ASET TAKBERWUJUD ( PSAK 19)

image_print

Pada beberapa entitas aset takberwujud menjadi bagian yang sangat penting, oleh karena peran aset takberwujud tersebut amat menentukan kemajuan operasionalnya misalnya Walt Disney dengan tokoh-tokoh kartun yang dimilikinya.

PSAK 19 memberikan definisi aset takberwujud sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik, dengan demikian bahwa karakteristik utama sebuah aset takberwujud yakni dapat diidentifikasi (identifiability), kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan tidak mempunyai wujud fisik. Entitas dapat memilih apakah akan menerapkan model biaya atau model revaluasian. Jika digunakan model biaya, maka aset takberwujud dicatat dengan cara sbb: biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.(PSAK 19 paragraf 74) . Sedangkan jika digunakan model revaluasian, maka aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yakni nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan secara reguler setiap tanggal laporan keuangan.(PSAK 19 paragraf 75).  Umur manfaat aset takberwujud dapat digolongkan menjadi umur manfaat terbatas dan umur manfaat tidak terbatas. Istilah “tidak terbatas” bukan berarti tak terhingga.

Apabila aset takberwujud memiliki umur manfaat yang terbatas, maka dilakukan amortisasi atas aset tersebut yang dilakukan secara sistematis selama umur manfaatnya. Apabila aset takberwujud memiliki umur manfaat yang tidak terbatas, maka entitas disyaratkan untuk menguji aset takberwujud tersebut dengan cara membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatatnya pada setiap tahun dan kapanpun terdapat indikasi bahwa aset takberwujud tersebut mengalami penurunan nilai.

Amat perlu untuk mencermati beberapa hal berikut ini:

a. adanya aset takberwujud yang diperoleh melalui kombinasi bisnis

b. adanya aset takberwujud yang merupakan hibah dari pemerintah

c. adanya aset takberwujud yang dihasilkan secara internal

d. aset takberwujud dapat dikategorikan memiliki umur manfaat yang tidak terbatas dan umur manfaat terbatas

e. aset takberwujud bukan aset tak berwujud  (jangan dipisah)

Semoga bermanfaat (salam PPAk)

 

You may also like...

88 Responses

  1. talitha rahma w.p. says:

    Nama: talitha rahma w.p.
    nim: 1411000146

    dengan adanya psak 19 maka aset tak berwujud dapat di rincikan dengan tersendiri dan memudahkan para akuntan mempunyai panduan baru baik dalam membuat laporan keuangan maupun untuk memperoleh informasi yang bersangkutan dengan pekerjaan mereka.dengan dikeluarkannya psak 19 juga makan indonesia semakin mantap dalam mengadopsi ifrs sebagai standard laporan keuangan.

  2. Rafah Syakurah says:

    Nama : Rafah Syakurah
    Nim : 1411000133

    selain itu aset takberwujud juga bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud yang tidak ditangani dengan secara khusus dalam Standar lain. Standar ini mengharuskan suatu entitas untuk mengakui aset tidak berwujud jika kriteria yang ditentukan terpenuhi. Standar ini juga menetapkan bagaimana mengukur nilai tercatat berwujud aset dan membutuhkan pengungkapan ditentukan tentang aktiva tidak berwujud.

  3. fitri rahani says:

    aset takberwujud (psak 19) merupakan sebuah nilai yang dapat berubah berdasarkan waktu berjalan. Bersifat non-fisik namun dapat ditentukan perolehan asetnya pada laporan keuangan. Dibedakan berdasarkan masa manfaat, metode amortisasi dan hubungan dengan kegiatan bisnis yg dijalankan. Memiliki manfaat di setiap periodenya. Bila mempunyai masa waktu yg cukup lama, maka dicari penurunan nilai aset dengan membandingkan pada periode sebelumnya.

  4. Cornelius hary says:

    Nama : Cornelius Hary P
    NIM : 1411000218
    Aset takberwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset takberwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset takberwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset takberwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset takberwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

  5. Fadillah Indah P says:

    Fadillah Indah P
    1411000152

    Aset tak berwujud didefinisikan sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud.
    Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:
    Keteridentifikasian (identifiability)
    Pengendalian (control)
    Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
    Perlakuan akuntansi asset tak berwujud pengakuan dan pengukuran awalnya :
    Aset tak berwujud harus diakui jika
    1) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut dan
    2) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal
    Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.
    Aset tak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.

  6. Nadya Nur Farida / 1411000240 says:

    Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.
    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
    a. harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
    b. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
    Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:
    ü Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

  7. Nadya Nur Farida / 1411000240 says:

    Nama: Nadya Nur Farida
    Nim: 1411000240
    Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, dalam:
    (a) Menentukan apakah telah timbul, dan saat timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan; dan
    (b) Menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal.

    Ada dua tahap yaitu tahap penelitian (riset) dan tahap pengembangan. Biaya perolehan dihitung sebesar jumlah pengeluaran yang dilakukan sejak tanggal aset tidak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan.
    (a) Tahap Riset
    Pada tahap riset, Entitas tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahapan riset pada proyek internal). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
    (b) Tahap Pengembangan
    Suatu aset tidak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
    a) Kelayakan teknis penyelesaian
    b) Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
    c) Kemampuan menggunakan atau menjual
    d) Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
    e) Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya
    f) Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut

  8. Mita arnela says:

    Nama: mita arnela
    Kelas: 1411000117 Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Materi yg bapak paparkan sangat bermanfaat untuk saya terimakasih pak sudah menambah wawasan saya:)

  9. Syafitri Sharas Eka Wulandari says:

    Syafitri Sharas Eka W
    1411000223

    Pada PSAK 19 revisi berbasis IFRS didefinisikan bahwa aset tidak berwujud (Intangible Assets) adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
    Adapun karakteristik utama dari Aset Tak Berwujud adalah entitas memiliki hak kontrol penuh atas jenis aset, penggunaan serta segala sesuatu yang terkait dengan aset tersebut. Dilihat dari peroleh aset tak berwujud (Intangible Assets), terdapat perbedaan cara perolehan antara standar PSAK 19 Tahun 2000 dan PSAK 19 Tahun 2010 berbasis IFRS. Pada PSAK yang edisi lama, peolehan atas aset tidak berwujud hanya diakui dengan dua cara yaitu :
    ·         Perolehan Secara Terpisah
    ·         Perolehan dari Pertukaran Aset

  10. Rachmad Trie Handoko says:

    Nama : Rachmad Trie Handoko
    Nim : 1411000135

    PSAK No. 19 bertujuan untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya. PSAK No.19 juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tidak berwujud.

