Jenis File Dalam Basis Data

JENIS FILE

 

File dapat digunakan untuk menyimpan data untuk periode waktu yang tidak tentu, atau file dapat digunakan untuk menyimpan data sementara untuk tujuan khusus. Master File merupakan file dalam bentuk tabel yang digunakan untuk menyimpan data untuk periode lama. File sementara biasanya disebut file transaksi, file kerja, atau file laporan.

 

  1. Master File.

Master file memuat record untuk sekumpulan entitas. Atribut dapat sering diperbaharui, tapi record sendiri relatif permanen. Setiap record biasanya memuat kunci utama dan beberapa kunci kedua. File master diisi seperti tabel dengan basisdata atau seperti indeks atau indeks berurut.

 

  1. File Tabel.

Sebuah file tabel memuat data yang digunakan untuk menghitung banyak data atau tampilan hitungan. File table biasanya hanya dibaca oleh sebuah program.

 

  1. File Transaksi.

Sebuah file transaksi digunakan untuk memasukkan perubahan yang memperbaharui file master dan menghasilkan laporan-laporan.

 

  1. File Kerja

Sebuah program kadang kala dapat berjalan lebih efisien jika digunakan sebuah file kerja. Contoh umu dari file kerja adalah file yang diurut kembali, sehingga record dapat diakses lebih cepat.

 

  1. File Laporan

Jika perlu untuk menjalankan sebuah program, tetapi tidak ada mesin pencetak yang tersedia (atau mesin pencetak sedang sibuk mencetak pekerjaan lain), maka digunakan file laporan. Mengirim keluaran ke sebuah file daripada ke mesin pencetak disebut spooling.




Menghubungkan Dua Form Dalam Java

Dalam tutorial  kali ini, kita akan belajar bagaimana cara menghubungkan / memanggil sebuah form melalui form yang lain dalam Java. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat dua buah form terlebih dulu, misalnya FormPertama dan FormKedua.

Caranya klik

File > New Project > Java Application

Beri nama project, misalnya PanggilForm. Hilangkan tanda cek pada Create Main Class, lalu klik finish.

Kemudian buat dua buah from, klik kanan pada project tadi, kemudian pilih

New > JFrame Form

Ubah nama form tersebut menjadi FormPertama. Lakukan hal yang sama untuk membuat FormKedua dan tempatkan pada package yang sama dengan FormPertama. Tambahkan sebuah button pada FormPertama yang nantinya dipakai untuk memanggil FormKedua, ganti nama button tersebut dengan butonPanggil. Tambahkan pula sebuah button pada FormKedua yang nantinya berguna untuk menutup form tersebut, ganti nama buton tersebut dengan butonTutup. Modifikasi kedua form sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.

 

 

Klik kanan pada butonPanggil > Events > Action > actionPerformed

Anda akan dibawa ke jendela source dan akan menemukan kode program seperti ini:
private void butonPanggilActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
}

Ubah kode tersebut sehingga menjadi :

private void butonPanggilActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
new FromKedua().setVisible(true);
}

Klik kanan pada butonTutup > Events > Action > actionPerformed

Anda akan dibawa ke jendela source dan akan menemukan kode program seperti ini :

private void butonTutupActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
}

Ubah kode tersebut sehingga menjadi :

private void butonTutupActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
dispose();
}

Kemudian Run File FromPertama.java dalam jendela project tree anda. Pada FormKedua, ubah property defaultCloseOperatioin menjadi DISPOSE agar saat tanda close pada FormKedua diklik, jendela yang di-close hanya jendela FromKedua saja, jendela FormPertama tetap aktif.

