Bahasa Matematika

 

 

screen-shot-2016-10-12-at-11-51-59

Bahasa sehari hari yang kita kenal adalah bahasa verbal. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan salah satunya adalah sifatnya yang majemuk dan emosional terkadang kabur karena bermakna ganda. Dalam bahasa verbal, jika ingin membandingkan dua obyek yang berlainan, seperti komputer dan pensil, akan terjadi kesulitan dalam menjelaskan secara detail persamaan dan perbedaannya. Selama ini juga orang beranggapan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa dari suatu negara yang sudah jamak digunakan untuk komunikasi bersama, seperti bahasa Indonesia untuk mempersatukan wilayah Indonesia atau bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dunia.

Matematika adalah bahasa yang sarat dengan simbol dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan simbol yang sama berlaku disetiap kondisi dan negara. Contoh angka 0 artinya nihil atau kosong dan berlaku baik di percakapan sehari –hari ataupun dalam perhitungan bisnis juga dalam menjelaskan kondisi yang sifatnya hitungan. Jadi Matematika adalah bahasa yang mengunakan simbol atau lambang yang merupakan rangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang akan disampaikan. Pada proses pengembangan ilmu dan pemecahan suatu persoalan dipergunakanlah matematika sebagai bahasa, karena bahasa matematika memiliki keuanggulan sebagai bahasa yang cermat dan tepat.




Pengaruh Media Sosial Terhadap Psikologis Manusia

Di zaman yang semuanya serba cepat ini, membuat kebanyakan orang menjadi gampang stres. Banyak sekali hal yang bisa dilakukan oleh orang supaya bisa menghilangkan stresnya akibat pekerjaannya. Salah satunya dengan membuka media sosial milik pribadi.

Dengan bermain sosial media Anda bisa menyalurkan bebagai aspirasi yang ingin Anda katakan kepada khalayak luas.

Bermain sosial media ternyata memiliki pengaruh terhadap psikologis manusia, baik itu pengaruh yang baik ataupun yang buruk.

Berikut adalah beberapa fakta mengenai pengaruh sosial media terhadap psikologis manusia yang dilansir dari Women’shealth.com.

  1. Bermain Sosial Media Bisa Beguna Sebagai Sarana Pengungkapan Diri yang Baik

Para ilmuwan telah menemukan bahwa berbicara tentang diri kita sendiri membuat kita merasa lebih baik. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah PNAS, melaporkan bahwa pengungkapan tentang diri akan terlibat pada saraf dan mekanisme kognitif di otak yang berhubungan dengan hasil akhirnya.

  1. Posting-an di Media Sosial Dapat Mempengaruhi Mood seseorang

Menurut sebuah studi tahun 2014, emosi bisa menular di media sosial. Anda mungkin pernah mengalami apa yang disebut “penularan emosi” secara pribadi. Posting-an yang berbau negatif atau positif biasanya juga akan mempengaruhi pembacanya. Seolah-olah orang yang membacanya ikut merasakan hal yang sama. Cobalah untuk menghindari posting negatif, dan membuat posting Anda sendiri positif. Jika Anda kebetulan terjebak dalam posting-an negatif, segeralah beralih dengan mencari unggahan yang lucu dan menyenangkan. Sebuah studi 2012 menemukan bahwa melihat foto-foto anak anjing dan melihat video kucing yang lucu dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas seseorang.

  1. Media Sosial Berpotensi Menimbulkan Sifat Iri Hati

Peneliti dari Jerman menemukan bahwa melihat keberhasilan teman melalui posting-an dapat memicu perasaan iri, menderita, dan kesepian. Mereka melakukan penelitian dengan mengamati 600 peserta yang menghabiskan waktu bermain media sosial, dan ditemukan bahwa satu dari tiga merasa tidak baik setelah itu. Sebuah 2015 studi dari University of British Columbia melaporkan hasil yang sama. Para peneliti mensurvei lebih dari 1.100 pengguna Facebook, dan menemukan bahwa dari semua memiliki reaksi berpotensi, iri hati.

  1. Media Sosial Dapat Menimbulkan Rasa Cemas

Sebuah studi baru-baru 2015, misalnya, menemukan bahwa tekanan terus-menerus tersedia di media sosial dapat menyebabkan kecemasan dan depresi pada remaja. Sebanyak 42 persen ibu mengatakan mereka mengalami stres karena bermain media sosial Pinterest, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan gambar yang terbaik. Survei lain pada tahun yang sama mengungkapkan bahwa hampir 20 persen orang dewasa Amerika percaya Facebook adalah jaringan sosial dengan efek paling negatif bagi suasana hati mereka.

  1. Bagi Sebagian Wanita Bermain Media Sosial Dapat Menghilangkan Stres

Sebagian wanita dapat menghilangkan stres dengan menggunakan media sosial. Wanita lebih suka mengunggah segala hal yang menurut mereka menarik dan menikmati gambar-gambar yang mereka sukai. Menurut hasil penelitian yang dikutip dari women’shealth.com 21 persen wanita yang menggunakan media sosial Twitter memiliki kecenderungan stres lebih rendah dari pada wanita yang tidak menggunakan media sosial.

