Siapa mau sakit?

“Siapa yang mau sakit?”

Beberapa saat yang lalu, saya menerima “chat” tentang khasiat jeruk nipis, bahwa irisan jeruk nipis yang diteteskan ke dalam segelas air, dapat membuat menjaga kolesterol seseorang.

Ada lagi teman yang menuliskan bahwa penyakit maag yang selama ini dideritanya, sekarang sudah tidak menimbulkan gangguan yang berarti, berkat air perasan jeruk nipis di pagi hari yang setiap hari diminumnya.

Ada pula chat yang mengatakan bahwa teman lamanya yang sudah 3 bulan tidak ditemuinya, tampak segar berseri-seri, berkat kebiasaan minum “ramuan” madu + bawang putih tunggal, setiap hari.

Chat-chat “ramuan kesehatan” ini rame beredar di media sosial, whatsapp.

Sampai kemudian, saya mendengarkan uraian dr. Tan Shot Yen, yang menjelaskan bahwa setiap rumus ramuan yang beredar itu perlu dikaji secara laboratorik.  Perlu diingat bahwa kondisi setiap orang tidak sama satu dengan yang lain.

Nah, kawan, jangan lupa, kalau mau sehat, jagalah pola makan, gaya hidup, dan pikiran.  Perbanyak makan sayur dan buah.  Bangun pagi sebelum matahari terbit dapat memberikan energi positif bagi diri.  Dan, buang pikiran negative, tetaplah berpikir positif.  Buanglah rasa iri, cemburu, dan marah pada kelebihan orang lain.  Perbesar perasaan kasih, dan perbanyak senyum.  Mari ….

When there is a will, there is a way”.




My First Unaccompanied Minor Experience

Pagi itu, jam 8 aku berangkat dari Magelang ke Yogyakarta bersama budeku naik bus Damri, angkutan khusus ke bandara. Perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, membuatku mengantuk dan tidur. Menjelang bandara, bude membangunkanku untuk bersiap-siap turun.

di bis

Memasuki bandara Adi Sucipto, aku agak deg-degan sebenarnya, karena baru pernah naik pesawat sendiri tanpa orang tuaku. Aku juga takut pesawatnya jatuh, ih sereeem…. bisa mati aku. Bude meyakinkanku bahwa perjalanan hanya 1 jam 20 menit, aman, dan ibuku sudah menungguku di bandara Soeta Jakarta.

siap berangkat

Bude mengantarkanku untuk check in dan menungguiku sampai ada petugas dari Batik Air menemuiku dan siap mengantarkanku ke ruang tunggu. Mba Monik namanya. Dia memintaku memakai kalung tanda UM.Setelah mendapat banyak pesan dari bude, akupun berpisah dengan bude, “dadah bude….. makasih ya liburannya, besok aku ke sini lagi ya..”

kalung UM

Aku mengikuti mbak Monik ke ruang tunggu, dan duduk menunggu sampai kemudian ada petugas lain yang mengantarkanku ke pesawat. Aku duduk sendiri, dan selama perjalanan aku hanya menonton tv “just for laugh gags” dan makan snack. Sampai akhirnya aku mendarat di Soeta. Aku menunggu semua penumpang turun, seperti pesan bude dan pramugarinya. Karena paling akhir, membuat banyak orang bertanya-tanya padaku apakah benar aku sendiri, dimana ibuku, rumahku, sekolahku dan lain-lain. Ada juga orang yang mengatakan aku anak ilang. “uh aku cuek aja”. Ada juga bule yang bertanya “are you alone?” dan aku hanya jawab “yes ”. keluar terakhir juga membuatku bertemu dengan pilot pesawat. Dia menyapaku dengan ramah. Lalu seorang petugas mengantarkanku turun pesawat.

tiba di soeta

Yeay….. ketemu ibuku…..Tapi aku rindu liburan di Magelang. Aku janji kapan-kapan akan ke sana lagi tanpa menunggu ibuku libur, karena aku sudah berani naik pesawat sendiri.

