Konsep, Dimensi, Variabel, Indikator dan Pengukuran

Dalam IPA (ilmu pengetahuan alam) konsep didefinisikan dengan jelas dengan standar pengukurannya (misalnya jarak, kecepatan, volume, berat, ukuran, dll.).  Namun dalam IPS (ilmu pengetahuan sosial) konsep lebih bersifat abstrak sehingga standarisasinya dalam pengukuran berbeda-beda, atau kurang disepakati secara bulat (misalnya konsep mengenai kelas sosial, pembagunan, kemiskinan, dll.)

Konsep

  • Konsep adalah gambaran mental atau persepsi yang merangkum gagasan, pengamatan, atau perasaan yang mirip.
  • Maknanya bisa amat berbeda satu sama lain.
  • Misalnya konsep tentang kecantikan, kekayaan, kecemerlangan, pendidikan.

Konseptualisasi

  • Konseptualisasi adalah proses pengembangan dan penjelasan suatu konsep
  • Dengan kata lain, menjelaskan suatu konsep dengan kata-kata dan contoh-contoh sehingga diperoleh definisi yang tepat.
  • Misalnya, apa yang dimaksud dengan pendidikan?
  • “Seperangkat pengetahuan dan pelatihan yang diperoleh di sekolah”

Contoh lain

  • Apa yang dimaksud dengan ‘status sosial”?
    • Kekayaan (milyuner)
    • Prestise (profesor Harvard)
    • Power (jenderal)
  • Ini yang disebut dengan “dimensi”

Dimensi

  • Makna-makna yang berbeda dikenakan pada kelompok-kelompok yang berbeda. Kelompok-kelompok itu disebut “dimensi”
  • Suatu konsep dapat terdiri dari satu dimensi atau lebih
  • Konsep lebih abstrak dari dimensi

Indikator

  • Apabila dimensi tidak dapat diamati secara langsung, maka digunakan indikator
  • Misalnya, untuk mengukur kekuasaan, dapat digunakan

(1) jumlah orang dibawah pengawasan seseorang

(2) besarnya anggaran tahunan

(3) jumlah peralatan yang diawasi

Perbandingan antara konsep, dimensi, dan indikator

  • Dalam praktik ketiga istilah itu bisa saling bertukar (misalnya gender, ras)
  • Tingkat abstraksinya berbeda

Konsep                                  Dimensi                                Indikator

Sangat abstrak                 Abstrak                                 Konkrit

Variabel

  • Konsep yang dapat diukur
  • Karakteristik atau gejala yang dapat memiliki nilai yang berbeda-beda; variabel itu berubah-ubah
  • Dimensi dan indikator dapat berupa variabel
  • Apabla suatu konsep hanya memiliki satu dimensi dengan satu indikator, maka konsep tersebut sama dengan variabel

PENGUKURAN

  • Berbicara tentang pengukuran berarti berbicara mengenai variabel dan indikator
  • Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap obyek atau observasi; ini merupakan kuantifikasi yang dinyatakan dalam angka
  • Angka bisa memiliki makna yang berbeda pada keadaan yang berbeda

Tingkat-tingkat Pengukuran

Perbandingan 4 Pengukuran

SSCC

Racidon P. Bernarte constructs,

concepts, variables and hypotheses   

Contoh variabel, dimensi, indikator

Contoh definisi operasional

Contoh variabel, dimensi, indikator dan pertanyaan

Mochamad Reza Adiyanto, Ujang Sumarwan, Imam Teguh Saptono. 2017. Consumer Behavior Analysis in Choosing Conventional or Sharia Mortgage Product in Indonesia. Asian Social Science; Vol. 13, No. 8




Batas Angka Cronbach Alpha

Berapa batas angka Cronbach Alpha yang dapat diterima?
Kesimpulan: Tak ada angka keramat, tak ada titik potong ajaib

Diskusi Cronbach Alpha

Sing Yee Ong
good morning.
i ran cronbach alpha for an established instrument for more than 10 years, 23 items, with sample size of 30. this is social science research
cronbach alpha showed .67.
i read many articles saying that .70 is acceptable.
my question: .
1. .67, is it can’t be accepted? if it is, how can i find some articles to support .67?
2. is sample size of 30, is a factor of it? or should i increase the sample size?
or any other suggestions with it?

Trevor Bond
Acceptable for what? There is no magic cut-off point that has a cliff to drop off. However, there are many problems with alpha. Ask prof Google

Elan VK
I think it’s still acceptable. Sekaran and Bougie (2010) suggested below 0.6 is considered low or weak.

Sing Yee Ong
tq.

Nitanan Koshy
hi despite, an established instrument (we cant aspect the same result to the circumstances we test it. I believe you would have tested it in differing for example study sites, or groups, for them such importance on the items would differ. Hence, it depends on how you have mold the established measure based on the respondents type and place. And yes increasing sample size has chances to increase alpha.Since you collected the data may want consider deleting some items based on items deleted to increase cronbach. Or can consider Elan VK suggestion.

Kai Shuen
Larger sample size may improve the Cronbach’s alpha.