Kelima fakta di atas menunjukan bahwa sosial media miliki pengaruh yang besar terhadap psikologis manusia. Sebagai manusia tentunya kita harus membatasi penggunan media sosial dan menggunakannya secara bijaksana demi kesehatan jiwa dan raga.

 

sumber :

https://m.tempo.co/read/news

 




ETIKA PROFESI DOSEN

Etika profesi menurut keiser dalam buku yang ditulis Suhrawardi Lubis pada tahun 1994 adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dosen, guru, dan sebagainya. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Dosen adalah tenaga pengajar/pendidik yang ikut berperan dalam mempersiapkan generasi muda yang tangguh. Dalam menjalankan profesinya, seorang dosen harus mampu memberikan keteladanan kepada anak didiknya tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Pemahaman bahwa tugas dosen adalah sekedar mentransfer ilmu yang pernah dia peroleh adalah pemahaman yang sangat parsial. Tentunya tugas dosen lebih dari sekedar transfer ilmu saja, tetapi seorang dosen hendaknya mampu menghantarkan generasi muda menuju kemandirian, kematangan berfikir dan keteguhan prinsip dalam ketaatan kepada sang pencipta.

Sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi menjelaskan tugas seorang dosen mencakup tiga aspek, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian. Apabila tiga aspek tersebut dihayati dan diamalkan oleh setiap dosen, niscaya akan tercipta iklim pendidikan Indonesia yang dinamis dan efektif.

Oleh karena itu, ada beberapa etika yang menurut penulis harus dikedepankan dalam profesi dosen, yaitu:

  1. Seorang dosen adalah “g.u.r.u” yang artinya “digugu” dan “ditiru”, sehingga harus bisa menjadi teladan dalam lisan, maupun dalam perbuatan. Oleh karenanya, dosen adalah orang yang harus baik terlebih dahulu sebelum murid-muridnya, karena orang yang tidak punya tidak akan bisa memberi.

Disadari atau tidak, seorang murid akan mengamati gerak-gerik dan perilaku gurunya ketika mengajar. Apabila kejadian tersebut terjadi secara berulang-ulang, maka bisa memberikan kesan yang sangat membekas di hati murid. Akhirnya tanpa disadari, murid akan mencontoh perilaku sang guru, bahkan tidak mustahil murid mengidolakan sang gurunya.

Ketika dosen mengajar akan terjadi transfer dari dosen ke mahasiswa. Muatan transfer ternyata tidak hanya ilmu yang menyangkut mata kuliah yang diajarkan saja, tetapi sampai transfer perilaku atau akhlak.

  1. Dosen hendaknya berwawasan luas dan mengenal psikologi pendidikan. Karena anak didiknya adalah remaja yang mulai menginjak dewasa, maka pola pendidikan yang digunakan adalah pola pendidikan orang dewasa (andragogi).

Metode pendidikan orang dewasa selalu dilibatkan anak didik dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti. Pengalaman benar atau salah  tetap bermanfaat bagi anak didik sebagai dasar untuk aktivitas belajar. Selain itu orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).

  1. Dosen seharusnya tidak menyembunyikan ilmu yang dia miliki apabila ingin diketahui oleh mahasiswa. Sehingga seorang dosen hendaknya terbuka untuk menyampaikan apa saja ilmu yang dia miliki demi kemajuan umat, bangsa dan Negara.

Apabila dosen menyembunyikan ilmu yang dia miliki, berarti menyembunyikan kebenaran dan menghambat kemajuan ilmu pengetahuan.

  1. Dosen juga melakukan pengabdian kepada masyarakat, sebagai bentuk memanfaatkan ilmu yang dimiliki. Dengan melakukan penelitian, maka dosen akan mendapatkan pengembangan ilmu yang dia miliki, sehingga semakin hari seorang dosen semakin kaya ilmu dan pengalaman. Karena tidak semua ilmu bisa difahami secara teoritis saja, tetapi terkadang harus dibuktikan di lapangan.
  1. Dosen tidak menjadikan kegiatan belajar mengajarnya sebagai bisnis yang berorientasi materi, tetapi merupakan pengabdian atas ilmu yang dia miliki. Meskipun secara otomatis dosen akan mendapatkan reward dari apa yang sudah ditunaikan sesuai job description-nya, tetapi itu bukan tujuan seorang dosen berprofesi melainkan dampak saja. Sebagaimana peribahasa, barang siapa menanam, maka akan mengetam.
  1. Dosen hendaknya memberikan kemudahan kepada anak didiknya, dan bukan malah mempersulit. Dalam semua sisi, dosen hendaknya mengupayakan kemudahan bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan diri dalam menimba ilmu pengetahuan tanpa hambatan yang datangnya dari dosen.

Termasuk implikasi dari etika ini yaitu dosen seharusnya memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa perihal ketersediaan waktu untuk bertemu. Selain itu dosen juga memberikan informasi yang jelas tentang silabi mata kuliah yang diajarkan, sehingga mahasisa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

  1. Seorang dosen harus pandai menghargai anak didiknya, sehingga tumbuh semangat belajar yang baik. Sikap merendahkan dan tidak menghargai hanya akan mematikan kreatifitas dan menumpulkan kecerdasan.

