MASA DEPAN PEMASARAN

Manajemen puncak telah mengakui bahwa pemasaran masa lalu telah sangat boros dan menuntut pertanggungjawaban lebih dari pemasaran.

A) Ke depan, ada sejumlah imperatif untuk mencapai keunggulan pemasaran:

  • Pemasaran harus “holistik” dan kurangi
  • Pemasar harus mencapai pengaruh yang lebih besar dalam perusahaan jika mereka menjadi arsitek utama dari strategi bisnis.
  • Pemasar harus terus menerus menciptakan ide-ide baru jika perusahaan ingin mencapai kesejahteraan dalam ekonomi hiper-kompetitif.
  • Pemasar harus berusaha mengetahui wawasan pelanggan dan memperlakukan pelanggan yang berbeda tapi tepat.
  • Pemasar harus membangun merek mereka melalui kinerja, lebih dari sekedar
  • Pemasar harus menggunakan perangkat elektronik dan membangun informasi yang unggul dalam sistem komunikasi.

B) Hasilnya dalam tahun-tahun mendatang dapat dilihat:

  • Kematian departemen pemasaran dan munculnya pemasaran holistik
  • Kematian pemasaran bebas belanja (free shopping) dan kebangkitan pemasaran ROI
  • Kematian intuisi pemasaran dan kebangkitan ilmu marketing
  • Kematian pemasaran manual dan munculnya pemasaran otomatis
  • Kematian pemasaran masal dan munculnya pemasaran presisi

C) Untuk mencapai perubahan ini, satu set keterampilan baru dan kompetensi yang dibutuhkan. Dituntut kecakapan di berbagai bidang seperti:

  • Manajemen hubungan pelanggan (CRM)
  • Manajemen hubungan Partner (PRM)
  • Database marketing dan data mining
  • Contact center management dan telemarketing.
  • Pemasaran PR (termasuk event dan pemasaran sponsorship)
  • Membangun merek dan manajemen aset merek.
  • Experiential marketing
  • Komunikasi pemasaran terpadu
  • Analisis Profitabilitas oleh segmen, pelanggan, dan saluran



Memasarkan kompetensi dosen

Dosen dapat menulis artikel sesui dengan bidang berikut

tabel-5

Jika ingin mengirimkan artikel ke jurnal nasional, jurnal tersebut sebaiknya memiliki kriteria berikut ini

A. Jurnal ilmiah nasional adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

  1. Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
  2. Memiliki ISSN.
  3. Memiliki terbitan versi online.
  4. Bertujuan menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.
  5. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan.
  6. Diterbitkan oleh Penerbit/ Badan Ilmiah/ Organisasi Profesi/ Organisasi Keilmuan/ Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya.
  7. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia.
  8. Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda.
  9. Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda.
  10. Nilai 20 jika berbahasa Inggris terindeks DOAJ, AK 15 jika berbahasa Indonesia terindeks DOAJ, Nilai 10 jika tidak terindeks DOAJ.

B. Jurnal nasional terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional dan mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai.

Daftar terbaru jurnal versi cetak bisa dilihat pada laman berikut http://www.kopertis12.or.id/wp-content/uploads/2016/07/Hasil-Akreditasi-Terbitan-Berkala-Ilmiah-Cetak-Periode-I-Tahun-2016.pdf. AK 25.

C.  Jurnal internasional adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

  1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
  2. Memiliki ISSN.
  3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok). d. Memiliki terbitan versi online.
  4. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara.
  5. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari  2 (dua)
  6. Terindeks oleh database internasional: Web of Science (http://thomsonreuters.com/ ), Scopus (https://www.scopus.com/ ), Microsoft Academic Search (http://libra.msra.cn/ ), dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan Ditjen Dikti. AK 30
  7. Jika belum terindeks pada butir g di atas tetapi terindeks di DOAJ (https://doaj.org/ ), CABI (, Copernicus (http://en.indexcopernicus.com/ ). AK 20

D. Jurnal internasional bereputasi adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

  1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
  2. Memiliki ISSN.
  3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok). d. Memiliki terbitan versi online.
  4. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara.
  5. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari  2 (dua)
  6. Terindeks oleh database internasional: Web of Science (http://thomsonreuters.com/ ), Scopus (https://www.scopus.com/ ), Microsoft Academic Search (http://libra.msra.cn/ ), dan mempunyai faktor dampak (impact factor) dari Scimago Journal Rank (SJR) (http://www.scimagojr.com/ ) sampai dengan tahun 2013 dan di atas 0,100, dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan Ditjen Dikti.
  7. Angka Kredit (AK) 40.

Karya ilmiah yang tidak dapat digunakan untuk memenuhi syarat khusus publikasi ilmiah kenaikan jabatan akademik adalah

  1. Publikasi pada jurnal internasional edisi khusus atau jurnal ilmiah nasional terakreditasi edisi khusus yang memuat artikel yang disajikan dalam sebuah seminar/simposium/lokakarya dapat dinilai sama dengan jurnal edisi normal (bukan edisi khusus) namun. Perlu ditekankan, edisi khusus ini harus diproses seperti pada penerbitan non edisi khusus (terbitan normal) dan memenuhi syarat-syarat karya ilmiah.
  2. Karya ilmiah pada prosiding internasional yang terindeks database internasional (Web of Science, Scopus).



PEMASARAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Perekonomian akan berjalan sukses jika usaha selalu berjalan dengan seimbang (adil) antara usaha besar dan usaha kecil. Pemerintah dan badan non pemerintah bertugas untuk menyeimbangkan kedua potensi tersebut. Data terbaru posisi strategis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah tersebar di seluruh Indonesia, kontribusi terhadap PDB 59% dan menyerap 97% tenaga kerja (sumber: http://ksp.go.id/menggerakkan-sektor-umkm/). Akibatnya adalah kemiskinan masih 11.13% (data Sep 2015) jauh dari target MDG tahun 2015 adalah 8% (sumber: http://www.un.org/millenniumgoals/2015_MDG_Report/pdf/MDG%202015%20rev%20(July%201).pdf ), masih terdapat 47,64 juta penduduk atau 19,46 persen dari seluruh penduduk di Indonesia yang mengalami kondisi sangat rawan pangan dan apabila dibiarkan terjadi selama dua bulan berturut-turut akan menjadi rawan pangan akut yang menyebabkan kelaparan (sumber: BPS, 2013), 62% penduduk miskin terdapat di desa, indeks HDI sedikit di atas Kamboja yang didomiinasi oleh lulusan SD dan SMP 67% (sumber: http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf ). Permasalahan mendasar yang dialami UKM adalah modal yaitu kredit perbankan yang disalurkan hanya 19% sehingga pertumbuhan kredit hanya 8% (sumber: http://mediaindonesia.com/news/read/48298/laju-kredit-perbankan-kembali-melambat/2016-06-01) . Disamping itu masalah promosi, bahan baku, transportasi, dan ketrampilan yang menurut istilah Perum Jamkrindo adalah 3A (availability capital, access transportation, and ability). Berdasarkan data World Economic Forum (WEF)   tentang Global Competitivenes Index tahun 2015-2016, Indonesia berada di peringkat 37 dari 144 negara yang terdiri dari ranking kebutuhan dasar diurutan 49, efisiensi 46, dan inovasi 33. (sumber: http://www3.weforum.org/docs/gcr/2015-2016/Global_Competitiveness_Report_2015-2016.pdf)

Berdasarkan data di atas Indonesia terancam akan didahului oleh Vietnam dan Filipina.