 

Happy Coding

 

 




Memperkuat “Life Skill”, Menghadapi Zaman yang Terus Berubah…

KOMPAS.com – Anda masih ingat lagu Kolam Susu yang dipopulerkan oleh grup musik Koes Plus pada 1973? Sepenggal liriknya berbunyi, bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupmu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu.
Lagu tersebut menyenandungkan pujian atas negeri yang serba ada ini. Memang, tak bisa dipungkiri. Indonesia memiliki sumber daya alam lengkap, mulai dari hasil pertanian, bahari, sampai tambang.
Namun, kita juga tak bisa mengelak fakta, bahwa jika tak dimanfaatkan dengan baik, kekayaan Nusantara bisa habis tanpa menyisakan keuntungan. Di usianya yang telah lewat 70 tahun, banyak perubahan pada wajah maupun alam Tanah Air kita.
Wilayah hutan berkurang drastis setiap tahunnya. Area persawahan pun makin habis berganti pabrik atau menjadi hunian bagi manusia.
Sementara itu, kekayaan sumber daya alam Indonesia tak bisa lagi menjadi satu-satunya modal andalan untuk bersaing dengan negara lain. Sumber daya manusialah yang harus ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi yang masih ada.
Pendidikan yang bersinergi
Mau tak mau, jika ingin terus maju, negeri ini membutuhkan strategi yang memberdayakan keduanya. Karakter anak dibangun sejak dini dan diperkuat dengan life skill untuk menghadapi zaman yang terus berubah.
Dr. R. Indrajani, Deputi Direktur Program SEAMEO Regional Centre for Qitep in Science, mengatakan bahwa pendidikan harus memiliki pola baru. Siswa tak lagi hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam setiap pembelajaran.
“Kita harus mulai menerapkan metode belajar problem based learning, yaitu siswa tidak hanya disuguhkan suatu masalah, namun juga dirangsang untuk mempelajari apa masalah itu sebenarnya, alasan terjadinya, dan bagaimana cara menyelesaikannya,” ujar Indrajani kepada Kompas.com, Minggu (4/10/2015), Jakarta.
“Metode itu dilengkapi juga dengan project based learning. Pengetahuan dan kemampuan siswa diasah melalui praktik langsung pada akar masalah sehingga mereka dapat lebih memahami dan menyelesaikannya,” tambahnya.
Kedua metode tersebut merupakan bagian dari Inquiry Based Science Education. Siswa tidak hanya diajarkan teori, melainkan juga permasalahan di sekitarnya. Misalnya, siswa sekolah di sekitar lahan hutan yang terbakar. Mereka tidak hanya tahu adanya asap, tapi juga penyebab munculnya dan cara menanggulanginya.
Menurut Indrajani, pendidikan juga sebaiknya tidak hanya terfokus pada siswa. Lebih dari itu, peran orangtua harus disertakan di dalamnya. Bagaimana pun, pendidikan pertama diperoleh anak di rumah dan selanjutnya sekolah.
Tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas guru serta institusi pendidikan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan sekolah. Selain mengembangkan siswa, salah satu program dari SEAMEO Regional Centre for Qitep in Science adalah memberikan pelatihan pada guru dan insitusi pendidikan yang bertempat di dalam dan luar negeri mengenai berbagai hal, termasuk pemakaian teknologi dalam belajar.
“Guru-guru diperkenalkan dengan pembelajaran berbasis digital sehingga mereka dapat mendampingi siswa untuk aktif menggali pengetahuan, misalnya lewat internet. Jangan sampai guru tidak memahami bahwa hari ini informasi berkembang cepat di sekitar siswa dan mereka bisa mendapatkannya dari mana saja,” ujar Indrajani.
Pelajaran berbasis digital pun akan diterapkan agar siswa dapat lebih kreatif dan inovatif dalam belajar. Guru menjadi mentor yang mengarahkan siswa pada ilmu pengetahuan, sedangkan siswa dilatih untuk mampu memecahkan masalah sendiri.
“Kami mendidik siswa, guru, dan institusi membangun sebuah community learning management system. Siswa tidak hanya belajar di kelas, namun juga mulai aktif membicarakan masalah terkait pembelajaran di luar kelas. Mereka dapat selalu bertukar informasi dan guru dapat terus membimbingnya,” kata Indrajani.
Lebih jauh mengenai informasi perkembangan pendidikan saat ini, Anda bisa mendapatkannya pada seminar menyambut ‘Perayaan 50 Tahun SEAMEO’ bertema “Penguatan Karakter dan Kemampuan Guru Indonesia Menuju Masyarakat Global”. Turut diselenggarakan pula pameran pendidikan yang berlangsung pada 7-8 Oktober 2015 di komplek kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta.
Pameran akan diikuti oleh lembaga pendidikan dalam naungan SEAMEO Indonesia, seperti pusat penelitian biologi tropika (SEAMEO BIOTROP), pusat pengajaran guru dan tenaga pendidikan (SEAMEO QITEP), pusat penelitian makanan dan nutrisi (SEAMEO RECFON), serta sekretariat SEAMEO (SEAMES).