Dosen adalah profesi yang sangat mulia, karena ikut berperan mendidik generasi muda, penerus bangsa ini. Seorang dosen harus visioner, dan berjiwa pejuang. Karena pada hakekatnya tugas yang diemban seorang dosen tidak sekedar menyampaikan ilmu yang dimilikinya tetapi sebuah tugas besar yaitu “Membangun Peradaban”.

 

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika

https://indahwardani.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-etika-profesi-etika-profesi-dan-kode-etik-profesi/

http://blog.umy.ac.id/restufaizah/etika-profesi-sebagai-dosen/




Penyusunan Standar SPMI

penyusunan-standar-spmi

Sumber : TOT SPMI Kopertis Wilayah III




diskresi dan penegakkan hukum

Tulisan berikut terinspirasi dari Buku yang ditulis Prof. Dr. Marwan Effendi (2012) tentang diskresi, penemuan hukum, korporasi dan tax amnesty dalam penegakkan hukum.

Antara hukum dengan masyarakat tidak bisa dipisahkan, bahkan ada satu istilah yang disebut ubi societas ibi ius yang artinya dimana ada masyarakat disana ada hukum.

Masyarakat mengharapkan hukum dapat menjadi sarana dalam penegakkan hukum, bukan menjadi alat untuk kepentingan penguasa atau kepentingan politik namun faktor diluar hukum seringkali lebih kuat pengaruhnya sehingga aplikasi hukum didalam masyarakat menjadi tercederai.

Dalam pembangunan hukum, penegakkan hukum mempunyai fungsi strategis karena menjadi tumpuan harapan masyarakat kepada aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum, dan dalam pengertian makro penegakkan hukum tidak hanya ada saat litigasi dipengadilan tetapi ada dalam semua aspek kehidupan masyarakat

Ekspektasi masyarakat terhadap penegakkan hukum sangat besar khususnya di era reformasi saat ini dimana hukum digaungkan sebagai panglima. Berkaitan dengan ini maka perbedaan pendapat terus terjadi tentang mana yang lebih utama, antara keadilan dengan kepastian hukum? Apakah keadilan lebih penting dibandingkan kepastian hukum ataukah kepastian hukum lebih penting dibandingkan keadilan (sementara konsep keadilan memiliki dimensi yang sangat luas).

Ekspektasi masyarakat yang tinggi secara tidak langsung dapat menyebabkan munculnya berbagai diskresi dalam hukum. Diskresi ,menurut Thomas J. Aaron adalah suatu kekuasaan atau wewenang yang dilakukan berdasarkan hukum atas pertimbangan dan keyakinan serta lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan moral daripada pertimbangan hukum. Demikian juga pengertian tentang diskresi yang dikemukakan oleh Wayne La Farve yang menyebutkan diskresi sebagai pengambilan keputusan yang sangat terikat oleh hukum, dimana penilaian pribadi juga memegang peranan. Dengan demikian diskresi bisa dikatakan sebagai pelengkap dan aturan yang secara formal tertulis dalam undang Undang. Sedangkan yang berkaitan dengan diskresi adalah pengertian tentang kebijakan dan kebijaksanaan. Menurut Hikmahanto, kebijakan berbeda dengan kebijaksanaan. Meski keduanya terkait dengan pengambilan keputusan. Kebijakan merupakan basis untuk pengambilan keputusan sedangkan kebijaksaan merupakan keputusan yang bersumber dari diskresi (discretion) yang dimiliki oleh pejabat yang berwenang (Marwan effendi, 2012:7)

Diskresi dapat diambil oleh pejabat publik karena mengutamakan dicapainya tujuan sehinga legalitas hukum sedikit diabaikan, namun secara umum ada tiga syarat dari diskresi dilakukan:
1. demi kepentingan umum
2. masih dalam lingkup wewenangnya
3. tidak melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik
Ketiga syarat tersebut diatas sebenarnya lebih ditekankan sebagai upaya untuk menemukan hukum (rechtvinding) karena pejabat umum (apalagi hakim) tidak bisa mengatakan hukumnya belum ada, dan diskresi dalam bidang hukum pidana tentu berbeda dengan diskresi dalam bidang hukum administrasi Negara, apalagi diskresi dalam Hukum ekonomi.

Diskresi tidak sama dengan exeptie (kekecualian) sehingga jika dikaitkan dengan konsep yang ada didalam hukum islam maka exeptie bentuknya bisa berupa ruksoh (keringanan bukan meniadakan atau mengesampingkan) bahkan terhadap hal yang prinsip seperti shalat (ada ruksohnya). Sedangkan diskresi adalah hasil ijtihad dalam tataran fiqih (tidak dalam tataran syariah apalagi aqidah) yang tujuannya untuk kemashalahatan dan sesuai dengan “arahan” dari Nabi Muhammad SAW sebagai figur sentral dalam Islam.
Secara umum, yang perlu dicatat adalah apapun bentuk diskresi yang diambil dan dalam lingkup hukum apapun tetap harus bertujuan dalam kerangka dicapainya tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum. Wallahu a’lam bishowab




Matriks Perbandingan Praktek Perbankan Syariah di Beberapa Negara

Keterangan Indonesia Sudan Malaysia
Kapan Dimulainya

Bank Islam

Tahun 1992 ditandai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia Ditandai dengan adanya Faisal Islamic Bank of Sudan (1977) Tahun 1983 ditandai dengan lahirnya nya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB)

Sebelumnya juga dikeluarkannya Islamic Bank Act (1983)

Compliance

(Kepatuhan Ke-

pada Prinsip Sya

riah)

More than

Malaysia

Fully Islamized Menjadikan

Islamic Economics, Finance, and banking salah satusebagai alat untuk meninkatkan economic growth of Malaysia

Stability (Kestabilan Sistem dan Manfaat Bagi Perekonomian) As long as

Murabaha

More

Dominant

Than PLS,

The Benefits

For Economy

As a whole are

Less.