  11. Romadyaningrum says:

    Nama : Romadyaningrum
    Nim : 1411000231
    Aset Tidak Berwujud menyatakan entitas harus menilai ulang masa manfaat dari aset tidak berwujud yang dimilikinya. Dengan demikian entitas dapat saja merubah klasifikasi aset tidak terbatasnya dari memiliki masa manfaat terbatas menjadi tidak terbatas apabila memang entitas pada saat tanggal efektif berdasarkan penilaian ulang yang dilakukan.

  12. Faisal Ibnu says:

    Nama : Faisal Ibnu
    NIM : 1411000129
    Dalam mengindentifikasi asset tidak berwujud terdapat criteria bahwa keteridentifikasian asset tidak berwujud haus dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill) jika asset tersebut dapat dipisahkan. Maksudnya adalah jika perusahaan dapat menyewakan, menjual, menukarkan, atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depan yang terdapat pada asset tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis di masa depan yang timbul dari asset lain yang digunakan dalam aktivitas yang sama dalam menghasilkan pendapatan.

  13. Rasti Ayu Nur Prastianti says:

    Nama : Rasti Ayu Nur Prastianti
    Nim : 1411000156
    Aset tak berwujud PSAK 19 sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. PSAK ini mengatur pemgakuan dan pengukuran awal aset tidak berwujud, pengakuan beban, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian dan pelepasan aset tidak berwujud.

    Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud.
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas)

  14. Dyah Dwi Larasati says:

    Nama: Dyah Dwi Larasati
    Nim: 1411000328
    Dalam mengindentifikasi asset tidak berwujud terdapat criteria bahwa keteridentifikasian asset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill) jika asset tersebut dapat dipisahkan.
    Didalam mengendalikan  suatu asset jika perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari asset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat konomis tersebut. Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan manfaat ekonomis tersebut jika, misalnya perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang dilindungi oleh hak hukum.
    Manfaat Ekonomis Masa Depan yang timbul dari asset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dan penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan asset tersebut oleh perusahaan.
    Jika suatu asset tidak berwujud diperoleh secara terpisah, biaya asset tidak berwujud biasanya dapat diukur secara handal. Hal itu akan tampak jelas jika pembayarannya dilakukan dalam bentuk uang tuani atau asset moneter lainnya.

  15. Soraya Fitriana says:

    Nama: Soraya Fitriana
    NIM: 1411000313
    Untuk menentukan perlakuan akuntansi untuk asset takberwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain meliputi syarat pengakuan asset takberwujud berupa criteria tertentu yang harus dipenuhi, cara pengukuran jumlah tercatat dari asset takberwujud, dan menentukan pengungkapan yang diisyaratkan tentang asset takberwujud. Jika PSAK lain telah mengatur jenis asset takberwujud tertentu, maka entitas menerapkan PSAK tersebut, bukan menerapkan PSAK ini. Misal: Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis (diatur PSAK 22(revisi 2010): Kombinasi Bisnis); dll. Aset takberwujud dapat berupa bentuk fisik, seperti compact disc (yang memuat piranti lunak computer), dokumentasi legal (yang memuat lisensi atau paten), atau film. Oleh karena itu, entitas harus menentukan apakah jenis asset tersebut masuk kedalam perlakuan PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK ini. Entitas menggunakan pertimbangan untuk elemen mana yang lebih signifikan. PSAK ini diterapkan juga pada pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan pengetahuan. Misalnya, suatu purwarupa.

  16. Jessica Adeline says:

    Nama : Jessica Adeline
    NIM : 1411000100
    Aset tak berwujud merupakan aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya tak berwujud. Unsur-unsur yang memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi masa depan.

  17. Indriyani Dama says:

    Indriyani Dama
    1411000092

    Suatu aset tidak berwujud harus dihentikan pengakuannya bila:
    (a) Dalam (proses) pelepasan; atau
    (b) Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

    Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan suatu aset tidak berwujud harus ditetapkan sebagai perbedaan antara nilai bersih pelepasan (jika ada) dan nilai wajar aset. Hal tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi ketika aset dihentikan pengakuannya.

    Pelepasan suatu aset tidak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai cara (contohnya, melalui penjualan, melalui sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Amortisasi suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas tidak berakhir jika aset tersebut tidak lagi digunakan, kecuali aset tersebut sudah sepenuhnya disusutkan atau digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual

  18. Audrya Prahasiwi H says:

    Nama: Audrya Prahasiwi Hardanty
    NIM: 1411000073

    Aset takberwujud adalah aset tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain.
    Perlakuan akuntansi aset takberwujud menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, diantaranya adalah penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai aset takberwujud yang material dan permanen.

  19. Faraumaina Sandra says:

    Nama: Faraumaina Sandra
    NIM: 1411000086

    PSAK 19 Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)
    Perlakuan Akuntansi

    13 Klasifikasi aktiva tak berwujud:

     Aktiva tak berwujud dibedakan menurut sifat kekhususan, masa manfaat, metode amortisasi dan hubungannya dengan kegiatan usaha.
     Berdasarkan eksistensinya, aktiva tak berwujud dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori:

    (a) Aktiva tak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh ketentuan perundang-undangan, peraturan pemerintah, perjanjian yang dibuat antara para pihak atau sifat dari aktiva tersebut, misalnya hak paten, hak sewa, hak cipta, franchise yang terbatas, lisensi.

    (b) Aktiva tak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas dan tidak dapat dipastikan masa berakhirnya, misalnya merk dagang, proses dan formula rahasia, perpetual franchise, goodwill.

    14 Penilaian aktiva tak berwujud tergantung pada tujuan pelaporan :

     Kalau tujuannya adalah untuk mengukur dan melaporkan aktiva tak berwujud secara keseluruhan dalam rangka penggabungan usaha, maka biasanya digunakan cara dengan menilai perusahaan secara keseluruhan dan kemudian mengurangi jumlah tersebut dengan nilai aktiva lain yang dapat diukur secara langsung. Cara seperti ini sifatnya subyektif, kecuali kalau nilai perusahaan dapat ditentukan secara obyektif di bursa saham.
     Kalau tujuannya untuk melaporkan aktiva tertentu, maka pengukuran secara independen akan lebih bermanfaat.

    15 Perolehan aktiva tak berwujud:

     Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Biaya yang terjadi sehubungan dengan aktiva tak berwujud yang dikembangkan sendiri dicatat sebagai beban usaha, kecuali aktiva tak berwujud tersebut dapat diidentifikasikan secara spesifik.
     Perusahaan harus mencatat nilai perolehan aktiva tak berwujud yang diperoleh baik secara satuan maupun dari akuisisi perusahaan lain sebagai aktiva.

     Biaya pemeliharaan, atau penyimpanan aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan secara khusus, atau biaya yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu kegiatan usaha dan merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan, harus dibebankan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan .

    16. Harga perolehan aktiva tak berwujud:

     Aktiva tak berwujud yang diperoleh secara satuan harus dicatat sebesar harga perolehan pada tanggal perolehannya.
     Harga perolehan tersebut dinilai berdasarkan jumlah pembayaran yang dilakukan, nilai wajar dari aktiva lain yang diperoleh, nilai tunai dari kewajiban yang ada atau nilai wajar dari aktiva yang diterima untuk saham yang dikeluarkan.
     Aktiva tak berwujud yang diperoleh secara kelompok atau sebagai bagian dari perusahaan yang diakuisisi, harus dicatat sebesar harga perolehan pada tanggal perolehannya.
     Penilaian atas harga perolehan tergantung pada apakah aktiva tak berwujud tersebut dapat diidentifikasikan secara khusus atau tidak.
     Harga perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan adalah merupakan bagian dari jumlah harga perolehan sekelompok aktiva dari perusahaan yang diakuisisi .
     Harga perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan tidak boleh dimasukan dalam goodwill.

    17 Amortisasi aktiva tak berwujud:

     Nilai aktiva tak berwujud pada akhirnya akan habis pada saat tertentu. sehingga harga perolehan aktiva tak berwujud harus diamortisasi secara sistematis selama taksiran masa manfaatnya.

     Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menaksir masa manfaat suatu aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut:
    (a) Ketentuan hukum atau perjanjian yang membatasi masa manfaat maksimum.
    (b) Kemungkinan untuk memperpanjang atau memperbaharui batas masa manfaat yang semula telah ditentukan.
    (c) Pengaruh keusangan, permintaan, persaingan dan faktor keekonomian lain dapat mengurangi masa manfaat.
    (d) Perkiraan tindakan yang akan dilakukan oleh saingan yang dapat mempengaruhi keunggulan komparatif perusahaan tersebut.
    (e) Adanya suatu masa manfaat yang tidak terbatas dan manfaat yang diharapkan tidak dapat ditaksir secara wajar.
    (f) Suatu aktiva tak berwujud mungkin terdiri dari beberapa unsur yang mempunyai masa manfaat yang berbeda satu dengan yang lainnya:
     Harga perolehan untuk setiap aktiva tak berwujud harus diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat aktiva tersebut dan tidak boleh dibebankan seluruhnya pada periode perolehan.
     Untuk menentukan masa manfaat aktiva tak berwujud secara wajar, hal-hal yang dikemukakan sebelumnya harus dianalisa terlebih dahulu.
     Periode amortisasi tidak boleh melebihi 20 (dua puluh) tahun. Periode 20 tahun ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa dalam jangka waktu 20 tahun sudah banyak perkembangan yang terjadi sehingga setelah lewat waktu 20 tahun aktiva tak berwujud tersebut diperkirakan tidak ada manfaat keekonomiannya lagi.
     Apabila analisa pada saat perolehan suatu aktiva tak berwujud dapat menunjukkan bahwa sesungguhnya aktiva tak berwujud tersebut mempunyai masa manfaat melebihi 20 (dua puluh) tahun, masa manfaat sebagai dasar amortisasi setinggi-tingginya adalah 20 (dua puluh) tahun.

    18. Metode amortisasi:

     Metode amortisasi aktiva tetap tidak berwujud adalah metode garis lurus (straight line), kecuali jika suatu perusahaan mempunyai metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan.

     Laporan keuangan harus mengungkapkan metode dan periode amortisasi aktiva tak berwujud yang digunakan.

    19 Evaluasi atas amortisasi:

     Perusahaan harus dapat mengevaluasi periode amortisasinya secara teratur untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut perubahan taksiran masa manfaat yang telah ditentukan tersebut.
     Jika taksiran masa manfaat berubah, maka jumlah harga perolehan yang belum diamortisasi harus dibebankan pada sisa manfaat setelah kenaikan/penurunan masa manfaat tersebut dengan syarat jumlah masa manfaat tidak boleh melebihi 20 (dua puluh) tahun dari tanggal perolehan.
     Taksiran nilai dan manfaat di masa akan datang atas suatu aktiva tak berwujud dapat menunjukkan bahwa nilai aktiva tak berwujud yang belum diamortisasikan tersebut harus dikurangi sejumlah tertentu (write-down) sebagai beban usaha dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
     Kerugian pada satu atau beberapa tahun tertentu secara berurutan tidak dapat dijadikan alasan untuk membebankan semua atau sebagian harga perolehan yang belum diamortisasi sebagai pembebanan luar biasa, dan jika ada, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

  20. briyan setio (1411000354) says:

    Briyan setio
    1411000354

    Tujuan dan ruang lingkup PSAK 19 :
    #TUJUAN
    – Tujuan PSAK 19 (Revisi 2010) adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya.
    – PSAK 19 (Revisi 2010) mewajibkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika,kriteria-kriteria tertentu dipenuhi.
    – PSAK 19 (Revisi 2010) juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tak berwujud.
    #RUANG LINGKUP
    PSAK harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tak berwujud, kecuali:
    a) aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK lain;
    b) aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian;
    c) Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK 33 (Revisi 2011):
    Akivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum dan PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

  21. Widya Dwi Oktaviani says:

    Widya Dwi Oktaviani
    1411000353
    Perlu diketahui bahwa pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara lain:
    a. Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim manajemen lain;
    b. Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar mengenai estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang sama;
    c. Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
    d. Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-perubahan dalam permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
    e. Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
    f. Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
    g. Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna usaha yang terkait; dan
    h. Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari perusahaan.

  22. DANNY ADITYA RIZKI PRATAMA says:

    DANNY ADITYA RIZKI PRATAMA
    NIM : 1211000371

    PSAK 19 menjelaskan bagaimana menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada PSAK lainnya. Pernyataan ini mewajibkan perusahaan untuk mengakui aset tidak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria-kriteria tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur nilai tercatat dari aset tidak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tidak berwujud.
    PSAK ini mengatur peNgakuan dan pengukuran awal aset tidak berwujud, pengakuan beban, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian dan pelepasan aset tidak berwujud. Selain itu PSAK 19 mengatur pengungkapan-pengungkapan penyajian laporan keuangan aset tidak berwujud. Pada tanggal Pernyataan ini mulai berlaku efektif (atau pada tanggal perusahaan mulai menerapkan Pernyataan ini, jika lebih awal), Pernyataan ini harus diterapkan sesuai dengan penjelasan dalam tabel Ketentuan Transisi – Pengakuan.

