Gaya Belajar

Sebagai seorang pengajar atau orang tua, terkadang kita (saya) sering melihat anak didik kita memiliki kemajuan belajar yang berbeda-beda, terkadang juga kita mengalami menggunakan strategi mengajar yang sama namun memiliki hasil yang berbeda terhadap individu-individu peserta didik yang kita asuh. Cara yang kita gunakan belum tentu cocak untuk angkatan, kelas, atau bahkan invidu yang berbeda.

Setiap individu adalah unik, masing-maisng memiliki kekhasannya tersendiri, demikian pula dalam hal belajar. Setiap individu memiliki kecocokan, kesenangan dan gaya tersendiri.

Gaya Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Menurut Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.  Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.

Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).

6 instrumen gaya belajar yang banyak dikenal (Hawk & Shah, 2007) adalah:

  • Kolb Experiential Learning Model
  • Gregorc Learning Style Model
  • Felder and Silverman Learning Style Model
  • VARK Model
  • Dunn and Dunn Model
  • RASI Model

Bersambung …




Mobile-learning (m-learning)

 

Apa itu m-learning?

Kita sudah sangat sering mendengar mengenai e-learning yaitu pengalaman belajar yang mendukung pembelajaran individu dengan berbagai jenis teknologi komputer (Clark & Mayer, 2008; Horton, 2006). dan bahkan menggunakannya. Saat ini mulai istilah muncul m-learning. M-learning adalah suatu bentuk/model pembelajaran yang memanfaatkan kemampuan perangkat mobile ( Naismith, Lonsdale, Vavoula, & Sharples, 2004; Yuen & Yuen, 2008; Cheon, Lee, Crooks, & Song, 2012). m-learning mencakup banyak fitur e-learning seperti konten multimedia dan komunikasi dengan siswa lain, hanya saja memiliki keunikan yaitu dalam hal fleksibilitas waktu dan tempat.

Karakteristik perangkat mobile meliputi (BenMoussa, 2003; Churchill & Churchill, 2008; Klopfer, Squire, & Jenkins, 2002; Sharples, 2000):

  1. portabilitas: perangkat mobile dapat dibawa ke lokasi yang berbeda,
  2. konektivitas cepat: perangkat mobile dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi kapan saja dan dimana saja, dan
  3. sensitivitas konteks: perangkat mobile dapat digunakan untuk mencari dan Mengumpulkan data nyata atau simulasi

Ketiga karakteristik tersebut yang yang dapat membuat pengalaman pembelajaran menjadi unik (Traxler, 2007, 2008, 2010; Wang & Higgins, 2006). Selain itu perangkat keras yang masju dari perangkat mobile dan berbagai perangkat lunak yang ada memberikan kemampuan yang lebih baik dalm mengelola, manipuasi dan membangun informasi untuk proses belajar dan mengajar.

Berdasarkan fitur-fitur dari m-learning, empat jenis pendekatan pembelajaran yang dapat didukung oleh perangkat mobile:

  • pembelajaran individual, m-mobile dapat memungkinkan pemelajar mempercepat pembelajaran dengan kecepatan mereka sendiri,
  • pembelajaran jarak jauh, pembelajaran situasional dapat direalisasikan saat pemelajar menggunakan perangkat mobile untuk belajar dalam konteks nyata.
  • pembelajaran kolaboratif, m-learning memungkinkan pembelajaran kolaboratif saat pemelajar menggunakan perangkat mobile agar mudah berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lain
  • pembelajaran informal, pembelajaran informal direalisasikan saat seseorang belajar dari kelas sesuai kenyamanan mereka.

Namun demikian selain keunggulan dari penggunaan mobile untuk pembelajaran terdapat keterbatasan-keterbatasan, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa pemelajar (peserta didik) tidak menggunkan perangkat mobile untuk belajar dikarenakan beberapa masalah teknis seperti layar yang kecil dengan resolusi kecil, memory yang tidak memadai, kecepatan jaringan, dan kurangnya standar dan komparabilitas (Haag, 2011; Huan, Kuo, Lin, & Cheng, 2008; Lowenthal, 2010; Park, 2011; Wang & Higgins, 2006; Wang, Wu, & Wang, 2009),