 

Loan to Deposit Ratio (around 40%) indicates no pressure on the whole Banking System, and a high level of liquidity to respond shocks As long as

Murabaha

More

Dominant

Than PLS,

The Benefits

For Economy

As a whole are

Less.

Financing (Pembiayaan) Pembiayaan terbesar adalah pembiayaan murabahah yaitu sebesar lebih kurang 55% Murabahah declined from 53% in 1996 to 50% in 1999 further to 30% in 2000. Musharakah increased from 30,8% in 1999 to 42% in 2000. Mudarabah increased from 4,1% in 1999 to 6% in 2000, Bai al-salam increased from 5,1% in 1999 to 15,8% in 2000 Pembiayaan terbesar perbankan Islam di Malaysia yaitu Bai Bithaman Ajil (BBA) sebesar 32% dari total pembiayaan

Ref:

 

  1. Huda, Nurul dan Zulihar. 2000, Perbandingan Lembaga Keuangan Islam Indonesia dan Malaysia, Volume 1 Nomor 2, November 2010, 138
  2. Mohsin, Magda Ismail Abdel. 2005. The Practice of Islamic Banking System in Sudan, Journal of Islamic Cooperation 26 (4) page 27-50

 




Mengapa Tauhid Yang Benar Sangat Diperlukan Bagi SDM Syariah (Sumberdaya Insani).

Hal ini disebabkan karena Islam mengajarkan ummatnya kepada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Gagah, Perkasa, Esa dan tidak lemah atau cengeng.

Konsep Tuhan yang diajarkan dalam Islam, adalah Tuhan yang tidak perlu bersekutu, karena dengan keberadaannya sendiri saja Dia sudah mampu untuk berbuat apa saja.

Allah Subhaanahu wataala dalam ajaran Islam adalah satu-satunya Penguasa (Penguasa Tunggal) dan tidak pernah berbagi kekuasaan dengan siapa pun.

Allah Subhaanahu Wataala dengan kesendiriannya tidak menunjukkan kelemahan sedikitpun.

Allah menjadikan yang selain dari dirinya adalah makhluk belaka.

Semua selain dari Allah adalah dibawah kekuasaannya.

Karena begitu berkuasanya Allah sehingga Dia tidak beranak apalagi diperanakkan. (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat  3).

Allah Subhaanahu Wataala memiliki sifat absolute, distinct, unique. (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat 4).

Oleh karena sifat-sifatNya yang sedemikian itulah Allah SWT juga menyukai hamba-hambanya yang memiliki sifat yang hanya bergantung kepadaNya saja (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat 2).

Seorang yang beriman, memiliki sifat tidak berhajat kepada makhluk, yang juga merupakan sifat Allah. Akan tetapi yang membedakan dia dengan Kholiknya adalah dia tidak mau bergantung kepada makhluk tetapi dia masih bergantung kepada KholikNya, sedangkan kholik  sekali-kali tidak bergantung kepada siapa pun.

Jadi SDM yang ada di sebalik praktek ekonomi syariah adalah SDM yang dikehendaki oleh Allah dan RosulNya, yaitu SDM yang tidak bergantung kepada sesama makhluk Allah.

Hal ini yang ditunjukkan oleh manusia-manusia pilihan Allah yaitu para Nabi dan Rosul, dan juga para shahabat Rosulullah SAW.

Bagaimana coba kita lihat pada peristiwa yang sangat kritis yaitu peristiwa yang menentukan  ada atau tidaknya eksistensi ummat Islam di kemudian hari yaitu peristiwa perang Badar.

Nabi SAW, selama semalam-malaman mencurahkan harap dan pintanya hanya kepada Allah saja, tidak kepada sesiapa pun, bahkan sama sekali tak pernah terbetik dihatinya untuk minta bantuan kepada malaikat Jibril, yang sering menjumpainya.

Jadi ekonomi syariah hanya dapat ditegakkan jika elemen-elemen manusianya (SDMnya)  adalah orang-orang yang hanya bergantung dan berharap kepada Allah saja.

Disinilah maksud atau inti pembahasan buku ini, yaitu bagaimana kemakmuran ekonomi yang pernah dicapai ummat Islam di masa-masa permulaan kekhalifahan Islam karena ditopang oleh elemen-elemen manusianya yang bertauhid kuat, sehingga mengundang campur tangan Yang Kuasa dalam segala segi kehidupan khususnya di bidang ekonomi (syariah), karena waktu itu belum ada praktek ekonomi yang dinamakan dengan ekonomi kapitalis ataupun sosialis/komunis.

