The Guest House (Jalaludin Rumi )

Ada sebuah puisi dari Jalaludin Rumi yang bisa mengingatkan kita betapa hidup harus dihargai dengan benar. Segala sesuatu di dalamnya harus dihadapi dengan baik, dengan bahagia (suka cita dan cinta). Membaca puisi ini, betapa saya betul-betul diingatkan dan dimotivasi untuk terus hidup dengan sebaik-baiknya.

Apapun masalah, seperti yang telah difirmankanNya, kita tidak boleh bersedih, karena kalau memang kita beriman, kitalah makhlukNya yang berderajat paling tinggi (Q.S.3:139)

Jadi, mari kita mensyukuri hidup kita, berbahagia, bersukacita, dan mencintai apa pun yang ada di dalamnya. Semoga bisa, aamiin.

The Guest House

This being human is a guest house.
Every morning a new arrival.

A joy, a depression, a meanness,
some momentary awareness comes
As an unexpected visitor.

Welcome and entertain them all!
Even if they’re a crowd of sorrows,
who violently sweep your house
empty of its furniture,
still treat each guest honorably.
He may be clearing you out
for some new delight.

The dark thought, the shame, the malice,
meet them at the door laughing,
and invite them in.

Be grateful for whoever comes,
because each has been sent
as a guide from beyond.

http://oldpoetry.com/opoem/38192-Mewlana-Jalaluddin-Rumi-The-Guest-House




‘Thalassemia’ Sebuah Kelainan Darah Genetik

Sejak saya masih di bangku sekolah, saya sudah merasa kalau badan saya ini lebih cepat lelah. Lekat di ingatan saya, kalau sudah waktunya upacara bendera saya merasa sangat khawatir, khawatir bakal teler kecapean peluh bercucuran hingga rasanya mau pingsan saat upacara masih berlangsung. Namun karena saya juga malas kalau harus beristirahat di UKS (Unit Kesehatan Sekolah), akhirnya kondisi itu berlanjut selalu dan selalu, alhasil setiap hari Senin, sejak upacara hingga sore saya akan mengalami sakit kepala berkepanjangan. Sampai saya dewasa saya tidak pernah tahu apa penyebab semua itu terjadi. Hingga pada tahun 2009 saat saya sudah di dunia kerja dan suatu hari badan saya tidak lagi mampu bertahan hingga kondisi lemah saya membawa saya harus terbaring di rumah sakit selama sekitar 10 hari baru lah saya tahu kalau ternyata saya adalah seorang pembawa sifat thalassemia.