Keterbatasan dalam psikologi pemakai, (Park, 2011; Wang et al., 2009), pengguna lebih menyukai penggunaan mobile untuk suatu hal yang “hedonic” seperti sms, mendengarkan musik, sosial media dibandingkan untuk tujuan pembelajaran (Park, 2011;Wang et al., 2009). Keterbatasan pedagogik (Corbeil & Valdes-Corbeil, 2007; Park, 2011; Wang et al., 2009), penggunaan mobile dalam kelas mungkin dapat menghalani konsertasi dan menggangu kemajuan kelas

 

Cheon, J., Lee, S., Crooks, S. M., & Song, J. (2012). An investigation of mobile learning readiness in higher education based on the theory of planned behavior. Computers & Education, 59(3), 1054–1064. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2012.04.015

 




Behaviorisme dalam Pendidikan

 

Psikologi merupakan studi ilmiah tentang prilaku dan proses mental manusia. Perilaku adalah kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati seperti berbicara, berbagai kegiatan fisik antara lain makan, minum dan olah raga. Proses mental mencakup segala sesuatu yang terjadi dalam melakukan pemahaman berfikir, mengingat dan merasakan atau menghayati (Jamaris, 2010).

Berbagai aliran dalam psikologi seperti konstruksivisme, humanisme, kognitivisme, fungsionalisme, humanisme banyak dipergunakan dalam beberbagai pendekatan dalam seperti halnya juga dalam pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan anak ke arah dewasa. Dewasa, artinya bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarganya, masyarakatnya, bangsanya dan negearanya. Pendidikan berlangsung sepanganjang hayat, mulai dari lahir sampai akhir hayatnya. Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang aman bagi perkembangan anak, karena di dalam lingkungan yang aman, anak adapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan baik.

 

 

BEHAVIORISME

 

Teori-teori Behaviorisme

 

  1. Ivan Pavlov (1849 – 1936): Classical Conditioning

Ivan Pavlov merupakan psikolog asal Russia yang pertama kali meneliti perilaku mahluk hidup berdasarkan classical conditioning atau pengkondisian lingkungan secara klasik. Ia adalah pemenang Nobel pada tahun 1904.

Hasil penemuan Pavlov yaitu calssical conditioning merupakan temuan penting dalam sejarah perkembangan psikologi karena meletakan dasar-dasar behavioral psychology. Penerapan classical conditioning merupakan metode terapi dalam mengubah perilaku yang bersifat maladaptif dan mengubahnya menjadi perilaku yang adaptif.

 

  1. B. Watson (1878-1958): Behavioral Psychology

J.B. Watson merupakan Bapak behavioral psychology. Watson mengembangkan teori behaviorisme berdasarkan penelitian Pavlov dan merupakan orang yang pertama kali mengaplikasikan temuan-temuan Pavlov kepada manusia, melalui pembentukan refleks-refleks yang terbentuk dari hubungan stimulus-respon yang telah dikondisikan. Oleh karena itu ia mendefinisikan manusia tidak ubahnya seperti mesin yang dapt datur kegiatannya secara mekanik

 

  1. Edward Lee Thorndike (1874-1049)

Thorndike adalah seorang behaviorist yang memberikan sumbangan pentinf terhadap calssical conditioning terhadap proses belajar, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh hubungan antara stimulus dan responsdalam pembentukan prilaku dan konsekuensi terhadap pembentukan perilaku yang diinginkan.

 

  1. F. Skinner (1904 – 1990): Operant Conditioning

Burhus Frederic Skinner adalah seorang ahli psikologi perilaku yan teorinya adalah operant conditioning, yang dilatarbelakangi kenyataan bahwa mahluk hidup (manusia dan hewan) selalu dalam proses “operating” (melakukan sesuatu) terhadap lingkungannya. Selama melakukan sesuatu dengan lingkungannya, mahluk hidup menemukan stimulus khusus yang disebut reinforcing stimulus atau stimulus pendorong yang dapat meningkatakan operant (perilaku yang terjadi beberapa saat setelah stimulus tampil).

 

  Reinforcement

(perilaku meningkat)

Punishment

(perilaku berkurang)

Positif: menghadirkan kejadian Positive reinforcement: kejadian yang diharapkan akibat perilaku meningkat Positive Punishment: kejadian yang diharapkan akibat perilaku meningkat
Negatif: menghilangkan kejadian Negative reinforcement: menghilangkan kejadian yang diharapkan akibatnya menurunkan perilaku Negative Punishment: menghilangkan kejadian yang diharapkan akibatnya menurunkan perilaku

 

 

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan di dalam psikologi pendidikan yang didasari keyakinan bahwa anak dapat dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang membentuknya. Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor yang berada di luar anak itu sendiri, bukan dari faktor yang berasal dari dalam. Semua tindakan pendidikan ditentukan secara sepihak, yaitu pendidik dan anak dianggap sebagai obyek pendidikan.

