Kiat Menghindari Kecelakaan Plagiarism

Plagiarism bisa terjadi secara tidak disegaja. Editage Insights memberikan 5 tips untuk mengatasinya.
1. Pengakuan terhadap pekerjaan orang lain baik itu berupa gagasan, metode, konsep, dan temuan.
2. Beri tanda kutip apabila melakukan copypaste kata-kata penulis lain.
3. Lakukan parafrasa secara tepat. Sila kunjungi https://dosen.perbanas.id/parafrasa/
4. Perhatikan kutipan langsung (gunakan tanda kutip) dan kutipan tak langsung (gunakan kata-kata sendiri).
5. Usahakan menuliskan sumbernya untuk pernyataan yang agaknya merupakan pengetahuan umum. Tapi jika sudah jelas merupakan pengetahuan umum, tidak perlu. Misalnya kalimat tentang bumi itu bulat.

Semoga bermanfaat.

 




Bentuk Protes Terhadap Jurnal Berbayar

Komentar Sylvain Deville ‏@DevilleSy Sep 28

Always happy to decline to review for Elsevier paywalled journals.

protes-thd-elsevier

Makalah ini sepertinya menarik.
Namun demikian saya sudah tidak lagi menerbitkan hasil riset saya di Elsevier, dan menolak melakukan peer review untuk makalah2 yang dikirim ke Elsevier. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemuakan saya atas dukungan perusahaan ini dalam menghambat open access terhadap makalah ilmiah, serta praktek komersialisasi karya ilmiah. Penerbit seperti Elsevier bergantung pada peer review gatis. Mereka dapatnya gratisan, para ilmuwan yang melakukan review itu dibayar dari uang pajak. Saya tak  mau lagi mereview dengan cara seperti ini. Penerbit meraup untung besar (lebih dari 30% pendapatan), menikmati kemurah-hatian kami.
Dengan segala hormat saya menolak undangan Anda untuk mereview naskah.

Best regards,

https://twitter.com/devillesy?lang=en

 




AA di Google Scholar

citations

Dalam dunia hiburan sekarang sedang terkenal AA Gatot. Tapi di google scholar nama AA juga populer, tulisannya banyak. Nama panjangnya Anonymous Author. Sila cek di sini.
Beliau kerjanya di Department of Citation Analysis, perguruan tingginya bernama University of University, profilnya seperti ini.
Rekannya tak kalah masyhur, namanya et al., bergelar “the academic superstar”. Boleh tengok di sini.
Google scholar memang menarik 🙂




Powerpoint

powerpoint

PowerPoint is visual support for the speaker. The speaker is NOT audio support for PowerPoint.
Jeff Giraud
https://www.facebook.com/academicssay/photos/a.1499246890297103.1073741829.1452615238293602/1839097332978722/?type=3&theater




Mengapa mahasiswa melakukan copy paste?

Jpeg

Mengapa mahasiswa melakukan copy paste? Ada beberapa penyebab.
1. Mereka sibuk dengan kegiatan bermain, ngobrol, janjian dengan teman, dll.
2. Bagi mahasiswa yang bekerja, urusannya sudah banyak.
3. Ketika SMA, mereka tidak terbiasa berpikir kritis, tidak tahu mentransformasikan pemikiran ke dalam tulisan secara jelas. Dalam lingkungan akademis yang baru di bangku kuliah, mereka tak punya ketrampilan, keberanian, energi, waktu dan bimbingan profesional tentang bagaimana mengerjakan tugas.
4. Sementara di perguruan tinggi tak ada kelas keterampilan menulis: tata bahasa, penggunaan MS Word, komposisi, penelaahan kritis, serta penulisan makalah ilmiah.
5. Tidak adanya pengecekan plagiarism terhadap karya tulis mahasiswa
6. Kebanyakan mahasiswa tidak tahu kenapa mereka kuliah dan apa yang ingin dicapai. Sebagian inginnya mendapatkan gelar dengan cara mudah, sebagian kuliah untuk bermain bersama teman.
7. Ketiadaan aktualisasi diri dan keadaran akan tujuan belajar menyebabkan kurangnya motivasi kerja keras.
8. Dari sudut pengajar, banyak diantara mereka kurang tulus dalam mengajar. Mereka hanya kasih nilai terhadap pekerjaan mahasiswa, kurang terlibat dalam proses penyelesaian tugas dengan berdiskusi secara produktif dengan mahasiswanya. Mengajar itu tugas mulia dan pengajar mestinya dapat mengembangkan potensi anak didiknya dengan baik.

Sumber: http://kausarbilal.com/plagiarism-in-pakistan/




Peringkat Perguruan Tinggi

Perbandingan peringkat perguruan tinggi terbaik dunia versi QS World University Rankings 2017, antara Indonesia dengan Malaysia.

top-uni-indo top-uni-malay

Untuk bidang bisnis, yang memperoleh akreditasi AACSB di Malaysia:
1. University of Malaya (Kuala Lumpur)
2. Putra Business School (Selangor)
3. Universiti Putra Malaysia (Selangor)
4. Universiti Utara Malaysia
Sedangkan di Indonesia:
1. Universitas Gadjah Mada – Faculty of Economics and Business

The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB International) adalah sebuah organisasi keanggotaan non-for-profit yang memajukan dan mempromosikan manajemen mutu pendidikan secara luas. Dari 48 negara tersebar 736 sekolah bisnis terkemuka di dunia, namun tidak lebih dari 5 persen yang telah mendapatkan akreditasi AACSB.