Samad Kakar
Increase sample size

Alex Oikonomou

(Schmitt, 1996) at summary and conclusions 3, “there’s no sacred level…”

Trevor Bond
Thanks Alex. I should have said that :”there’s no sacred level…”; I said “no magic cut-off point “. But scholars in Malaysia seem to think that above .70 is perfect but .67 or even .69 is rubbish! Little understand of correlation or probability.

Sumber:  https://www.facebook.com/groups/doctsupp/




Proses Penelitian (Kumar, 2005)

research-process-kumar2005

Kumar, R. (2005). Research methodology: Step by step guide for beginners (2nd ed.). London: SAGE Publications Ltd.




Jurnal Terindex Scopus Bidang Manajemen Bisnis – April 2017

Berikut ini adalah daftar jurnal terindeks Scopus per bulan April 2017 untuk bidang-bidang:

  1. Business & Management
  2. Entrepreneurship
  3. Marketing
  4. Human Resource Management

Daftar ini memuat lebih banyak jurnal dibandingkan daftar sebelumnya.

Jurnal Terindex Scopus Bidang Manajemen Bisnis –  April 2017

Informasi tentang pembayaran dapat dilihat pada website jurnal yang bersangkutan. Meski beberapa jurnal diberi keterangan “free”, mungkin saja mereka meminta pembayaran setelah naskah direview dan diterima, atau penulis diminta untuk ikut dalam membership jurnal.

Untuk memeriksa peringkat jurnal, sila kunjungi http://www.scimagojr.com/

Sumber: SBM UUM

Daftar Journal Q3 dan Q4




5 Jenis Research Gap & 7 Jenis Research Gap

Ada 5 jenis research gap
1. Theoretical
2. Conceptual
3. Empirical
4. Methodological
5. Practical

1. Theoretical gap

  • Secara teoritis berkaitan dengan teori-teori dan kerangka pemikiran pada riset-riset sebelumnya.
  • Terdapat kelemahan, keterbatasan atau sesuatu yang kurang pada teori maupun kerangka pemikiran sebelumnya.
  • Kemudian Anda bermaksud untuk menambah sesuatu yang baru serta memperbaiki teori atau kerangka pemikiran yang ada.

    Strategi mengatasi theoretical gap

  • Tambah variabel pada kerangka pemikiran berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu (dapat berupa mediator maupun moderator).
  • Menggunakan satu teori yang banyak digunakan di bidang lain, kemudian diuji pada kajian peneliti Terangkan bagaimana hal tersebut dapat dikaitkan bidang kajian peneliti.
  • Menggunakan kerangka pemikiran yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya tetapi menerangkannya dengan menggunakan teori lain.
  • Ambil satu kerangka pemikiran dan diuji pada bidang kajian peneliti.
  • Uji dengan mediator atau moderator yang berbeda berdasarkan ajian penelitian sebelumnya, atau tambah mediator/moderator baru.
  • Buat kerangka pemikiran yang baru (kontribusi yang tinggi).

2. Conceptual gap

  • Berkait dengan konsep atau istilah yang digunakan dalam kajian oleh
  • Terdapat banyak konsep yang sama tetapi didefinisikan secara berbeda.
  • Terdapat pengembangan konsep yang dibangun secara jelas atau tidak dikaitkan dengan suatu teori.

    Strategi mengatasi conceptual gap

  • Meneliti tujuan dari konsep tersebut, bagaimana konsep itu dikembangkan. Apakah ada hal-hal yang tidak jelas atau meragukan?
  • Konsep dari bidang ilmu yang terdekat atau yang relevan digunakan dalam penelitian. Berikan alasan yang kuat.
  • Apabila terjadi keraguan, berikan definisi yang lebih jelas pada konsep yang dibahas.
  • Jika perlu, kembangkan konsep baru.

3. Empirical gap

  • Berkaitan dengan kajian sebelumnya.
  • Temuan-temuan pada penelitian-penelitian terdahulu tidak konsisten. Ada yang terbukti dan ada yang tidak terbukti.
  • Terdapat bias, kelemahan atau keterbatasan pada metode penelitian pada penelitian terdahulu.
  • Sampel yang digunakan tidak dapat digeneralisasikan pada situasi atau tempat yang berbeda.

    Strategi mengatasi empirical gap

  • Menguji lagi hipotesis dengan menggunakan sampel yang sama untuk mengidentifikasi konsistensinya dengan kajian terdahulu.
  • Lihat kelemahan dan keterbatasan metode yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Atasi kelemahan dan keterbatasan tersebut dengan metode yang lebih baik.

4. Methodological gap

  • Keterbatasan dalam metodologi yang digunakan (kualitatif maupun kuantitatif).
  • Kelemahan justifikasi pada penelitian-penelitian sebelumnya.
  • Apabila yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya adalah metodologi kuantitatif saja atau kualitatif saja, mungkinkah untuk penelitian berikutnya menggunakan metodologi campuran (mixed method)?
  • Instrumen yang berbeda tapi menggunakan konsep yang sama mungkin saja menghasilkan temuan yang berbeda.