baca juga : http://dosen.perbanas.id/unaccompanied-minor/




Unaccompanied Minor

foto

Anak-anak libur, sementara kita sibuk dengan kejar tayang kerjaan tiada ujungnya. Gimana yaaaa….. Mau maksa anak untuk tinggal di rumah, kasian juga ya…. Rasanya ga adil saat dia habis ujian dan belajar terus-terusan saat sekolah, dan liburan hanya di rumah saja. Belum lagi yang bikin khawatir adalah karena kita sibuk, dia akan berhari-hari hanya sibuk dengan gadgetnya. Hadeeeeehhhhh….   Tapi mau cuti nemenin anak liburan kok ga mungkin banget ya… kebayang wajah si bos kalo kita pamit cuti hihihi seraaaam hahahah.

Pernah dengar Unaccompanied Minor (UM)? Ini adalah layanan penerbangan anak tanpa didampingi orang tua. Beberapa maskapai domestic menyediakan fasilitas ini, seperti garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Air Asia. Maskapai internasional juga banyak yang menyediakan fasilitas tersebut.

Saya ingin berbagi pengalaman dengan UM ini. Ketika anak saya, laki-laki 10 tahun libur panjang, dan menghabiskan liburannya di rumah kakak saya di Magelang, Jawa Tengah. Awalnya saya berpikir harus menjemputnya, lalu kami bersama-sama ke Jakarta. Namun karena satu lain hal, saya tidak bisa menjemputnya.

Saya tawarkan UM ini pada anak saya, lalu dia menyetujuinya meskipun sempat ragu pada awalnya. Alhamdulillah, dia berhasil melewati kecemasannya dan menjadi mandiri untuk pulang ke Jakarta sendiri.

Jika anda mengalami hal yang sama dengan saya, apa yang harus anda persiapkan?

1. Pastikan anak anda mampu secara fisik dan psikologis untuk melakukan perjalanan sendiri.

Sebagai orang tua anda pasti lebih paham kondisi anak anda. Apakah anak anda sangat bergantung pada anda? Apakah anak anda tergolong mandiri? Apakah anak anda mudah beradaptasi dengan lingkungan baru? Apakah anak anda bisa berkomunikasi baik dengan orang lain? Apakah anak anda kuat membawa perbekalannya? Apakah anak anda sehat? Dan banyak lagi yang bisa menjadi indicator anak anda mampu melakukan perkalanan sendiri.

2. Carilah informasi yang lengkap mengenai maskapai-maskapai yang menyediakan fasilitas UM.

Anda dapat browsing internet atau menelepon customer service masing-masing maskapai untuk memastikan bagaimana prosedur dan aturan UM di maskapai tersebut. Pilihlah maskapai yang membuat anda nyaman.

3. Tanyakan kesediaan anak anda.

Tidak semua anak akan langsung menyatakan bersedia untuk terbang sendiri. Rasa takut, bingung, cemas, adalah hal yang wajar. Anda bisa menjelaskan mengapa dia harus melakukan itu, pengalaman apa yang akan diperolehnya. Anda mungkin bisa memberi tantangan pada dia, bahwa dia hebat jika bisa terbang sendiri atau dia akan mendapatkan hadiah jika berani. Anda juga bisa mencari beberapa kisah pengalaman UM di internet, agar anak anda mempunyai gambaran yang jelas.

4.  Reservasi tiket pesawat.

Untuk pembelian tiket UM, tidak dapat dilakukan melalui internet, namun harus melali customer service dari maskapai tersebut. Anda harus menginformasikan nama lengkap dan no telepon orang yang akan mengantar dan menjemput anak anda di bandara. Maskapai akan mengembalikan anak anda ke posisi keberangkatan jika tidak menemukan orang yang menjemput sesuai informasi awal.

5.  Jelaskan kepada anak anda prosedur dan apa saja yang harus dilakukan dan jangan dilakukan.

Anda bisa mengingatkan bahwa anak anda hanya boleh mengikuti petugas yang telah ditunjuk oleh maskapai tersebut, tidak boleh dengan orang asing. Anda juga bisa mengingatkan untuk tidak menggunakan gadget saat take off dan landing, mengingat barang bawaannya, tata cara di pesawat, dll.