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2015/10/06/07290041/Memperkuat.Life.Skill.Menghadapi.Zaman.yang.Terus.Berubah.




Electronic Learning dan Pemahamannya (bagian 2)

Karakteristik E-learning

Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.

Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:

  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
  2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
  3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
  4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Manfaat E-learning

Manfaat E-learning adalah:

  1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
  2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
  3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.

Komponen e-learning 

Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:

  1. Infrastruktur e-learning

Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.

 

  1. Sistem dan aplikasi e-learning

Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.

 

  1. Konten e-learning

Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.

Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-manfaat.htmlhttp://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-elearning.htmlhttp://ainulfadilah.blogspot.co.id/2014/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html




Electronic Learning dan pemahammnya (bagian 1)

Dalam perkembangannnya, computer dipakai sebagai alat sebagai alat bantu pembelajaran, karena hal itu dikenal dengan istilah (CLB) computer assisted learning (CAL). Saat pertama kali computer mulai diperkenalkan khususnya untuk pembelajaran, maka computer jadi popular di kalangan anak didik. Hal ini dimengerti karena berbagai variasi teknik pembelajaran membantu lebih terarahnya proses pembelajaran.

Teknologi pembelajaran terus berkembang sehingga dapat dikelompokan menjadi:

  1. Technology-based learning
  2. Technology-based web learning

Technology based learning ini pada prinsipnya terdidri dari dua yaitu audio ( audio tape, radio, voice mail, telephone). Sedangkan Technology-based web learning pada dasrnya adalah data informasi technology.

 

Pada setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangan karena ilmu bersifat dinamis atau selalau berkembang, oleh karena itu seiring dengan perkembangan jaman metode pembelajaran pun terus berinovasi guna mencapai proses pembelajaran yang berhasil.Dari uraian di atas dapat kita ketahui kelebihan dan kekurangan e-Learning sebagai berikut :

–          Tersedianya fasilitas pembelajaran dimana guru dan murid dapat berkomunikasi dengan mudah melalui internet tanpa di batasi oleh ruang dan waktu.

–          Siswa dapat belajar me review setiap saat dan kapan saja bahan ajar yang telah disampaikan guru dengan membuka file di computer.

–          Bila siswa perlu informasi tambahan tentang bahan ajar dapat mengakses di internet.

–          Berubahnya peran siswa yang biasanya pasif menjadi aktif

–          Berubahnya peran guru biasanya center learning jadi fasilitator.

–          Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya dapat menilai.

–          Pembelajaran lebih inovatif,kreatif dan menarik bagi siswa.

–          Mengembangkan motorik siswa untuk mempelajari suatu hal.

–          Guru maupun siswa dapat berdiskusi melelui internet, yang dapat diikuti jumlah peserta yang banyak

–          Relatif lebih efisien.

 

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran e-learning tidak terlepas dari kekurangan.sebagai berikut dipaparkan kekurangan e-learning :

–          Proses belajar dan mengajarnya cenderng ke arah pelatihan dari pada pendidikan.

