How to Write an Effective Discussion?

Klik Bagaimana Menulis Bab Diskusi Secara Efektif




Buku Gratis Pemerintah….

======================
Menyongsong semester baru untuk anak sekolah.

Pemerintah sudah menyediakan lebih dari 2000 Buku Pelajaran Sekolah Gratis untuk tingkat K-12 (SD,SMP,SMA & SMK), baik untuk Kurikulum 2013, dan KTSP 2006.

Buku-buku ini bisa didownload dengan gratis di:
http://BukuSekolahDigital.com

Juga sudah tersedia Mobile App untuk membaca 2000 Buku Pelajaran tsb lewat Smartphone dan Tablet, tersedia dalam platform : IOS, Android & Windows.

Silakan download mobile app gratis dari :
http://BukuSekolahDigital.com/mobile

Sebarkan info ini kepada teman, kenalan, dan siapa saja yang membutuhkan buku-buku pelajaran yang sudah disediakan oleh Pemerintah Indonesia dengan gratis, agar seluruh siswa Indonesia bisa mendapatkan banyak ilmu dengan biaya yg minim, bahkan gratis.

Majulah Pendidikan Indonesia.   ************

Sumber : Diknas…



Publikasi Riset Indonesia

Beberapa fakta menarik.

Kemajuan publikasi artikel bereputasi di beberapa negara ASEAN.

 

Dalam publikasi riset yang terindeks Scopus, gabungan beberapa perguruan tinggi/riset Indonesia masih kalah dengan 1 universitas di Malaysia.

 

Publikasi Indonesia terutama berasal dari kolaborasi internsional, kemungkinan merupakan produk dari thesis doktoralnya.

 

Selain ITB, dosen tetap kita menerbitkan artikel jurnal internasional dalam lima tahun kurang dari 1 artikel.

 

Keterbatasan dana riset

Arief A. Yusuf. 2014. Indonesian Research publication: Performance & Funding. Presented at The second Indonesian Development Research Network Workshop on June 11-12, 2014, Puncak, Indonesia, held by Smeru Research Institute & The Australian National University

 




Cara Menulis Bab Diskusi dalam Thesis/Disertasi

Misalnya dalam bab 4 dituliskan mengenai hasil penelitian dan bab 5 tentang pembahasannya. Maka di bab 4 hasil temuan disajikan secara sistematik dalam bentuk tabel, grafik dan lain-lain, agar mudah dipahami. Adapun pada bab 5 diperlukan kekuatan argumentasi dalam diskusi. Setelah menyampaikan pernyataan masalah, pertanyaan masalah, kajian pustaka serta hasil pengolahan data, maka diperlukan upaya lebih arif dan mendalam mendiskusikan temuan penelitian, dan ingat bagaimana “contribute to knowledge” dalam penelitian yang sedang dibuat.

Disini harus ditunjukkan kepiawaian peneliti, diferensiasi ataupun perbedaan temuan yang diperoleh yang membawa pada sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Inilah yang ingin dibaca examiner/penguji, inilah yang membedakan antara kajian yang sekarang dengan kajian terdahulu.  Hasil temuan didiskusikan dengan menunjukkan pengetahuan yang dalam terhadap hasil temuan, menginterpretasikan temuan tersebut dan menggarisbawahi sumbangannya terhadap pengetahuan.

Dalam diskusi ini juga peneliti agar menyampaikan gagasan dari perspektif yang baru, dari berbagai sudut pandang, dengan ide yang lebih segar dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Dikemukakan pula mengapa hasil temuan ini dapat memantapkan teori yang digunakan. Justifikasi mengenai pengokohan suatu teori yang ada disampaikan dengan pemahaman yang lebih dalam, menjelaskan aspek yang tidak terbahas dalam riset terdahulu misalnya…

Pertama
Pendahuluan bab 5 diawali dengan ulasan ringkas keseluruhan hasil kajian untuk merefresh pembaca mengenai apa yang ditemukan dalam proses penelitian, yang menjurus pada persoalan penelitian dalam rangka menjawab tujuan penelitian.