Bagi para behavioris, memehami cara pandang dan perasaan oreng seperti yang dilakukan oleh strukturalis tidaklah peting karena yang penting adalah bagaimana orang dapat melakukan sesuatu secara aktual. Oleh sebab itu, para behaviaorist menekankan peneliitannya pada perilaku manusia yang nyata dalam peristiwa-peristiwa aktual. Metode penelitian psikologi yang menekankan “analytic instropection” diganti dengan metode “conditioning” yang menekankan hubungan stimulus-respon (Vasta, Heith &Miller, 19(9:11).

 

Inti dari behaviorisme (JORDAN, STACK, & CARLILE, 2009):

  • Behaviorisme berfokus pada peristiwa pembelajaran yang diamati seperti yang ditunjukkan oleh hubungan stimulus dan respon.
  • Belajar selalu melibatkan perubahan perilaku.
  • proses mental harus dikeluarkan dari studi ilmiah tentang belajar.
  • Hukum yang mengatur pembelajaran berlaku untuk semua mahluk hidup, termasuk manusia.
  • Mahluk hidup memulai hidup sebagai papan tulis kosong: tidak ada bawaan perilaku.
  • Hasil Belajar dari peristiwa eksternal di lingkungan.
  • Behaviorisme adalah teori deterministik: subjek tidak memiliki pilihan selain untuk menanggapi rangsangan yang tepat.

 




Apa itu Organisasi Belajar (Learning Organization) ?

Pada abad 21 ini perubahan semakin pasti dan cepat. Globalisasi dan teknologi mempengaruhi organisasi dan memaksa organisasi untuk berubah agar dapat bertahan dan berkompetisi dalam dunia baru, era baru sekarang ini. Organisasi dengan tingkat penyesuaian yang tinggi akan dapat bertahan hidup dilingkungan yang cepat, millennium baru, teknologi yang sangat maju dan berkembang.

Organisasi harus belajar lebih cepat, beradaptasi lebih cepat terhadapat perubhan lingkungan agar dapat bertahan. Seperti pada masa lalu banyak mahluk yang punah karena tidak dapat beradaptasi dengan baik. Organisai harus terus belajar agar dapat terus bertahan dan tidak punah.

Belajar dalam organisasi menjadi suatu hal yang penting dan kritis. Evolusi ini tidak terjadoi dengan sengaja, tetapi dibangun melalui pengalaman dari waktu ke waktu dan belajar mengenai belajar dari para manajer dan pimpinan yang memahami pentingnya dan mendorong untuk implementasinya. Yang dibicarakan disini bukan hanya merubah elemen luar dari organisasi seperti hasil, aktifitas atau struktur melainkan mengubah operational secara hakiki seperti: nilai-nilai, pola pikir, dan bahkan tujuan utamanya.

 

Mengapa Organisasi Belajar Menjadi Penting?

Tuntutan organisasi di seluruh dunia sekarang ini menuntut pembelajaran disampaikan dengan kecepatan yang lebih besar, dengan biaya lebih sedikit, dan tempat kerja yang lebih efektif dan tenaga kerja mobile yang terpengaruh lebih dramatis daripada sebelumnya oleh perubahan harian di pasar. Dan isu krusial apa yang dihadapi perusahaan saat ini?

 

  • Reorganisasi, restrukturisasi, dan rekayasa ulang untuk sukses, bukan hanya bertahan hidup
  • Peningkatan keterampilan yang kurang yang disebabkan oleh sekolah yang belum cukup menyiapkan orang untuk bekerja di abad ke-21
  • Menggandakan pengetahuan setiap 2 sampai 3 tahun
  • Persaingan global dari perusahaan yang paling kuat di dunia
  • terobosan teknologi baru yang luar biasa dan canggih
  • Spiral kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan

 

Belajar yang terjadi di seluruh organisasi dan seluruh sistem memberikan kesempatan terbaik tidak hanya untuk bertahan tapi keberhasilan.

 

Untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam lingkungan baru ini, perusahaan harus belajar lebih baik dan lebih cepat dari keberhasilan dan kegagalan. Organisasi perlu untuk terus mengubah diri menjadi organisasi belajar, menjadi tempat di mana kelompok-kelompok dan individu pada semua tingkatan terus menerus terlibat dalam proses pembelajaran baru.