–          Berubahnya peran guru yang semula menguasai pembelajaran konvesional berubah mengusai ICT.

–          Siswa yang tidak mempnyai motivasi cenderung gagal.

–          Kecenderungan mengabaikan aspek akademik bahkan berubah menjadi aspek bisnis.

–          Kurangnya interaksi antar guru dan siswa bahkan antar siswa itu sendiri karena sudah tergantung dengan internet.

–          Siswa jadi malas membaca buku.

–          Apabila di daerah pedalaman teknologi sulit dijangkau karena terbatasnya alat.

–          Tidak efisien apabila digunakan di daerah sekolah-sekolah tertinggal.

–          Tidak semua lapisan atau tingkatan sekolah menggunakan e-learning.

–          Kurangnya penguasaan computer.

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-manfaat.html

http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-elearning.html

http://ainulfadilah.blogspot.co.id/2014/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html




Popularitas Sci-Hub

 

Laman web Sci-Hub menyediakan unduhan literatur naskah penuh dengan jenis pdf. Laman ini memungkinkan pengguna mengakses jurnal berbayar secara gratis. Sejak 2011 popularitasnya menanjak drastis, dan pada Maret 2017 pangkalan datanya menghimpun 69% dari 81,6 juta artikel cendekia di seluruh dunia. Bahkan 97% artikel Elsevier tersimpan di server mereka.

Mungkin ini merupakan awal dari berakhirnya langganan publikasi jurnal, model akses terbuka akan memainkan peran di masa depan.

Lindsay McKenzie. July 27 2017. Sci-Hub’s cache of pirated papers is so big, subscription journals are doomed, data analyst suggests. Science and PolicyScientific CommunityTechnology.

Daniel S Himmelstein​, Ariel R Romero, Stephen R McLaughlin, Bastian Greshake Tzovaras, Casey S Greene. July 20, 2017. Sci-Hub provides access to nearly all scholarly literature.




Template Thesis

 

Template Thesis UUM – English

Template Thesis UUM – Bahasa Malaysia

MS Word DOTX for Thesis




Pedoman Publikasi Ilmiah

Pedoman Publikasi Ilmiah
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
2017

Buku ini dapat dijadikan acuan oleh dosen dan peneliti di Indonesia guna lebih mengenal jenis publikasi, proses publikasi dan strategi yang harus dipersiapkan sehingga naskahnya dapat diterima sesuai dengan kaidah dan aturan dari setiap jenis publikasi. Hal yang paling penting dari publikasi ilmiah adalah mengenalkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan akademisi Indonesia ke dunia internasional sehingga memperoleh pengakuan melalui banyaknya sitasi atas publikasi yang dihasilkan yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kinerja lembaga maupun negara dalam hal penelitian.

Buku pedoman ini juga merupakan salah satu upaya agar dosen dan peneliti dapat menghasilkan publikasi sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan dan dapat meningkatkan kuantitas dan mutu publikasi. Isinya adalah berupa pedoman publikasi ilmiah secara umum, untuk panduan lebih spesifik bisa diperoleh melalui penerbit tempat naskah akan diterbitkan. Ini merupakan edisi pertama yang akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan gaya publikasi beserta tool yang dapat memudahkan penulis memublikasikan karyanya.