HB (Haemoglobin) saya saat itu sudah mencapai titik rendah 5,6. Setelah 2 hari sebelumnya ke dokter dengan HB 7 dan dokter memotivasi saya untuk makan yang benar agar kondisi saya bisa pulih tanpa harus dirawat. Namun nafsu makan saya yang seketika hilang dengan cepat membuat tubuh ini tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan.
Jadi awal cerita ada di suatu hari Jumat di bulan Juni 2009 saat saya pulang ke rumah dengan tubuh sangat letih, dan lama lama saya demam. Beberapa hari pertama saya hanya mencoba mengobati sakit saya itu dengan minum pereda demam, namun lain dari biasanya, nafsu makan saya juga saat itu menurun drastis. Hingga hari Senin dengan kondisi lemah akhirnya ditemani seorang adik saya pergi ke dokter umum dan dokter meminta saya untuk cek darah serta berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam. Senin itu juga saya bertemu dokter Ida Ayu namanya. Menurut dr. Ida HB saya rendah dan ternyata melihat riwayat saya berobat bertahun tahun di rumah sakit tersebut memang HB saya cenderung rendah sehingga dr. Ida tidak langsung menyarankan saya untuk transfuse. Perlu diketahui, untuk perempuan HB minimal itu adalah 12, sementara kebanyakan perempuan Indonesia rata-rata 10-12. Lalu sesuai anjuran dr. Ida, saya pulang dan berusaha makan dan minum serta istirahat yang benar supaya tanpa dirawat pun saya bisa sembuh. Saat itu saya semangat sekali yakin bisa sembuh tanpa perlu dirawat, namun Yangkuasa berkehendak lain, nafsu makan saya tidak kunjung membaik dan di hari Rabunya saya terpaksa mau dirawat karena HB saya sudah mencapai angka 5,6. Shubuh Shubuh saya diantar adik ke IGD di rumah sakit, lalu dr.Ida datang, dia bilang saya tidak boleh langsung ditransfusi karena sebaiknya diobservasi dulu sehingga ketahuan penyebab HB saya rendah. Jadi selama saya di rumah sakit, saya sama sekali tidak ditransfusi. Oleh dokter saya diberi obat untuk menaikkan HB sambil diobservasi. Proses observasi melalui beberapa hal selain dari darah, saya juga sempat diUSG dan dirontgent. Proses berlanjut hingga 10 hari sampai akhirnya saya minta pulang. Diagnosa dokter saat itu sudah sampai pada tahap ada kelainan pada sel darah merah saya. Anemia hemolitik katanya. Limpa saya membengkak. Masih cek darah terus. Sampai saya akhirnya saya pulang, saya masih diambil darah untuk dicek lebih lanjut. Hasilnya itulah yang kemudian dilihat dr. Ida pada saat saya datang kontrol dan disampaikan bahwa saya mengalami kelainan darah genetik bernama thalassemia. Dari situ saya dirujuk ke dokter hematologi di RS Dharmais, dr. Noorwati. Singkat cerita, dr. Noorwati yang ahli darah ini meminta saya dan adik saya (yang juga akhirnya atas saran saya ikut diobservasi) untuk pergi menemui dr. Iswari, ahli thalassemia di Lab Eijkman di RSCM. Lumayan lama, perlu waktu sekitar sebulan untuk bolak balik ke Dharmais, RSCM, dan kembali lagi ke dr. Ida hingga akhirnya diagnosa positif disampaikan kalau saya dan salah satu adik saya (laki laki, tapi HBnya hanya 8, sementara normalnya HB laki laki adalah 14) memang pembawa sifat kelainan darah genetik thalassemia.

Apa efek dari mengetahui bahwa saya adalah pembawa sifat thalassemia? Di antaranya adalah saya harus lebih tahu diri, tidak boleh terlalu capek, tidak boleh olah raga yang terlalu banyak memakan energi, harus siap sering mengantuk dan butuh tidur lebih banyak karena efek dari HB rendah adalah rendahnya kandungan oksigen di dalam darah.
Untuk lebih detil tahu tentang thalassemia pembaca bisa membuka situs di internet baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa Asing, lengkap informasinya tertuang di sana.
Yang pasti thalassemia ini adalah kelainan darah merah bawaan alias genetic yang didapat dari orang tua kita. Bagi pembawa sifat atau penderita thalassemia sangat dianjurkan untuk tidak menikahi pasangan yang memiliki thalassemia juga untuk menghindari memiliki anak yang mengidap thalassemia mayor (tingkat parah di mana penderita harus rutin transfuse sejak masih usia anak anak).

Jakarta, 17 Mei 2016
Adelina




Syafaat di Hari Akhir

Sahabat, tidak ada pertolongan lain selain pertolongan Allah di hari akhir kelak, karena itu kiranya semoga kita bisa mendapat pertolongan tersebut. Bersama ini akan disampaikan beberapa hal tentang pertolongan Allah atau yang di Qur’an biasa disebut syafaat.

Ada beberapa cara yang dapat kita upayakan saat kita masih berada di dunia agar kita bisa mendapat syafaat dari Allah di antaranya adalah dengan
1. Memurnikan ibadah kita (lakukan ibadah sesuai dengan petunjuk Allah dan RasulNya)dan tentunya melakukannya harus ikhlas untuk Allah.
2. Memperbanyak sujud (perbanyak sholat Sunnah, misalnya sholat sunnat Rawatib, sholat Dhuha, sholat sunnat fajar sebelum Shubuh).
3. Memperbanyak membaca sholawat (sholawat seperti yang ada di Tahiyat adalah contoh sholawat yang baik, sederhana, cukup, tidak berlebihan)
4. Membaca doa setelah adzan.