 

Belajar bukan lagi kegiatan terpisah yang terjadi baik sebelum seseorang memasuki tempat kerja atau dalam pengaturan ruang kelas jarak jauh. Juga bukan suatu kegiatan disediakan untuk kelompok manajerial. Perilaku yang mendefinisikan belajar dan perilaku yang menentukan menjadi produktif adalah satu dan sama. Belajar adalah jantung dari kegiatan produktif. Sederhananya, belajar adalah bentuk baru dari tenaga kerja .

 

Apakah Belajar baru dalam Organisasi?

 

Dalam lingkungan saat ini, pembelajaran organisasi merupakan bentuk baru dari belajar dengan cara sebagai berikut:

  • Berbasis kinerja dan diikat dengan tujuan bisnis.
  • Menekankan pentingnya proses belajar, atau belajar bagaimana belajar.
  • Kemampuan untuk mendefinisikan belajar adalah sama pentingnya dengan menemukan jawaban atas pertanyaan yang spesifik.
  • Kesempatan Organisasi-lebar ada untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
  • Belajar adalah bagian dari pekerjaan.

 

Muculnya Organisasi Belajar

Konsep pembelajaran organisasi yang luas, dan pengakuan pentingnya, dapat ditelusuri dalam literatur penelitian pada tahun 1940-an, tetapi tidak sampai tahun 1980-an beberapa perusahaan mulai menyadari potensinya untuk meningkatkan kinerja organisasi, daya saing, dan kesuksesan.

Pada 1980-an, Shell Oil mulai mempertimbangkan pembelajaran organisasi dalam kaitannya dengan perencanaan strategis. Perusahaan menyimpulkan bahwa belajar sebagai organisasi memang terbukti berharga bagi perencanaan strategis dan keberhasilan perusahaan dan telah membuat Shell untuk mendapatkan keuntungan dari satu atau dua tahun atas pesaingnya

Selama tahun 1990-an, jumlah perusahaan yang komit untuk menjadi organisasi belajar meningkat secara dramatis.

The Fifth Discipline dari Peter Senge dan artikel tentang organisasi belajar di Harvard Business Review, The Economist, BusinessWeek, Fortune, dan Asiaweek telah menyebabkan banyak perusahaan mulai mempertimbangkan proses transformasi diri menjadi organisasi belajar. Perubahan yang terus meningkat dari abad ke-21 telah membuat organisasi belajar menjadi lebih penting.

 

Apakah ingin menjadi sebuah organisasi belajar atau tidak bukanlah pertanyaan lagi; menjadi organisasi belajar diperlukan untuk tetap kompetitif. Dan, siapa pun yang bertanya “kapan?” Harus diberitahu “Segera” karena menjadi mahluk baru akan segera menjadi penting untuk kelangsungan hidup di lingkungan yang semakin global.

Bagaimana menjadi sebuah organisasi belajar akan dibahas pada tulisan berikutnya…

 

Referensi:

Marquardt,Michael J., Building the Learning Organization Mastering The 5 Elements For Corporate Learning, DAVIES-BLACK PUBLISHING, INC. Palo Alto, CA, Second Edition, 2002

 




TEKNOLOGI dalam PEMBELAJARAN

Teknologi dalam pendidikan merupakan keharusan di era sekarang ini. Perkembangan dan meluasnya penggunaan internet banyak memberikan manfaat bagi kehidupan tidak terkecuali dunia pendidikan. Telah banyak alat bantu (tools) berbasis teknologi yang telah digunakan dalam pendidikan seperti alat bantu presentasi (powerpoint), video pendidikan, produk-produk multimedia baik yang konvensional maupun interaktif. Selain itu dengan berkembangnya mobile technology berkembang pula mobile multimedia yang dapat memfasilitasi mobile leatrning sehingga sesorang dapat belajar dimana saja karena sumber-sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan atau tempat proses pembelajaran itu berlangsung. Dengan teknologi yang tepat (appropriate technology), fungsi teknologi sebagai fasilitas pembelajaran dapat mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kinerja pembelajaran baaik baik pembelajar maupun pemelajar.