Tugas berbagai lembaga yang membantu UKM dalam hal ini: BI/OJK, PNM, bank BJB, Jamkrindo, FORSEAA, dan KEIN.

Bank Indonesia (BI) mempunyai program yaitu mendorong elijibilitas dari sisi perbankan, edukasi, informasi, kerjasama (sumber: http://www.bi.go.id/id/umkm/Default.aspx )

Salah satu badan non pemerintah (BUMN) adalah PT PNM (Permodalan Nasional Madani) Persero (sumber: http://pnm.co.id/about/visi_misi ) menjalankan tugas untuk memberdayakan UKM tugas utama PNM pada saat ini adalah mendorong UKM untuk mengikuti para pendahulunya setelah melakukan studi banding ke Korea, Jepang, Itali, dan Muangthai. Program peningkatan nilai tambah (value added) bagi UKM yang dilakukan oleh PNM agar dapat bersaing di luar negeri adalah intensifikasi (inward looking) database potensi, klasterisasi usaha, dan sinergi usaha serta kemudahan pembiayaan. Sedangkan ekstensifikasi untuk persiapan go global berupa pelatihan dan pendampingan untuk standarisasi produk, perijinan, penggunaan teknologi, dan promosi serta studi banding.

Perwakilan bank dalam hal ini dilakukan oleh Bank BJB (sumber: http://www.bankbjb.co.id/ ) mempunyai peran dalam mendukung UKM dalam bentuk pemberdayaan dan pendanaan. Pemberdayaan disingkat dengan Pesat ( Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu) yang terdapat di sentra-sentra UKM bank BJB.

Badan usaha non Pemerintah lainnya yang turut serta membesarkan UKM adalah Perum Jamkrindo (sumber: http://www.jamkrindo.co.id/ ) yang pada saat ini bertugas untuk mengumpulkan database UKM. Database tersebut digunakan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga keuangan, BI/OJK, asosiasi, penjamin, dan internal Jamkrindo. Jamkrindo menggunakan database tersebut untuk melakukan pemeringkatan UKM.

Lembaga non profit dengan lingkup regional adalah FORSEAA (Forum of Small Medium Economic Africa Asean) (sumber: http://www.forseaa.org/en/#home yang mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan kerjasama Selatan-Selatan dalam hal peningkatan ekonomi UKM. Kerja sama selatan-selatan artinya antara negara-negara Afrika yang belum dan sedang berkembang dan negara-negara Asean yang belum dan sedang berkembang (artinya di luar Singapur, Malaysia, Muangthai, dan Pilipina).

Lembaga non profit dengan lingkup sebagai penasihat Presiden di bidang ekonomi dan industri (sumber: http://kein.go.id/index.html ). Pemaparan Ketua Pokja Industriaisasi Pedesaan KEIN bahwa Indonesia dapat tumbuh berkualitas karena kemiskinan dan pengangguran sudah mulai menurun walaupun melambat, kemiskinan juga menurun tapi melambat, Gini ratio menjadi 0.397 artinya menuju keadilan. Untuk tumbuh tinggi memerlukan pertumbuhan 4,90% di era kini. Agar dapat tumbuh berkelanjutan maka perlu mencapai tingkat kemiskinan di bawah 1% (seperti yang dicapai Malaysia saat ini) dan tingkat pengangguran di bawah 1% (seperti yang dicapai Muangthai saat ini). Target yang ingin dicapai adalah focus pada pembangunan kantong kemiskinan yang mencapai DESA EMAS. Desa Emas belajar dari kesuksesan Desa  Global Saemaul Undong Korea. Target mencapai Desa Emas untuk meredam proxy war yaitu konflik akan pindah ke daerah yang subur di ekuator. Di sisi lain penduduk Indonesia membutuhkan pangan secara mandiri agar tidak terlalu bergantung dari dunia luar. Untuk itu perlu dilakukan penguatan dari sisi yang paling lemah yang terletak di desa. Peran KEIN diawali dari human (bina mental), institutional (bina lembaga), technology (bina teknologi), capital (bina dana), and market (bina pasar).

Disimpulkan bahwa keberhasilan suatu usaha terutama terletak pada pemahaman terhadap kebutuhan pasar. Dalam hal ini pasar Indonesia saja masih membutuhkan banyak produk dan jasa di dari dan untuk dalam negeri. Potensi yang selama ini belum banyak digali terletak di desa yang menjadi sumber untuk mensuplai kebutuhan penduduk Indonesia. Jika potensi ini didukung oleh berbagai pihak secara bersama-sama, maka akan memperkuat pertahanan utama yang berpusat di desa.




Penggalan Pemasaran 2

VIII.

Factors Affecting Price Decisions

Internal Factors

Marketing Objectives misalnya menaikkan harga karena mutu meningkat

Marketing Mix Strategy misalnya bisa membawa calon mahasiswa lainnya mendapat diskon (member get member)

Costs misalnya biaya pengelolaan meningkat sehingga harga juga meningkat

Organizational   considerations organisasi semakin membesar sehingga biaya juga meningkat sehingga harga juga meningkat

External Factors

Nature of the market  and demand misalnya tidak ada pesaing lain sehingga dapat menaikkan harga jual

Competition misalnya banyak produk yang mirip sehingga harga tidak dapat dinaikkan terlalu tinggi

Other environmental factors (economy,   resellers, government) misalnya keadaan ekonomi sedang memburuk sehingga produk dijual secara terpisah

IX.

Market skimming misalnya menerapkan harga tinggi karena mutu dan citra produk tersebut memang tinggi

Market penetration misalnya menerapkan harga rendah karena ingin menguasai pasar.

Product line pricing misalnya mahasiswa kelas eksekutif atau international diberikan harga lebih mahal karena mendapatkan layanan istimewa.Optional product  misalnya menambah kelengkapan produk calon mahasiswa mendapatkan tas kuliah

Captive product misalnya mahasiswa wajib memiliki buku wajib pada saat kuliah

Pricing low value by product misalnya mahasiswa dapat mengikuti kursus yang diadakan oleh lembaga kerjasama dengan mendapatkan diskon

Product bundling misalnya calon mahasiswa mendapatkan bonus buku wajib jika membayar lunas

Cash discount misalnya misalnya diberikan diskon jika membayar sebelum waktunya

Seasonal discount misalnya diberikan diskon jika membayar pada waktu yang telah ditentukan

Quantity discount diberikan diskon jika membeli buku wajib untuk seluruh mata kuliah sekaligus

Trade in allowance misalnya dapat membeli buku baru dengan diskon karena menukar buku lama.

Customer segmented pricing misalnya 100 pembayar pertama akan mendapatkan diskon

Location segmented pricing misalnya yang mendapatkan tempat yang kurang strategis mendapatkan diskon

Product form segmented pricing misalnya yang membeli produk satu paket akan mendapatkan diskon

Time segmented pricing misalnya yang kuliah di jam sepi akan mendapatkan diskon

Psychological pricing misalnya menerapkan harga pada angka bukan 0 atau 5

Promotional pricing misalnya memberikan harga spesial, rabat, bunga rendah, garansi lebih panjang, dapat hadiah

Geographical pricing misalnya beli di toko akan lebih mahal dibandingkan beli di pabrik

Why price cuts from business side karena kelebihan kapasitas, pangsa pasar berkurang, hendak menguasasi pasar

Why price increases karena harga-harga naik atau kelebihan permintaan

Reaction to price changes from customer side misalnya karena ganti model, tidak laku, mutu diturunkan, harga pesaing juga turun, perusahan dalam masalah

Responding to competitor’s price changes monitor for how long, or follow reduce price, launch low price version, increase price include raising quality

X.