Perlu diketahui juga oleh kita bahwa tidak sembarangan seseorang bisa mendapat syafaat.
Syarat adanya syafaat ini/syafaat dapat diberikan adalah apabila
1. Orang atau makhluk yang memberi syafaat itu diridhoi Allah. Mereka itu contohnya seperti malaikat, Rasul SAW, para Nabi, anak kecil muslim yang meninggal dunia (memberi syafaat kepada ortunya), orang orang yang mati syahid.
2. Orang yang diberi syafaat juga diridhoi oleh Allah.
3. Allah mengijinkan syafaat itu terjadi – – QS An Najm (53):26

Akhirnya semoga kita paham bahwa syafaat adalah sesuatu yang mungkin didapatkan, namun harus disertai dengan upaya sehingga kita dapat senantiasa menjaga diri agar kita tidak termasuk ke dalam orang orang yang tidak bisa mendapat syafaat, yaitu mereka adalah
1. Orang yang syirik pada Allah (musyrik), menduakan Allah, berharap selain kepada Allah.
2. Pemimpin yang zholim (tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya)/tidak adil.
3. Orang yang sering mengumpat.

^_^

2015

Adelina

Sumber:Kajian Reboan Perbanas Institute




Trust Yourself You Can Do It

How do you think you can motivate other persons to have the willingness to learn English or other foreign languages? Well, I could never have imagined that there were such ways to keep motivating my students. I just learned from the experience that sometimes I was successful enough, but sometimes it’s still difficult to do. No matter what, just give it a shot 🙂

trust-yourself-you-can-do-it

Once, I taught this student, many years ago I think, well I don’t remember, but I do still remember how he was very angry and disappointed because at that time he thought that English was very difficult for him. Even though he already tried to learn it, he still failed and he complained me, why he was accepted as the student at that school where he belonged to at that time if actually his English score was not good enough to fulfill the requirement to enroll the school which finally demanded him a lot to master English. For a second I was stunned, trying to figure out what I should answer him, because I could see that he was very afraid of this demand (finishing his English class with minimum score meanwhile he thought it was very difficult for him to learn it). I was in junior year working as a teacher at that time and I eventually just told him, “Well, you are already here now. You have the opportunity to learn English with me and I promise you that English will be very important and useful for you, especially for your future. You just need to be patient, don’t be afraid, trust me you can do it and of course, don’t forget to pray.”
I couldn’t do a lot at that time, that’s all that I could do and I realized that the presence of me as my student’s facilitator in the class is not only about transferring my knowledge but also motivating them, reminding them to keep their spirit high, and being there for them when they have their problems.

Years after that, even a couple months ago, I still met him on the social media, and he admitted that he finally realized how English’s very useful for him now and he’s very grateful for our meeting in the past. I also thank him for being patient enough to struggle with English and trusting for all I said.

It’s a happy ending story at the end.

Smile! ^_^

Picture Source: http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/trust-yourself-you-can-do-it/




Sedikit Cerita Tentang Film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’

Siapa yang tak kenal Helvy Tiana Rosa? Kalau rekan-rekan belum mengenalnya, saya akan bantu rekan-rekan berkenalan dengan kakak Helvy. Saya ketemu kak Helvy beberapa kali, tapi hanya satu kali sempat berfoto bersama dengannya beberapa tahun silam saat kami sama-sama hadir menonton Teater Koma di Komunitas Salihara, Pejaten, Pasar Minggu. Kak Helvy yang saya kenal adalah seorang dosen, penulis, dan sekarang tulisannya pun diangkat ke Layar Lebar, tertuang di dalam sebuah film menarik bertemakan religi berjudul ‘Katika Mas Gagah Pergi’, sama persis dengan judul tulisan asli kak Helvy.