Teknologi yang digunakan dalam pendidikan bertujuan untuk memfasilitasi pempelajaran (facilitating learning), oleh karenanya semua teknologi yang ada serta produk-produk teknologi pendidikan yang dihasilkan harus dipilih dan dibangun berdasarkan analisis kebutuhan dari lingkungan belajar tertentu. Dalam menentukan teknologi yang akan digunakan atau yang akan kita ciptakan (create) harus melihat pembelajaran sebagai suatu system dan berfikir secara sistemik. Semua elemen dan tujuan pembelajaran harus ditentukan untuk melihatnya sebagai satu kesatuan sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

Pendidik atau pengajar atau embelajar harus terus meningkatkan kemampuannya agar dapat terus meningkatkan pembelajaran di kelas dengan menerapkan teknologi. Banyak yang dapat dilakukan antara lain dengan melakuakan eksperimen riset terhadap pemanfaatan teknologi di kelasnya, melakukan penelitian inovatif yang dapat meningkatakn kinerja baik baik pembelajar maupun pemelajar (peserta didik). Dengan penelitian-penelitian tersebut diharapkan kreatifitas dalam pembelajaran akan semakin baik.

Definisi Teknologi pendidikan menurut AECT (The Association for Education Communications & Technology), teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya(Januszewski & Molenda, 2013). Teknologi tepat guna dalam pembelajaran harus dinilai berdasarkan potensinya untuk memenuhi tujuan pendidikan. Potensi utama dari teknologi pendidikan adalah mendukung kreativitas dan berpikir kritis. Dalam rangka untuk lebih memahami bagaimana untuk mengevaluasi kelayakan teknologi pendidikan, penting untuk mengidentifikasi apa tujuan pendidikan, apa teknologi pendidikan dan bagaimana penerapan teknologi pendidikan yang sesuai.

Kriteria untuk menilai kesesuaian teknologi terutama untuk pendidikan tinggi di negara berkembanga antara lain(Wicklein, 1998):

  1. Systems independence

berkaitan dengan kemampuan perangkat teknologi untuk berdiri sendiri, untuk melakukan tugasnya dengan sedikit atau tidak ada fasilitas lainnya atau perangkat pendukung yang membantu dalam fungsinya

  1. Image of modernity

Sifat kemanusiaan memiliki keinginan untuk merasa penting, dan dirasakan sebagai berharga, karena itu, teknologi yang sukses membawa para penggunanya tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan, tetapi juga merasakan tingkat kecanggihan, yang dapat meningkatkan status sosial mereka

  1. Individual technology versus collective technology

terkait dengan standar sosial atau budaya di mana teknologi yang diusulkan akan beroperasi

  1. Cost of technology

biaya perangkat harus sedemikian rupa sehingga orang-orang mampu membelinya.

  1. Risk factor

Pengembangan teknologi baru memberikan kemungkinan berhasil atau gagal. Ada 2 macam reiko yang harus diperhatikan yaitu internal dan eksternal resiko. Internal resiko adalah resiko yang berhubungan dengan cara teknologi sesuai dengan system produksi local, eksterna resoko berhubungan dengan dukungan system yang diperlukan utnuk mendukung fungsi teknologi berjalan dengan baik. Resiko-resko ini harus dipertimbangkan sebelum dan lselama pengembangan perangkat teknologi.

  1. Evolutionary capacity of technology

Dimanapun dan kapanpun memungkinkan lebih disukai bahwa teknologi memiliki karakteristik desain yang memungkinkan untuk kelanjutan pegembangan

  1. Single-purpose and multi-purpose technology

perangkat teknologi memiliki beberapa tujuan tertentu yang mungkin sangat bermanfaat bagi mereka yang tidak mampu untuk membeli secara individu. Selain itu, keuntungan ekonomis dari pendekatan ini juga menurunkan pengetahuan teknis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi perangkat. Oleh karena itu, bila memungkinkan, teknologi tepat guna harus dikembangkan untuk berbagai aplikasi.

Teknologi yang tepat mungkin tidak ada. Kriteria-kriteria tersebut tidaklah lengkap. Semua teknologi yang ada tidak harus digunakan secara “membabi buta”. Pembelajar perlu melakukan evaluasi yang salah satunya dapat dilakukan dengan penelitian evaluasi terhadap teknologi-teknologi yang tersedia. Tidak semua teknologi dan pekermbangannya harus diikuti. Misalnya perkembangan multimedia sekarang yang sudah pada melebihi interaktif multimedia , tidak berarti harus dimanfaatkan dalam pembelajaran. Yang harus diperhatikan adalah kebutuhan dan lingkungan pembelajaran. Evaluasi terhadap teknologi pembelajaran seperti multimedia tersebut harus dilakukan dan penelitian lanjutan untuk penerapannya dalam pembelajaran. Pendekatan terbaik untuk membangun teknologi yang tepat guna adalah dengan menyeibangkan kriteria dengan kebutuhan.