  • Involves getting the right product to the right customers in the right place at the right
  • Companies today place greater emphasis on logistics because:
    • customer service and satisfaction have become the cornerstone of marketing strategy.
    • logistics is a major cost element for most companies.
    • the explosion in product variety has created a need for improved logistics management.
    • Improvements in information technology has created opportunities for major gains in distribution efficiency

 

Contoh bagaimana teknologi dapat mengurangi:

  • perpindahan mahasiswa dan dosen dari sesi satu ke sesi yang lain
  • penggunaan materi pangajaran yang standar, dll
  • horizontal conflict

Channel design decisions:

  • Intensive distribution misalnya kelas besar untuk mata kuliah institut atau fakultas
  • Selective distribution misalnya kelas sedang untuk fakultas atau prodi
  • Exclusive distribution misalnya kelas kecil untuk prodi atau konsentrasi

XI.

Improvements in Information Technology Has Led to Segmented Marketing

More Narrowcasting (media sosial)

Communication process

  1. Preselling misalnya akan diluncurkan produk/jasa baru tahun depan
  2. Selling misalnya dibukan konter penjualandi suatu tempat strategis atau bekerja sama dengan pihak lain
  3. Consuming misalnya selama mengkonsumsi produk/jasa tersebut produsen mengkomunikasikan manfaat yang diterima
  4. Postconsumption misalnya meminta umpan balik kepada konsumen untuk perbaikan di masa mendatang

Key factors in good communication

  1. Sellers Must Know What Audiences They Wish to Reach and Response Desired. Misalnya calon mahasiswa
  2. Sellers Must Design Encoding Messages That Target Audience Can Decode. Misalnya membuat kegiatan yang menarik perhatian generasi tersebut
  3. Sellers Must Send Messages Through Media that Reach Target Audiences. Misalnya menggunakan media sosial
  4. Sellers Must Develop Feedback Channels to Assess Audience’s Response to Messages. Misalnya mendapatkan merchandise.

Setting the promotion mix

Advertising Reach Many Buyers, Repeat Message Many Times, Impersonal, Expensive
Personal Selling Personal Interaction, Relationship Building, Most Expensive Promo Tool
Sales Promotion Wide Assortment of Tools, Rewards Quick Response, Efforts Short-Lived
Public Relation Very Believable, Dramatize a Company or Product, Underutilized
Direct Marketing Nonpublic, Immediate, Customized, Interactive

 

XII.

Setting advertising objectives

  1. Informative advertising misalnya memberikan wawasan bahwa pendidikan itu penting
  2. Persuasive advertising misalnya pengetahuan dasar tentang keuangan itu penting
  3. Reminder advertising misalnya mengadakan pameran tentang keuangan
  4. Comparison advertising misalnya membandingkan sekolah keuangan lainnya

Message strategy

  1. Develop a message, focus on customer benefits misalnya manfaat setelah lulus
  2. Creative concept, misalnya membuat visualisasi dan frasa atau gabungan
  3. Advertising appeals, misalnya yang berarti, dipercaya, dan berbeda

Major Consumer Sales Promotion Tools

  • Samples, misalnya memberikan contoh mata kuliah yang mendukung pekerjaan
  • Coupons, misalnya memberikan kupon kepada para calon mahasiswa yang datang untuk makan siang di kantin.
  • Cash refunds, misalnya memberikan rabat jika membawa surat pada saat promosi
  • Price packs, misalnya mendapatkan diskon jika mendaftar sekalian membeli buku wajib
  • Premiums, misalnya jika membayar lunas mendapatkan tas gratis atau mendapatkan buku dengan harga murah
  • Rewards, misalnya memberikan penghargaan kepada siswa terbaik di suatu bidang
  • Point of purhase, siswa dapat membeli buku di tempat pameran
  • Contests and game, mengadakan berbagai lomba yang melibatkan siswa

XIV.

Some Traits of Good Salespeople

  • Enthusiasm, Persistence, Initiative, Self-confidence, Commitment
  • Sales aptitude, analytical and organizational skills, personality traits, competitor traits

XV.

Why difficult on retaining and growing customers?

  • Changing demographics, more sophisticated competitors, and overcapacity in many industries means fewer customers.
  • Costs five times as much to attract a new customer as to keep a current one satisfied.
  • Losing a customer means losing the entire stream of purchases over a lifetime of patronage – the customer lifetime value
  • Purpose of marketing is to generate customer value profitably – offer customer satisfaction without sacrificing profits.

Basic competitive strategies:

  • Overall cost leadership misalnya Air Asia
  • Focus misalnya General Electric
  • Differentation misalnya batik pesisir
  • Middle of the road (tidak jelas kemana)
  • Operational excellence misalnya blue bird
  • Customer intimacy misalnya Indosat
  • Product leadership misalnya samsung

 

Sumber: Kotler




PENGGALAN PEMASARAN jilid 1

I.

Kebutuhan misalnya pendidikan

Keinginan misalnya pendidikan ekonomi atau informatika

Pembeli aktual jasa pendidikan adalah lulusan SMA

Pembeli potensial jasa pendidikan adalah siswa SMA kelas 2 dan sebelumnya

Sitem pemasaran moderen untuk jasa pendidikan berawal dari siswa SMA memilih pendidikan kemudian masuk ke pasar tenaga kerja

Manajemen permintaan menemukan permintaan siswa SMA

Konsep produksi seperti menjual jasa pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana

Konsep produk seperti menjual jasa pendidikan dengan akreditasi dari berbagai insitusi terkenal

Konsep penjualan seperti menjual jasa pendidikan di SMA dan pameran pendidikan

Konsep pemasaran seperti menjual jasa pendidikan lebih baik dari pesaing

Konsep pemasaran sosial seperti menjual jasa pendidikan dengan nilai yang superior

Tantangan pemasaran jasa pendidikan teknologi, konsumen, rekanan, dan dunia kerja

Teknologi pemasaran digunakan untuk database (inside)dan tailored service (outside)

II.

Jika perusahaan bekerja tanpa perencanaan yang bersumber dari visi dan misi akan mengakibatkan tidak ada koordinasi dan pengawasan serta antisipasi

Perencanaan diawali dari visi dan misi, tujuan dan sasaran, disain portofolio bisnis, perencanaan pemasaran

Portofolio bisnis dievaluasi dengan menggunakan BCG atau menggunakan GE SBPG

Penetrasi pasar misalnya mencari siswa SMA ke berbagai penjuru

Pengembangan pasar misalnya mencari siswa SMA yang berkeinginan setelah selesai kuliah dapat langsung diterima kerja atau menjadi wira usaha

Pengembangan produk misalnya membuka jurusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar

Diversifikasi misalnya membuka lembaga pelatihan kerja atau lembaga wira usaha

Segmentasi pasar seperti membagi siswa SMA yang berkeinginan sesuai dengan kebutuhan pasar

Target pasar seperti membagi siswa SMA yang akan dipilih untuk mengikuti pendidikan tertentu

Posisi pasar seperti menetapkan suatu lembaga pendidikan sebagai tempat mendidik calon sarjana yang siap tahu atau siap pakai atau siap usaha

Pemimpin pasar misalnya PTN

Penantang pasar misalnya PTS

Pengikut pasar misalnya PTS yang menjadi PTN atau PTN khusus menjadi PTN umum

Perelung pasar misalnya STAN, sekolah pilot dll

Kinerja pemasaran sangat bergantung kepada keputusan startegi, struktur organisasi, SDM, pelaksanaan program, budaya dan suasana.

