Bagaimana Menulis Bab Diskusi dalam Thesis?

1. Nyatakan apa poin-poin penting Saudara dan berikan argumentasi mengenai signifikansinya atau sampaikan bukti untuk mendukung atau menolak poin-poin tersebut. Ingat bahwa bab diskusi inimerupakan jantung dari thesis Saudara, harus sehat dan fokus.

2. Jelaskan signifikansi hasil Saudara dan nyatakan temuan-temuan yang penting. Coba berikan makna terhadap hasil penyelidikan Saudara

3. Tujuan dari diskusi adalah agar pembaca memahami pengetahuan baru seperti apa yang hendak Saudara perkenalkan.

4. Diskusi hendaknya menekankan pada bukti dan data yang Saudara kumpulkan dan hubung kaitkan semuanya untuk memastikan bahwa isyu utama dalam thesis terjawab

5. Diskusi menekankan pada kajian-kajian yang mirip dan kaitkan dengan masalah yang sedang diteliti

6. Tujuan utama diskusi adalah menemukan kebenaran, bukan membuktikan atau menolak sesuatu.

7. Bab Diskusi merupakan pembicaraan tentang aplikasi riset Saudara pada kehidupan nyata

8. Salah satu keindahan dalam diskusi adalah kerendah hatian. Kemukakan kelemahan dan keterbatasan penelitian dan berikan ruang bagi peneliti berikutnya untuk melanjutkan kajian bertolak dari hal-hal yang belum dituntaskan dalam penelitian Saudara.

9. Jangan berspekulasi, tetaplah fokus pada masalah utama. Jangan melebih-lebihkan temuan, jangan mengalihkan atau membingungkan pembaca thesis, tetap pada arah yang telah Saudara ditentukan sendiri. Di sini Saudara punya kesempatan memberi tafsiran dan makna atas temuan penelitian dan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada bab Pendahuluan.

Dr. Qais Faryadi, DISCUSSION Klik

 

 




Apa itu Jurnal Abal-abal, Bagaimana Mengidentifikasinya

Sumber: Nature

Jurnal abal-abal (predatory journal) adalah jurnal ilmiah dalam jaringan yang membebani biaya kepada orang yang hendak mempublikasikan artikelnya, tapi tanpa layanan yang memadai bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, seperti layanan penelaahan sejawat atau penyuntingan.

A predatory journal is an online academic journal which charges people money to publish their article, but without the services that usually warrant the money, such as peer review or editing.

Menurut Jeffrey Beall jurnal abal-abal adalah jurnal palsu yang digunakan untuk mendapatkan uang dengan memanfaatkan model open-access. Jurnal tersebut tidak jujur dan tidak transparan dalam pengelolaannya.

Antara 2010-2017 Bealll sudah membuat daftar “Beall’s list” mengenai jurnal-jurnal yang berpotensi, berkemungkinan, atau sangat mungkin merupakan jurnal abal-abal. Namun ia telah menutup daftarnya pada Januari 2017. Meski demikian, daftar itu masih ada karena dipajang oleh aktivis yang tak dikenal. Dapat dilihat pada:
Arsip Beall’s List atau  Daftar Beall yang lain.

Kritik terhadap daftar Beall adalah subyektivitas penilaiannya. Diantara kriteria yang ia kemukakan yaitu:

  • Editor jurnal tidak teridentifikasi
  • Tidak ada lembaga atau universitas yang berkaita dengan editor, staf editor, dan/atau anggota mitra bestari (peer review).
  • Jurnal memiliki dewan redaksi yang sama dengan jurnal yang lain.

Biaya rata-rata proses publikasi atau APC (article processing charge) sekitar US$178. Jurnal ini berlokasi di India (34,7%), Asia lainnya (25,6%), dan Afrika (16,4%). Dalam kasus grup penerbit OMICS yang beralamat di Hyderabad, India, APC mulai dari $300 hingga 3.919. Penerbit ini memiliki lebih dari 700 judul. Maka pada bulan Agustus 2016 United States’ Federal Trade Commission menuduh OMICS telah melakukan penipuan akademik, namun dibantah oleh OMICS.