    Pengakuisisian dengan Hibah Pemerintah
    -Dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah. Seperti misalnya, hak untuk mendarat di bandara udara, hak beroperasi pada stasiun televisi atau radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mengakses sumber–sumber terbatas lainnya. Entitas dapat mengakui hibah pemerintah tersebut sebesar:
    (a) Nilai wajar
    (b) Nilai nominal bantuan ditmbah pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung dengan penyiapan asset tersebut.

  23. Vinka Gaby says:

    Nama: Vinka Gaby Saraswati
    Nim: 1411000093

    Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.
    Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.

  24. Rizki septiansyah says:

    Rizki septiansyah
    Nim:1411000076
    PSAK 19 secara terinci memberikan arti secara luas terhadap aktiva tak berwujud.
    Aktiva tak berwujud itu sendiri mempunyai nilai ekonomis yang signifikan.
    Dengan tujuan PSAK 19 ini memberikan gambaran bagaiman keadaaan posisi keuangan terhadap aktiva tak berwujud ini terhadap laporan keuangan.
    Aktiva tidak berwujud dapat dihentikan pengakuannya apabila adanya proses pengeluaran dan tidak memberikan nilai ekonomis lagi.
    Secara tidak langsung PSAK 19 ini memberikan pencerahan terhadap adanya asset yang tidak berwujud untuk pengakuannya terhadap akuntansi, serta memberikan pengaruh terhadap.posisi laporan keuangan yang menurut saya merupakan turunan dari International Financial Reporting Standard

  25. Muhammad Fadhli Ardyan says:

    Muhammad Fadhli Ardyan
    Nim : 1411000253
    Sesuai PSAK 19 ; Aset tak berwujud merupakan aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya tak berwujud. Unsur-unsur yang memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi masa depan.

  26. Rizki septiansyah says:

    Rizki septiansyah
    Nim:1411000076
    PSAK 19 secara terinci memberikan arti secara luas terhadap aktiva tak berwujud.
    Aktiva tak berwujud itu sendiri mempunyai nilai ekonomis yang signifikan.
    Dengan tujuan PSAK 19 ini memberikan gambaran bagaiman keadaaan posisi keuangan terhadap aktiva tak berwujud ini terhadap laporan keuangan.
    Aktiva tidak berwujud dapat dihentikan pengakuannya apabila adanya proses pengeluaran dan tidak memberikan nilai ekonomis lagi.
    Secara tidak langsung PSAK 19 ini memberikan pencerahan terhadap adanya asset yang tidak berwujud untuk pengakuannya terhadap akuntansi, serta memberikan pengaruh terhadap.posisi laporan keuangan yang menurut saya turunan dari International Financial Reporting Standart.

  27. Irsyad Faisal Maalik says:

    Irsyad Faisal Maalik (1411000200)

    Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Karena keberadaanya sangat penting didalam suatu perusahaan. Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.

  28. aris rohman says:

    Aris rohman (1411000147)
    Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.

    Didalam akuntansi, diakuinya sebuah aktiva tak berwujud apabila:

    •Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dari aset tersebut
    •Biaya biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal

    Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.

    Contoh Aktiva Tak Berwujud

    [1] Hak Sewa (Lease Hold)

    Hak sewa diperoleh dari tansaksi sewa aktiva tertentu, disahkan oleh notaris dan dalam tempo kurun waktu tertentu. misalnya sewa gedung, sewa kendaraan, sewa mesin. alasan hak sewa diakui sebagai aset tak berwujud karena:

    •Memberikan kontribusi bagi entitas bisnis dimasa mendatang
    •Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

  29. Luthfi Hanif Pratama says:

    Nama: Luthfi Hanif Pratama
    NIM : 1411000110

    Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi:
    (a) Definisi aset tidak berwujud
    (b) Kriteria pengakuan
    Persyaratan tersebut diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tidak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambahkan, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
    Pada awal pengakuannya, asset tidak berwujud diakui sebesar biaya perolehan. Pengukuran biaya perolehan tersebut tergantung dari kodisi asset tidak berwujud tersebut diakuisisi.

    3.1 Kriteria Pengakuan
    Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
    (a) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut
    (b) Biaya perolehan aset tersebut d Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan apat diukur secara andal. yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.

  30. Panji Adhi nugroho says:

    Panji Adhi Nugroho
    Nim: 1311000299

    Setiap asset memiliki umur manfaatnya, namun pada aset tak berwujud ini tidak memiliki umur manfaatnya tetapi perusahaan kemungkinan besar akan memperoleh manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dari aktiva tersebut.
    Asset tak berwujud diperoleh pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan asset lain.

    Penilaian asset tak berwujud
    Pada awalnya perolehan harus diakui sebesar harga perolehannya dan untuk periode berikutnya dilaporkan sesuai nilai tercatatnya. Penentuan harganya tergantung perolehannya. Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tak berwujud terdiri dari:
    1. Harga beli termasuk bea masuk
    2. Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan asset tersebut

  31. Andika Adi Prasetya says:

    Nama : Andika Adi Prasetya
    NIM : 1411000079

    Tujuan PSAK 19 sendiri adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya serta mewajibkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika,kriteria-kriteria tertentu dipenuhi. Pengertian aset tidak berwujud sendiri adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Aset tidak berwujud dapat diakui jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.

  32. octaviano syahputra says:

    octaviano syahputra 1411000424

    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.

    Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:

    a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan

    b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

  33. ilham mondy says:

    ilham monday 1411000421
    Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    (a) Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
    (b) Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

  34. Osman Ali says:

    Osman Ali 1411000160

    Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:

    Keteridentifikasian (identifiability)
    Pengendalian (control)
    Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Contoh ini diuraikan juga di dalam paragraf 9 dan 10 PSAK 19 (Revisi 2010).

    Aset tak berwujud memiliki banyak jenis dan banyak PSAK yang mengaturnya, seperti terlihat pada Tabel II.19. Namun demikian, sesuai ruang lingkup PSAK 19 (Revisi 2010), tidak semua aset tak berwujud tersebut diatur di dalam PSAK 19 (Revisi 2010). Butir 9 s.d. 12 Tabel II.19 mendeskripsikan jenis aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK 19

  35. Muhammad Reynaldi Khadafi says:

    Muhammad Reynaldi Khadafi
    1411000103

    Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Terima kasih pak 🙂

  36. Elsa Rini Engelina says:

    Elsa rini engelina
    1411000256
    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah asetnon-moneteryangdapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
    Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
    a.Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan
    b.Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.
    Dan asset tetap tak berwujud sangat baik jika dilakukan diperusahaan-perusahaan

  37. Adinda Rizky Amalia (1411000096) says:

    Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia manfaatnya. Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud:
    (a) Terbatas
    Jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat. Suatu asset tidak berwujud yang memiliki masa manfaat terbatas harus diamortisasi. Amortisasi dimulai ketika asset tersedia untuk digunakan. Dan amortisasi harus dihentikan pada waktu mana yang lebih dahulu antara ketika aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual.
    Jurnal Untuk Amortisasi:
    Dr, Beban Amortisasi xxx
    Cr. Aset xxx

    (b) Tidak Terbatas
    Suatu aset tidak berwujud diakui entitas memiliki masa manfaat tak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan arus kas neto bagi entitas. Suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas tidak boleh diamortisasi.