III.

Lingkungan pemasaran mikro terdiri dari lingkungan internal yang kondusif (artinya tidak ada perbedaan mencolok antara marketing dengan unit kerja lain), pemasok (buku dan sarana prasarana), reseller, pelanggan(siswa SMA),  pesaing sesama PT, masyarakat.

Lingkungan pemasaran makro terdiri dari lingkungan demografi (jumlah kelahiran, perubahan struktur keluarga, pergeseran geografis), ekonomi (perubahan pendapatan dan perubahan pola konsumsi), sumber alam, teknologi, politik, dan budaya.

IV.

Pentingnya informasi adalah untuk mengetahui keadaan lingkungan, persaingan, dan kebutuhan konsumen.

Kebutuhan informasi yang bernilai akan menekan biaya

Informasi dapat diperoleh dari data internal, intelijen, riset

Informasi terbagi  atas rutin dan non rutin (situasi khusus)

Riset terbagi atas observasi, survei, dan eksperimen

V.

Perilaku konsumen siswa SMA dipengaruhi oleh faktor pemasaran dan lingkungan

Faktor budaya misalnya budaya bersekolah akan menimbulkan kelas sosial baru

Faktor sosial misalnya informasi sekolah bersumber dari grup referensi dan keluarga

Faktor pribadi misalnya agar bisa mendapatkan pekerjaan harus sekolah

Faktor psikologi misalnya motivasi, persepsi, sikap untuk sekolah

Maslow hierarchy needs

Habitual behavior kuliah ikut kebiasaan orang tua atau orang lain

Variety seeking behavior kuliah ikut kebiasaan tetapi ada keinginan lain

Dissonance reducing buying behavior memilih kuliah dari PT tetapi yang terkenal

Complex buying behavior memilih kuliah ada tempat tinggal dan bisa langsung kerja

Proses pembelian jasa pendidikan diawali kebutuhan mau dimana kuliah

Mencari informasi dari berbagai sumber (pribadi, publik, pengalaman)

Memilih alternatif sesuai dengan kalkulasi, logis, intuisi, atau konsultasi

Pembelian memilih PT berdasarkan pendapat orang lain atau karena adanya faktor lain

Perilaku pasca pembelian dalam proses belajar mendapatkan nilai lebih dari yang diharapkan

Pembeli akhir terhadap suatu produk biasanya karena produk tersebut tidak diharapkan untuk dibeli tetapi sudah tersedia.

VI.

Mass marketing misalnya para siswa SMA

Segment marketing misalnya siswa SMA yang ingin memperdalam ilmu ekonomi

Niche marketing misalnya siswa SMA yang ingin memperdalam ilmu keuangan atau akuntansi

Micromarketing misalnya siswa SMA yang ingin memperdalam ilmu pajak

Local marketing misalnya membuka kelas berdasarkan daerah

Individual marketing misalnya membuka program khusus syariah

Evaluasi segmen pasar melihat ukuran pasar dan pertumbuhannya

Ketertarikan segment bergantung kepada pesaing, pengganti, dan kekuatan konsumen

Keunggulan PT ybs ada dimana

Pemasaran masal misalnya memasarkan ke semua SMA

Pemasaran diferensiasi misalnya memasarkan ke siswa SMA yang mempunyai minat dan bakat yang sama

Pemasaran konsentrasi misalnya memasarkan ke siswa SMA yang ingin memperdalam ke masalah keuangan

Penentuan posisi PT di masyarakat berdasarkan perencanaan yang matang untuk keuntungan terbesar pada pasar yang dituju misalnya PT yang hanya mendidik menjadi akuntan (STAN) dan sekolah pilot.

Product differentiation misalnya tempat kuliah yang asri

Services differentiation misalnya layanan sarana dan prasaran yang baik

Image differentiation misalnya seragam, suasana, kegiatan yang berragam

Personal differentiation misalnya penampilan human resources yang berbeda

VII

Convinience products misalnya kuliah bisa dimana saja

Shopping products misalnya kuliah di PT yang terkenal

Specialty products misalnya kuliah di PT khusus

Product quality attribute misalnya pengawasan kualitas

Feature product attribute misalnya PT berbeda dengan pesaingnya

Product style dan design attribute misalnya penampilan

Service profit chain: Internal service quality, satisfied and productive service employee

Managing service quality: watch service performance closely

Managing service productivity: utilize technology

Maturity stage of PLC: modifying market (mencari pasar baru dengan mendatangi daerah baru) or product (membuka program baru atau sistem kuliah baru) or marketing mix(metode pemasaran media sosial)

 




EVALUASI DOSEN

 

KELOMPOK  1 MAHASIWA TAHUN PERTAMA
Komentar Hasil Hasil Rentang nilai Histogram nilai UTS
Sangat kurang 0 0.3 1 1
Kurang 0 1.1 2 2
Cukup 10 22.1 3 16
Baik 18 51.7 4 11
Sangat baik 1 24.8 5 9
Jumlah kuesioner 39      

 

KELOMPOK  2 MAHASISWA TAHUN KEDUA
Komentar Hasil Hasil Rentang nilai Histogram nilai UTS
Sangat kurang 0 0 1 3
Kurang 0 1.6 2 8
Cukup 1 25.2 3 5
Baik 24 49.8 4 3
Sangat baik 3 23.4 5 9
Jumlah kuesioner 28      

 

Terjadi ketidakkonsitenan antara penilaian dengan rentang 1 – 5 dengan komentar. Artinya menilai secara kuantitatif lebih mempunyai kecenderungan untuk “pelit” nilai. Sedangkan penilaian subyektif justru lebih “obyektif”.

Hasil UTS yang diharapkan mahasiswa ternyata overconfidence.

Kelompok 1 underestimate terhadap nilai UTS dibandingkan dengan kelompok 2




What is this?

 A hurry synergies making cost-cutting exercise
 A lot of closed doors
 A quick culture of “Yes”
 Afraid to cannibalize existing products
 After meeting with nothing getting done
 Attempting to do it all yourself
 Attitude on the shop
 Avoid investments
 Business re brands or updates vision statement
 Can hear a pin drop
 Circling the drain
 Clients are not willing to meet
 Constantly in the news based of fines, regulation, subpoenas, and so forth
 Corporate politicians start running the business
 Co-workers dropping like flies
 Customers are not recommending
 Deep and sudden cuts
 Develop a new market for existing products or services that doesn’t exist
 Discontinued information
 Disease believe that doing the same thing will somehow lead to different results
 Distracted by outside activities
 Don’t know what all employee do all day
 Dwindling Cash or Mounting Losses
 Easy to point out every flaw
 Everyone is stressed and under pressure
 Freezing position
 Going Concern Clause
 Hiring freezes
 Inability to attract work
 Inability to be trusted
 Innovation projects cut
 Innovation dies
 Jump ship
 Lack of willingness on responsibility
 Looking for a “home run”
 Management Defections
 Mediocre employees
 New grown end with reluctant budget
 No plan for client retention
 Not need distracting new stuff
 Not continuously communicating with customers
 Not in love with what you do
 Not sure what should be doing
 Not take criticism well
 Only for me cost strategies
 Operation have a track record of failed expansion plans
 Out of touch with the marketplace
 Outsider tend to talk
 Overly afraid of making mistakes
 Peers having problems
 Physical deterioration of facilities
 Playing musical chairs
 Poems how great the company is doing
 Poor market or poor service?
 Presence of negative information
 Quality issues
 Raises are a distant memory
 Repeatedly making the same mistakes
 Reports cover the wrong information at the wrong level
 Self- actualizing
 Share the burden of poor performance
 Shareholder value is more important than customer value
 Shoot the messenger
 Slow-paying customers
 Small talking about innovation and revenue growth and the rest about cutting costs.
 Stop-and-go pace
 Sucked out all the little things
 Talking about the dental plan
 Talking only long-term strategic planning
 Talking about the same topics and issues yearly
 The company’s is ousted
 The law of averages at work
 Think that doing well
 Thinks all day about administration, compliance, and suing
 Tightening belt excessively
 Unclear direction
 Willingness to push the envelope

