaan tersebut. Masalahnya adalah, manajer tidak akan bekerja untuk para pemegang saham jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Para manajer akan mengambil keputusan yang akan memberikan keuntungan bagi mereka, kecuali jika ada aturan main yang menjelaskan bagaimana struktur insentif dapat mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak, Manajer dan pemegang saham.
8.Taxes bias business decisions
Yaitu pertimbangan pajak yang dijadikan landasan pengambilan keputusan terhadap suatu aktifitas bisnis. Untuk itu yang perlu diperhatikan dalam manajemen keuangan adalah, segala keputusan dan perhitungan haruslah setelah dipotong pajak. Artinya jangan hanya melihat harga dari suatu produk yang dapat diterapkan pada sebuah wilayah lebih menguntungkan, tetapi lupa bahwa harga tersebut belum dimasukkan komponen pajak.
9.All risk is not equal
Setiap usaha memiliki risiko yang berbeda, untuk itu perlu melakukan investasi usaha pada bidang-bidang yang berbeda untuk mengantisipasi terjadinya risiko yang mengakibatkan collaps-nya sebuah usaha.
10.Ethical dilemmas are everywhere in finance
Etika merupakan nilai-nilai normatif yang harus dilekatkan pada sikap seseorang dimanapun dia berada. Namun demikian, sering terjadi dilema di tengah-tengah aktifitas bisnis yang dilakukan. Hal ini karena adanya kepentingan-kepentingan tertentu pada setiap diri individu. Untuk itu, pada setiap perusahaan selalu ada aturan nilai ‘universal’ yang sering disebut Budaya Perusahaan sebagai bentuk dan upaya perusahaan mengarahkan karyawannya agar memegang teguh nilai-nilai yang baik. Kesalahan etis walaupun dapat dimaafkan, tetapi akan dapat juga membunuh karir seseorang karena biasanya pelanggar etika akan mendapat hukuman sosial disebabkan pelanggaran etika merupakan pertaruhan integritas yang dibutuhkan sebagai nilai budaya perusahaan.