  38. David Soedira says:

    David Joshua Soedira
    1411000128
    Asset tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.

    Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi.

  39. Elfa Hasmita says:

    Nama : Elfa Hasmita
    Nim : 1411000339
    Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.

  40. Rani Okta Wiranda(1411000099) says:

    Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
    a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau

    b. Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
    ü Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut; dan
    Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aset.

  41. Devanni thalia miranda says:

    Nama : Devanni Thalia Miranda
    NIM : 1411000232

    Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.

  42. zeprizal (1411000204) says:

    Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
    a. harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
    b. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
    Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:

    Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

  43. Jessica Immanuella says:

    Jessica Immanuella U
    1411000172
    Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    (a) Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
    (b) Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

  44. fajar aprianto (1411000070) says:

    Fajar aprianto
    1411000070
    Aset tak berwujud didefinisikan juga dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud.

  45. Ahmad Prakoso says:

    Ahmad prakoso
    nim : 1411000270

    Aset Tidak Berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud.Suatu aset dapat diidentifikasikan tidak berwujud apabila:
    Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau
    Muncul dari hak kontraktual atau hak hukumnya lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
    Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
    Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal. Sedangkan biaya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan aset tidak berwujud secara internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud, kecuali merupakan bagian dari perolehan aset lain.
    Umur manfaat
    Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal hak kontraktual/hukum maksimal sama dengan periode hak kontraktual apabila periode hak kontraktual/hukum dapat diperbarui, maka umur manfaat meliputi periode pembaruan dengan syarat biaya pembaruan tidak signifikan.
    Umur manfaat aset tidak berwujud yang tidak dapat dilakukan estimasi adalah 10 (sepuluh) tahun.

    Nilai residu (nilai sisa) aset tidak berwujud adalah nol, kecuali:
    Ada komitmen pihak ketiga untuk membeli aset tidak berwujud pada akhir umur manfaatnya;
    Ada pasar aktif bagi aset tidak berwujud serta nilai residu dapat ditentukan dengan mengacu pada harga pasar tersebut dan kemungkinan pasar aktif akan tetap ada pada akhir umur manfaatnya.

  46. Ahmad abqari akmal says:

    Ahmad Abqari Akmal
    1211000281

    Aset Tidak Berwujud menurut IAS 38 dan PSAK 19
    Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah aset nonmoneter yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh suatu entitas. Menurut IAS 38 dan PSAK 19 (revisi 2009), suatu sel dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    Dapat dipisahkan, yaitu dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
    Timbul dari kontrak atau hal legal lainnya, terlepas dari apakah tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.
    Entitas dikatakan mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut.
    Kemampuan entitas untuk mengendallikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengedalian.Akan tetapi, kekuatan hokum suatu hak bukan merupakan syarat mutlak bagi pengendalian karena entitas dapat saja mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dengan cara lain.
    Pengakuan dan Pengukuran
    Aset tidak berwujud harus diakui jika dan hanya jika:
    Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan
    Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
    Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapt dipertanggungjawabkan; merupakan estimasi terabaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.

  47. Ivano E. D. Dethan says:

    Nama : Ivano Efron Daniel Dethan
    NIM : 1411000329
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Materi yg bapak paparkan sangat bermanfaat untuk saya terimakasih pak sudah menambah wawasan saya.

  48. Debit Prima Husada says:

    Nama: Debit Prima Husada
    Nim: 1211000055

    Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.
    Didalam akuntansi, diakuinya sebuah aktiva tak berwujud apabila:
    * Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dari aset tersebut
    * Biaya biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handalAktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.

  49. Muhammad rizky eka pratama says:

    Nama: Muhammad rizky eka pratama
    NIM: 1411000292

    Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
    a. harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
    b. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
    Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:

    Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

  50. Putri rahayu says:

    PUTRI RAHAYU
    1411000289

    PSAK 19: Aset Tak Berwujud

    A. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 19 (Revisi 2010)

    Pengaturan aset tak berwujud di dalam PSAK 19 (Revisi 2010) memiliki tujuan dan ruang lingkupnya seperti terlihat pada Tabel II.18. PSAK ini merevisi PSAK 19 (Revisi 2000) dan merupakan adopsi dari IAS 38 (2009): Intangible Assets. PSAK ini berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011.

    Tabel II.18 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 19 (Revisi 2009)

    Perihal Deskripsi Tujuan

    Tujuan PSAK 19 (Revisi 2010) adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya.
    PSAK 19 (Revisi 2010) mewajibkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika,kriteria-kriteria tertentu dipenuhi.
    PSAK 19 (Revisi 2010) juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tak berwujud.
    Ruang lingkup
    PSAK harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tak berwujud, kecuali:
    a) aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK lain;
    b) aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian;
    c) Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK 33 (Revisi 2011):
    Akivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum dan PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

  51. Yunita Amalia says:

    Nama : Yunita Amalia
    NIM : 1411000402
    Dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi dua tahap:
    1. Tahap penelitan atau tahap riset;
    2. Tahap pengembangan.
    Pada tahap riset sebuah proyek internal, entitas belum dapat menunjukkan telah adanya suatu aset tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masa depan. Dengan demikian, pengeluaran untuk riset tidak boleh diakui sebagai aset, akan tetapi diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

  52. fajar aprianto says:

    Fajar aprianto
    1411000070
    Aset takberwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset takberwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset takberwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset takberwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset takberwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

  53. Rasmi Gracia Varena Nababan says:

    Nama : Rasmi Gracia Varena Nababan
    Nim : 1411000237
    Akuntansi Keuangan Menengah 1

    Pada beberapa entitas aset takberwujud menjadi bagian yang sangat penting, oleh karena peran aset takberwujud tersebut amat menentukan kemajuan operasionalnya misalnya Walt Disney dengan tokoh-tokoh kartun yang dimilikinya.

    Karakteristik sebuah aset takberwujud yakni kemungkinana memberikan manfaat economic masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan tidak mempunyai wujud fisik. Jika digunakan model biaya, maka aset takberwujud dicatat dengan cara sbb: biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai . Sedangkan jika digunakan model revaluasian, maka aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yakni nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

    Aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.