 

REFERENSI

Januszewski, A., & Molenda, M. (2013). Educational Technology: A Definition with Commentary. Routledge.

Wicklein, R. C. (1998). Designing for appropriate technology in developing countries. Technology in Society, 20(3), 371–375. http://doi.org/10.1016/S0160-791X(98)00022-0




PEMBELAJARAN 24/7 (Bagian Kedua)

Setelah kita mengetahui apa itu pembelajaran 24/7, seperti pada pada bagian pertama tulisan ini, selanjutnya mari kita mulai lakukan dengan mengikuti tahapan berikut.

Tahapan Pembelajaran 24/7

  1. Tahap Satu:

Tahapan pertama yang harus kita lakukan untuk menjalankan pembelajaran 24/7 dengan menggunakan Edmodo adalah mempelajari apa saja fasilitas dan pilihan yang dimiliki Edmodo untuk pembelajaran 24/7. Kemudahan yang diberikan dan ditawarkan oleh Edmodo antara lain:

  • Unggah materi / link
  • Poling
  • Membuat Tugas (assignments)
  • Membuat “quizzes”
  • Memulai forum diskusi
  • Membuat Agenda Harian
  • Menjawab pertanyaan siswa diluar jam sekolah
  • Connect with parents/students
  1. Tahap kedua

Setelah mempelajari fitur-fitur yang dimiliki Edmodo, kita mulai menyiapkan materi pembelajaran. Setelah materi pembelajaran disiapkan lakukan:

  • Unggah materi/link
  • Mengurangi foto copy materi tambahan
  • Unggah catatan kelas
  • Math notes
  • Contoh review dari ekspektasi hasil kerja
  • Videos of tutorials/from class
  • Membuat pengumuman jadwal kegiatan/tugas/kuis/tes
  1. Tahap Ketiga

Membuat pooling (Create polls)

Polling digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari siswa dengan cepat.  

  1. Tahap Keempat:

Membuat tugas (Create Assignments)

  • Upload dokumen (MS Word, PDF, MS Excel, MS PowerPoint, MS Publisher, drafting programs, PhotoShop, image files, music files)
  • Komputer untuk mengunduh, harus memiliki aplikasi untuk membaca tipe file tersebut.
  • Ukuran file tidak lebih dari 100 MB
  • Tugas dapat dinilai dimana saja (selama ada koneksi internet)
  • Nilai dapat dimasukan di Edmodo.
  • Dapat memberikan komentar untuk siswa.
  • Siswa dapat melihat kembali.
  1. TAHAP Kelima

Membuat Kuis (Create Quizzes)

  • Tuliskan Kuis diEdmodo.
  • Multiple choice, matching, true/false, fill in the blank, short answer
  • Edmodo langsung memberikan nilai kecuali short answer.
  • Tugas dapat untuk individu siswa atau kelompok
  1. TAHAP Keenam

Membuat forum diskusi (Create Discussion Forums)

  1. TAHAP Ketujuh

Post Agenda

  • Absensi siswa
  • Homebound students
  • ISS students
  • OSS students
  • Orang tua (parent) dapat terkoneksi dengan kelas
  1. TAHAP Kedelapan

CONNECT!

  • Memberikan tugas untuk siswa dan orang tua
  • Memberikan catatan
  • Menjawawb pertanyaan siswa diluar jam sekolah
  • Mendorong siswa menggunakan aplikasi diluar jam sekolah
  • SIswa dapat menyampaikan sesuatu kepada pengajar melalui Edmodo

 

 

Catatan: Pada Edmodo, Siswa tidak bisa saling mengirimkan pesan dan orang tua tidak bisa menyampaikan pesan kepada siapa pun (hanya sebagai pemantau)




ALGORITMA dan MERAJUT

Sering kita mendengar orang bilang untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan hobi, agar kita menyukai pekerjaanmu seumur hidup. Tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobinya. Kalau kita bekerja tidak sesuai dengan hobi kita lalu bagaimana? Menurut saya adalah dengan tetap melakukan hobi kita sehingga bisa mencerahkan kejenuhan pekerjaan yang kita jalani. Hobi harus kita salurkan, karena hobi memiliki banyak manfaat.