Meninjau Sistem Pendidikan

Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata dari lulus ujian. Peserta didik perlu dikembangkan bakat dan keterampilannya sehingga menemukan potensi dirinya.
Selama ini pendidikan itu mengejar ranking di kelas melalui test dan ujian, yang belum tentu cocok dengan kebutuhan dunia nyata. Padahal para lulusan ketika bekerja, mereka bukanlah dibayar semata-mata untuk mengerjakan ujian.
Mentalitas mengejar ranking membuat anak-anak kita tumpul, tidak relevan dan tidak kritis. Prosesnya berjalan satu arah: guru mengajar, murid mendengar; buku disediakan, murid membaca; PR diberikan, murid mengerjakan; ujian & test dilakukan, murid tinggal memuntahkan.
Mereka dijejali.
Jaman sekarang dunia berubah cepat, masalah-masalah semakin ruwet. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa pendidikan bukanlah menuangkan pengetahuan ke kepalanya murid, tapi mengembangkan keterampilan kehidupan dan profesional secara terus-menerus. Pengetahuan yang relevan dibangun terutama oleh pelajar itu sendiri dengan bimbingan guru, dan dorongan rasa ingin tahu. Jadi, murid tidak pasif di kelas.
Kemampuan afektif dan emosional murid perlu dikembangkan melalui diskusi-diskusi dan bermacam perdebatan ketimbang hanya menyuapi mereka. Kesadaran terhadap nilai-nilai spiritual dan moral ditumbuhkembangkan melalui refleksi diri dan pengalaman nyata, bukan melalui hapalan buku.

Disadur dari:
Zulfaa Mohamed Kassim, http://www.thestar.com.my/news/education/2013/06/30/rethinking-our-education-system/




Jumlah Dosen Berdasarkan Jabatan Akademik

dosen-jja
Kompas, 10 September 2016, hal.13 “Doktor Didorong Menjadi Guru Besar”

AA  = 21%
L   = 23%
LK  = 16%
GB  = 3%
TJ  = 37%

Dosen perlu mengejar pangkat LK & GB karena dalam Matriks Penilaian Akreditasi:
Dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS; persentasenya > 40% skor = 4.

http: //www.kopertis12.or.id/2016/09/10/doktor-didorong-menjadi-guru-besar.html




TEKNOLOGI PEMBELAJARAN 5 TAHUN KE DEPAN

 

trend-tekno-pendidikan

TRENDS
1. Belajar makin mendalam
Pendidik mengaitkan pembelajaran dalam kelas dengan pakar & pengalaman2 di luar kelas.
Akan semakin trendy: project-based learning, global collaboration dan integrated learning experiences.
2. Meninjau tradisi pembelajaran
Mengarah pada pembelajaran berbasis kompetensi.
3. Kolaborasi
Pelajar bukan konsumen pengetahuan, tapi juga menciptakan solusi melalui pembelajaran sosial kolaboratif.
4. Pembelajaran campuran
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Belakangan ini populer istilah pembelajaran STEAM; yaitu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan  Science, Technology, Engineering, the Arts and Mathematics untuk meneliti, berdiskusi dan berpikir kritis. Misalnya mengajari geometri melalui seni, dengan menganalisis benda-benda seni di musium.

TANTANGAN
1. Pembelajaran otentik
Yaitu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menggali, diskusi dan membangun konsep serta hubungan2 secara kontekstual sesuai masalah nyata serta membuat proyek yang relevan dengan pembelajaran. Untuk mewujudkannya masih sulit, banyak sekolah yang kurang dalam menyediakan progam magang, pendidikan vokasi serta penilaian portofolio yang diperlukan untuk itu.
2. Pengembangan profesional
Bagaimana memasukkan teknologi dalam pembelajaran, karena pengajar kurang nyaman menggunakannya.
3. Personalisasi pembelajaran & peran guru
Personalisasi pembelajaran sasarannya adalah untuk mencapai otonomi pembelajar. Instruksi pembelajaran dan pendukungnya  disesuaikan dengan kebutuhan individu. Peran guru bukanlah semata-mata menyampaikan informasi dan pengetahuan tapi sebagai mentor. Namun dalam kenyataannya masih diterapkan standardisasi & compliance model untuk mengejar skor yang tinggi.
4. Bagaimana mengajar peserta didik kemampuan berpikir kompleks yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

 

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. BYOD (bring your own device)
Memungkinkan peserta didik mengembangkan inisiatif merancang, membuat prototipe dan membangun berdasarkan ide mereka dari awal hingga akhir.
2. Cetak 3-D
Printer akan membantu peserta didik memvisualisasi grafik dan model melalui replika.
3. Pembelajaran adaptif
Menggunakan software yang mampu meyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.
4. Badges and Wearables
Wearable techology disebut juga wearable gadget merupakan alat teknologi untuk koneksi internet, foto, sinkronisasi antar peralatan.
Digital badges merupakan digital token yang muncul sebagai icon atau logo di halaman web, sebagai indikator kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu proyek, atau indikator keterampilan.

Sumber:

http://ww2.kqed.org/mindshift/2015/06/29/what-education-technology-could-look-like-over-the-next-five-years/




Fiqh Islam – H. Sulaiman Rasyid

Bab XV  
H. Sulaiman Rasyid. 1988. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Dewan Pustaka Fajar: Kuala Lumpur.