Kedua
Diikuti dengan mengemukakan secara ringkas temua-temuan yang penting dan signifikan.

Ketiga
Temuan-temuan yang penting dan signifikan ini perlu dikupas lebih lanjut dalam paragraf selanjutnya, dan bagaimana temuan-temuan ini menyumbang pada bidang kajian peneliti.

Keempat
Janganlah mengacu pada riset terdahulu yang sudah ketinggalan jaman. Misalnya, “penelitian ini menghasilkan pemrosesan chip yang mendukung chip pentium oleh AA (1996)”.  Padahal sekarang jamannya dual core…
Atau. “Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan temuan AA (2007) … Temuan ini didukung oleh temuan pada penelitian oleh AA (2009) dan BB (2008)… Temuan ini mengokohkan temuan penelitian BB (2003)…”
Kalimat-kalimat tersebut tidak menunjukkan sumbangannya pada pengetahuan bidang kajian si peneliti.

Kelima
Walaupun memang terdapat temuan yang secara umum sama dengan hasil penelitian terdahulu, aspek-aspek khusus dalam kajian peneliti  yang berbeda dengan penelitian terdahulu perlu didiskusikan.

Keenam
Diskusi yang mendalam terhadap temuan penelitian akan memudahkan peneliti membuat justifikasi dan implikasi-implikasi pada bab selanjutnya.

Ketujuh
Bagaimana dengan temuan yang tidak signifikan? Hal ini masih bisa didiskusikan pula agar temuan tersebut mendapatkan ruang dalam memperkaya bidang yang diteliti. “U need some sort of critical thinking here”. Agar supaya penelitian yang sudah dilakukan dengan susah payah memiliki arti. Tidak mustahil peneliti memperoleh sesuatu yang bermakna dari hasil temuan yang tidak signifikan tersebut.

DR. Othman Talib

 

 

 

 




Kompleksitas Algoritma

›Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada puluhan algoritma pengurutan.

Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efisien. Efisiensi suatu algoritma diukur dari berapa jumlah waktu dan ruang (space) memori yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Algoritma yang efisien adalah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang.

Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung pada ukuran masukan (n), yang menyatakan jumlah data yang dip roses. Efisiensi algoritma dapat digunakan untuk menilai algoritma yang terabit. Mengapa Kita Memerlukan Algoritma yang Efisien ?

Model Perhitungan Kebutuhan Waktu/Ruang

  • Kita dapat mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah algoritma dengan menghitung banyaknya operasi/instruksi yang dieksekusi.
  • Jika kita mengetahui besaran waktu (dalam satuan detik) untuk melaksanakan sebuah operasi tertentu, maka kita dapat menghitung berapa waktu sesungguhnya untuk melaksanakan algoritma tersebut.

Contoh 1. Menghitung ratarata

a1 a2 a3 an

Array/Larik bilangan bulat

a. Operasi pengisian nilai (jumlah=0,  k=1, jumlah=jumlah+ak, k=k+1, dan r =jumlah/n). Jumlah seluruh operasi pengisian nilai adalah  t1 = 1 + 1 + n + n + 1 = 3 + 2n

b. Operasi penjumlahan (jumlah+ak, dan k+1).  Jumlah seluruh operasi penjumlahan adalah  t2n + n = 2n

c.  Operasi pembagian (jumlah/n). Jumlah seluruh operasi pembagian adalah  t3 = 1

Total kebutuhan waktu algoritma HitungRataRata:     t = t1 + t2 + t3 = (3 + 2n)a + 2nb + c  detik

Model perhitungan kebutuhan waktu seperti di atas kurang dapat diterima:

  1. Dalam praktek kita tidak mempunyai informasi berapa waktu sesungguhnya untuk melaksanakan suatu operasi tertentu
  2. Komputer dengan arsitektur yang berbeda akan berbeda pula lama waktu untuk setiap jenis operasinya.

