Kreativitas dan Inovasi

No automatic alt text available.

HANYA DUA KATA: CREATIVITY AND INNOVATION

Seperti Kata Quality, di luar negeri orang belajar Quality sampai tingkat Ph.D dalam bidang Quality (Pendidikan Akademik) atau ASQ (the American Society for Quality: www.asq.org), organisasi profesi kualitas kelas dunia sampai menyiapkan 18 jenis sertifikasi professional melalui ujian kompetensi hanya untuk bidang Quality. Demikian pula Creativity and Innovation di luar negeri orang belajar sampai tingkat Ph.D in Innovation Management.

Pembelajar yang tertarik dalam bidang Creativity and Innovation Management dapat belajar dari kumpulan paper yang telah diseminarkan dan dipublikasikan dalam buku:
Creativity and Innovation in Decision Making and Decision Support, Volume 1 (542 pages) Edited by Frédéric Adam (University College Cork, Ireland), Patrick Brézillon (LIP6, Paris, France), Sven Carlsson (University of Lund, Sweden) and Patrick Humphreys (London School of Economics and Political Science, UK).
Vol. 1
Vol. 2

Vincent Gaspersz




Contoh Jenis-jenis Pertanyaan Penelitian

David E Gray, Doing Research in the Real World (SAGE Publications Ltd, 2009).




Perbedaan antara Kerangka Konseptual dengan Kerangka Teoritis

Muhammad Khalilur Rahman : Are there any demarcation among Research Framework, Conceptual Framework, Theoretical Framework, Structural Model or Measurement Model?

Answers:

There is ambiguity in both terms (Conceptual Framework and Theoretical Framework), the definition depends on the authors (Reinaldo Requeiro). However, according to Han Ping Fung, conceptual framework is the framework that you are developing after rigorous literature review & wanted to test the hypotheses associated with the framework.  Sometimes, conceptual framework also called research model or research framework by different researchers / scholars or after some refinements / fine-tuning.

Theoretical framework refers to previous theories, frameworks, models that you were reviewing during literature review.  Normally, a researcher will develop his or her conceptual framework underpinned on some theoretical frameworks that s/he has reviewed.  Usually, without theoretical frameworks to support your conceptual framework, you might expose to questioning during article review / thesis viva examination.  Theoretical frameworks are important as they serve as life-saver / base / float in which without them a conceptual framework might sink miserably.

Structural model and measurement model usually being coined when a researcher is performing a Structural Equation Modelling (SEM) be it Covariance-based SEM or Variance-based SEM.  Measurement model (sometimes also called outer model) depicts the relationship between all the constructs & their respective indicators (survey questionnaire items) specified by the researcher to test for construct validity (Hair et al., 2010).  Those indicators in the measurement model are used to indicate or measure their respective constructs.  Measurement model is drawn using multivariate statistical tools like SPSS AMOS, SmartPLS etc based on the conceptual framework / research model developed by the researcher.

Structural model (sometimes also called inner model) illustrates how the dependency relationships are connecting all the constructs within a hypothesized model.  Structural model is specified from a validated measurement model (Hair et al., 2010) also using tools like AMOS, SmartPLS etc.

The flow of sequence based on time basis should be:

Theoretical Framework –> Conceptual Framework / Research Framework –> Measurement Model –> Structural Model

In contrast,  David L Morgan stated: “I think you have different sets of things here. First, Research Framework, Conceptual Framework, Theoretical Framework are all basically the same. Then, Structural Model and Measurement Model apply to two different aspects of Structural Equation Modeling (SEM), as explained by Fung.”

However, Fung’s opinion is supported by Samuel Abogunloko by saying that Han Ping Fung’s response is quite dependable enough. Theoretical framework is a projection/use of an existing theory to foreground or underpinned a research work. Whereas, a conceptual framework is a model that is developed by a researcher after rigorous literature review of existing theories or studies. So the difference lies in the fact that conceptual framework is “newly” developed by a concerned researcher, but theoretical framework involved the use of an existing theory by other scholar (s).