6. Temani anak anda check in

Informasikan kepada petugas bahwa anak anda harus terbang sendiri (UM), bantu anak untuk mengisi form UM.

7.  Titipkan anak anda kepada petugas yang ditunjuk oleh maskapai untuk menemani anak anda.

 

Lanjutkan membaca pada http://dosen.perbanas.id/my-first-unaccompanied-minor-experience/




Mencari Ide Penelitian

light-bulb-idea-icon-idea

Untuk penulisan artikel jurnal, skripsi, thesis maupun disertasi.
Looking for research idea?
1. What is the idea that pop-up in your mind? Mention 2 or 3 words!
2. Look for the journal articles by using those words in https://scholar.google.com/.
3. Make the table to summarize those articles. You can use this format https://www.youtube.com/watch?v=nX2R9FzYhT0   


4. Concentrate on the column “Limitation/Gap/Future Research”.
5. Insha Allah, you’ll get the idea!

Easy way to find research topic
https://youtu.be/BPNJV9RXp0o




Pelajaran dari Nokia

Market Share Nokia

CEO Nokia mengakhiri pidatonya: “we didn’t do anything wrong, but somehow, we lost”.

Nokia, siapa yang tak kenal? Tidak ada yang salah dengan perusahan ini, tapi dunia berubah kencang, para pesaing terlalu kuat. Nokia kurang belajar, kurang berubah cepat, peluang pun lewat. Bukan hanya kehilangan uang, bahkan keberlangsungannya pun terancam.

Keunggulan masa lalu akan digantikan oleh trend masa depan. Anda memang tidak melakukan kesalahan; tapi pesaing mampu mengikuti gelombang dan bertindak tepat. Anda tamat.

The message of this story is, if you don’t change, you shall be removed from the competition.
Ziyad Jawabra




Syafaat di Hari Akhir

Sahabat, tidak ada pertolongan lain selain pertolongan Allah di hari akhir kelak, karena itu kiranya semoga kita bisa mendapat pertolongan tersebut. Bersama ini akan disampaikan beberapa hal tentang pertolongan Allah atau yang di Qur’an biasa disebut syafaat.

Ada beberapa cara yang dapat kita upayakan saat kita masih berada di dunia agar kita bisa mendapat syafaat dari Allah di antaranya adalah dengan
1. Memurnikan ibadah kita (lakukan ibadah sesuai dengan petunjuk Allah dan RasulNya)dan tentunya melakukannya harus ikhlas untuk Allah.
2. Memperbanyak sujud (perbanyak sholat Sunnah, misalnya sholat sunnat Rawatib, sholat Dhuha, sholat sunnat fajar sebelum Shubuh).
3. Memperbanyak membaca sholawat (sholawat seperti yang ada di Tahiyat adalah contoh sholawat yang baik, sederhana, cukup, tidak berlebihan)
4. Membaca doa setelah adzan.

Perlu diketahui juga oleh kita bahwa tidak sembarangan seseorang bisa mendapat syafaat.
Syarat adanya syafaat ini/syafaat dapat diberikan adalah apabila
1. Orang atau makhluk yang memberi syafaat itu diridhoi Allah. Mereka itu contohnya seperti malaikat, Rasul SAW, para Nabi, anak kecil muslim yang meninggal dunia (memberi syafaat kepada ortunya), orang orang yang mati syahid.
2. Orang yang diberi syafaat juga diridhoi oleh Allah.
3. Allah mengijinkan syafaat itu terjadi – – QS An Najm (53):26

Akhirnya semoga kita paham bahwa syafaat adalah sesuatu yang mungkin didapatkan, namun harus disertai dengan upaya sehingga kita dapat senantiasa menjaga diri agar kita tidak termasuk ke dalam orang orang yang tidak bisa mendapat syafaat, yaitu mereka adalah
1. Orang yang syirik pada Allah (musyrik), menduakan Allah, berharap selain kepada Allah.
2. Pemimpin yang zholim (tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya)/tidak adil.
3. Orang yang sering mengumpat.