Selain bergantung pada komputer, kebutuhan waktu sebuah program juga ditentukan oleh compiler bahasa yang digunakan.

Model abstrak pengukuran waktu/ruang harus independen dari pertimbangan mesin dan compiler

Besaran yang dipakai untuk menerangkan model abstrak pengukuran waktu/ruang ini adalah kompleksitas algoritma.

Ada dua macam kompleksitas algoritma, yaitu kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang.

  • Kompleksitas waktu, T(n), diukur dari jumlah tahapan komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n.
  • Kompleksitas ruang, S(n), diukur dari memori yang digunakan oleh struktur data yang terdapat di dalam algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n.

Dengan menggunakan besaran kompleksitas waktu/ruang algoritma, kita dapat menentukan laju peningkatan waktu (ruang) yang diperlukan algoritma dengan meningkatnya ukuran masukan n.

Kompleksitas Waktu

Dalam praktek, kompleksitas waktu dihitung berdasarkan jumlah operasi abstrak yang mendasari suatu algoritma, dan memisahkan analisisnya dari implementasi.

Contoh 2.

Tinjau algoritma menghitung ratarata pada Contoh 1. Operasi yang mendasar pada algoritma tersebut adalah operasi penjumlahan elemen-elemen ak (yaitu jumlah=jumlah+ak),

Kompleksitas waktu HitungRataRata adalah  T(n) = n.

Contoh 3. Algoritma untuk mencari elemen terbesar di dalam sebuah larik (array) yang berukuran n elemen.

     

procedure CariElemenTerbesar(input a1, a2, …, an : integer, output maks : integer)

{ Mencari elemen terbesar dari sekumpulan elemen larik integer a1, a2, …, an.

  Elemen terbesar akan disimpan di dalam maks.

  Masukan: a1, a2, …, an

  Keluaran: maks (nilai terbesar)

}

Deklarasi

k : integer

 

Algoritma

maks=a1

k=2

while k <= n do

if ak > maks then

maks=ak

endif

i-i+1

endwhile

{ k > n }

 

Kompleksitas waktu algoritma dihitung berdasarkan jumlah operasi perbandingan elemen larik (A[i] > maks).

Kompleksitas waktu CariElemenTerbesar :  T(n) = n – 1.

Kompleksitas waktu dibedakan atas tiga macam :

  1. Tmax(n) : kompleksitas waktu untuk kasus terburuk (worst case) –> kebutuhan waktu maksimum.
  1. Tmin(n) : kompleksitas waktu untuk kasus terbaik (best case) –> kebutuhan waktu minimum.
  1. Tavg(n): kompleksitas waktu untuk kasus rata-rata (average case) –> kebutuhan waktu secara rata-rata

 

Contoh 4. Algoritma sequential search.

 

procedure PencarianBeruntun(input a1, a2, …, an : integer, x : integer,

output idx : integer)

Deklarasi

k : integer

ketemu : boolean   { bernilai true jika x ditemukan atau false jika x tidak ditemukan }

 

Algoritma:

  k=1

ketemu = false

while (k <= n) and (not ketemu) do

if ak = x then

ketemu=true

else   

k = k + 1

endif

endwhile

{ k > n or ketemu }

 

if ketemu then   { x ditemukan }

idx=k

else

idx= 0       { x tidak ditemukan }

endif

 

Jumlah operasi perbandingan elemen tabel:

  1. Kasus terbaik: ini terjadi bila a1 = x

                          Tmin(n) = 1

       2.  Kasus terburuk: bila an = x   atau    tidak ditemukan.

                          Tmax(n)  = n

  1. Kasus rata-rata: Jika x ditemukan pada posisi ke-j, maka operasi perbandingan (ak = x) akan dieksekusi sebanyak j kali.

                           Tavg(n) = (1+2+3+..+n)/n = (1/2n(1+n))/n = (n+1)/2

 

Contoh 5. Algoritma pencarian biner (bynary  search).