To put it simply, conceptual framework is the one to be developed by the new researcher and theoretical framework is something which already been developed by other researchers (Muhammad Madi Bin Abdullah).

ResearchGate

Example 1

 

Example 2

TF & CF

  • A conceptual framework is the researcher’s idea on how the research problem will have to be explored.
  • This is founded on the theoretical framework, which lies on a much broader scale of resolution.
  • The theoretical framework dwells on time tested theories that embody the findings of numerous investigations on how phenomena occur.
  • As you start reading the literature, you will soon discover that the problem you wish to investigate has its roots in a number of theories that have been developed from different perspectives.
  • The theoretical framework provides a general representation of relationships between things in a given phenomenon.
  • The conceptual framework, on the other hand, embodies the specific direction by which the research will have to be undertaken.

Subramaniam Sri Ramalu




Memilih Uji Statistik

Pohon keputusan dalam memilih uji statistik.
Decision tree in selecting a statistical test.

No automatic alt text available.

 

Best Proofreader4u




Kopertis Menjadi LLDIKTI

Mulai 9 April 2018 Kopertis diganti dengan LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) yang merupakan satuan kerja di lingkungan Kemristekdikti dengan mempunyai tugas dan fungsi di bidang peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya

Adapun fungsinya adalah:
a. pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan tinggi di wilayah kerjanya;
b. pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya;
c. pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi di wilayah kerjanya;
d. pelaksanaan fasilitasi kesiapan perguruan tinggi dalam penjaminan mutu eksternal di wilayah kerjanya;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu perguruan tinggi di wilayah kerjanya;
f. pengelolaan data dan informasi di bidang mutu pendidikan tinggi di wilayah kerjanya; dan
g. pelaksanaan administrasi LLDIKTI.

Permenristekdikti No. 15 Tahun 2018
Lampiran Permenristekdikti No. 15 Tahun 2018




Pencarian Semantik

klik

Talk to Books

Talk to Books adalah alat pencarian semantik  dengan cara memindai  kalimat-kalimat dalam 100.000 volume Google Books. Pencarian semantik didasarkan atas pencarian arti atau makna kata dan kalimat, bukan pencarian berdasarkan kata kunci atau frasa.
Talk to Books baik digunakan untuk mencari buku atau mengumpulkan inspirasi. Boleh juga digunakan menggali gagasan, brainstorming dalam rangka mendapatkan sudut pandang yang baru terhadap suatu topik, atau untuk mendapatkan kutipan menarik dari buku.

WEF. 2018. Google’s new tool answers your questions by reading thousands of books.




Jumlah Sampel Riset Kualitatif

Bonde, D. (2013). Qualitative interviews: When enough is enough. Retrieved from www.researchbydesign.com.au

Mason, M. (2010). Qualitative Social Sample Size and Saturation in PhD Studies Using Qualitative Interviews. Forum Qualitative Sozialforschung / Forum: Qualitative Social Research, 11(3), 1–16.

 

Stephen J. Gentles, Cathy Charles, Jenny Ploeg, K. Ann McKibbon. 2015. Sampling in Qualitative Research: Insights from an Overview of the Methods Literature. The Qualitative Report. Vol. 20, No. 11.




Ringkasan Teori-teori Organisasi

Dore Burry




Indonesia dan Modal Intelektual

KISAH “LUCU” DARI TANAH PAPUA

Oleh : Ganefi Suherlin

Konon… ada sebuah desa di pelosok Papua sana yang penghasilan utamanya adalah pisang…

Banyak sekali pisang enak yang dihasilkan dari tanah subur di desa tersebut…

Selain manis, besar-besar dan konon khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan…

Itulah mengapa, penduduk di sana banyak yang menggantungkan hidup dari hasil jualan pisang.