  54. Sarah Meilani 1411000171 says:

    Aset Tidak Berwujud

    1. Definisi Aset Tidak Berwujud
    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
    Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
    a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan
    b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

    2. Karakteristik Aset Tidak Berwujud
    Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu[1]:
    a. Kurang memiliki eksistensi fisik
    Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
    b. Bukan merupakan instrumen keuangan
    Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
    c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
    Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
    Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa karakteristik pendukung aset tidak berwujud, yaitu:
    a. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain;
    b. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;
    c. Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
    d. Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
    e. Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.

  55. ahmad syabani says:

    Ahmad sya’bani
    1411000114
    Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:
    Keteridentifikasian (identifiability)
    Pengendalian (control)
    Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Contoh ini diuraikan juga di dalam paragraf 9 dan 10 PSAK 19 (Revisi 2010).
    Aset tak berwujud memiliki banyak jenis dan banyak PSAK yang mengaturnya, seperti terlihat pada Tabel II.19. Namun demikian, sesuai ruang lingkup PSAK 19 (Revisi 2010), tidak semua aset tak berwujud tersebut diatur di dalam PSAK 19 (Revisi 2010). Butir 9 s.d. 12 Tabel II.19 mendeskripsikan jenis aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK 19 (Revisi 2010).

  56. (PSAK 19)
    Keteridentifikasian aset tak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam suatu kombinasi entitas bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomi masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika :

    1.Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait , aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut.
    2. Timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban.

  57. Cytra Lestary Kinasih 1411000333 says:

    Asset tak berwujud memiliki ketentuan baru yakni aset tidak berwujud dikategorikan menjadi aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas dan aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas.kategori ini belum ada di psak 19 sebelumnya.
    •aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas antara lain : -periode amortisasi dan methode amortisasi -nilai residu -penelaahan periode amortisasi dan methode amortisasi
    •aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas antara lain : -suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas tidak boleh diamortisasi -penelaahan penilaian masa manfaat.
    Nilai residu asset tak berwujud juga merupakan nilai estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset pada akhir masa manfaat nya, setelah dikurangi biaya estimasi pelepasan aset. Jika aset telah mencapai usia dan kondisi yang diharapkan seperti saat akhir masa manfaatnya. Aset tidak berwujud juga harus diakui jika :
    1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut.
    2. Biaya perolehan aset tersebut dapat di ukur secara andal.

  58. Endri Agung Saputra says:

    Endri Agung Saputra
    1211000478
    Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi. Didalam akuntansi, diakuinya sebuah aktiva tak berwujud apabila:
    – Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dari aset tersebut.
    – Biaya biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal

    Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.

  59. Hani Martisna says:

    Nama : Hani Martisna
    Nim : 1411000413

    Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu perusahaan yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat diidentifikasikan. Secara umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang dapat diidentifikasikan secara terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah perusahaan, seperti peringkat utang yang baik, reputasi yang bagus dengan produk dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan dan distribusi, dan hubungan yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang dapat diidentifikasikan.

  60. Alfian maulana says:

    Alfian maulana
    1411000067

    Dengan adanya PSAK 19 maka aset tak berwujud dapat di rincikan dengan tersendiri dan memudahkan para akuntan mempunyai panduan baru baik dalam membuat laporan keuangan maupun untuk memperoleh informasi yang bersangkutan dengan pekerjaan mereka. Dengan dikeluarkannya PSAK 19 juga maka indonesia semakin mantap dalam mengadopsi IFRS sebagai standard laporan keuangan.

  61. Cicilia Patricia Aruan says:

    Cicilia Patricia Aruan
    NIM : 1411000349
    Akuntansi Keuangan Menengah I

    Aset tak berwujud merupakan aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik.
    Unsur-unsur yang memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi masa depan.
    1. Keteridentifikasian
    Keteridentifikasian aset tak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill.
    Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika :
    -Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan
    -Timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban.
    2) Pengendalian Atas Sumber Daya
    Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomi dimasa depan yang timbul dari aset dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut.
    -Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset tak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas.
    Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi mengurangi biaya produksi masa depan.

    PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
    Aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika :
    -Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut.
    -Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

    Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.
    1) Perolehan Terpisah
    ya perolehan aset tak berwujud terdiri dari :
    a) Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat.
    b) Semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
    2) Perolehan sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
    Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset tak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi.
    3) Mengukur Nilai Wajar Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis
    Jika aset tak berwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak kontraktual atau hak legal lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai wajar aset secara wajar.
    4) Akuisisi dengan hibah pemerintah
    Aset tak berwujud dapat diperoleh melalui hibah pemerintah apabila pemerintah mengalihkan aset tak berwujud ke entitas.
    5) Pertukaran aset
    Aset tak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, biaya perolehannya diukur dengan nilai wajar, kecuali :
    a) Transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial
    b) Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
    6) Goodwill yang dihasilkan secara internal
    Entitas yang melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tak berwujud yang dapat diakui dianggap memberikan kontribusi terhadap timbulnya goodwill yang dihasilkan secara internal.
    7) Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal
    Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset tak berwujud menjadi tahap penelitian (tahap riset) dan tahap pengembangan.
    a) Tahap Penelitian
    Entitas tidak mengakui aset tak berwujud yang timbul dari penelitian. Dalam tahap penelitian proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan bahwa aset tak berwujud yang ada akan memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi di masa depan.
    b) Tahap Pengembangan 
    Aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut :
    -kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud sehingga dapat digunakan atau dijual.
    -niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya.
    -kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut.
    8) Biaya perolehan aset tak berwujud yang Dihasilkan secara internal
    Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal adalah jumlah pengeluaran yang terjadi sejak tanggal aset tak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengukuran.

  62. Zaenal Luthfi Irsyafii says:

    Nim: 1411000080
    PSAK No. 19 bertujuan untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya. PSAK No.19 juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tidak berwujud

  63. SHEENY OLIVIA APRILIA // 1411000241 says:

    Nama : Sheeny Olivia Aprilia
    NIM : 1411000241
    Aset tak berwujud merupakan aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya tak berwujud. Unsur-unsur yang memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomi masa depan. Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
    (a) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut
    (b) Biaya perolehan aset tersebut d Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan apat diukur secara andal. yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.