 

procedure PencarianBiner(input a1, a2, …, an : integer, x : integer,

output idx : integer)

Deklarasi

i, j, mid : integer

ketemu : boolean

 

Algoritma

i=1

j=n

ketemu=false

while (not ketemu) and ( i <= j) do

mid = (i+j) div 2

if amid = x then

ketemu = true

else

if amid < x then    { cari di belahan kanan }

i=mid + 1

else                  { cari di belahan kiri }

j=mid – 1;

endif

endif

endwhile

{ketemu or i > j }

 

if ketemu then

idx=mid

else

idx=0

endif

 

1. Kasus terbaik :  Tmin(n) = 1

  1. Kasus terburuk :  Tmax (n) = 2log n

 

Contoh 6. Algoritma algoritma pengurutan pilih (selection sort).

 

procedure Urut(input/output a1, a2, …, an : integer)

Deklarasi

i, j, imaks, temp : integer

 

Algoritma

for i=n downto 2 do   { pass sebanyak n – 1 kali }

imaks=1

for j=2 to i do

if aj > aimaks then

imaks=j

endif

endfor

{ pertukarkan aimaks dengan ai }

temp=ai

ai=aimaks

aimaks=temp

 

endfor

 

a.  Jumlah operasi perbandingan element. Untuk setiap pass ke-i,

         i = 1 –>  jumlah perbandingan  = n – 1

        i = 2 –>  jumlah perbandingan = n – 2

        i = 3  –> jumlah perbandingan = n – 3

:

        i = k –>  jumlah perbandingan = nk

:

        i = n – 1  –> jumlah perbandingan = 1

Jumlah seluruh operasi perbandingan elemen-elemen larik adalah    T(n) = (n – 1) + (n – 2) + … + 1

Ini adalah kompleksitas waktu untuk kasus terbaik dan terburuk, karena algoritma Urut tidak bergantung pada    batasan apakah data masukannya sudah terurut atau acak.

 

b.  Jumlah operasi pertukaran

Untuk setiap i dari 1 sampai n – 1, terjadi satu kali pertukaran elemen, sehingga jumlah operasi pertukaran seluruhnya   adalah   T(n) = n – 1.

Jadi, algoritma pengurutan maksimum membutuhkan n(n – 1 )/2 buah operasi perbandingan elemen dan n – 1  buah operasi pertukaran.

 




SUPPLY CHAIN LOGISTIC MENGGUNAKAN LAYANAN WEB ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) (bagian 2)

Setelah menjelaskan manfaat dan kegunaan dari penggunaan EDI pada supply chain logistic  berikut bagian kedua ini akan dijelaskan alur dari pengadaan barang dengan menggunakan web electronic data interchange (EDI).

Prosedur baru yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut:

  1. MD supermarket akan membuatkan PO pada system yang digunakan di supermarket dan akan di translate ke dalam EDI file. EDI file tersebut yang sudah disepakati bentuk field dan formatnya akan diletakkan pada folder yang sudah ditentukan sebelumnya dan akan dibaca oleh system secara berkala untuk ditarik dan nantinya akan menjadi inputan database untuk sistem informasi layanan web EDI.
  2. Supplier akan mendapatkan notifikasi email berupa kalimat pemberitahuan bahwa ada purchase order
  3. Supplier mengkases web EDI dan validasi purchase order dan akan auto create delivery order dan terdapat barcode di dalamnya
  4. Sebelum mengirimkan barang supplier dapat melakukan edit quantity barang terlebih dahulu dan delivery order yang baru akan terkirim ke supermarket melalui web EDI.
  5. Proses pengiriman barang akan dilakukan dengan membawa delivery order yang didapatkan dari web EDI.
  6. Proses penerimaan barang akan scan barcode yang ada pada delivery order.
  7. Berdasarkan barang yang diterima maka akan dibuatkan receiving note yang diberikan kepada supplier dan juga dikirm melalui web EDI yang nantinya auto create invoice
  8. Supplier memproses invoice dengan cara mengedit no invoice jika diperlukan dan akan mengirim invoice melalui web EDI dan juga akan mengirim
  9. Finance akan melakukan pembayran dan akan mengirmkan laporan pembayaran melalui web EDI.
  10. Proses retur barang akan dilakukan dengan cara membuat surat retur yang juga dapat di publish pada web EDI dan supplier akan mendapat notifikasi by email jika ada retur