Tetapi…, karena daerahnya terpencil, mereka harus menjual pisang tersebut ke kota dan menempuh jarak 30 km-an…

Dengan infrastruktur yang masih belum bagus, mereka harus jalan kaki…, mengarungi sungai…, dengan membawa satu-dua tandan pisang per orang…

Sampai di pasar kota, pisang itu sudah langsung ada penadahnya…
Laris manis…
Uang pun didapat…
Dan…, masyarakat desa itu pun segera pulang ke kampungnya lagi…

Namun sebelum pulang, ada satu tradisi mereka untuk membawa oleh-oleh ke rumah…
_Dan… yg paling dinanti oleh keluarga mereka dirumah sebagai oleh-oleh biasanya adalah…_
*PISANG GORENG…!!!*

_Ya…!!! Jauh-jauh mereka ke kota, jualan pisang…, untuk kemudian membeli oleh-oleh pisang goreng…_
_Uang hasil jualan pisang sebagian dipakai untuk membeli pisang goreng…_

*Ada yg merasa aneh atau lucu dengan kisah tadi…???*

_Sebagian teman-teman saya tertawa mendengar kisah itu…_
_Jauh-jauh ke kota jualan pisang, kok bawanya oleh-oleh pisang juga…???_

*_Kenapa tidak menggoreng sendiri…???_*

???????????

_Lucu abis dan Gokil abis dech sekolah dimana tuh……_
_Aneka tanggapan pun muncul saat mengetahui kisah ini…_

*Tetapi…*

_Sesaat kemudian…, Tawa itu berubah jadi hening… Ketika saya mengatakan bahwa:_

*_INILAH YG TERJADI PADA SEBAGIAN BESAR ORANG INDONESIA…!!!_*

*>> Air diambil dari Indonesia…, diolah jadi ‘Aqua’…, dijual lagi ke kita…, dan uangnya diambil oleh Danone…, perusahaan dari luar negeri…!!!*

*>> Sepatu keren dibuat orang Indonesia…, dibawa ke luar negeri dan diberi cap ‘Nike’…, dan dijual lagi ke Indonesia dgn harga berkali lipat…, dan banyak yg bangga memakainya…!!!*

*>> Kopi-kopi terbaik dari tanah Indonesia…, dibeli dan diolah ‘Starbucks’…, dijual kembali dgn harga berkali lipat kepada orang Indonesia…!!!*

*>> Begitu juga minyak mentah atau barang tambang lainnya yang terbaik diambil oleh asing dari tanah Indonesia lalu diolah diluar negeri kemudian hasilnya dijual kembali di Indonesia.*

_Kisah di atas saya dapatkan dari teman-teman yg menginisiasi gerakan *Beli Indonesia*._
_Sebuah gerakan untuk mendukung dan bangga menggunakan produk Indonesia…!!!_

_Jika kita mau memakai dan membeli produk bangsa sendiri…, niscaya 250 juta penduduk Indonesia akan lebih sejahtera…_

*_Kisah Papua, masih mau tertawa?_*

Vincent Gaspersz

Bukan saja di Papua, NTT, dll di Pulau Jawa juga demikian. Kasus di NTT seperti menjual buah kelapa kering lalu membeli minyak goreng merek tertentu juga termasuk dalam hal yang berkaitan dengan rendahnya intellectual capital. Mengapa Indonesia merupakan pemilik lahan terbesar dalam perkebunan kelapa sawit TETAPI Malaysia merupakan negara terbesar dalam pengekspor minyak sawit di dunia? Itu juga masalah rendahnya Intellectual Capital. Sayangnya selama ini dalam kewirausahaan selalu yang dipermasalahkan adalah financial capital PADAHAL yang memberikan nilai tambah terbesar adalah Intellectual Capital. Lalu kesalahan terbesar dari pemahaman yang keliru tentang Intellectual Capital seolah-olah adalah HANYA Human Capital. Bagan terlampir menjelaskan bahwa Market Value akan Rendah jika perkalian nilai financial capital dan intellectual capital rendah. Salam SUCCESS.

Image may contain: text

Vincent Gaspersz




Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Examples writing RQs and ROs. Contoh penulisan pertanyaan riset dan masalah riset.

Image may contain: text

Image may contain: text

Image may contain: text

Image may contain: text

Image may contain: text

Image may contain: text

Image may contain: text

Proofreading by a UK PhD

Thavamaran Kanesan