  64. Putri Fatimah Gumilar says:

    Akutansi Untuk Aset Tak Berwujud
    Aset Tak Berwujud
    Aset tak berwujud adalah hak– hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan aset jangka panjang yang tidak memiliki subtansi fisik (tidak berwujud). Aset takberwujud (intangible asset) adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

    • Putri Fatimah Gumilar 1411000022 says:

      Akutansi Untuk Aset Tak Berwujud
      Aset Tak Berwujud
      Aset tak berwujud adalah hak– hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan aset jangka panjang yang tidak memiliki subtansi fisik (tidak berwujud). Aset takberwujud (intangible asset) adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

  65. Eveliny adiputri says:

    Raden Ajeng Eveliny Adiputri
    1411000411

    Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.
    Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar. contoh aktiva tak berwujud Hak Sewa (Lease Hold), Hak Patent, Trade Mark (Merek Dagang), Organization Cost, Copyright (Hak Pengadaan), Perijinan (Licences), Franchise dan Goodwill

  66. Deta Puspitanindyah says:

    Deta Puspitanindyah
    1411000352

    Dalam definisi aktiva tak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aktiva tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill). Goodwill yang timbul dari penggabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan dapat memperoleh manfaat ekonomis dimasa depan.
    Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang dan jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan dalam mengakui suatu pos sebagai aktiva tidak berwujud, perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi:
    Definisi aktiva tidak berwujud dan Kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam pernyataan PSAK No. 19

  67. Asti Nur Andari says:

    Asti Nur Andari
    1311000059

    Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai ujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada fihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (PSAK 19 revisi 2000).
    Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik (PSAK 19 revisi 2009).
    Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    (a) Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
    (b) Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

  68. Oltivera Kristina Indriani 1311000187 says:

    Aset tak berwujud diakui sebesar harga perolehan, kemudian pada periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. Apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. Jika diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar taksiran harga pasar dari aktiva yang ditukar.
    Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.
    Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun.
    Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.
    Pelaporan aset tak berwujud hanya mencantumkan net value-nya (nilai bersih) setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi. akumulasi amortisasi ini tidak disajikan dalam neraca.

  69. Fellyna haris pandoe 1211000020 akm1 rabu 10:15 says:

    Saya setuju dengan artikel yang ditulis oleh Penulis. Beberapa perusahaan memiliki aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud ini dianggap penting oleh perusahaan karna dapat memberikan nilai ekonomi yang besar bagi perusahaan. Contohnya adalah apple dan perusahaan terkenal lainnya. Aset tak berwujud ini merupakan aset non moneter karna aset ini tidak memiliki nilai tunai tukar tetap. Dalam menghitung nilai aset tak berwujud ini ada 2 cara; metode biaya dan metode revaluasi. Aset tak berwujud ini dapat mengalami penurunan nilai sehingga perusahaan harus menilai kembali aset tak berwujud tersebut. Aset tak berwujud ini ada karna beberapa faktor: (liat di artikel paling bawah). Oleh karena itu, dsak membuat psak 19 untuk dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk mengukur aset tak berwujud tersebut.

  70. Siti Aisyah Astari says:

    Siti Aisyah Astari
    1411000340
    AKM 1 Rabu 13.15

    Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:

    Keteridentifikasian (identifiability)
    Pengendalian (control)
    Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).

  71. Fachrani subhany (1411000130) AKM 1 10.15 says:

    Definisi Aset Tidak Berwujud
    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
    Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
    a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan
    b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

    2. Karakteristik Aset Tidak Berwujud
    Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu[1]:
    a. Kurang memiliki eksistensi fisik
    Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
    b. Bukan merupakan instrumen keuangan
    Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
    c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
    Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
    Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa karakteristik pendukung aset tidak berwujud, yaitu:
    a. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain;
    b. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;
    c. Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
    d. Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
    e. Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.

    3. Penilaian Aset Tidak Berwujud
    Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.
    Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
    a. harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
    b. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.

  72. Silvia Aryani says:

    psak 19 di katakan ketika entitas model menggunakan model revaluasi, jumlah tersebut disajikan kembali ke revaluasi. sehingga jumlah yang tercatat diaset bruto dan akumulasi amortisasi di perlakukan dengan cara sebagai berikut :

    1. Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi amortisasinya disesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai.

    2. Akumulasi amortisasi dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.

    aset tak berwujud di dalam psak 19 terdapat pengecualian seperti : aset tidak berwujud yang diatur dalam psak 22- goodwill. -aset keuangan (psak 50) dan hak penambangan (psak 29) serta sumber daya lain yang tidak dapat di perbaruhi. keuntungan dari aset tak berwujud adalah mempunyai keuntungan ekonomis yang akan datang serta terdapatnya kontrol.

  73. Zico Revilino says:

    Nama : ZICO REVILINO
    Nim : 1411060197
    Kelas : 6202
    Dalam sebuah kombinasi bisnis goodwill diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu perusahaan yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat diidentifikasikan. Secara umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang dapat diidentifikasikan secara terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah perusahaan, seperti peringkat utang yang baik, reputasi yang bagus dengan produk dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan dan distribusi, dan hubungan yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang dapat diidentifikasikan.

  74. DZAKY FARUQ AL HASYIR/1511080023 says:

    Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal
    Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset
    Dalam beberapa kasus, entitas melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomis masa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tidak berwujud yang dapat diakui sesuai dengan Pernyataan ini. Pengeluaran seperti itu sering dianggap memberikan sumbangsih terhadap timbulnya goodwill dalam entitas yang dihasilkan secara internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari kontrak atau hak
    legal) yang dikendalikan oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut biaya perolehannya. Selisih antara nilai pasar entitas dan jumlah tercatat aset bersih teridentifikasi dapat mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi nilai entitas tersebut. Namun, selisih tersebut tidak bisa dianggap sebagai biaya perolehan aset tidak berwujud yang dikendalikan oleh entitas.

  75. Jeremia armando 1511080016 kelas : 6202 says:

    Aset tak berwujud didefinisikan sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud.

    PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
    Aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika :
    -Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut.
    -Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

    Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.
    1) Perolehan Terpisah
    ya perolehan aset tak berwujud terdiri dari :
    a) Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat.
    b) Semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
    2) Perolehan sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
    Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset tak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi.
    3) Mengukur Nilai Wajar Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis

  76. Christian Kurniawan says:

    Nama : Christian Kurniawan
    NIM : 1511080011
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Membahas tentang Aset Takberwujud sesuai dengan ketentuan PSAK 19, saya lebih tertarik dan setuju pada pembahasan mengenai “Model Revaluasian” karena menurut saya Aset Takberwujud adalah suatu kekayaan intelektual yang dimiliki oleh entitas dan selalu dapat diperbaharui, semisal yang Bapak tuliskan mengenai “Walt Disney” dan semua kartunnya. Aset Takberwujud dapat dikatakan memiliki masa manfaat yang tidak terbatas karena selalu mengalami Upgrade, dan Update seperti halnya “OS Android” yang selalu diperbaharui oleh Google. dan setiap pembaharuan yang dikeluarkan selalu mengalami revaluasi layaknya aset baru.

  77. Lamtiur Indah Sari says:

    Nama : Lamtiur Indah Sari
    NIM : 1511080021

    Menurut saya masalah akuntansi aktiva tidak berwujud tidak banyak berbeda dengan masalah akuntansi aktiva tetap. Masalah tersebut adalah masalah harga perolehan, amortisasi, dan pemberhentiannya.