Langkah – langkah proses diatas dapat juga digamabarkan dalam bentuk flowchart. Berikut gambar  flowchart di bawah ini yang dapat mewakili proses – proses diatas:

Ditulis oleh : Deden Prayitno dan Dewi Silvia




Customer Relationship Management Pada Berbagai Bidang Usaha

CRM merupakan sebuah teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang di dalamnya mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau jasa yang berkaitan dengan perusahaan. Menurut O‟Brien(2002), sistem CRM juga menciptakan IT framework yang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional perusahaan.  Tujuan CRM adalah untuk menjalin suatu hubungan atau relasi yang “intim” antara perusahaan dengan masing-masing customer-nya, sehingga customer yang bersangkutan menjadi loyal dengan perusahaan terkait. Dengan salah satu contoh fokus dari CRM dalam dunia perbankan berarti pelanggan yaitu nasabah. Yang termasuk didalamnya pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service). Dengan Formulasi CRM: Ketepatan Layanan + Teknologi + Kemudahan = Kepuasan Customer.

Sekilas secara umum penerapan CRM pada bBerbagai contoh penerapan di berbagai bidang usaha

CRM pada Gojek

CRM berkaitan dengan kegiatan penjualan terpadu, marketing dan strategi pelayanan kepada pelanggan. Melalui CRM Go-Jekmenggunakan layanan aplikasi dan website pelanggan yang ada saat ini untuk dapat meningkatan pendapatan perusahaan melalui penjualan jasa layanan, memberikan layanan prima, sekaligus memperkenalkan tata cara transaksi yang telah dibuat perusahaan. CRM Go-Jek dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan baik antara pelanggan dengan pihak manajemen.Pemahaman yang mendalam terhadap pelanggan akan mampu menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan preferensi konsumen sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Untuk mendukung CRM, Go-Jek senantiasa memberikanfrequent-flyer dalam dua bahasa yang berisi tentang informasi-informasi terkini perusahaan kepada pelanggan yang loyal melalui e-mail. Hal ini selain bersifat apresiasi juga bersifat marketing dan pengelolaan loyalitas pelanggan. Kegiatan yang berhubungan dengan CRM pada perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website) yang bisa diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan informasi perusahaan, produk, forum diskusi antara pelanggan dengan pihak manajemen sampai pada proses pemesanan.

 CRM pada PT. Telkom

PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan aplikasi CRM yaitu Aplikasi Customer Value, Aplikasi Operasional dan Aplikasi Analitik. Aplikasi Customer Value yang berbasis CRM ini memungkinkan pelanggan terlibat dalam proses peningkatan pelayanan, sehingga pelanggan dapat memperoleh solusi dan alternative layanan yang cepat dan tepat. Selain itu, aplikasi yang dikembangkan ini diharapakan dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menjadi salah satu alat dalam membangun hubungan antara perusahaan dengan customer yang saling menguntungkan. Aplikasi Operasional berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Aplikasi CRM Analitik berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang berasal dari CRM Operasional.

CRM pada Bank BCA

Layanan yang bersifat customer-facing merupakan layanan yang sifatnya langsung pada pelanggan. Penerapannya bisa dilihat di bagian front office sebuah bank. Sebagai contoh, pegawai di bagian customer service akan membantu nasabah melakukan transaksi pembukaan rekening, pengaduan, atau permintaan informasi mengenai produk-produk perbankan.

Layanan yang bersifat customer-touching bisa diterapkan melalui pembuatan media yang bisa digunakan oleh nasabah untuk berinteraksi dengan bank. Contohnya ATM (Automatic Teller Machine), layanan Mobile Banking, dan Internet Banking. Dari mesin ATM, nasabah sudah bisa melakukan hampir semua transaksi perbankan mulai dari pengecekan saldo, transfer antar-rekening, pembayaran listrik dan telepon, dan penarikan uang.