Untuk mengidentifikasi jurnal jenis ini dengan kategori potensial hingga tak dapat dipercaya, Sarah Wild mengemukakan panduan sebagai berikut.

1. Apakah jurnal diakui oleh para akademisi?
Dapat dicek di Clarivate Analytics, Scopus, maupun Directory of Open Access Journals (DOAJ). Namun demikian ada bias terhadap jurnal-jurnal yang baru terbit.

2. Siapa editornya?
Bila jurnal-jurnal yang dikeluarkan oleh penerbit semuanya dengan editor yang sama, maka ini masalah. Demikian juga bila tidak ada informasi tentang
riwayat akademik para editornya, keahlian dan pengetahuan padang bidangnya.

3. Siapa dewan editornya?
Pedoman untuk menilai dewan editor dikemukakan oleh Elsevier.

4. Dimana lokasi jurnal?
Untuk nampak bereputasi, kadang dikemukakan kantornya di Amerika atau Inggris, padahal sebnarnya di Pakistan atau Nigeria. Untuk itu dapat dicek di Google Maps.

5. Berapa lama proses penerbitannya?
Penilaian sejawat merupakan fondasi penerbitan ilmiah, untuk menjaga mutu. Bila prosesnya terlalu cepat, misalnya 2 minggu, harap hati-hati.

6. Berapa banyak artikel yang mereka publikasikan?
Bila jurnal tersebut memproduksi ratusan atau ribuan artikel per tahun, kualitas editing dan penilaian sejawat diragukan.

7. Jika ragu-ragu, tanya pustakawan.

Tips ini bersumber dari Beall’s pointersUniversity of Witwatersrand’s LibGuide, PlosOnethinkchecksubmit.org, dan Mouton & Valentine, 2017 .

 

Sumber:

Sarah Wild, 2017. GUIDE: How to spot predatory academic journals in the wild




Penilaian Kinerja Dosen Lektor Kepala dan Profesor

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI DOSEN DAN TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR klik

Pasal4

(1) Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah di Indonesia, bagi dosen yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala harus menghasilkan:

  1. paling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam nasional terakreditasi;atau
  2. paling sedikit 1(satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional, dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.

(2)  Selain menghasilkan karya ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dosen yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala harus menghasilkan:

  1. buku atau paten;atau
  2. karya seni monumental/desain monumental, dalam kurun waktu 3 (tiga)tahun.

(3) Karya seni monumental/desain monumental sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b harus diakui oleh peer review nasional dan disahkan oleh senat perguruan tinggi.

(4) Ketentuan mengenai kriteria karya ilmiah dan karya seni monumental/desain monumental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Menteri ini.

 

Pasal8

(1)  Tunjangan kehormatan diberikan kepada Dosen dengan jabatan akademik Profesor yang memenuhipersyaratan:

  1. memilikisertifikat pendidik yang diterbitkan oleh Kementerian;
  2. melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak sepadan dengan 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan:
  3. beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (sembilan) sks yang dilaksanakan di perguruan tinggiyang bersangkutan; dan
  4. beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain.
  5. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar perguruan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas;
  6. memilikiNomor Induk Dosen Nasional;
  7. belum berusia 70 (tujuh puluh)tahun;
  8. membimbing penelitian mahasiswa;
  9. telah menghasilkan:
  10. paling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional; atau
  11. paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi, dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.
  12. selain menghasilkan karya ilmiah sebagaimana dimaksud dalam huruf g, Profesor harus menghasilkan:
  13. buku atau paten; atau
  14. karya senimonumental/desainmonumental, dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.

(2) Karya seni monumental/desain monumental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h angka 2 harus diakui oleh peer review internasionaldan disahkan oleh senat perguruantinggi.

(3) Profesor yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan sampaidengan tingkat jurusan atau nama lain yang sejenis, memperoleh tunjangan kehormatan sepanjang yang bersangkutan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) sks diperguruan tinggiyang bersangkutan dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dan huruf h.

(4) Ketentuan mengenai kriteria karya ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dan huruf h tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Menteri ini.

 

Pasal 12

(1)    Tunjangan profesi Dosen dan tunjangan kehormatan Profesor dievaluasi setiap 3 (tiga)tahun.