 




Perbedaan Pengertian Sunnah dengan Sunnat (sebagai salah satu klasifikasi hukum)

Pengertian Sunnah

Sunnah biasanya juga disebut hadits. Menurut harfiah kata sunnah berarti adat istiadat. Menurut definisi, sunnah adalah sesuatu yang merupakan perkataan, perbuatan dan taqrir (penetapan) Rasulullah SAW. Merupakan perkataan (qauliyah) yaitu hadits-hadits Nabi SAW yang beliau sabdakan. Disebut sebagai perbuatan (sunnah fi’liyah) yaitu sesuatu yang Nabi SAW kerjakan dan yang merupakan ketetapan (taqririyah) ialah suatu perbuatan yang dikerjakan sahabat di hadapan Nabi SAW atau beliau sendiri mengetahui orang mengerjakan perbuatan tersebut namun beliau SAW berdiam diri.

Di kalangan ulama ada perbedaan pandangan mengenai hadits dan sunnah. Sunnah diartikan pada kenyataan yang berlaku pada masa Rasulullah SAW atau telah menjadi tradisi umat Islam pada waktu itu, menjadi pedoman untuk melakukan ibadah dan mu’amalah. Sedangkan hadits adalah keterangan-keterangan dari Rasulullah SAW yang sampai kepada kita.

Apabila memandang dari segi riwayat penyampaian secara lisan, sesuatu keterangan dari Rasulullah SAW menjadi hadits dengan kualitas yang bertingkat-tingkat. Ada yang kuat dan ada yang lemah. Oleh karena itu hadits belum tentu sunnah, tetapi sunnah adalah hadits.

 

 

Penulisan Hadits

 

Dalam sejarah, mulanya Rasulullah SAW melarang sahabatnya menulis hadits. Motifnya jelas, yaitu agar warisan Al Qur’an murni semurni-murninya secara tertulis. Namun setelah itu beliau secara khusus mengizinkannya. Kemudian memerintahkan secara umum.

Di zaman Rasulullan SAW Sunnah lebih banyak dihafal daripada ditulis. Tetapi penghafalan hadits tersebut terjamin keutuhannya dengan alasan (Said Hawa, 126-127):

  1. Rasulullah SAW dalam memantapkan ucapannya biasa mengulangi sampai tiga kali.
  2. Para sahabat biasa terdidik dengan kejujuran dan selalu menjaganya, serta sangat takut melakukan perbuatan dusta.
  3. Dizaman sahabat kedustaan sesuatu yang menyangkut diri Nabi mudah diketahui, sebab semua perbuatan Nabi diamati oleh orang banyak dan banyak sahabat yang selalu menyertai nabi kemanapun beliau pergi.
  4. Kekuatan hafalan yang mengagumkan orang Arab yang tidak ada bandingannya. Ini menjadikan kredibilitas sahabat dalam menghafal Sunnah tidak diragukan.

 

 

Kedudukan Sunnah

 

Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al Qur’an. Ia berkedudukan sebagai juru tafsir dan pedoman pelaksanaan yang otentik terhadap Al Qur’an.

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. 59:7)

 

Ayat tersebut menunjukkan bahwa seorang muslim selain menerima Qur’an juga harus menerima sunnah. Rasulullah SAW Rasulullah SAW bersabda:

Aku tinggalkan padamu dua urusan, sekali-kali kamu tidak akan sesat bila berpegang pada keduanya: Al Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya.”

 

Tanpa Sunnah, Al Qur’an tidak dapat difahami secara praktis. Misalnya, dalam Al Qur’an ada perintah shalat. Sunnahlah yang menjelaskan prakteknya. Begitu juga zakat, secara rinci Sunnah menjelaskan ketentuan-ketentuannya, baik persentase harta yang harus dikeluarkan ataupun pendistribusiannya. Demikian pula ajaran-ajaran lain dalam Islam. Karena itu mengikuti Kitabullah harus dengan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka. (QS. 4:80)

 

Selain itu, dari segi pengalaman praktis, Rasulullah SAW merupakan perwujudan dari Al Qur’an. “Akhlaqnya adalah Al Qur’an” (HR Muslim,  Ahmad dan Abu Daud). Beliau SAW merupakan teladan yang baik bagi seluruh manusia.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)

 

Berdasarkan uraian diatas maka tampak jelas antara Al Qur’an dan Sunnah tidak ada perbedaan dalam segi kewajiban taat kepada keduanya. Taat kepada Allah SWT harus taat kepada Rasul. Sebab, Rasulullah tidak akan menyuruh suatu perintah kecuali yang diperintahkan Allah SWT.

Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka. (QS. 4:80)

 

Konsekuensi taat kepada Allah SWT adalah taat kepada kitab-Nya, sedangkan konsekuensi taat kepada Rasulullah SAW adalah taat kepada Sunnahnya.

 

Pengertian Sunnat

 

Sebetulnya dalam bahasa Indonesia ketika menulis kata Sunnah dengan Sunnat tidak dapat dibedakan seperti antara kata hidayah dengan hidayat karena kata kata dalam bahasa Arab yang berakhir dengan huruf ta marbutho sering dalam bahasa Indonesia dibaca seperti huruf h atau huruf t seperti hidayah dengan hidayat tadi. Disini saya memberi istilah yang satu sunnah dan yang satu sunnat hanya untuk membedakan saja.

Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia bersyukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wata’ala, karena kita ditakdirkan berbahasa Indonesia yang banyak menggunakan vocabulary banyak yang berasal dari Bahasa Arab. Dan terlebih lagi dalam istilah sunnah dalam uraian di atas (sebagai pendamping yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau dijadikan suatu amalan yang bersendirian dari pada AlQuran). Sebagaimana pembahasan di atas yaitu seorang muslim mustahil dapat mengamalkan Al Quran saja tanpa panduan tambahan dari sunnah misalnya dalam pelasanaan perintah AlQuran dalam hal sholat.

 

Dalam hal sunnah yang demikian (yang penjelasnnya telah diuraikan di atas), tentu sangat berbeda dengan pengertian sunnat dalam artian sebagai salah satu klasifikasi hukum.

Bahasa Indonesia yang kita gunakan sehari-hari membedakannya dengan istilah yang agak berbeda yaitu yang pertama diberi istilah sunnah yang satu lagi diberi istilah sunnat, walaupun pada asalnya sama (dari istilah huruf Arabnya sama-sama pakai ta marbutho, seperti istilah hidayah dengan hidayat).

 

Khusus uantuk istilah sunnah (sebagai sesuatu yang harus diikuti sebagaimana halnya dengan Al Quran) dibedakan penulisannya dalam bahasa Indonesia dengan sunnat yang berarti sebagai salah satu dari klasifikasi hukum selain wajib, mubah haram dan makruh.

 

Ada pun kelima klasifikasi atau penggolongan hukum (ahkamul khomsah) atas setiap amal (perbuatan) dalam Islam adalah sbb.:

 

Klasifikasi Hukum Ciri -cirinya
Wajib Jika dikerjakan berpahala, dan jika ditinggalkan berdosa
Sunnat Jika dikerjakan berpahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa
Mubah Dikerjakan tidak berpahala, ditinggalkan tidak berdosa
Makruh Jika dikerjakan tidak berdosa, dan jika ditinggalkan berpahala
Haram Jika dikerjakan berdosa, dan jika ditinggalkan berpahala

 

Bahayanya Menyamakan Sunnah Dengan Sunnat

 

Coba bayangkan jika seseorang karena rancunya mengartikan sunnah sebagai sunnat, yang artinya sunnah itu dikerjakan berpahala dan ditinggalkan tidak berdosa, apakah ini bukan merupakah peluang buat golongan ingkar sunnah untuk berhujjah?

Kalau mereka memanfaatkan kerancuan pemahaman sunnah dengan sunnat, mereka akan bilang sunnah itu khan dikerjakan berpahala dan ditinggalkan tidak apa-apa/tidak berdosa. Kalau sudah begini upaya kita semua untuk menangkal berkembangnya paham mereka malah  jadi blunder.

Atau contoh lain jika sunnah diartikan atau disamakan dengan sunnat akan ada orang yang mengatakan sunnah itu khan ditinggalkan tidak berdosa, jadi  dalam hal sholat kita pakai Al Quran saja tidak usah dengan sunnah, kalau sudah begini bagaimana dia dapat melaksanakan sholat tanpa mengambil tuntunan sholat secara lebih jelas dan rinci yang justru didapat dari sunnah? Begitu juga dalam segala aspek kehidupan setiap ada perintah yang ada dalam Al Quran maka akan lebih rinci dan jelas jika dipandu dengan sunnah.

 

Jadi jika orang rancu dalam memahami posisi pentingnya sunnah, barangkali hal ini karena disebakan dia telah rancu dalam konsep pemikirannya karena tidak tahu atau tidak dapat membedakan apa itu sunnah dan apa itu sunnat.

 

 




Nabi Agung Muhammad SAW Dalam Pandangan Para Ilmuwan Barat

AlQuran menjadikan Tuhan bukan sebuah realitas maha perkasa yang berada “jauh di luar sana”. Al Quran menghadirkan Tuhan di dalam fikiran, hati, dan wujud setiap orang yang beriman (mukmin). (Armstrong, 2016)