Source: www.google.com




Audit Pemasaran

Sebagian besar perusahaan secara berkala melakukan audit keuangan, tapi berapa banyak melakukan audit pemasaran? Audit pemasaran meninjau isu-isu seperti: pelanggan dan target pesaing pasar pada umumnya dan situasi internal; akan lebih banyak informasi tentang keberhasilan (atau sebaliknya) dari kegiatan pemasaran sebelumnya. Suatu langkah yang sangat penting dalam membentuk strategi pemasaran adalah untuk mengaudit fungsi pemasaran dan strategi terkait. Praktik audit tersebut tidak umum untuk banyak organisasi yang memutuskan rencana pemasaran dan anggaran tanpa mengukur kinerja kegiatan mereka sebelumnya dan saat ini.
Audit Pemasaran. Adalah pendekatan terstruktur untuk pengumpulan dan analisis informasi dan data tentang lingkungan internal dan eksternal, termasuk informasi tentang bisnis dan iklim ekonomi, pasar, persaingan, pesaing utama dan kinerja operasi perusahaan. Audit merupakan prasyarat penting untuk perumusan strategi pemasaran. Audit pemasaran adalah survei terstruktur upaya pemasaran. Hal ini terlihat pada cara pemasaran direncanakan dan dikelola serta yang telah dilakukan dan apa lagi yang harus dilakukan. Dengan kata lain: apa yang telah berhasil dan apa yang telah gagal?
Tujuan dari audit pemasaran tidak mengkritik kegiatan tertentu, melainkan untuk mengidentifikasi apakah ada praktik kerja yang bisa lebih efektif. Tim pemasaran sepenuhnya terlibat dalam audit pemasaran. Mereka dapat melakukan audit sendiri, atau dengan dukungan dari konsultan luar. Audit pemasaran membangun keputusan pemasaran masa depan. Aturan dalam melakukan audit pemasaran harus objektif dalam membaca pasar. Ini berarti audit tidak harus terstruktur sekitar produk, layanan, atau bisnis. Untuk melakukannya dapat mengakibatkan kesimpulan “miring” terhadap bisnis, memberikan gambaran yang tidak akurat dari pasar dan mengalahkan tujuan. Audit ini didasarkan pada kegiatan penelitian pasar dan harus benar-benar independen dari penelitian tentang kinerja produk, layanan, atau bisnis.
Audit pemasaran yang berharga dan sukses harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Komprehensif, mencakup semua isu utama pemasaran yang dihadapi organisasi, dan tidak hanya satu atau beberapa masalah. Yang terakhir ini akan disebut audit fungsional jika hanya dilakukan oleh tenaga penjualan, atau harga, atau beberapa aktivitas pemasaran lainnya.
Sistematis, melibatkan urutan dan langkah diagnostik yang meliputi lingkungan pemasaran, sistem pemasaran internal, dan kegiatan pemasaran khusus. Diagnosis diikuti dengan rencana tindakan korektif melibatkan baik jangka pendek dan proposal jangka panjang untuk meningkatkan pasar.
Independen , biasanya dilakukan oleh internal dan eksternal yang memiliki independensi yang cukup dari departemen pemasaran untuk mencapai kepercayaan manajemen puncak dan objektivitas diperlukan.
Periodik , biasanya harus dilakukan secara periodik bukan hanya ketika ada krisis. Menjanjikan manfaat bagi organisasi yang tampaknya sukses atau jika dalam kesulitan.