^_^

2015

Adelina

Sumber:Kajian Reboan Perbanas Institute




LITERASI MEDIA “be smart user with your smartphone”

LITERASI MEDIA
be smart user with your smartphone

Musim hujan sudah mulai menampakkan dirinya. Ada satu kata yang pasti sangat fenomenal di kalangan warga Jakarta dan sekitarnya yaitu “banjir”. Tapi saya tidak akan membahas mengenai “banjir” ini, tapi fenomena aksi media termasuk media sosial dalam menyingkapi “banjir” ini. Sebelum masuk ke banjir, mari kita amati dulu kondisi persungaian di Jakarta ini. Kalau kita perhatikan kondisi sungai di Jakarta sudah mulai dibenahi. Tapi apakah Anda cukup sering menerima atau membaca info-info terkini soal ini? Saya yakin, tidak. Info-info seperti itu akan jarang bahkan tidak akan kita dapati di media-media mainstream baik tv, koran cetak maupun online, karena mungkin tidak laku untuk dijual.

Hasilnya akan berbeda kalau hujan turun 5 menit saja, secara serentak dan terus menerus media-media ini akan menayangkan info dengan tagline dan foto yang bombastis, dari mulai ‘genangan’, ‘banjir besar’, ‘terendam’, dll sampai sanggup membuat ibu saya SMS untuk menanyakan ‘mba Anna gpp kah, moga-moga gak kena banjir’. Sms ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh media untuk menggiring opini masyarakat. Giliran saya yang kaget baca sms, memang ada apa di Jakarta bu?

Lalu tanggung jawab siapakah Literasi media ini? Pemerintah pasti, karena yang berwenang menyusun regulasi. Dosen, guru, orang tua pun juga perlu banyak belajar, memilah info mana yang layak untuk dijadikan referensi, karena mereka akan menjadi orang-orang terdekat bagi generasi muda dan anak-anak. Hanya melihat foto dan membaca judul saja tidak cukup, mari telusuri dulu sumbernya, sebelum suatu informasi/foto tersebut dibagikan. Apalagi dengan kemudahan teknologi “mobile” dan maraknya penggunaan media sosial, informasi/foto akan sangat mudah untuk dibagikan. Be smart user with your smartphone.

Foto ini mungkin menjadi salah satu contoh yang bisa kita lihat betapa literasi media-media yang wara wiri itu tidak bisa begitu saja kita percayai. Cuma kok ya saya kasihan juga sama si ibu ini yaa.., kemana pun pindah, kotanya kok ya kebanjiran…:D

Literasi Media

Marilah menjadi pengguna yang cerdas untuk ponsel cerdas kita.




“Quote for Today”

rw1

Rejeki itu tidak bisa ditiru

Walau jalanmu sama,

walau pekerjaan sama,

hasil yang diterima akan bisa berbeda,rw2

yang satu berbentuk harta,

yang lain berbentuk ketenteraman,

rupa-rupa karunia karena semua adalah KaruniaNya,

Yang Maha Kuasa sudah mencukupkan semua

petuah orangtua: “Jalanilah apa yang ada di depan mata.”

Ketenteraman bisa menjadi milik siapa saja, yang bisa mensyukuri rakhmat pemberian Dia.

(disadur bebas dari Falsafah Serat Ronggo Warsito)

 




Sedikit Cerita Tentang Film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’

Siapa yang tak kenal Helvy Tiana Rosa? Kalau rekan-rekan belum mengenalnya, saya akan bantu rekan-rekan berkenalan dengan kakak Helvy. Saya ketemu kak Helvy beberapa kali, tapi hanya satu kali sempat berfoto bersama dengannya beberapa tahun silam saat kami sama-sama hadir menonton Teater Koma di Komunitas Salihara, Pejaten, Pasar Minggu. Kak Helvy yang saya kenal adalah seorang dosen, penulis, dan sekarang tulisannya pun diangkat ke Layar Lebar, tertuang di dalam sebuah film menarik bertemakan religi berjudul ‘Katika Mas Gagah Pergi’, sama persis dengan judul tulisan asli kak Helvy.