  1. Seorang orientalis Kanada, Dr. Zuwaimer di dalam bukunya “Timur dan Tradisinya” mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah termasuk pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa dia adalah seorang reformis, mumpuni, fasih, pemberani dan pemikir yang agung. Tidak boleh kita menyebutnya dengan apa yang bertentangan dengan sifat-sifat ini. Al-Qur’an yang datang besama Muhammad dan sejarahnya menjadi saksi atas kebenaran klaim ini.”
  2. Seorang Orientalis Jerman Bretly Hiler di dalam bukunya “Orang-Orang Timur dan Keyakinan-keyakinan Mereka” mengatakan, “Muhammad adalah seorang kepala negara dan punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum orang-orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya dan sesuai dengan situasi kelompok-kelompok buas di mana Nabi hidup di antara mereka. Nabi ini adalah seorang penyeru kepada agama Tuhan Yang Esa. Di dalam dakwahnya, dia menggunakan cara yang lembut dan santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada kepribadiaannya ada dua sifat yang paling utama dimiliki oleh jiwa manusia. Keduanya adalah “keadilan dan kasih sayang”.
  3. Bernardesho seorang pemikir Inggris di dalam bukunya “Muhammad” mengatakan, “Dunia ini sangat membutuhkan pemikiran Muhammad. Nabi inilah yang meletakan agamanya senantiasa dalam posisi terhormat dan tinggi, agama yang paling kuat di dalam mencerna seluruh peradaban dan kekal sepanjang masa. Saya melihat banyak dari anak keturunan bangsaku yang masuk agama ini dengan bukti nyata. Agama ini akan mendapatkan kesempatan yang luas di benua ini – maksudnya adalah Eropa. Bahwa para tokoh agama pada abad pertengahan, akibat dari kebodohan dan fanatisme, telah menggambarkan agama Muhammad dengan gambaran yang gelap. Mereka menyebut agama Muhammad sebagai musuh bagi Kristen. Namun setelah saya mengkaji tentang orang ini (Muhammad), saya menemukan kekaguman yang luar biasa. Saya sampai pada kesimpulan bahwa dia bukan musuh bagi Kristen. Namun sebaliknya harus disebut penyelamat manusia. Dalam pandangan saya, sekiranya dia memegang kendali dunia pada hari ini pastilah dia bisa menyelesaiakan masalah kita yang dapat menjamin perdamaian dan kebahagiaan yang menjadi harapan manusia.
  4. Professor bahasa Aramaic, Snersten Elasogi di dalam bukunya “Sejarah Hidup Muhammad” mengatakan, “Sungguh kita tidak netral pada Muhammad kalau kota mengingkari apa yang ada pada dirinya, berupa sifat-sifat yang agung dan keistimewaan-keistimewaannya. Muhammad telah terjun di dalam perang kehidupan yang benar menghadapi kebodohan dan kesemrawutan, tetap teguh pada prinsipnya. Dia terus memerangi tindakan yang melampaui batas sampai berakhir pada kemenangan yang nyata. Sehingga syariatnya menjadi syariat yang paling sempurna, dia di atas para tokoh agung sejarah.”
  5. Seorang orientalis Amerika Sneks di dalam bukunya “Agama Arab” mengatakan, “Muhammad muncul 570 tahun setelah Isa. Tugasnya adalah untuk meningkatkan akal manusia dengan memberinya dasar-dasar utama dan akhlak yang mulia, mengembalikan kepada keyakinan Tuhan yang Esa dan kehiduan setelah kematian.”
  6. Michel Hart di dalam bukunya “Seratus Tokoh dalam Sejarah” mengatakan, “Pilihan saya Muhammad menjadi orang pertama yang terpenting dan teragung sebagai tokoh sejarah telah mengagetkan para pembaca. Namun dia (Muhammad) adalah satu-satunya tokoh dalam semua sejarah yang sukses dengan kesuksesan sangat tinggi pada tingkat Agama dan Dunia. Ada banyak rasul, nabi dan para pemimpin yang memulai dengan misi-misi agung. Namun mereka meninggal tanpa penyempurnaan misi-misi tersebut, seperti Isa di Kristen, atau yang lain telah mendahului mereka, seperti Musa di Yahudi. Namun Muhammad adalah satu-satunya (Rasul) yang menyempurnakan misi agamanya, menetapkan hukum-hukumnya dan diimani oleh bangsa-bangsa selama hidupnya. Karena dia mendirikan negara baru di sisi agama. Sedang di bidang dunia dia juga menyatukan kabilah-kabilah di dalam bangsa, menyatukan bangsa-bangsa di dalam umat, meletakan buat mereka semua asas kehidupannya, menggariskan masalah-masalah dunianya, meletakannya pada titik tolak menuju dunia. Dan juga di dalam hidupnya, dia adalah (Rasul) yang memulai risalah agama serta dunia dan menyempurnakannya.
  7. Seorang sastrawan dunia, Lev Tolstewi, yang karya sastranya dianggap sebagai sastra yang paling bernilai tercatat dalam peninggalan kemanusiaan. Dia mengatakan, “Cukuplah Muhammad sebagai kebanggaan karena dia telah membebaskan umat hina yang haus darah dari cakar-cakar setan tradisi yang tercela. Membuka di depan muka mereka jalan yang tinggi dan maju. Bahwa syariat Muhammad akan menguasai dunia karena kesesuaiannya dengan akal dan kebijaksanaan.
  8. Dr. Shaberk asal Austria mengatakan, “Sesungguhnya manusia pasti bangga memiliki afiliasi dengan tokoh seperti Muhammad. Dia itu meski dengan keumiannya (tidak bisa baca dan tulis) beberapa belas abad yang lalu mampu membuat undang-undang. Kita orang Eropa akan menjadi sangat bahagia apabila bisa sampai ke puncaknya.”
  9. Seorang Filsuf Inggris yang penah mendapatkan hadiah Nobel, Tomas Karlil di dalam bukunya “Para Pahlawan” mengatakan, “Sungguh menjadi sangat aib bagi siapapun yang berbicara pada masa ini mengeluarkan ungkapan bahwa agama Islam adalah kedustaan dan bahwa Muhammad adalah penipu. Kita harus memerangi penyebaran kata-kata yang absurd dan memalukan ini. Sesungguhnya risalah yang ditunaikan utusan (Rasul) tersebut masih menjadi pelita yang bercahaya selama 12 abad lamanya. Apakah ada di antara kalian yang mengira bahwa risalah ini yang menjadi pegangan hidup dan matinya jutaan orang yang tak terhidung jumlahnya adalah kedustaan dan penipuan.”
  10. Sedang seorang Sastrawan Jerman Gotah mengatakan, “Sesungguhnya kita warga Eropa dengan seluruh pemahaman kita, belum sampai kepada apa yang telah dicapai Muhammad. Dan tidak akan ada yang melebihi dirinya. Saya telah mengkaji dalam sejarah tentang keteladanan yang tinggi untuk umat manusia ini. Dan saya temukan itu pada Nabi Muhammad. Demikianlah seharusnya kebenaran itu menang dan tinggi, sebagaimana Muhammad telah sukses menundukan dunia dengan kalimat tauhid.”