Lingkungan bisnis terus bervariasi, pemeriksaan pemasaran harus sering diperlukan, tidak hanya pada awal proses perencanaan, namun seiring dengan tahap implementasi, sediakan juga untuk mengevaluasi program tindakan di masa depan. Audit pemasaran secara teratur adalah titik referensi yang kuat, mencerminkan evolusi dalam lingkungan bisnis eksternal, pengalaman internal, dan pengembangan strategi. Audit bergantung pada kompleksitas suatu industri tertentu dan jumlah pertumbuhan atau mengubahnya mengalami, waktu audit pemasaran akan berbeda. Kuncinya adalah untuk melakukan audit lengkap dalam membangun pendekatan pemasaran, kemudian memperbaharui informasi bahwa merasa hal itu dibenarkan. Audit pemasaran berkali-kali diperintahkan hanya setelah diagram kontrol menunjukkan bahwa situasi pemasaran tidak lagi di bawah kontrol. Krisis pemasaran telah terjadi dan ada kepanikan untuk menemukan alasan mengapa penjualan berada dalam penurunan tajam. Audit pemasaran dapat menjadi ukuran yang berguna di saat-saat sebelum terlambat. Prosedur yang lebih baik akan memiliki audit reguler ketika hal-hal tampaknya berjalan dengan baik dengan cara yang sama seorang individu yang tampak sehat mungkin mengambil kontrol medis yang teratur. Audit selama good times yang akan memeriksa daerah di luar lingkup prosedur kontrol normal juga dapat menemukan awal usangnya suatu strategi. Seberapa sering suatu perusahaan harus melakukan audit pemasaran akan berbeda dengan perusahaan.
Proses Audit Pemasaran. Proses audit pemasaran yang lengkap melibatkan tiga langkah utama. 1) Kegiatan pra-audit menentukan siapa yang akan melakukan audit dan kapan akan dilakukan. Hal ini juga melibatkan pembangunan ruang lingkup, tujuan dan metodologi. 2) Proses Audit itu sendiri melibatkan sejumlah langkah yaitu pengumpulan data. Perakitan informasi tentang lingkungan makro, industri, perusahaan serta bauran pemasaran adalah aspek yang paling mengkonsumsi waktu. 3) Analisis informasi yang melibatkan evaluasi data yang dikumpulkan dalam upaya untuk memberikan gambaran keseluruhan termasuk program pemasaran perusahaan. Seberapa baik memenuhi persyaratan konsep pemasaran dalam menyediakan kebutuhan pelanggan serta profitabilitas perusahaan, menghadapi persaingan, menyesuaikan diri dengan perubahan di lingkungan makro, dan seberapa efisien dalam melakukan hal ini. 4) Mempersiapkan Rekomendasi dalam bentuk laporan audit yang disusun berdasarkan kekuatan dan kelemahan. 5) Pasca-Audit. Setelah laporan audit disusun itu harus disampaikan kepada manajemen dan kelompok yang memerlukan. Temuan dan rekomendasi harus diperbincangkan. Rencana untuk melaksanakan rekomendasi lengkap harus disusun.
Pemilihan orang yang tepat untuk melakukan audit pemasaran juga penting untuk keberhasilannya. Auditor harus memiliki pengalaman, pengetahuan, dan imajinasi kreatif jika mereka akan dapat menemukan masalah dan meramalkan peluang. Objektivitas auditor juga penting. Auditor yang diambil dari unit bisnis yang menjalani audit tidak mungkin untuk memeriksa tanpa perasaan karena kebijakan dan prosedur yang telah dibuat dan / atau telah bertanggung jawab untuk melaksanakan. Dalam kasus seperti itu auditor mungkin terlalu dekat dengan sistem untuk melihatnya dengan jelas atau mungkin enggan karena alasan politis untuk menemukan kesalahan dengan kebijakan rekan kerja atau atasan atau efisiensi mereka dalam mengimplementasikannya.
Ada enam alternatif sumber auditor karena banyak metode melakukan audit pemasaran: 1) Audit mandiri. Perusahaan dapat meminta eksekutif yang langsung bertanggung jawab atas suatu kegiatan untuk menilai kekuatan dan kelemahan. 2) Semua menjadi Auditor. Perusahaan dapat menetapkan orang dalam kegiatan terkait di tingkat fungsi yang sama untuk menjadi auditor. 3) Auditor dari atasan. Auditor dapat dilakukan oleh atasan langsung. 4) Bagian audit langsung di bawah Direktur utama. Perusahaan dapat mendirikan kantor dengan tanggung jawab untuk melakukan semua audit pemasaran. 5) Panitia Audit. Perusahaan dapat menunjuk sebuah tim eksekutif perusahaan dengan latar belakang yang bervariasi dan pengalaman untuk melakukan audit. 6) Auditor eksternal. Perusahaan dapat menyewa lembaga luar untuk melakukan audit pemasaran. Yang paling sederhana dari metode ini adalah audit mandiri. Yang paling efektif adalah audit luar. Konsultan luar menyediakan ketidakberpihakan yang diperlukan dan umumnya mampu membawa pengalaman lebih luas serta paling memiliki metodologi audit terkini. Meskipun demikian disarankan penggunaan pendekatan kombinasi dimana pengalaman dan objektivitas dari konsultan luar dibarengi dengan perspektif personil internal dalam tim audit bersama.
Audit pemasaran adalah menilai dari sumber daya pemasaran, tujuan, strategi, kegiatan dan efisiensi. Diperlukan audit pemasaran untuk mengukur kemajuan perusahaan, untuk mengidentifikasi aspek yang lemah dan meningkatkan aktivitas pemasaran. Audit pemasaran menganggap baik pengaruh internal dan eksternal pada perencanaan pemasaran. Tuntutan akuntabilitas dari pemasar untuk dapat secara efektif mengukur kinerja departemen pemasaran mereka. Hal ini juga penting untuk membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan dan dengan demikian memberikan arahan dalam membentuk strategi masa depan. Audit pemasaran adalah bagian mendasar dari proses perencanaan pemasaran. Hal ini dilakukan tidak hanya pada awal proses, tetapi juga pada serangkaian tahap selama pelaksanaan rencana tersebut. Audit pemasaran menganggap baik pengaruh internal dan eksternal pada perencanaan pemasaran serta evaluasi dari rencana itu sendiri. Audit pemasaran menganalisis tujuan bisnis dan memahami apa itu bisnis sedang mencoba untuk mencapai dan memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan mengenai arah pemasaran mereka di masa depan.
Bagaimana audit pemasaran dapat membantu memenuhi tujuan perusahaan.
Dengan melakukan audit pemasaran berimbang, tim pemasaran dapat memberikan sepasang mata dan dimana orang luar dapat melihat ke dalam kegiatan pemasaran sebelumnya dan menilai kinerja terhadap pesaing. Audit pemasaran menyeluruh menyediakan patokan untuk memantau aktivitas pemasaran masa depan dan rekomendasi butir-butir untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja aktivitas pemasaran perusahaan . Audit pemasaran sering digunakan oleh perusahaan meninjau strategi bisnisnya. Audit pemasaran dapat menginformasikan manajemen dengan pelanggan dan pasar wawasan yang sangat berharga, penting untuk membantu mereka menetapkan tujuan bisnis yang realistis.
Faktor-faktor yang dilakukan dalam audit pemasaran dalam pertama, analisis SWOT dari perspektif pelanggan. Melihat kekuatan dan kelemahan bisnis dari pelanggan. Kuncinya adalah untuk memahami apa kekuatan yang penting untuk pelanggan, daripada yang hanya “baik”. Memahami apa kelemahan di mana kinerja mempengaruhi hubungan pelanggan dan peluang pasar. Peluang dan ancaman dipertimbangkan untuk memahami bagaimana dapat memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman. Kedua, pemasaran dapat menyelesaikan beberapa riset pasar langsung dengan pelanggan dan calon pelanggan untuk memahami mengapa mereka membeli dan mungkin mengapa tidak membeli. Ini berguna untuk memahami apa yang pelanggan suka dan tidak suka, sehingga dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan produk dan layanan lebih lanjut. Riset pasar yang berimbang akan membantu mendapatkan kejelasan apa yang dipikir pelanggan. Ketiga, untuk membantu membedakan diri dari pesaing, Audit pemasaran akan melakukan analisis pesaing rinci. Hal ini dapat mencakup mystery shopping membandingkan diri dengan pesaing di bidang yang terkait dengan layanan atau bisa melibatkan analisis online mengenai peringkat situs web dan mengapa pesaing menampilkan lebih tinggi dalam mesin pencari (search engine).