Kebanyakan bank-bank di Indonesia sudah menerapkan CRM dalam proses bisnisnya. Dan untuk memperjelas tentang CRM kami akan menggunakan bank BCA sebagai salah satu contoh perusahaan yang menggunakan CRM dalam “memelihara” pelanggannya.

Ada banyak lagi penerapan CRM pada berbagai bidang usaha yang secara umum seluruhnya bertujuan untuk mendapat loyal dari pelanggannya atau nasabahnya.

 

Referensi :

https://milaminora.wordpress.com/2016/02/13/sistem-informasi-manajemen-studi-kasus-go-jek-2/

http://adhi04751.blogspot.co.id/2014/09/penerapan-crm-pada-telkom.html

http://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/2782987/presiden-direktur-bca-berbagi-ilmu-crm-di-markplus-conference-2015

 

 




Cara Mengenali dan Menghindari Konferensi Abal-abal

Cara mengenali dan menghindari predatory conferences

  1. Topik dan ruang lingkup konferensi
    • Apakah cukup dikenal dan direkomendasi oleh kolega sejawat/senior?
    • Apakah isinya relevan dengan bidang riset?
    • Apakah topik konferensi cukup fokus?
    • Apakah konferensi memprioritaskan ilai akademik atau jalan-jalan wisata?
    • Apakah konferensi dengan judul “internasional” itu betul-betul berkualitas baik?

 

  1. Website konferensi
    • Apakah pada lamannya menunjukkan mereka menguasai bidang kajian?
    • Apakah program konferensi mengundang pembicara yang memang pakar?
    • Apakah konferensi menyajikan alamat kontak secara rinci?
    • Apakah ada laporan megenai konferensi sebelumnya?
    • Apakah informasinya menggunakan penulisan kata dan tata bahasa yang benar
    • Apakah konferensi ditulis pada media yag dapat dipercaya?

 

  1. Panitia konferensi
    • Apakah tujuan konferensi ditulis secara jelas dan spesifik?
    • Apakah panitianya menunjukkan kualitasnya? Misalnya, apakah mereka hanya membuat berbagai konferensi pada bulan yang sama
    • Jika melibatkan universitas, apakah juga diumumkan pada laman universitas tersebut?
    • Apakah konferensi diorganisir oleh organisasi yang cukup dikenal?
    • Bila konferensi diorganissir oleh perusahaan komersial, apakah ada kerjasama dengan lembaga riset yang bereputasi, atau penerbit yang bereputasi?

Jika sebagian besar jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah YA, maka silakan ikuti konferensi tersebut.

PAK Dikti. 10 Juni 2017. Predatory Conference: How to Avoid Them

 




Bagaimana Melakukan Evaluasi Resiko Cyber terhadap System Keamanan Organisasi ?

Apakah sudah dipersiapkan dengan baik untuk melakukan mitigasi antara manufaktur system keamanan,  para integrator dan para pengguna ?

Entah itu Sistem HVAC (Heating, Ventilating, Air Conditioning), terminal POS point of sales atau juga camera CCTV, para penyerang jahat akan mencari cara untuk masuk ke dalam network dan akan mendekati data yang berharga (valuable), system dan intellectual property. Sementara itu organisasi berusaha menopang dan menutup system cyber security yang lemah, sehingga perlu melihat dari dekat resiko cyber dari system keamanan fisikal di organisasi tersebut.

Sistem Keamanan fisikal dapat membiarkan para penyerang cyber atau virus dengan berbagai cara, termasuk management password yang lemah, instalasi yang salah, konflik penggunaan jaringan dan kelemahan dari enkripsi. Keterkaitan perangkat yang lebih besar, terbukti sangat bermanfaat untuk metric, audit dan keamanan organisasi dan juga akan membuka jalan baru untuk penyerangan karena satu panel control akses lemah dapat membahayakan keseluruhan system keamanan bukan hanya system jaringan saja.