Film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ adalah sebuah film yang dibuat dengan menggunakan dana dari crowd funding (istilah ini lagi ngetren, silakan digoogle apabila belum mengenalnya^_^). Saya, walaupun belum pernah membaca bukunya, dari awal mendengar bahwa kak Helvy sedang membuat film ini sudah berniat akan menontonnya, bukan hanya karena saya ‘ngefan’ sama kak Helvy, tapi juga karena saya yakin film yang sudah ramai dibicarakan orang sejak awal proses pembuatannya ini, pasti akan menjadi sebuah tontonan menarik. Akhirnya, minggu lalu saya sempatkan menonton film ini di sebuah bioskop di daerah Kemang, Jakarta Selatan (film Indonesia masih kurang mendapat tempat di hati orang Indonesia sendiri, sehingga bioskop yang memutarnya biasanya tidak sebanyak bioskop yang memutar film film pop Amerika).

Ketika Mas Gagah Pergi adalah sebuah judul yang sederhana menurut saya, dan ternyata film ini memang mengisahkan tentang seorang Gagah yang pergi meninggalkan keluarganya ke Ternate selama beberapa bulan. Walau demikian isi cerita film kebanyakan bercerita tentang bagaimana kemudian Gagah pulang kembali ke tengah keluarganya, namun sosok Gagah yang kembali dari Ternate ini berubah menjadi seorang laki-laki yang lebih religius. Perubahan pada diri Gagah inilah yang kemudian menjadi konflik di dalam film yang berdurasi 99 menit ini. Sepanjang film diperlihatkan bagaimana reaksi keluarga, terutama respon kaget Gita, adik perempuan Gagah satu-satunya yang sejak kecil sudah sangat dekat dengan Gagah. Gita diperankan oleh seorang wanita mungil bernama Aquino Umar dengan ciamik, sementara yang berperan sebagai Gagah adalah Hamas Syahid. Mereka berdua adalah pendatang baru di dunia perfilman. Selain mereka berdua tentu saja banyak bintang film lainnya yang ikut mendukung film ini, di antaranya yang sudah lebih kita kenal ada Epi Kusnandar, Mathias Muchus, Nungky Kususmastuti, Wulan Guritno, Ustadz Salim A. Fillah, Shireen Sungkar, dan Irfan Hakim.

Jadi tunggu apalagi? Mumpung filmnya masih ada di bioskop, sok atuh ditonton filmnya, insyaa Allah bermanfaat sekalian kita mendukung perfilman Indonesia di negeri kita sendiri.

Oiya, ini laman situs kak Helvy Tiana Rosa http://sastrahelvy.com/, siapa tahu ada teman-teman yang tertarik membacanya 🙂

Jakarta, 27 Januari 2016
Adelina Fauzie




Yuuk…, nulis yuukkk….

Mau nulis apa sih? Gak ada ide deh. Hadeuhh…., stuck nie. Sering banget ya kita denger kata-kata itu. Apalagi kalau sudah ada kewajiban yang ada hubungannya dengan tulis menulis. Wah bisa mati kutu ya. Apalagi klo nulisnya kudu yang serius. Yang pake referensi panjang, butuh semedi dulu buat memahami, baru kemudian menuangkannya dalam tulisan.

Susah gak sih nulis itu. Jawabnya gampang-gampang susah. Dibilang gampang juga enggak. Tapi mo dibilang susah harusnya sih enggak ya. Pengalaman pribadi nie, sebenarnya sejak sekolah sudah sering banget nulis. Beberapa kali pernah mewakili Kecamatan Cepu untuk lomba mengarang sampai tingkat Karesidenan Pati. Lumayan kan hihihi…. Tapi ya gitu deh suka kumat malesnya.