Film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ adalah sebuah film yang dibuat dengan menggunakan dana dari crowd funding (istilah ini lagi ngetren, silakan digoogle apabila belum mengenalnya^_^). Saya, walaupun belum pernah membaca bukunya, dari awal mendengar bahwa kak Helvy sedang membuat film ini sudah berniat akan menontonnya, bukan hanya karena saya ‘ngefan’ sama kak Helvy, tapi juga karena saya yakin film yang sudah ramai dibicarakan orang sejak awal proses pembuatannya ini, pasti akan menjadi sebuah tontonan menarik. Akhirnya, minggu lalu saya sempatkan menonton film ini di sebuah bioskop di daerah Kemang, Jakarta Selatan (film Indonesia masih kurang mendapat tempat di hati orang Indonesia sendiri, sehingga bioskop yang memutarnya biasanya tidak sebanyak bioskop yang memutar film film pop Amerika).

Ketika Mas Gagah Pergi adalah sebuah judul yang sederhana menurut saya, dan ternyata film ini memang mengisahkan tentang seorang Gagah yang pergi meninggalkan keluarganya ke Ternate selama beberapa bulan. Walau demikian isi cerita film kebanyakan bercerita tentang bagaimana kemudian Gagah pulang kembali ke tengah keluarganya, namun sosok Gagah yang kembali dari Ternate ini berubah menjadi seorang laki-laki yang lebih religius. Perubahan pada diri Gagah inilah yang kemudian menjadi konflik di dalam film yang berdurasi 99 menit ini. Sepanjang film diperlihatkan bagaimana reaksi keluarga, terutama respon kaget Gita, adik perempuan Gagah satu-satunya yang sejak kecil sudah sangat dekat dengan Gagah. Gita diperankan oleh seorang wanita mungil bernama Aquino Umar dengan ciamik, sementara yang berperan sebagai Gagah adalah Hamas Syahid. Mereka berdua adalah pendatang baru di dunia perfilman. Selain mereka berdua tentu saja banyak bintang film lainnya yang ikut mendukung film ini, di antaranya yang sudah lebih kita kenal ada Epi Kusnandar, Mathias Muchus, Nungky Kususmastuti, Wulan Guritno, Ustadz Salim A. Fillah, Shireen Sungkar, dan Irfan Hakim.

Jadi tunggu apalagi? Mumpung filmnya masih ada di bioskop, sok atuh ditonton filmnya, insyaa Allah bermanfaat sekalian kita mendukung perfilman Indonesia di negeri kita sendiri.

Oiya, ini laman situs kak Helvy Tiana Rosa http://sastrahelvy.com/, siapa tahu ada teman-teman yang tertarik membacanya 🙂

Jakarta, 27 Januari 2016
Adelina Fauzie




What Skills Are You Good at?

I am always amazed when I hear people, most of them are my students, sing new songs well and fluently, have no problems with their pronunciation, especially, when I asked them about it, they told me that they could remember the songs or the lyrics just by listening the songs or music often without reading the lyrics text. I, myself, cannot do that kind of thing as well as they do it. Here I believe, every person has different talents and abilities. Some people are given the listening skill well, as easy as like my students they can remember the things they listen easily, some others are given different things, they do better for other skills, perhaps they can write more easily than others, or maybe they are good at speaking, they can speak English perfectly, for example, like a British, etc.

So folks, what I am trying to tell, finally in my class I like reminding my students not to feel worry if they feel difficult in doing a skill, they must be better at doing some other skills, and about the skill they are not good at, actually they can practise it, for example for me, because I do not have good enough skill at listening to remember a song, so I need to prepare more, if I want to remember a song, I need to prepare the lyrics to be read, after that I play the music, sing it, and do it repeatedly, later when I listen to the song without the lyrics I can sing the song well too as other people do 🙂

Keep our spirit high!!

Cheers, ^_^




Tak Penting Lagikah Sebuah Ucapan Terima Kasih?