Lanjut di :

http://www.securitymagazine.com/articles/87925-how-to-evaluate-your-security-systems-cyber-risk




Strategi Ujian Disertasi

Ada orang yang menanyakan via inbox saya tentang apa yang dimaksudkan dengan belajar ilmu manajemen ditambah taktik dan trik akan SUCCESS rrruuuuaaar biasa sedangkan apabila diterapkan TANPA taktik dan trik hanya memperoleh hasil biasa-biasa saja?
Saya akan menjelaskan dalam contoh kehidupan mahasiswa baik pada level S1, S2, dan S3 dan apa yang saya lakukan dengan aplikasi taktik dan trik dalam praktek manajemen ini ketika belajar dan ujian disertasi Doktor Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1991.
Ambil contoh sederhana kita belajar tentang Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) seperti standar pembelajaran di ruang kelas. Kemudian mahasiswa baik S1, S2, dan S3 menerapkan analisis SWOT itu (kadang-kadang bingung menerapkan dalam kehidupan sehari-hari) secara biasa-biasa saja maka hasilnya juga tidak tampak langsung secara signifikan.
Ketika menjadi mahasiswa S3 ITB dalam program studi Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri, waktu ujian disertasi saya sudah menerapkan analisis SWOT ketika menghadapi para penguji yang Profesor. Doktor (enam orang penguji) dan berhasil “mengecoh” mereka sehingga mereka memasuki “jebakan/perangkap” saya. Sehingga kelihatan ujian Disertasi S3 itu sangat melelahkan dan seolah memperoleh serangan bertubi-tubi dari penguji disertasi TETAPI taktik dan trik dari aplikasi Analisis SWOT yang saya terapkan membuat saya santai dalam menjawab berbagai pertanyaan mereka dalam “perangkap” yang dibuat oleh saya. Untuk memahami ini, maka perlu membaca ceritera saya berikut.
Taktik dan trik pertama yang saya lakukan dari analisis SWOT yang dipelajari itu adalah mengubah ke dalam formula OPPORTUNITY: O = S / (W x T). Formula ini TIDAK ada dalam buku-buku teks manajemen, ini adalah aktivitas KREATIF yang disebut taktik dan trik itu.
Kemudian kita mengetahui bahwa Threats (Ancaman) PASTI akan menyerang Weaknesses (Kelemahan-kelemahan), maka ketika menulis Disertasi S3 saya membuka lubang/celah selebar-lebarnya yang berkaitan dengan STATISTIKA TERAPAN untuk diserang oleh para penguji Disertasi Doktor di ITB Bandung.
Seperti diketahui bahwa saya berlatar belakang sarjana peternakan (S1) dan magister statistika terapan (S2), sehingga jelas saya TIDAK KUAT (LEMAH) dalam bidang Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri, karena baru belajar melalui mengikuti kuliah program S3 di ITB itu. Sebaliknya saya KUAT dalam bidang STATISTIKA TERAPAN.
Karena formula dalam analisis SWOT di atas yaitu: O = S / (W x T) itu menunjukkan bahwa Ancaman (Threats) akan MENYERANG sesuatu yang LEMAH (Weaknesses), maka saya “pura-pura LEMAH” dalam bidang STATISTIKA TERAPAN dengan cara membuka berbagai OPPORTUNITY untuk diserang oleh dewan penguji dalam berbagai aspek yang terkait dengan hasil analisis dan kesimpulan berdasarkan STATISTIKA TERAPAN ini. Berbagai asumsi tentang uji-uji kenormalan, homogenitas, distribusi peluang, dll TIDAK saya tampilkan dalam disertasi. PADAHAL kita mengetahui bahwa penggunaan uji-uji STATISTIKA baru dianggap sahih (valid) apabila memenuhi berbagai persyaratan dan asumsi. Meskipun hal ini tidak ditampilkan dalam disertasi, TETAPI saya telah menyiapkan semua jawaban dan melakukan berbagai pengujian statistika yang membuktikan bahwa semua asumsi dan persyaratan dari berbagai aplikasi statistical tools itu telah terpenuhi. Strategi ini saya sebut sebagai Strategi Pura-Pura Lemah (padahal sesungguhnya saya berada pada posisi SANGAT KUAT).