Keempat, penempatan perusahaan sendiri di bawah mikroskop. Audit pemasaran berimbang yang dilakukan oleh tim pemasaran akan melihat semua aspek dari bisnis dari perspektif pemasaran. Tinjauan meliputi: 5M: MEN (Tenaga Kerja / Buruh), MONEY (Keuangan), MACHINE (Mesin), MINUTES (Waktu), MATERIAL (bahan baku). Bagaimana tim pemasaran terorganisir? Bagaimana efisien tim pemasaran? Seberapa efektif tim pemasaran? Bagaimana tim pemasaran dengan organisasi lain dan fungsi internal? Seberapa efektif Customer Relationship Management (CRM)? Bagaimana keadaan dari proses perencanaan pemasaran? Apakah informasi perencanaan pemasaran saat ini dan apakah akurat? Bagaimana keadaan Pengembangan Produk Baru saat ini? Apakah portofolio produk menguntungkan? Apakah penetapan harga dilakukan dengan cara yang benar? Seberapa efektif dan efisien adalah distribusi? Apakah komunikasi pemasaran sudah tepat? Apakah memiliki orang yang tepat dalam menghadapi pelanggan? Seberapa efektifkan proses yang dilakukan pelanggan? Bagaimana keadaan bukti fisik perusahaan? Apa sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk pemasaran & penjualan? Apa materi promosi yang gunakan? Bagaimana cara menggunakannya? Seberapa sering?Bagaimana keadaan database hubungan pelanggan? Apakah hal itu bisa digunakan lagi? Bagaimana bisa diperbaiki? Bagamana situs web yang ada? Bagaimana cara melakukan? Apa pesan kunci? Adakah kata-kata kunci bekerja? Kelima, hal yang penting untuk mengenali bahwa meskipun perusahaan tidak memiliki kontrol atas faktor-faktor eksternal masih sangat berpengaruh dan karena itu sangat penting untuk dipertimbangkan ketika mengatur bisnis dan tujuan pemasaran. Antara lain siapa pesaing dan apa yang mereka lakukan? Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum. Sebagai perusahaan yang berorientasi pasar harus memulai dengan pertanyaan – Apakah sifat dari kami Seperti: ‘pelanggan?’. Kebutuhan mereka dan bagaimana kita memuaskan mereka. Proses pengambilan keputusan pembeli dan perilaku konsumen. Persepsi mereka tentang merek dan kesetiaan merek. Sifat segmentasi, targeting dan positioning di pasar kami. Apa nilai bagi pelanggan dan bagaimana memberikan nilai? Apa sifat persaingan di pasar target? Tingkat profitabilitas pesaing. Jumlah perusahaan dalam konsentrasi. Kekuatan dan kelemahan relatif dari kompetisi. Rencana pemasaran dan strategi kompetisi. Apa sifat lingkungan budaya lingkungan? Keyakinan dan agama. Tingkat pendidikan rata-rata. Gaya hidup yang berkembang target konsumen. Sifat konsumerisme di pasar target. Apa demografi konsumen? Seperti usia rata-rata, tingkat populasi, jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya. Bagaimana teknologi memainkan peran? Tingkat adopsi teknologi mobile dan internet. Cara di mana barang-barang yang diproduksi. Sistem Informasi. komunikasi pemasaran menggunakan teknologi dan media.Bagaimana kondisi ekonomi pasar? Tingkat pendapatan rata-rata. Kebijakan perpajakan di pasar sasaran. Indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar dan pengangguran. Adakah peta politik dan hukum mengubah dengan cara apapun? Hukum, misalnya, hak cipta dan hak paten. Tingkat regulasi seperti kuota atau tarif. Hukum Buruh / pekerja seperti undang-undang upah minimum. Perusahaan yang mengalami banyak tekanan di mana mereka memiliki kontrol terbatas kepada kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan sikap konsumen dan pengembangan teknologi baru. Analisis lingkungan memeriksa pasokan tersebut untuk memprediksi lingkungan di mana bisnis mungkin harus beroperasi.
Audit pemasaran juga menganalisis Organisasi Pemasaran dan Sistem Pemasaran. Dianjurkan untuk melaksanakan sistem audit setiap enam bulan. Alasan utama untuk ini adalah karena sebagai Pemasar kita cenderung untuk fokus pada tugas-tugas sehari-hari dan cenderung melupakan pentingnya audit pemasaran. Audit organisasi pemasaran adalah studi sistematis sumber daya perusahaan organisasi seperti tenaga kerja, struktur, pelatihan karyawan dan pengembangan, fasilitas penelitian dan pengembangan, motivasi, komunikasi dan hubungan kerja. Direktur pemasar senior disarankan untuk bekerja sama dengan departemen SDM untuk melaksanakan pemeriksaan tersebut. Juga bisa mengintegrasikan audit organisasi pemasaran dengan skema penilaian individual karyawan. Secara umum, audit meliputi: Apakah direktur pemasaran memiliki kewenangan yang memadai dan tanggung jawab untuk kegiatan perusahaan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal terstruktur sepanjang fungsional, produk, segmen, pengguna akhir dan garis geografis? Apakah ada komunikasi yang baik dan hubungan kerja antara pemasaran dan penjualan? Apakah manajer dapat merencanakan keuntungan atau hanya volume penjualan? Adakah kerjasama yang baik antara peran pemasaran yang berbeda ? Apakah ada kelompok dalam pemasaran yang membutuhkan lebih banyak pelatihan, motivasi, supervisi atau evaluasi? Apakah ada masalah antara pemasaran dengan manufaktur, R & D, pembelian, keuangan, akuntansi dan / atau hukum yang perlu diperhatikan? Audit sistem pemasaran mengukur kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Ini terlihat pada kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan pemasaran. Hal ini juga mempelajari sistem informasi pemasaran perusahaan, perencanaan dan sistem control. Sebuah sistem informasi pemasaran memberikan dasar bagi perencanaan pemasaran. Ini mencakup data tentang tren ekonomi dan bisnis, perilaku pembelian konsumen, perkembangan pasar, produk yang kompetitif dan harga serta data yang dihasilkan oleh riset pasar. Sebuah sistem informasi pemasaran mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk membantu pemasar mengambil keputusan. Ini adalah bagian integral dari keseluruhan sistem informasi manajemen perusahaan. Sistem informasi pemasaran beroperasi sebagai sistem pendukung keputusan untuk empat sistem berikut: 1) Sistem akuntansi internal, yang menghasilkan data sebagai bagian dari proses bisnis sehari-hari. Ini termasuk tidak hanya informasi keuangan dan biaya-akuntansi tetapi semua informasi yang diterima dan dihasilkan oleh perusahaan. 2) Sistem intelijen pemasaran, yang menghasilkan informasi internal melalui proses pengelolaan dan administrasi bisnis. Jenis informasi yang ini mengacu pada informasi tidak resmi dari penelitian pemasaran, sering dalam model kepanitiaan. Hal ini dapat digambarkan sebagai prosedur dan sumber informasi yang digunakan oleh manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran. 3) Sistem riset pemasaran, yang menggunakan data sekunder dan data primer. 4) Sistem analisis pemasaran, yang merupakan bagian akhir dari sistem informasi pemasaran secara keseluruhan. Tidak menghasilkan data baru, tetapi mengambil data dari tiga komponen lainnya dan meningkatkan nilainya. Pengguna sistem melakukan hal ini dengan menerapkan “ilmu manajemen” data, sehingga mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami bagi pengambil keputusan pemasaran. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah berikut ini: Apakah catatan keuangan dalam bentuk yang memungkinkan analisis penjualan penting dan teratur? Penyesuaian apa yang bisa cukup dimasukkan dalam pencatatan, untuk mendapatkan data kinerja kunci dalam kaitannya dengan pasar dan pemasaran? Apa ada sistem pasar dan pemasaran pengawasan internal dan eksternal? Siapa yang bertanggung jawab untuk pengumpulan dan penyebaran informasi? Apakah ada sistem untuk memeriksa (a) efisiensi pengumpulan, (b) akurasi sosialisasi, (c) tingkat pemanfaatan? Kendala apa yang mencegah eksploitasi yang lebih besar dari informasi yang tersedia? Apakah bentuk pelaporan personil penjualan mendorong pengumpulan dan penyebaran informasi pasar? Bagaimana laporan panggilan penjualan digunakan dan frekuensinya? Apakah penggunaan laporan penjualan dipergunakan berulang-ulang? Apakah panggilan penjualan memberikan informasi tentang pasar dan penjualan pelanggan individu? Apa riset pemasaran – internal dan eksternal – telah dilakukan? Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan ketika memutuskan untuk melakukan penelitian internal atau eksternal? Misalnya persyaratan keahlian khusus, anonimitas, objektivitas, pengalaman, pengetahuan tentang perusahaan dan / atau pasarnya, pengetahuan produk / layanan, sifat penelitian, keadaan lintas-industri, biaya, pemilihan waktu, tempat, bagaimana data riset pemasaran dimanfaatkan? Apakah perusahaan memiliki informasi dari sumber utama pemasaran? Apakah memantau studi multi-pelanggan, atau mendorong lembaga untuk melakukan pemeriksaan yang menarik? Apakah prosedur pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan rencana tahunan sedang dicapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis profitabilitas produk, pasar, teritori dan saluran distribusi? Apakah biaya pemasaran dan produktivitas secara berkala diperiksa? Adakah untuk mengumpulkan, menghasilkan dan layar ide produk baru terorganisir dengan baik? Apakah perusahaan melakukan penelitian konsep yang memadai dan analisis bisnis sebelum berinvestasi dalam ide-ide baru? Apakah perusahaan melaksanakan produk yang memadai dan pengujian pasar sebelum meluncurkan produk baru? Apa tujuan kita saat ini untuk pemasaran? Apa strategi pemasaran saat ini? Bagaimana penerapan bauran pemasaran? Adakah proses pemasaran yang dikendalikan secara efektif? Apakah anggaran pemasaran tercapai? Apakah tim pemasaran melaksanakan rencana pemasaran secara efektif? Bagaimana dengan tingkat pegawai pemasaran ? Pelatihan dan pengembangan staf, pengalaman, dan pembelajaran. Berapa besar pangsa pasar perusahaan? (Total penjualan / tren / penjualan dengan produk atau pelanggan atau saluran). Apakah target keuangan tercapai? (Profit dan margin / likuiditas dan arus kas / utang: rasio ekuitas / menggunakan analisis rasio keuangan)
Penutup. Pemasaran dihadapkan dengan transformasi seperti tidak ada sebelumnya; teknologi baru, persaingan intensif dari berbagai sudut, mengganggu start-up, dan strategi. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk beradaptasi atau membuat konsep yang inovatif, teori, dan metodologi untuk mengatasi fenomena yang baru muncul. Teknik audit pemasaran, meskipun kesulitan untuk dilaksanakan, memiliki warisan panjang dan terhormat sebagai perangkat diagnostik dalam manajemen pemasaran, memberikan informasi tentang kegiatan, tindakan dan unjuk kerja.