(2)    Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sejak yang bersangkutan ditetapkan atau diaktifkan kembali sebagai Dosen atau Profesor.

(3)    Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktorat JenderalSumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

 

Pasal 14

(1)    Untuk pertama kali, evaluasipemberian tunjangan profesi Dosen dan tunjangan kehormatan Profesor sebagaimana dimaksud dalam Pasal  12 dilakukan pada bulan November 2017.

(2)    Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhitungkan karya ilmiah sejak tahun 2015.




How to Write Your Problem Statement

How to Write Your Problem Statement

The problem statement states a specific condition (issue) that needs urgent attention and a possible solution. As a researcher, show your readers how your investigation will fill or narrow the gap in existing literature. An excellent problem statement is just a line or two. The rest of the paragraph(s) is its elaboration, discussing a possible solution and most importantly, why it is a problem that needs urgent attention (cite scholarly references). The problem must generate questions for the researcher to answer.

 

A PhD thesis problem statement must seek to answer the following questions:

  1. What is the problem?
  2. Where is the problem?
  3. How can the problembe solved?
  4. Why do you want to solve the problem?
  5. Is the problema current issue?
  6. Will the problempersist if it is not solved?
  7. Who are affected adversely by the problem?
  8. Will this problemproveor disprove existing knowledge?

In short, the problem statement describes an existing issue which is so grave that it must be addressed. Generate questions about your problem statement and try to answer those questions to prove or disprove your research problem. Hence, the research problem is the main part of any scientific enquiry. (Jacobs & Ronald, 2013).

 

Importance of The Problem Statement

  1. It highlights the importance of your thesis topic.
  2. It creates interest among researchers.
  3. It adds new knowledge.
  4. It identifies a gap in the literature.
  5. It indicates a need for future research.
  6. It stimulates thinking about what else is required to solve future related problems.

 

Some Don’ts When Writing a Problem Statement

  1. Is it researchable? If your problemis so difficult or complex that it is beyond the ability of the researcher, then it will lead to a wastage of time and resources.
  2. Do you have relevant scholarly documents? If nothing has been written about your research problem, perhaps the problem is not worthy of investigation.
  3. Are you a suitable person to do this research? Are you qualified? Do you have the necessary skills to carry out this study? If your answer is no, then time and resources will go to waste if you proceed.
  4. Will solving the problembring practical benefits? Do you think this research contributes to society? Will it bridge the knowledge gap? Is your research challengeable?  Which category of society will benefit from this research?

 

Important Considerations for the Selection of a Research Problem

  1. Interest: Pose a problemthat you find it fascinating so that you will be motivated to investigate it further.
  2. Knowledge: Do a background study of your research problemso that you can discuss it with conviction and authority.
  3. Conceptual frame work: Your research problemmust be theoretically and conceptually sound.
  4. Data availability: Investigate a problemthat you can find materials and sources to support your investigation

© Dr. Qais Faryadi

 




Review Paper

Apabila telah banyak studi primer dilakukan, maka diperlukan sintesa terhadap temuan-temuan yang didapat. Makalah tinjauan (review paper) dibuat berdasarkan pengetahuan yang ada dengan cara menemukan, mengorganisasi, dan menilai bukti-bukti pada studi primer.
Ada berbagai macam makalah tinjauan.
1. Scoping reviews
2. Historical reviews
3. Narrative reviews
4. Integrated reviews
5. Qualitative research syntheses
6. Meta-analysis
7. Umbrella reviews

Untuk melakukan tinjauan, harus dilakukan dengan pendekatan sistematik yang transparan dan dapat ditiru (replicable), dengan langkah-langkah:
1. Maksud dan tujuannya je;as
2. Menggunakan kriteria yang jelas dalam memilih studi yang hendak dibahas.
3. Tinjauan dilakukan dengan menunjukkan kualitas metodologi dari studi yang dipilih.
4. Tinjauan harus mampu menyarikan dan meyajikan data secara sistematik.
5. Temuan-temuan diikhtisar dan dilakukan generalisasi.
6. Harus ditunjukkan saran spesifik untuk riset selanjutnya.