Salah satu hobi saya adalah merajut. Merajut menurut Wikipedia (adalah metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut. Dalam bahasa Inggris terdapat 2 istilah Merajut yaitu knitting dan crocheting. Apa bedanya ?

merajut

Manfaat Merajut

Selain kita mendapatkan hasil yang kita inginkan dengan membuat sendiri dan kepuasan tersendiri, ada beberapa fakta menarik yang diungkapkan oleh orang-orang melakukan / mengerjakan merajut ini.

Kathryn Vercillo dalan artikelnya yang berjudul Crochet Saved My Life, mengemukanan 5 symptoms yang dapat diatasi dengan melakukan crafting, yaitu : Depresi (depression), Nyeri Fisik (Physical Pain), gangguan tidur (Insomnia), Kecemasan (Anxiet), Penderita emosianal yang kuat (Grief).

Berdasarkan pengalaman, merajut membuat saya menjadi santai, mengurangi beban pikirin, menjadi lebih kreatif, mungkin juga bisa mengembangkan otak bagian kanan saya (kalau yang ini belum diteliti lebih lanjut).

Merajut tidak hanya untuk wanita yang sudah sudah tua (nenek-nenek), tetapi sekarang ini merajut sudah banyak dilakukan oleh semua kalangan, tidak terkecuali orang muda dan kaum pria .

 

Belajar Merajut

Bagaimana dan dimana belajar merajut? Sekarang ini sekali banyak tempat untuk belajar merajut, baik on line maupun off line. Komunitas-komunitas pencinta rajut juga banyak baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Pengalaman saya belajar merajut dimulai dari buku dengan judul mari merajut (saya lupa siapa pengarangnya). Buku-buku tentang merajut bisa banyak kita dapatkan di took buku Gramedia. Selaindari buku saya juga banyak belajar dari dunia maya, internet, dengan mencar petunjuk dan cara-cara merajut melalu google.com dan youtube.com. Kedua tempat ini yang banyak membantu saya mendapat banyak pengetahuan baik cara-cara, contoh, pola dlsb. Ternyata bisa juga belajar tanpa ada guru, asal kita mau mencari dan berusaha apalagi kalau kita senang.

Merajut dan Algoritma

Apa hubungannya? Ketika saya mulai sering merajut saya baru menyadari bahwa sebenarnya, langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip algoritma. Apa itu algoritma ?

An algorithm (pronounced AL-go-rith-um) is a procedure or formula for solving a problem. The word derives from the name of the mathematician, Mohammed ibn-Musa al-Khwarizmi, who was part of the royal court in Baghdad and who lived from about 780 to 850. (whatis.techtarget.com/definition/algorithm )”

Algoritma merupakan langkah-langkah (prosedur) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah.

Dalam penyelesaian masalah dengan algoritma ini terdapat teori tentang runtun, perulangan, percabangan, modul (prosedur dan fungsi), Struktur algoritma terdiri dari Judul, Kamus dan Algoritma

 

BAGIAN ALGORITMA PROGRAM ALGORITMA MERAJUT
Judul Tujuannya memecahkan masalah. Membuat sesuatu (misalnya tas)
Kamus (Deklarasi)

 

a: integer

b:integer

 

Bahan

Benang 2 macam warna

Ukuran jarum 5

ALgoritma Masukkan bilangan pertama (a)

Masukkan bilangan kedua (b)

if a > b then

print a

print b

make a loop and ch 2. (Make 2)

Round 1:  6 DC, sl st to the top of the first st, ch 1.

Round 2 & 3:  1 HDC in each st around, sl st at first st, ch 1.

Round 4:  1 HDCD in the first two sts, 1 HDC in the next 4 sts, sl st at top of the first st., ch 1.

Rounds 5-7:  1 HDC in each st around, sl st, ch 1.  At the end of round 7 tie off leaving enough yarn to sew on.

 

 

Beberapa hasil karya saya bisa dilihat di https://www.facebook.com/lucia.istiyowati/media_set?set=a.1075565606866.13030.1157984036&type=3

Selamat menikmati hobi anda, saya mau merajut dulu




PEMBELAJARAN 24/7

Screen Shot 2016-02-04 at 2.38.12 PMPembelajaran 24/7, pembelajaran 24 jam sehari selama 7 hari dalam seminggu atau bisa juga kita sebut belajar terus menerus (long life learning). Bagaiamana caranya?