Ref:

Armstrong, Karen. 2016, Sejarah Tuhan, Mizan,  Penerjemah Zaimul Am




Ajakan Kepada Tauhid Yang Benar adalah The Only One Solution

Berbagai masalah yang muncul di muka bumi dari waktu ke waktu, dari zamanke zaman, senatiasa yang diturunkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala lewatnabi-nabinya selalu saja solusi yang itu-itu juga yaitu ajakan kepada kalimat tauhid atau bertuhan yang benar.Secara sekilas banyak yang kurang faham kok itu lagi itu lagi tawaran solusi yang datang dari “The Super Natural” yaitu Allah SubhaanahuWata’ala atau “The real Super Power”.Mengapa mesti bertauhid lagi dan mesti bertauhid lagi?, dan itulah tawaransepanjang segala masa atau tawaran sepanjang segala abad dari pemilikjagad raya, pemilik manusia.Relevankah di jaman manusia yang sudah sangat gandrung dengan segala yangcanggih kalau ajakan bertauhid masih dijadikan solusi?, Al Quran sebagai”The Last Testament” senatiasa secara konsisten mengajarkan begitu.Coba kita renungkan, sepanjang jaman manusia senantiasa diombang-ambingkan oleh berbagai tarikan ke arah mempertuhankan Zat Yang Maha Suci ataulawannya dari itu dengan berbagai manifestasinya.Ajakan kepada Zat Yang Maha Suci satu saja wujud dan manifestasinya yaitukepada bertauhid yang benar baik tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah dantauhid asma wa sifat.Tetapi ajakan ke arah yang lain dari itu banyak sekali wujud danmanifestasinya walaupun bersumber dari musuh dari Zat Yang Maha suci yaituIblis laknatullah alaih beserta bala tentaranya yaitu Syaithon dan di backup oleh hawa nafsu.Pada jaman Adam alaihi salam, dan sepanjang segala jaman a.l. zaman Musaa.s. wa Fir’aun wa Qorun, atau zaman Nabi SAW dan disitu ada Abu Jahal,Abu Lahab, dan Abdullah bin Ubay bin Salul.Ada dua tarikan dari tarikan kepada  Allah SWT dan tarikan kepada selain Allah.Sebagai contoh jika orang sudah mempertuhankan selain Allah misalnya sajamempertuhankan pangkat dan kekuasaan maka ukuran baik buruknya seseorang bukan lagi dinilai dari ketakwaannya kepada Allah SWT atau kebenaran Tauhidnya tetapi sejauh mana dia dapat mencarikan jalan-jalan menujukekuasaan atau kepada orang-orang yang dapat menumpuk-numpuk kekuasaan dan kemudian dapat pula membagi-bagikannya kepada para pengikut atau kroni-kroninya seperti yang terjadi pada jaman kejayaan Fir’aun atau mungkin juga jaman Orde Baru yang baru lewat. Kita semua tahu pada jaman seperti itu siapa saja yang coba-coba menyuarakan  kebenaran yang datang dari hati nurani yang paling dalam bentuk bisikan-bisikan ilahi yang mengajak kepada kemurnian tauhidpasti diberangus dan dicap sebagai makar atu subversif. Atau contoh lain kepada orang-orang yang memperuhankan harta kekayaan duniawi dengan cara yang sama dengan kelompok yang mempertuhankan kekuasaan mereka akan menjadikan ukuran atau nilai baik buruknya seseorang dari sejauh mana dia dapat menumpuk-numpuk harta kekayaan dan kalau bisajuga sekaligus dapat membagi-bagikan harta kekayaan kepada siapa saja yangmau ikut mempertuhankan harta kekayaan, tidak peduli apakah harta itu diperoleh dengan jalan halal ataukah menghalalkan segala cara. Begitu juga analog lainnya kepada tuhan-tuhan lain selain Allah SWT. Jadi disini akan terlihat jelas korelasi antara mempertuhankan selain Allah SWT dengan segala bentuk kejahatan yaitu usaha meraih harta benda atau kekuasaan dengan menghalalkan segala cara sebagaimana yang kitapernah alami di jaman orde baru yang baru lewat. Memang secara sekilas orang banyak yang rancu dalam membedakan antara bertuhan yang benar kepada Allah SWT atau kepada yang selain dari itu. wallahu a’lam bishowab.