Faith
Faith is trusting God when you don’t understand His plan.
Faith is trusting God when you don’t understand His plan.
Di dalam E-Commerce (1) telah dibahas bahwa dari sisi proses bisnis kita dapat membedakan e-commerce menjadi pure e-commerce dan partial e-commerce. Selanjutnya, kita dapat juga melakukan klasifikasi berdasarkan organisasinya atau perusahaan yang melakukan perdagangan elektronik.
Secara historris bentuk organisasi pelaku e-commerce adalah organisasi virtual (virtual organisation). Biasanya yang menjadi contoh klasik kasus di dalam organisasi virtual adalah toko (buku) virtual Amazon yang hanya dapat diakses melalui alamat situsnya, http://www.amazon.com. Kehadiran toko buku virtual Amazon pada awalnya tidak dipandang sebelah mata oleh jaringan toko buku Barnes & Noble (B&N) karena toko buku ini telah menguasai pasar buku di seluruh Amerika Serikat pada saat itu. Namun, ternyata, di dalam perkembangannya, pelanggan toko buku virtual Amazon menjadi kian meningkat sehingga mengkhawatirkan B&N. Oleh karena itu, B&N akhirnya membuka situs dengan alamat: http://www.barnesandnoble.com. Kehadiran B&N di dunia maya ini membentuk organisasi baru, yaitu perpaduan antara organisasi konvensional dan organisasi virtual, organisasi semacam ini disebut sebagai click and mortar atau click and brick. Selanjutnya, organisasi konvensional diberi nama organisasi brick and mortar (batu bata dan semen) untuk mempermudah orang memahami mengapa organisasi setengah konvensional atau setengah virtual itu diberi nama click and mortar atau click and brick.
Jadi, dari sisi organisasi, kita mengenal organisasi konvensional, yaitu brick and mortar, organisasi virtual, dan organisasi setengah virtual atau setengah konvensional yang disebut sebagai click and mortar atau click and brick.
E-Commerce adalah perdagangan elektronik yang semula dilakukan bukan melalui jaringan Internet. Semula perdagangan elektronik atau daring (online), dilakukan melalui telepon dan melalui media elektroik televisi. Setelah ditemukannya Internet, pembahasan e-commerce diarahkan untuk membahas perdagangan yang dilakukan melalui Internet.
Mengingat adanya beberapa istilah di dalam pembahasan e-commerce, seperti pure e-commerce, partial e-commerce, virtual organization, click and mortar (atau terkadang disebut click and brick), dan brick and mortar, berikut ini diuraikan cara memahami istilah-istilah itu dengan lebih sederhana.
Paling kurang, e-commerce dapat kita tinjau dari sisi proses bisnisnya. Dari sudut pandang ini, kita dapat membedakan dua jenis proses bisnis di dalam e-commerce, yaitu yang penuh (pure) dan yang sebagian (partial). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dari sisi organisasional, e-commerce dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partial e-commerce dan pure e-commerce.
Partial e-commerce adalah transaksi e-commerce yang sebagian prosesnya dilakukan secara elektronik, sebagian lagi secara manual atau konvensional. Contohnya adalah transaksi jual-beli barang fisik (misalnya, buku, baju, telepon genggam). Pada transaksi semacam ini sebagian proses bisnisnya, yaitu mulai dari penawaran, pemesanan, hingga pembayaran dapat dilakukan secara elektronik. Namun, pada saat penyampaian produk (di dalam bentuk barang), prosesnya harus dilakukan secara fisik atau konvensional.
Pure e-commerce adalah transaksi e-commerce yang keseluruhan prosesnya dilakukan secara elektronik. Contohnya adalah trnansaksi jual beli lagu, perangkat lunak, dan pulsa untuk telepon genggam. Mulai dari proses penawaran, pemesanan, hingga penyampaian produk (yang berbentuk elektronik) semuanya dilakukan secara elektronik karena penyampaian barang dilakukan dengan mekanisme unggah-unduh (upload-download).
Bersambung
Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Di sampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?”, tanya si pemuda.
“Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke-2”, jawab ibu itu.
”Wow, hebat sekali putra ibu”.
Pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahunya, pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
”Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang ke-2 ya bu? Bagaimana dengan kakak adik-adiknya?””Oh ya tentu”, si Ibu bercerita.
”Anak saya yang ke-3 seorang dokter di Malang, yang ke-4 kerja di perkebunan di Lampung, yang ke-5 menjadi arsitek di Jakarta, yang ke-6 menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke-7 menjadi Dosen di Semarang.”
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak ke-2 sampai ke-7.
”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,
”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja, nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”
Pemuda itu segera menyahut,
“Maaf ya Bu……kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedangkan dia cuma menjadi petani.“
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
”Ooo, tidak, tidak begitu nak…justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani.”
Pelajarannya: semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca sampai selesai.
Orang bijak berkata, “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN.”