Teknologi! Dengan teknologi Pembelajaran 24/7 dapat terwujud. Di sekolah siswa belajar kurang lebih 7- 8 jam sehari. Pada saat itu juga mereka dapat berkomunikasi dengan pengajar mereka, berdiskusi, bertanya dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas dengan bimbingan pengajar. Lalu bagaimana komunikasi yang dapat dilakukan jika siswa memerlukan bimbingan di luar jam belajar /sekolah?

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau kita sering juga mendengar istilah e-learning, adalah salah satu solusi untuk pembelajaran 24/7. Dengan e-learnning seseorang dapat belajar kapan saja dan dimana saja, tidak hanya untuk siswa tetapi juga pengajar.

Salah satu tools/alat untuk pembelajaran 24/7 tersebut adalah Edmodi. Apa itu Edmodo? Edmodo ada sejak tahun 2008, didirikan oleh Nic Borg, Jeff O’Hara, Crystal Hutter, saat ini telah memiliki anggota sebanyak 62.071.678 (4 Februari 2016). Edmodo adalah sebuah website edukasi yang mengambil ide dari jejaring sosial (social network) dirancang sehingga sesuai untuk kelas. (‘Edmodo | Connect With Students and Parents in Your Paperless Classroom’, n.d.). “ Web 2.0, especially social networks, can be more beneficial for other areas such as education than entertainment only. It can be used to support both distance teaching and to fulfil physical classroom learning. Applications of social networks in education generate a wide range of benefits such as new collaboration styles, enhancing modern classroom experiences, resource sharing in various formats, etc”. (Thongmak, 2013)

Edmodo membuat siswa dan pengajar dapat saling terhubung untuk berbagi ide, masalah dant tips-tips. Pengajar dapat memberikan tugas dan langsung memberikan nilai serta kometar atau review terhadap tugas siswa. Siswa dapat mendapatkan bantuan dari seluruh kelas. Edmodo bisa dikatakan sebagai lingkungan yang aman karena tidak ada “bullying” atau konten yang tidak sesuai, karena pengajar dapat melihat semua pada Edmodo.

Selain pengajar dan siswa, orang tua dan organisasi (sekolah) juga dapat bergabung dalam dalam komunitas pembelajaran

 

Pengajar Siswa
Mengunggah materi Submit Tugas
Menjawab pertanyaan siswa Mengikuti Quiz
Memberikan tautan-tautan (links) materi belajar Berpartisipasi pada : Forum diskusi dan Poling
Memberikan nilai secara langsung Meminta pertolongan/bertanya kepada pengajar
Terhubung dengan orang tua

 

Edmodo VS Facebook

 

Edmodo                                           Facebook

Sosial networking                          Sosial networking

Simpel                                               Simpel

Handles Events                                Handles Events

Diawasi pengajar                             Tidak diawasi oleh guru

Privat                                                 Publik

Berorientasi pendidikan               Not Regulated

 

Alasan menggunakan Edmodo

  • aman, menggunakan platform social learning untuk pengajar, siswa, orang tua, dan sekolah.
  • Menyediakan fasilitas bagi pengajar dan siswa untuk mengirim bahan (MS Word, PDF, MS Excel, MS PowerPoint, MS Publisher, drafting programs, PhotoShop, image files, music files), berbagi link dan video, dan akses pekerjaan rumah dan pemberitahuan sekolah dengan cara yang aman dan mudah.
  • Pengajar dan siswa dapat menyimpan dan berbagi segala bentuk konten digital – blog, link, gambar, video, dokumen, presentasi, dLL
  • Melengkapi pengajaran dan meningkatkan komunikasi dengan murid di luar kelas.
  • Edmodo secara konsisten memperbaharui site nya menjadi lebih powerful dan lebih mudah
  • Edmodo dijalankan di kelas, sekolah, rayon, wilayah.
  • GRATIS

 

Tahapan Pembelajaran 24/7 

Bersambung ….

 

 

 

 

Referensi

Edmodo | Connect With Students and Parents in Your Paperless Classroom. (n.d.). Retrieved 4 February 2016, from https://www.edmodo.com/

Holland, C., Muilenburg, L., Holland, C., & Muilenburg, L. (2011). Supporting Student Collaboration: Edmodo in the Classroom (Vol. 2011, pp. 3232–3236). Presented at the Society for Information Technology & Teacher Education International Conference. Retrieved from http://www.editlib.org/p/36816/

Thongmak, M. (2013). Social Network System in Classroom: Antecedents of Edmodo© Adoption. Journal of E-Learning and Higher Education.