Belajar dari Prof. Eko, bahwa menulis itu dapat diawali dengan yang paling sederhana. Misal nulis status di media sosial, yang awalnya mungkin hanya sekian karakter. Kemudian bisa nambah lebih banyak, micro blog, blog atau apalah itu. Trus Prof. Eko juga bilang, jangan pusing-pusing dengan ide, tulis aja. Tulislah sesuatu yang kamu suka. Yang gak pake baca buku pun sudah akan mengalir berkata-kata. Yang dekat dengan keseharian kita. Nah, suatu saat mungkin bisa meningkat. Ditambah dengan beberapa referensi, maka kualitas tulisan akan meningkat. Awalnya dari kebiasaan, ngomongin dulu masalah kuantitas, baru selanjutnya meningkat dari sisi kualitas.

Nah, itu yang sekarang sedang saya praktekkan. Berhubung saya suka jalan-jalan, maka saya coba menuangkan pengalaman jalan-jalan ini dalam tulisan. Bahasanya pun saya sesuaikan dengan bahasa ala-ala jalan-jalan. Simpel dan mudah dipahami. Niat awalnya cuma mau menuliskan pengalaman selama perjalanan, mumpung masih fresh, kejadian-keadian yang mungkin tidak tergambarkan dalam foto, bisa dituangkan dalam tulisan. Mungkin suatu saat dapat dibaca kembali, klo lagi kangen ngetrip (tapi gak punya ongkos). Biasanya tulisan pengalaman perjalanan ini juga saya tautkan ke link media sosial saya. Siapa tahu ada yang butuh referensi perjalanan yang pernah saya lakukan.

Menulis ini juga berbanding lurus dengan membaca. Karena kebiasaan membaca ini akan membuat kita punya banyak referensi untuk menulis. Saya memang lebih suka baca majalah karena isinya lebih bervariasi. Sekarang lagi belajar menulis artikel-artikel traveling yang biasanya dimuat di majalah. Siapa tahu suatu saat nanti pengalaman perjalanan saya dapat dimuat di majalah (ngarep :D). Sumber bacaan sekarang juga luar biasa banyak loh, baik yang hardcopy atau softcopy. Dengan modal jempol aja kita bisa menjelajahi dunia maya, yang sarat dengan info bermanfaat.

Selanjutnya adalah konsisten. Kebiasaan menulis sebaiknya memang dilakukan secara terus menerus. Itu sebabnya saya mencoba untuk terus menulis di blog dosen Perbanas ini. Temanya pun beragam, dari yang sesuai dengan background saya, sampai dengan tulisan santai ala perjalanan saya. Tiap bulan saya targetkan ada 1 ato 2 tulisan. Yang bener-bener tulisan ya, bukan sekedar copas link dari internet, trus dimasukkin ke blog. Karena disinilah sebenarnya konsistensi kita diuji. Dan saya nulis juga buka ngarep dapat reward (tapi kalo dapat ya alhamdulillah, bisa buat nambah ongkos jalan-jalan saya hahahhaha…). Reward nomor sekian lah, karena selama ini saya melihat tidak pernah ada yang rugi dalam menulis.

Jadi, yuukkk nulis yukk.., gak usah yang susah-susah dulu, yang belum-belum sudah bikin parno. Mulai dari sekarang, mulai dari tulisan yang paling sederhana, makin tambah referensi suatu saat kualitas tulisan kita pun akan bertambah. Peer besar saya sekarang adalah nulis yang bener-bener serius, yang memang menjadi tuntutan akan profesi saya sebagai dosen. Memang butuh usaha yang besar, selain harus mengumpulkan referensi yang berkualitas, juga membutuhkan waktu untuk memahaminya. Entah kenapa ya klo baca majalah dan novel itu bisa tahan berjam-jam. Coba deh baca jurnal, baru 5 menit mata langsung berasa 5 watt hahhaha…. Tapi tetep kudu cemunguuuttt….

Kamis, 21 Desember 2013
Nulisnya sambil nyemil combro dari mba Nani.