Buku ini disusun menjadi 11 bab dengan tujuan setiap bab sebagai berikut.
1. Bab 1 mengenal kebijakan publikasi ilmiah sesuai dengan peraturan terkini dan pengumpulan data serta pemetaan publikasi melalui SINTA (Science and Technology Index).
2. Bab 2 menjelaskan kriteria dan klasifikasi publikasi di jurnal ilmiah, menilai mutu jurnal yang baik dan mengenali jurnal “predator”, bagaimana mencari jurnal yang sesuai dengan kriteria.
3. Bab 3 memberikan pemahaman proses publikasi serta panduan penulisan secaraumum yang dapat dijadikan panduan untuk menyiapkan naskah sebelum dikirim ke suatu jurnal serta insentif penulisan artikel yang diberikan oleh Kemenristekdikti.
4. Bab 4 memaparkan klasifikasi dan kriteria konferensi, penyiapan naskah utnuk prosiding ilmiah, presentasi oral dan poster, bantuan untuk pembiayaan seminar di luar negeri, serta penyelenggaraan konferensi di Indonesia yang ditawarkan oleh Kemenristekdikti.
5. Bab 5 menjelaskan kriteria dan klasifikasi buku, persiapan dan sistematika penyusunan buku, proses penerbitan buku, pendampingan penyusunan buku, dan insentif buku terbit yang yang diberikan oleh Kemenristekdikti.
6. Bab 6 mengenalkan sumber referensi ilmiah, strategi dan teknik penelusuran referensi khususnya yang dilanggan oleh Kemenristekdikti
7. Bab 7 mengenalkan dan memberikan pemahaman terkait pengelolaan referensi, mengutip dan menyusun daftar referensi secara otomatis menggunakan aplikasi referensi Mendeley, yang memudahkan penulis dalam menyiapkan publikasi ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
8. Bab 8 membahas segi kebahasaan dalam publikasi ilmiah, baik yang menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, serta diperkenalkan tool Grammarly guna mengecek kesalahan penggunaan tata bahasa Inggris.
9. Bab 9 membahas etika publikasi, etika dalam kepengarangan, plagiarisme dan pencegahannya, disertai pengenalan beberapa tool untuk melihat kemiripan naskah suatu tulisan dengan tulisan lain sebelum dikirim untuk dipublikasikan.
10. Bab 10 membahas identitas unik serta pengukuran kinerja penulis yang harus dimiliki oleh peneliti sehingga memudahkan penyebaran dan melihat dampak atas publikasi yang dihasilkan. Identitas unik yang diberikan dalam bab ini ialah bagaimana membuat ORCID ID untuk digunakan sebagai pengenal unik dalam mendaftarkan penulisan ke setiap penerbit dan bagaimana membuat akun di Google Scholar dan SINTA guna mengukur kinerja publikasi.
11. Bab 11 membahas bagaimana upaya mempromosikan publikasi yang dimiliki melalui jaringan sosial media yang saat ini berkembang, seperti, ResearchGate. Net, Academia. Edu, dan media sosial lainnya, sehingga dapat meningkatkan jumlah sitasi atas publikasi yang dihasilkan

Materi yang digunakan dalam penyiapan buku ini sebagian diperoleh darimakalah yang disampaikan dalam berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktrorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti yang kemudian disusun secara sistematis, sehingga para dosen dan peneliti yang tidak berkesempatan mengikuti pelatihan dapat membaca buku ini dan menerapkannya sewaktu menyiapkan publikasi ilmiah.

Google Drive: Pedoman Publikasi Ilmiah




Quantitative Method: Selecting an Appropriate Data Analysis Technique

Klik PPT  




Jurnal terakreditasi A -> jurnal internasional bereputasi

Jurnal internasional bereputasi tidak hanya yg terindeks Scopus/ WoS dan ber QQ.

5. Jurnal Internasional Bereputasi adalah yang memenuhi kriteria jurnal internasional sebagaimana butir 3 huruf a sampai g, dengan indikator:

h. Jurnal Ilmiah Nasional terakreditasi A dari Kemristekdikti yang diterbitkan dalam salahsatu bahasa PBB, terindeks di DOAJ dengan indikator green thick (centang dalamlingkaran hijau) disetarakan/diakui sebagai jurnal internasional bereputasi.

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKANTINGGI NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG TUNJANGAN PROFESI DOSEN DAN TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR hal. 5

Dasapta Erwin Irawan