Sebaliknya, karena saya LEMAH dalam bidang Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri ketika itu (1991), maka saya memainkan Strategi Pura-Pura Kuat (padahal sesungguhnya saya LEMAH) dengan cara TIDAK MEMBERIKAN CELAH atau KESEMPATAN untuk ditanya oleh para penguji disertasi, karena setiap pernyataan yang berkaitan dengan Rekayasa Sistem dan Manajemen Industri dalam disertasi saya itu telah dibuat sangat lengkap, termasuk berbagai kemungkinan pertanyaan yang timbul telah dimasukan jawaban dalam disertasi itu berupa kutipan dari berbagai ahli dalam bidang rekayasa system dan manajemen industri.
Apa yang terjadi dalam ujian disertasi saya itu? Selama 8 (delapan) jam semua pertanyaan dari penguji mengarah pada bidang STATISTIKA TERAPAN tentang persyaratan dan asumsi dari berbagai statistical tools tentang multivariate analysis, sehingga seolah-olah saya sedang mengambil DOKTOR dalam bidang STATISTIKA TERAPAN. Ketua Pembimbing saya (founding father teknik dan manajemen industri di Indonesia) sampai berdiri dan melihat saya KARENA serangan bertubi-tubi dalam bidang STATISTIKA TERAPAN. Padahal dalam hati saya tertawa dan senang, karena para penguji disertasi telah memasuki “JEBAKAN” saya yang berpura-pura LEMAH (Aplikasi Strategi Pura-Pura Lemah) dalam bidang STATISTIKA TERAPAN.
Setelah selesai ujian sekitar jam 16:00 (ujian dari jam 08:00 pagi dengan istirahat makan siang 1 jam), para penguji memberikan komentar: ternyata Anda menguasai STATISTIKA TERAPAN, tetapi mengapa berbagai jawaban yang tadi Anda kemukakan itu tidak dimasukkan ke dalam disertasi Anda? Saya HANYA menyatakan bahwa ini adalah Disertasi Doktor dalam bidang REKAYASA SISTEM DAN MANAJEMEN INDUSTRI, BUKAN Disertasi Doktor dalam Bidang STATISTIKA TERAPAN.
Strategi Pura-Pura Kuat dan Strategi Pura-Pura Lemah itu jika dibuatkan dalam bentuk bagan seperti terlampir.
Strategi yang dikemukakan di atas BISA ditiru oleh mahasiswa S1, S2 dan S3 yang sedang menempuh pendidikan S1, S2, dan S3 (Doktor) agar bisa “mengecoh” dewan penguji dalam ujian tertutup baik pada level S1, S2 maupun S3, sehingga memperoleh nilai terbaik (A).
Dari penjelasan di atas, TAMPAK bahwa belajar ilmu manajemen dan pandai saja BELUM CUKUP, Karena yang terpenting dalam meraih kehidupan yang SUCCESS adalah taktik dan trik yang dalam Bahasa keren kita sebut sebagai STRATEGI. Jadi MANAGEMENT ACTION yang berbasis STRATEGI merupakan kunci utama menuju SUCCESS dalam bidang apapun dalam kehidupan ini.
Tidak percaya silakan Benchmarking melalui aplikasi ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing. Bagan berikut ini adalah salah satu contoh yang saya terapkan dari analisis SWOT berkaitan dengan ujian disertasi dan SUCCESS rrruuuaaarrr biasa. Masih banyak kasus lain yang telah diterapkan menggunakan formula: O = S / (W x T) itu dan memperoleh hasil SUCCESS.
Image may contain: text
Tks. Salam SUCCESS.