Sejak dulu saya perhatikan, ada saja orang yang tidak senang atau mungkin terlalu angkuh untuk mengucap kata terima kasih, bahkan saya menemukannya di antara segelintir rekan kerja yang bergelut di dunia pendidikan, sementara padahal sekelompok lain di masyarakat malah sedang mencoba menjadi lebih baik dalam menyampaikan ucapan terima kasih dengan menambah bentuk kata terima kasih yang dalam bahasa Arabnya adalah syukron, dengan ucapan terima kasih yang diiringi doa yang berbunyi Jazakumullah Khairan Katsiran ( semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak).

Saya kembali teringat cerita seorang ibu guru saat masih di bangku SMP dulu. Saya masih ingat betul, nama ibu guru saya itu bu Nunung, dia mengajar mata pelajaran Ekonomi, ehtah apa pemicunya, hari itu bu Nunung bercerita bahwa kami, siswa didiknya tidak boleh lupa untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah membantu kita atau memberikan/berbuat kebaikan untuk kita. Beliau mencontohkan misalnya saat dia naik becak, selesai dia membayar, tak lupa dia mengucapkan terima kasih, karena abang becak telah berhasil mengantarkannya dengan selamat sampai di tujuan. Akhirnya sejak saat itu setiap kali saya naik angkot, sehabis saya membayar ongkos tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sang pengemudi. Sebuah motivasi yang menarik dan memang penting datang sekitar dua puluh tahun yang lalu, namun hingga sekarang masih lekat di ingatan dan menjadi motivasi saya juga untuk melakukan hal serupa.
Selain itu, coba kita perhatikan dalam sebuah dialog pelajaran bahasa Inggris, dialog yang berisi percakapan dua orang yang mungkin sudah lama tidak bertemu biasanya dialog dibuka dengan pertanyaan apa kabar, lalu dijawab dulu oleh yang ditanya dengan jawaban terima kasih, sebelum dia bertanya balik tentang kondisi si penanya, mungkin gambaran dialog itu bisa seperti ini:
Adelina: Hi Nurul. How are you?
Nurul: alhamdulillaah, I’m fine, Teteh, thank you. How about you?
Adelina: alhamdulillaah… Teteh is also fine. Thanks Nurul.

Dari dialog itu saja kita bisa melihat dan belajar bahwa ketika seseorang bertanya tentang keadaan kita, lazimnya kita mengucap terima kasih karena orang tersebut sudah cukup peduli akan kita dengan bertanya apa kabar ke kita, nah ini masa orang sudah membantu kita apapun bentuknya, kita tidak sanggup mengucapkan terima kasih sedikit saja? Coba perhatikan diri kita masing-masing nanti, saat kita berdialog atau berinteraki baik lisan maupun tulisan, panjang dan juga pendek dialognya, dengan orang lain,siapa saja, baik orang yang kita kenal maupun tidak, apakah kita termasuk yang sulit atau mungkin jarang ingat untuk mengucapkan terima kasih, jika ya, rasanya sudah saatnya mencoba mengubah kebiasaan itu, karena mengucapkan terima kasih serta mendoakan orang yang telah berbuat kebaikan untuk kita adalah bagian dari bentuk komunikasi yang baik, bahkan perbuatan itu adalah sunnah Rasulullah SAW. yang sangat baik jika dilakukan, dan sangat sayang apabila ditinggalkan, berikut haditsnya, “Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan “jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi). Hadits saya kutipkan dari http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html
Kuningan, Jakarta, 10 Juli 2015
Adelina




A Video Related to Quran Surah Al Baqarah Verse 125

Reading the Holy Quran and the translation makes us more understand and believe more in the Almighty Allah Swt. Once I read this verse taken from Surah Al Baqarah verse 125,

“And when We made the House (at Mecca) a resort for mankind and sanctuary, (saying): Take as your place of worship the place where Abraham stood (to pray). And We imposed a duty upon Abraham and Ishmael, (saying): Purify My house for those who go around and those who meditate therein and those who bow down and prostrate themselves (in worship).