Sumber:
Kotler, Philip T. and Keller, Kevin Lane. 2016. Marketing Management. 15th Ed. Pearson Higher Learning.
Berman, Barry and Evans, Joel R. 2014. A modle for implementing the marketing audit. Springer International Publshing.
Perreault, William D., McCarthy, E. Jerome, and Cannon, Joseph P. 2014. Essential of Marketing. 14th Ed. McGraw Hill Education.




Sosialisasi kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi krisis Indonesia tahun 2015 tanggal 7 Juli 2015

Pemilihan industri properti dan kendaraan bermotor merupakan alasan yang cukup tepat karena memiliki multiplier effect dan backward linkage yang besar. Oleh karenanya kebijakan untuk memperlambat pertumbuhan kredit kendaraan dan properti pada tahun 2012 mulai berdampak pada tahun 2013. Seiring dengan adanya pengaruh ekonomi dunia tahun 2014, maka perekonomian Indonesia terkena dampak ganda pada tahun 2015. Rincian dampak tersebut terjadi pada produk yang ditujukan kepada kelas atas. Dilihat dari sisi perbankan, maka terlihat adanya tanda-tanda perlambatan mampu bayar untuk masyarakat kelas bawah yang lebih besar dibandingkan kelas atas. Agar properti mampu mempertahankan kondisi keuangannya, maka harga properti kelas atas dinaikkan kerana masyarakat kelas atas tidak sensitif terhadap harga. Di sisi lain, karena tidak adanya peningkatan harga yang signifikan terhadap properti kelas bawah, penjualan properti kelas bawah tetap mengalami peningkatan. Penjualan kendaraan bermotor setelah adanya kebijakan juga melambat. Terjadi selesih yang semakin membesar antara produksi dan penjualan untuk kendaraan roda empat dibandingkan dengan roda dua. Walaupun tren penjualan kedua jenis kendaraan tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pelemahan mampu bayar bagi pemilik kendaraan bermotor terrinci pada kendaraan umum.

Berdasarkan berbagai data tersebut di atas, BI mengeluarkan kebijakan yang intinya memberikan insentif agar perekonomian berjalan kembali seperti sediakala dengan kecenderungan meningkat tetapi tidak melupakan prinsip kehati-hatian (prudensial). Kebijakan properti dan kendaraan didorong berjalan normal tetapi ditambahkan dan berbagai ketentuan seperti tidak diperbolehkannya sistem inden kecuali sudah terdapat perjanjian bank dan pengembang. Agunan dilakukan dengan melibatkan pihak penilai.Loan to Value dan Financing to Value dijalankan dengan prinsip kehati-hatian. Uang muka  untuk kendaraan bermotor disesuaikan kembali dengan syarat yang lebih berhati-hati. Jika bank sedangn bermasalah dengan mampu bayar, maka prinsip kehati-hatian lebih ditingkatkan. Mampu bayar konsumen juga harus diteliti lebih mendalam seperti debitur suami istri harus diberlakukan sama kecuali terdapat pemisahan harta. Alih kredit harus diberlakukan sebagai suatu pembiayaan baru.

Teknis pengawasan dilakukan bersama-sama oleh BI sebagai penanggung jawab ekonom makro bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga pengawas lainnya. Jika bank melanggar ketentuan BI, maka akan dikenakan sanki administratif. Denda diberlakukan sesuai dengan berat tidaknya pelanggaran.




Presentation experience

Pengalaman diwawancarai oleh para asesor menunjukkan bahwa jika semua materi dibuat dan disiapkan sendiri oleh interviewee akan sangat terlihat oleh asesor (interviewer). Jika kita bertindak sebagai pemantau maupun sebagai interviewee maka akan sangat terlihat jika asesor bertanya sangat rinci berarti asesor mencurigai (menginvestigasi) terdapat keanehan dalam pemaparan materi yang akan diverifikasi. Ketepatan dalam menjawab sesuai dengan materi (borang) yang diberikan membuat asesor yakin bahwa materi yang dipaparkan memang benar dibuat dan dijalankan sendiri oleh interviewee. Jika interviewee tidak dapat menjawab pertanyaan konfirmasi yang diajukan asesor, maka pertanyaan asesor semakin menjadi-jadi ke segala arah. Hal  tersebut mengakibatkan penilaian yang dibuat dalam bentuk kesimpulan oleh asesor menjadi semakin berkurang.

Jika kita bertindak sebagai dosen, akan mengalami hal yang sama pada saat kita menguji skripsi mahasiswa. Dosen hanya mengkonfirmasi apakah skripsi tersebut memang seluruhnya dibuat oleh mahasiswa. Jika mahasiswa tidak dapat menjawab, dosen akan langsung mencurigai (menginvestigasi) bahwa skripsi tersebut tidak dibuat oleh mahasiswa. Pertanyaan tentang skripsi menjadi melebar kemana-mana. Jika skripsi seluruhnya memang dibuat oleh mahasiswa, pada saat presentasi maupun sesi pertanyaan, mahasiswa dapat menjawab dengan lancar tanpa halangan apapun. Nilai terbaikpun akan diberikan secara sukarela oleh penguji (dosen).

Kebetulan asesor selalu seorang dosen sehingga asesor mempunyai pengalaman sebagai penguji skripsi/tesis/disertasi, secara otomatis memiliki indra investigasi atau sebagai auditor.

Kesimpulannya. Pembuatan borang selanjutnya tidak boleh BOhong dan mengaRANG.