Is It Time to Write a Review Article? Western Journal of Nursing Research, 2014, Vol. 36(4) 435–439




Template Kerangka Riset

Research Framework Operational Template (RFOT) merupakan rancangan komprehensif yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai riset yang hendak dilakukan

ROT

Sumber: klik

Dr Othman Talib

Contoh-contoh lainnya, sila klik 1, 2, atau 3.




Artikel Penelitian dan Artikel Konseptual

 

Hasil Penelitian Kajian Teoretik

Judul artikel

Judul artikel
Nama penulis Nama penulis
Abstrak

Abstrak

A. Pendahuluan (bobot 15%)

A. Pendahuluan (bobot 15%)
B. Kajian Pustaka (bobot 20%) B. Kajian Pustaka (bobot 20%)
C. Metode Penelitian  (bobot 10%) C. Pembahasan (bobot 50%)
D. Pembahasan (bobot 40%) D. Simpulan dan Saran (bobot 15%)
E. Simpulan dan Saran (bobot 15%) Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

 

Prof. Dr. Ing. L.M.F. Purwanto. 2014. Anatomi Artikel Ilmiah Kajian Teoretik.

 

 

 

 

 

 




Jika Hipotesis Tidak Terbukti

Selama ini diyakini bahwa dalam penelitian seluruh hipotesis haruslah terbukti agar dapat dipublikasikan di jurnal. Namun dalam penelitian ini mayoritas hipotesis tidak terbukti. Yang penting justifikasinya.
Penjelasan lebih rinci ada di makalahnya.
Alhamdulillah. Glad that the paper is finally published. It was desk rejected when submitted first time in March 2015. Editor (Professor Paul Sparrow) commented “If you do eventually have the empirical data behind your ideas, then do please consider sending the study to the journal when it is ready”. As suggested, we collected data and resubmitted empirical paper in 2016. After two rounds of review, it was finally accepted for publication in July 2017.
This piece is important for at least two reasons:
1) Top gurus in HRM and OB (e.g., Prof. Alan Saks, Prof. Arnold B Bakker, William H Macey, Prof. Simon L. Albrecht and many other big names) have published in this journal. Thus, it is undoubtedly an honor to have a paper in JOEPP.
2) Majority of our hypotheses were not supported. Usually it is believed that all hypotheses must be supported if you want to publish your paper. However, publication of this paper proves that it is just a myth. Justification matters.
Many thanks to all co-authors for their support and valuable contributions. Many more to come.



Alat Bantu Penulisan Ilmiah Gratis

Academic writing online free tools

Membantu memeriksa apakah penulisan kalimat kita dalam bahasa Inggris sudah benar dengan merujuk pada artikel ilmiah atau media massa yang terpercaya
https://ludwig.guru/

Membantu mem-parafrasa  dalam bahasa Inggris
https://spinbot.com/

lengkapnya: klik

Mencari persamaan kata atau lawan kata dalam bahasa Inggris
https://www.powerthesaurus.org/

https://www.wordhippo.com/

Tanya jawab masalah bahasa Inggris
https://english.stackexchange.com/search?

http://www.quickanddirtytips.com/education/grammar/

Tata bahasa Inggris

https://www.paperrater.com

http://grammarist.com/grammar/

http://www.gingersoftware.com/grammarcheck#.WdzcLfmCzIX

https://www.scribens.com/#

Plagiarism checker s.d. 500 kata
https://www.oxphrase.com/
Ada yang mengatakan, udah kayak Turnitin. Ini yang paling penting, pernyataan dari Oxphrase:
“other plagiarism checkers might keep your report as a reference to increase their sources. In contrast, oxphrase guarantees your document will always be private and never be used as a source.  Oxphrase is truly the most accurate plagiarism checker for your research work.”




Tarif Membuatkan Karya Ilmiah

Tarif membuatkan

  • Skripsi Rp 3,5 – 6 juta
  • Thesis Rp 5,5 – 8,5 juta
  • Disertasi Rp 20 – 35 juta
  • Jurnal ilmiah Rp 300 -500 ribu

Di India lebih murah klik

Menghadapinya: Perguruan tinggi harus meningkatkan integritas akademik. Bagaimana caranya? klik

Kompas, 7 Oktober, 2017. Joki Karya Ilmiah Kian Berani