    Strategi mengatasi methodological gap

  • Gunakan metode yang lebih baik dalam menjawab masalah penelitian. Apakah hasil penelitian perlu dikaji lebih dalam?
  • Jika terdapat kekurangan dalam analisis atau aspek statistik pada penelitian terdahulu, diskusikan secara mendalam.
  • Tambahkan metode penelitiannya. Misalnya pada penelitian sebelumnya metodenya kuantitatif, kemudian ditambah dengan metode kualitatif.
  • Gunakan instrumen yang berbeda dengan menggunakan konsep yang sama. Diskusikan secara kritis dengan membuat perbandingan beberapa instrumen sebelum menentukan instrumen yang akan digunakan.
  • Gunakan sampel yang berbeda, misalnya sektor yang berbeda atau jenis kelamin yang berbeda.
  • Kembangkan instrumen baru.

5. Practical gap

  • Diskusikan adanya kesulitan dalam menerapkan praktik mengerjakan sesuatu dari latar belakang berbeda dalam hal budaya bangsa, budaya organisasi, agama, kepemimpinan maupun kepribadian.
  • Identifikasi kelemahan dalam praktik yang berlaku.

Sumber: 5 Research Gap

7 Jenis Research Gap

Prosemantic

D. A. Miles, ‘‘A taxonomy of research gaps: Identifying and defining the seven research gaps,’’ in Proc. Doctoral Student Workshop, Finding Res. Gaps-Res. Methods Strategies, Dallas, TX, USA, Aug. 2017, pp. 1–10.




Bunga alangkah indahnya

Bunga di tepi jalan alangkah indahnya…




Metodologi, metode dan teknik penelitian

Metode penelitian adalah perilaku dan alat yang digunakan untuk memilih dan merancang teknik penelitian.
Teknik penelitian adalah perilaku dan alat yang digunakan untuk menjalankan penelitian seperti observasi, pencatatan data, pemrosesan data dan sebagainya.
Dalam prakteknya, kedua istilah itu digunakan secara bergantian, sehingga ketika disebutkan metode penelitian, yang dimaksud bisa saja termasuk teknik penelitian.

metodeteknik-riset

Metodologi penelitian adalah cara sistematik untuk memecahkan suatu masalah. Ia dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana riset digunakan secara ilmiah. Didalamnya dipelajari berbagai langkah yang biasanya digunakan oleh peneliti dalam mempelajari masalah riset beserta logika dibalik itu. Peneliti perlu memahami asumsi yang mendasari berbagai teknik dan memahami kriteria-kriteria untuk memutuskan teknik dan prosedur apa yang tepat untuk memcahkan suatu masalah.
Dengan demikian metodologi penelitian cakupannya lebih luas, tidak hanya meliputi metode-metode penelitian, tapi juga mempertimbangkan logika dibalik pemilihan metode dalam konteks penelitian yang dibuat, serta menjelaskan alasan penggunaan metode atau teknik tersebut, sehingga dapat dievaluasi baik oleh peneliti ataupun pihak lain.

C R. Kothari, Research Methodology: Methods and Techniques (New Delhi: New Age International (P) Ltd., 2004).




Metodologi, metode dan teknik penelitian (Kothari, 2004)

Metode riset adalah perilaku dan alat yang digunakan untuk memilih dan merancang teknik riset.
Teknik riset adalah perilaku dan alat yang digunaan untuk menjalankan riset seperti observasi, pencatatan data, pemrosesan data dan sebagainya.
Dalam prakteknya, kedua istilah itu digunakan secara bergantian, sehingga ketika disebutkan metode riset, yang dimaksud bisa saja termasuk teknik riset.

metodeteknik-riset

Metodologi riset adalah cara sistematik untuk memecahkan suatu masalah. Ia dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana riset digunakan secara ilmiah. Didalamnya dipelajari berbagai langkah yang biasanya digunakan oleh peneliti dalam mempelajari masalah riset beserta logika dibalik itu.
Metodologi riset cakupannya lebih luas, tidak hanya meliputi metode-metode riset, tapi juga mempertimbangkan logika dibalik pemilihan metode dalam konteks riset yang dibuat, serta menjelaskan alasan penggunaan metode atau teknik tersebut, sehingga dapat dievaluasi baik oleh peneliti ataupun pihak lain.

Kothari, C. R. (2004). Research methodology: methods and techniques. New Delhi: New Age International (P) Ltd. 




Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia

Buku seri penyuluhan bahasa Indonesia dalam format PDF telah disediakan secara gratis untuk diunduh oleh masyarakat di situs web Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
1. EJAAN
2. BENTUK DAN PILIHAN KATA
3. KALIMAT
4. PARAGRAF
5. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA – 2016
6. KAMUS BAHASA INDONESIA – 2008
7. TESAURUS BAHASA INDONESIA – 2008




Jenis-jenis Penelitian (Kumar, 2005)

types-research-kumar2005

Kumar, R. (2005). Research methodology: Step by step guide for beginners (2nd ed.). London: SAGE Publications Ltd.