Dan [ingatlah], ketika Kami menjadikan rumah itu [Baitullah] tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim [1] tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Isma’il: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.

made me remember an amazing video I once watched showing audience how Allah’s house, Masjidil Haram routinely cleaned, and I am mesmerized always everytime I watch it. This experience that I would like to share you, here is the link to the video. Enjoy!!

https://www.youtube.com/watch?v=SIBFwBrQGjk

1. Maqam Ibrahim is a large stone block on which Prophet Ibrahim (May Peace Be Up on Him) stood while he was constructing the Holy Kaaba — the definition taken from http://www.islamquest.net/en/archive/question/fa6693




Some Ways to Improve Your Pronunciation and Speaking Skill

As a learner of English as a Foreign Language, for me English was not easy, however as time flies, I learned how to be a better English learner and how to be an English teacher.

One of the most frequently asked questions by my students is how to practice their pronunciation and reading ability, not the comprehension yet. This question is always answered by me based on my experience, and there are actually some ways to practice your pronunciation and reading ability.

First, you can sing the English lyrics songs by taking the lyrics from the Internet and playing the music on. You will hear how the words in the songs are pronounced well by the singers. Of course you must choose the slow music or songs, because they are easier to follow compared to the ones with faster beats. You have to do repetition for this exercise; you can do it at anytime you want as long as you do not disturb people around you.

The second way is by reading loudly an article or a book. However this way is more difficult sometimes because when you meet difficult words that you do not know how to pronounce it, you must diligently open your dictionary and check how they are pronounced by seeing the phonetic symbols, or you can just simply open your electronic or online dictionary to check how the pronunciation is. You can hear the sounds directly without understanding the phonetic symbols.

The third way, well of course by having a partner to communicate or talk with. It can be anyone. It does not have a native speaker of English. As long as that person is more clever than we are, we can learn more from him or her. If you have that person in your family it would be a great advantage, or your school perhaps. Do not worry with what people talk about you when they see you talk in English with your friend, because they know nothing about the real purpose of doing the exercise. Some friends will laugh at you, or they even will mock you, calling you that you are arrogant or just want to look cool because you use English with your friend. It happened to me in the past.
Having a partner does not have to be the one we can see face to face in a real life, the partner can be somebody you meet on the net, since we have access to the chat rooms easily, we just need to pick a good one. Or perhaps you have a pen pal or maybe your local friend lives abroad and he/she does not mind using English with you when you both have an online conversation.

The last but no least is practicing by using movies, but I do not suggest this way much, because most of the times the temptation to watch the movie is bigger than the motivation to learn by using the movie. But if you want to try, you can do it. Here the steps to do it. Play the movie using the DVD player, set English subtitle, listen to the dialogues and repeat them while you are pausing it. Yes of course you will not be able to enjoy the movie because the purpose is to practice your reading ability and improve your pronunciation, right? 🙂

Okay, I think that’s all I can share you now. If you have any comments or suggestions, please feel free to leave your message.

Pramuka, Jakarta Pusat 2015
Adelina




Public Transportation in Jakarta (Part 1)

The choices of public transportation when you are in Jakarta can be chosen from the cheapest like bus and train, to the most expensive ones, for example taxi and motorcycle taxi or Indonesian people usually call it ‘Ojek/Ojeg’.

Motorcycle taxi or Ojek/Ojeg has become one of the favorites because of the bad traffic jam Jakarta usually has. Though it’s expensive and uncomfortable, people keep choosing it to help them manage their time when they want to go anywhere, even to a very far place like the airport (Soekarno-Hatta Airport in Cengkareng, Tangerang), whose distance is about 30 km from central Jakarta. Well, I have never tried it, taking the motorcycle taxi to the airport, but I know there are some people use the service to go there because many times I am offered to use the service to go to the airport. My favorite transportation to go to the airport is Damri Bus, but sometimes I also take taxi, especially when I need to catch a very early flight, or when I arrive at Soetta Airport very late at night and Damri Bus is no longer available.

For my daily transportation, I like taking bus, one of the choices is the TransJakarta bus, the one that I usually take for going home from the office. This bus is more comfortable than the regular buses available in Jakarta. When you get seat you can sit comfortably and do like what I usually do, browsing the internet, reading, even texting people. Well, I will write you more about this Trans Jakarta bus and other transportation later. See you around!!
ojek to bandara