    Namun amortisasi pada aktiva tidak berwujud harus dilakukan secara sistematis selama masa manfaatnya. Untuk yang tidak terbatas masa manfaatnya dapat diamortisaasikan dengan pertimbangan yang layak. Dalam keadaan tertentu juga amortisasi dapat dipercepat. Bahkan bila terbukti tidak bermanfaat lagi, aktiva berwujud yg bersangkutan harus dihapuskan sekaligus.
    ^semoga bermanfaat^

  78. Ignatius Ari Suryawan says:

    Nama : Ignatius Ari Suryawan
    NIM. : 1511080015

    Menurut saya asset tak berwujud adalah asset yang tidak berbentuk barang atau berupa fisik akan tetapi memiliki nilai finansial. Misalkan seperti hak cipta ,hak paten.
    Itu asset tak berwujud menurut saya.
    Terima kasih.

  79. Febri Nugroho says:

    Nama : Febri Nugroho
    NIM : 1511080026
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Menurut saya, dengan adanya PSAK 19, perusahaan yang memiliki aset tidak berwujud memiliki gambaran dalam menentukan perlakuan akuntansi untuk aset tersebut. Sehingga meminimalisir adanya salah saji terhadap laporan keuangan yang di sajikan. Terlepas untuk pengakuannya menggunakan model biaya atau model revaluasi, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut saya pribadi, metode revaluasi lebih tepat untuk digunakan, terlebih lagi untuk aset tidak berwujud yang nilainya semakin tinggi. Metode revaluasi memungkinkan perusahaan untuk mencatat aset tidak berwujud pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Seperti perusahaan yang bapak sebutkan yaitu ‘Walt Disney’, nilai wajar atas aset tidak berwujud yang dimiliki dimungkinkan akan bertambah, sehingga dengan metode revaluasi maka dapat meminimalisir adanya understatement atas aset tidak berwujud tersebut.

  80. Intan Rachma says:

    Nama : Siti Rachma
    NIM : 1411080006

    Saya setuju dengan artikel yang ditulis oleh Bpk Panubut, Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
    Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
    (a) Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
    (b) Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

  81. Renaldo says:

    Nama : Renaldo Tua
    NIM : 1511080025
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Dengan uraian yang telah bapak berikan dapat disimpulkan bahwa aktiva tak berwujud yaitu aset yang tidak mempunyai wujud fisik dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan atau kekayaan fisik persediaan, tetapi karateristik yang paling menonjol/paling penting yang merupakan ciri khas dari aktiva tak berwujud adalah tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai nilai dari manfaat-manfaatnya dimasa yang akan datang yang akan diterima. Terima kasih atas materi yang diberikan pak.

  82. Hanny Winarti says:

    Nama : Hanny Winarti
    NIM : 1511080014
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Saya setuju dengan artikel yang ditulis, beberapa perusahaan mempunyai aset tak berwujud dan dianggap penting karena dapat dapat memberikan nilai ekonomi yang besar bagi perusahaan. Aset tak berwujud merupakan aset non moneter tanpa wujud fisik/tidak memiliki nilai tukar tetap contohnya seperti IPTEK, design, dsb oleh karena itu perusahaan harus menilai kembali/mengupdate aset tak berwujud tersebut agar tidak terjadi kesalahan saji. Dan telah disebutkan oleh penulis beberapa faktor terciptanya aset tak berwujud sehingga dibuat psak19 untuk dijadikan bahan acuan bagi perusahaan.

  83. Bambang Setioso says:

    Nama : Bambang Setioso
    NIM : 1511080024
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Berdasarkan materi yang Bapak sampaikan, Aset Tidak Berwujud memiliki ketentuan baru yakni aset tidak berwujud diketegorikan menjadi aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas dan aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas. Dua kategori ini belum ada pada PSAK 19 sebelumnya. Demikian saya sampaikan, terima kasih.

  84. donald says:

    Nama : Heri Donald
    NIM : 1511080010
    Kelas : 6202

    Secara umum metode yang digunakan dalam amortisasi aset tidak berwujud menurut akuntansi ada dua jenis, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Jika mengacu pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, metode dan penilaian amortisasi aset tak berwujud dikelompokan menurut masa manfaatnya.

  85. Syahdi Pramadita says:

    Nama : Syahdi Pramadita
    NIM : 1411080023
    Kelas : 6202

    Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:

    Keteridentifikasian (identifiability)
    Pengendalian (control)
    Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)
    Contoh sumber daya tidak berwujud adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).

    Pengakuan item sebagai aset tidak berwujud membutuhkan entitas untuk menunjukkan bahwa item tersebut memenuhi:
    (A) definisi aset tidak berwujud, dan
    (B) kriteria pengakuan.
    Persyaratan ini berlaku untuk biaya yang dikeluarkan awalnya untuk memperoleh atau internal menghasilkan aset tidak berwujud dan yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti bagian dari, atau layanan itu.
    Aset adalah diidentifikasi jika salah satu dari:
    (A) adalah dipisahkan, yaitu mampu dipisahkan atau dibagi dari entitas dan dijual, ditransfer, lisensi, disewakan atau ditukar, baik sendiri maupun bersama-sama dengan kontrak yang terkait, aset yang dapat diidentifikasi atau kewajiban, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukannya, atau
    (B) muncul dari hak hukum kontrak atau lainnya, terlepas dari apakah hak-hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak lain dan kewajiban.
    Suatu aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika:
    (A) besar kemungkinan manfaat ekonomis yang diharapkan di masa depan yang dapat diatribusikan pada aktiva tersebut akan mengalir ke entitas, dan
    (B) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

    Kriteria pengakuan probabilitas selalu dianggap harus puas untuk aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis.
    Suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
    Biaya aktiva tidak berwujud diperoleh secara terpisah terdiri dari:
    (A) harga pembelian, termasuk bea impor dan tidak dapat dikembalikan pajak pembelian, setelah dikurangi perdagangan diskon dan rabat, dan
    (B) biaya langsung terkait mempersiapkan aset untuk digunakan.

  86. Saiful Annas Ghozali says:

    Nama : Saiful Annas Ghozali
    NIM : 1511080022
    Kelas : 6202 – S1 Akuntansi Intensif

    Pemahaman terhadap Aset Tak Berwujud mulai dari karakteristik, pengukuran atas biaya perolehan, dan masa manfaatnya seperti yang tersaji dalam PSAK 19 sangat penting terutama untuk perusahaan-perusahaan tertentu sehingga diharapkan dapat mengurangi salah penyajian dalam laporan keuangan yang pada akhirnya akan sangat menentukan kemajuan operasional perusahaan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *