Apa Arti Kemenangan Dalam Islam?

Apa Arti kemenangan

Dalam bahasa Al Quran ada kata Fath: Kemenangan (AlQuran Surat An Nashr (Al Quran Surat 110)

ayat 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. 2. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong manusia masuk agama Allah, 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNYa, sungguh Ia Penerima Taubat(Terjemah AlQuran Per Kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)

Pertama-tama yang patut disepakati apa tujuan kemenangan Islam? Kemenangan Islam adalah bukan kemenangan orang perorang (individu) ataupun bukan pula kemenangan suatu ras atau etnis tertentu, tetapi dalam AlQuran surat 110, kemenangan Islam adalah kemenangan kemanusiaan yaitu berduyun-duyunnya ummat manusia memperoleh hidayah Allah SWT tujuan kemenangan Islam sejalan dengan tujuan perjuangan dakwah para nabi dan RosulNya Allah SWT, apa tujuan dari perjuangan para Nabi dan Rosul wabilkhusus Rosul SAW, adalah agar ummat manusia memperoleh nikmat Allah yang tertinggi atau terbesar apakah gerangan itu? yaitu memperoleh sesuatu hal yang tidak akan pernah dapat diberikan oleh siapa pun melainkan hanya Allah SWT dalam hal ini adalah maksudnya hidayah Allah SWT, kemudian timbul pertanyaan berikutnya: siapakah penentu satu-satunya kemenangan Islam? AlQuran Surat Ali Imran ayat:160: in yanshurkullah falaa ghooliba lakum wa in yakhdzulkum faman dzalladzii yanshurkum min ba’dihi wa ‘alallahi fal yatawakkalilmu’miniiin, artinya: Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Dalam ayat ini Allah secara jelas dengan gaya bahasa dialog dan retoris menyatakan bahwa Dia adalah sebagai satu satunya Yang dapat memberikan dan menetukan kemenangan bagi ummat (maksudnya ummat Islam), yaitu Allah SWT.

Konsep  Apa yang diinginkan dan diajarkan oleh Sang Penentu mengenai kemenangan Islam? Apakah kita ummat Islam saat ini, sudah layak dimenangkan atas lawan-lawan kita?

Konsep konsep kemenangan selain konsep Islam juga ada konsep konsep kemenangan di luar konsep Islam, maka pertanyaannya adalah: kita sebagai muslim mau pilih konsep yang mana?

AlQuran Surat Ali Imran berbicara tentang orang yang beruntung (Faaz) ayat 185: Faman zuhziha ‘anninnaari wa udkhilaljannata faqod faaz, artinya: Dan barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam surga sunnguh ia memperoleh kemenangan. (Terjemah AlQuran per kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)

Sering dalam benak atau pemikiran seseorang yang mengaku muslim, bahwa hakekat, motivasi serta tujuan yang sebetulnya dari kemenangan Islam, tidak sekedar,  tidak difahami  oleh orang-orang non muslim saja seperti misalnya orang orang Barat, yang menyangka bahwa kemenangan Islam itu adalah hanya sekedar peperangan dalam arti pertempuran yang satu ke pertempuran lainnya semata hanya dalam arti fisik seperti misalnya yaitu sebatas gerakan untuk mengangkat senjata atau  pedang, migrasi besar besaran  sebagian manusia ke wilayah-wilayah taklukan atau jajahan untuk dikuasai dan dijarah semua apa yang ada padanya  termasuk tawanan tawanan wanitanya untuk dijadikan hamba sahaya (malakat aimanakum), dan kemajuan fisik duniawi yang dimotivasi semata-mata oleh jiwa haus dan rakus  akan pangkat, jabatan dan kekuasaan, namun ternyata  hal ini bahkan juga tidak difahami  oleh sebagian besar orang–orang yang mengaku sebagai kaum Muslimin itu sendiri, yaitu orang-orang yang menganggap bahwa suatu ekspansi wilayah atau perluasan daerah kekuasaan saja ke dalam wilayah  kekuasaan Islam itu  adalah  merupakan kemenangan yang hakiki dalam Islam, dan hal ini dianggap sebagai suatu tindakan yang penuh jasa bagi para mujahid-mujahid Islam di sepanjang masa.

Orang-orang non Muslim atau orang-orang Barat dan orang Islam yang beranggapan  sedemikan berpersepsi yang sama dalam hal ini mengenai artim yang hakiki dari kemenangan Islam. Mereka dalam hal ini memiliki pendirian yang sama sama jauhnya dari penjelasan yang  sesumgguhnya dari Allah Subhaanahu wata’ala tentang hakekat kemenangan Islam. Dan jika manggapan mereka benar penjelasan Allah dalam AlQuran bukan termaktub sbb.: Pada ayat yang kedua dari Surat ini: Dan kamu lihat manusia berbondong –bondong masuk agama Allah, tentu berubah ayat ini menjadi: Dan kamu lihat wilayah wilayah yang ditaklukan menjadi semakin besarnya. Jika kita mau sedikit berfikir yaitu dengan menanyakan: mengapa kemenangan menurut konsepnya Allah berbeda dengan konsepnya  manusia?

Jawabnya tentunya adalah jika kita bandingkan konsep orang tua dengan anaknya yang belum dewasa saja sudah berbeda seperti misalnya : Sang Anak merasa menang bahagia jika dia dibebaskan dari tugas hari hari harus besekolah, belajar mengaji, rajin mengerjakan tugas atau PR atau tugas lainnya di sekolah, dia akan bahagia dan merasa mendapat kemenangan hakiki jika dapat mengalahkan kemauan orang tuanya untuk harus bersekolah dan dibiarkan bermain dan bermain sepuasnya, entah apa itu main anak2an, orang2an, rumah2an, sekolah2an, guru2an, orang kaya-orang kayaan, dlsb.

Mengapa Kemenangan Islam Diartikan Dengan Turunnya Hidayah Atas ummat Manusia?

Kembali ke pertanyaan mengapa Allah artikan kemenangan dalam bentuk berbondong-bondongnya manusia masuk agama Allah? Mengapa bukan dengan bertambah luasnya wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam. Atau bertambah kayanya kaum muslimin dengan bertambah  banyaknya hamba-sahaya hamba sahaya non muslim yang ditawan yang pada gilirannya, dapat diperjualbelikan di pasar budak dengan harga yang sangat  tinggi? Tetapi mengapa kemenangan menurut Allah itu seakan dibukakan pintu hidayah sehingga manusia berduyun-duyun memperoleh hidayah sehingga mereka dapat berbondong-bondong menikmati hidayah dengan memasuki agama Islam dengan penuh kesukarelaan tanpa paksaan? Pada hal kita tahu, Allah SWT berfirman:

“Tidak boleh ada paksaan dalam agama, yang benar itu telah jelas berbeda dari yang tidak benar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 256).

Jika dicoba dicari hikmahnya yaitu Allah berikan hidayah karena hidayah adalah suatu bentuk pemberian tertinggi yang dapat diberikan Allah  kepada hambanya, bukan harta benda, wilayah, pangkat, jabatan atau kedudukan, atau yang lain sebagainya. Bukankah kita sering mengulang-ulang ucapan bahwa kita patut bersyukur atas nikmat terbesar dari Allah SWT yaitu adalah nikmat iman dan Islam.

Coba bayangkan semua dapat diwariskan atau diberikan dari makhluk ke makhluk seperti kekuasaan, harta benda, wilayah dlsb. Namun iman atau hidayah hanya Allah sebagai satu-satunya Zat Yang mampu memberikan, bukan yang lain bahkan Nabi saw  sekalipun tidak akan pernah mampu untuk memilki kewenangan untuk itu (lihat kasus paman beliau Abu Tholib sampai sampai Allah sendiri yang menjelaskan mengenai perihal paman beliau sendiri). Jadi menangnya Ummat Islam menurut Allah yaitu merupakan perwujudan dari pemberian hadiah terbesar dari Allah SWT buat ummat manusia sesuai tujuan azasi atau tujuan hakiki perjuangan Nabi-nabi yaitu terselamatnya manusia secara berduyun-duyun dari ancaman nerakaNya Allah menuju SurgaNya Allah SWT. Fathul Mekkah dan kemenangan yang Allah sebutkan dalam surat An Nashr bukan sesuatu yang ujug ujug turun begitu saja tetapi hal ini merupakan suatu rangkaian panjang sejak perjuangan yang dilakukan oleh Nabi saw dari mulai beliau diutus terus selama 13 tahun perjuangan di bawah penindasan oleh kafir kafir Qureys, kemudian digenapi selama 10 tahun di Madinah Al Munawarah.

Hakikat Kemenangan Yang Diberikan Allah SWT

Kemenangan yang Allah berikan kepada Nabi kita dan Ummat Islam pada waktu itu khas tiada duanya maksudnya yaitu tidak sama dengan yang Allah beri kepada Nabi-nabi yang lain. Kemenangan yang ada di AlQuran buat Baginda Nabi saw adalah kemenangan hakiki dengan tersebarnya hidayah, bahkan hidayah juga tersebar ke lubuk lubuk hati yang telah begitu benci akan Islam seperti: Hidun, Abu Sofyan, Ikrimah bin Abi Jahal, Sofwan bin Umayah, Suheil bin Amr, dllnya.

Mungkin perlu diluruskan sedikit image Islam khususnya image tentang arti kemenangan Islam yang telah dikaburkan atau dirusak, dan hal ini tidak saja menyangkut tentang kemenangan-kemenangan Islam itu semata, tetapi juga mengenai pemikiran Islam itu sendiri. Kemenangan Islam adalah kemenangan agama Islam karena dengan terbukanya hidayah dari Allah SWT, maka terbuka pula lubuk-lubuk hati manusia untuk menerima Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan bagi seluruh ummat manusia yang terhidayah.

Allah SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling berkenalan.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Bahkan di jaman Nabi saw sendiri juga sudah beranekaragam motif dan tujuan orang-orang dalam suatu perjuangan bahkan dalam hal ini boleh jadi mereka juga ikut berjuang bersama Nabi saw juga, sehingga suatu ketika Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang:

“Orang yang berjuang untuk mencari harta rampasan, orang yang berjuang untuk mencari keharuman nama, orang yang berjuang agar dikagumi orang, manakah di antara mereka yang berjuang di jalan Allah?”

Beliau SAW menegaskan:“Siapa yang berjuang untuk menegakkan kalimat Allah yang tinggi, Ia berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Disini Al-Qur’an dan Hadis Nabi menegaskan kepada kita hakekat dan tujuan  peperangan dalam Islam dan hakekat  dan tujuan kemenangan Islam secara jelas.

Coba bandingkan dengan peperangan yang dilakukan oleh tentara salib pada waktu Perang Salib-nya yang terkenal itu, bukan saja dalam penindasan yang dilakukan orang  Spanyol terhadap orang-orang Islam di Andalusia, tetapi juga terjadi di Yerusalem ketika tentara salib menginvasi kota banyak bayi mati dibanting dengan kejam ke lantai atau ke tanah, banyak wanita diperkosa, dan pembantaian terjadi dimana-mana (sumber dari National geographic).

Islam sekali-kali tidak pernah mengajarkan bahwa peperangan dilancarkan, atau kemenangan dicapai, dengan maksud agar suatu bangsa atau rupa bentuk manusia berkuasa. AlQuran menyatakan bahwa manusia telah dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal, bukan untuk saling berbunuhan, bukan untuk saling menguasai (QS. Al-Hujurat [49] : 13). Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan segala macam peperangan dan kemenangan yang ditimbulkan atas dasar fanatisme kebangsaan, warna kulit atau bahasa, seperti yang diajarkan oleh Adolf Hitler. Saat ini bangsa yahudi yang telah pernah dijadikan proyek percontohan peperangan gaya Adolf Hitler malah mempraktekkan hal sama kepada bangsa Palestina.

Islam juga tidak mengajarkan peperangan dilakukan, atau kemenangan diraih, dengan tujuan semata untuk memperoleh ghonimah atau untuk mencari keuntungan materi. Oleh sebab itu Islam tidak mengajarkan praktek kolonialisme, Islam tidak pernah melakukan Occupation (pendudukan) tetapi Nabi saw dan para shahabatnya datang untuk melakukan liberation /pembebasan (Prof Moshe Sharon).

Islam diperjuangkan dan dimenangkan berdasarkan niat suci untuk mencari keridhoan Allah SWT.

“Siapa yang berjuang untuk ketinggian kalimat Tuhan yang tinggi, ialah yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi sangat jelas sudah hakekat kemenangan Islam  adalah sangat jauh berbeda antara kemenangan Islam itu dan kemenangan-kemenangan militer lain. Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran [3] : 19)

Ada pun yang dimaksud dengan menjadikan kalimat Allah dan menjadikannya kalimat Allah tinggi mengandungi arti menjadikan Islam itu kepunyaan Allah, yaitu agama seluruh umat manusia, tanpa mengenal batas kebangsaan, ras, etnis, kesukuan dlsb. Islam bagi Allah saja (mukhlishiina lahuddiin) secara mutlak berarti mengikhlaskan hati untuk Allah saja, bukan untuk yang lain.  Allah memerintahkan kita dalam berdakwah:

“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nahl [16] : 125)

Hampir dapat dipastikan bahwa pemimpin muslim dalam peperangan-peperangannya yang pertama, juga dalam kebanyakan peperangan yang terjadi kemudian, mempunyai tujuan hanya semata-mata untuk menegakkan kalimat Allah, dan agar Islam itu menjadi  satu-satunya sistem kehidupan seluruh umat manusia, bukan dengan melalui paksaan, tetapi dengan melalui da’wah yang mencontoh dakwahnya Nabi saw. Allah SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Tuhan adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Ciri utama sistem Islam adalah sistem yang adil yang menjamin hak-hak yang sama untuk setiap muslim. Pemimpin yang berkuasa beserta setiap anggota keluarganya, atau suatu kelompok tertentu dalam masyarakat, tidak diberi privilege apa pun, melebihi hak-hak setiap orang yang menjadi rakyat jelata. Sistem Islam memberi jaminan keadilan mutlak dalam hubungan antara golongan dan antara bangsa. Islam menjamin keadilan antara bangsa apa pun di dunia ini.

“Dan janganlah sampai kebencian suatu kaum terhadapmu menjadikan kamu bertindak tidak adil. Selalulah bertindak adil, karena hal itu lebih mendekati ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah [5] : 8)

“Kalau kamu berkata maka berkatalah dengan adil walaupun mengenai kaum kerabat sendiri” (QS. Al-An’am [6] : 152)

Kesimpulan yang dapat diambil adalah terwujudnya syariah Islam di muka bumi dan hanya kalimat Allah itu menjadi yang tertinggi.

Allah Berfirman: “Berlaku adillah kamu, sesungguhnya Allah suka kepada orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat [49] : 9)

“Mengapa kamu tidak berjuang di jalan Allah, dan untuk kepentingan orang yang tertindas, laki-laki, wanita dan anak-anak yang berkata, ‘Hai Tuhan kami! Keluarkanlah kami dari negara yang penduduknya aniaya ini. Jadikanlah bagi kami seorang pemimpin dari sisi-Mu. Jadikanlah bagi kami seorang penolong dari sisi-Mu’.” (QS. An-Nisa’ [4] : 75)

Kesimpulan

Kesimpulan dari seluruh pembahsan singkat ini, adalah bahwa peperangan dalam Islam dan kemenangan dalam Islam dapat diwujudkan sampai terwujudnya kebebasan da’wah dan kebebasan beragama, juga keadilan mutlak untuk seluruh manusia.

Jadi kemenangan Islam itu adalah kemenangan yang berlaku bagi seluruh umat manusia, yang belum pernah ada baik sebelumnya mau pun setelahnya fathul Mekkah. Kemenangan Islam bukanlah kemenangan menguasai suatu wilayah ataupun harta benda, tetapi merupakan kemenangan terhadap atas setiap hati nurani ummat manusia di suatu tempat mana pun di muka bumi.

Referensi:

  1. AlQuran, Terjemah Per Kata, Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H
  2. Sharon, Mose, Prof Moshe Sharon, youtube : Islamic Liberation https://www.youtube.com/results?search_query=prof+moshe+sharon diakses 31 Juli 2016 pukul 14.00
  3. Yerusalem, CD from National Geographic
  4. Yerusalem, CD from Discovery

 




Fiqh Islam – H. Sulaiman Rasyid

Bab XV  
H. Sulaiman Rasyid. 1988. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Dewan Pustaka Fajar: Kuala Lumpur.




Cara mudah menyimpan video dari FB

Terkadang saat Anda sedang membuka aplikasi Facebook di gawai pintar (smart phone), dan menemukan video yang menarik, Anda kemudian ingin menyimpannya sebagai dokumen pribadi. Tetapi untuk menyimpannya Anda menemukan kesulitan, karena tidak menemukan tombol simpan video di gawai.

Jangan takut, ada cara mudah untuk menyimpannya. Namun, Anda membutuhkan sebuah komputer. Baiklah.. tanpa panjang lebar, Anda dapat mencoba melakukan cara ini:

  1. Buka browser
  2. Ketikkan m.facebook.com di address bar
  3. Masukkan userid dan password
  4. Cari video yang ingin di download
  5. Jalankan (play) video yang ingin di download
  6. Klik kanan di video tersebut
  7. Pilih save as
  8. Beri nama dan pilih tempat untuk menaruh video

Voila!! Anda sudah mengunduh video




What Leadership Looks Like in Different Culture

Harvard Business Review

What Leadership Looks Like in Different Culture
By Tomas Chamorro-Premuzic and Michael Sanger
May 06, 2016

What makes a great leader? Although the core ingredients of leadership are universal (good judgment, integrity, and people skills), the full recipe for successful leadership requires culture-specific condiments. The main reason for this is that cultures differ in their implicit theories of leadership, the lay beliefs about the qualities that individuals need to display to be considered leaders. Depending on the cultural context, your typical style and behavioral tendencies may be an asset or a weakness. In other words, good leadership is largely personality in the right place.

Research has shown that leaders’ decision making, communication style, and dark-side tendencies are influenced by the geographical region in which they operate. Below we review six major leadership types that illustrate some of these findings.

Decision Making
The synchronized leader. Follow-through is key to being seen as leadership material in regions such as Northeast Asia (e.g., Mainland China, South Korea, and Japan), Indonesia, Thailand, the UAE, and much of Latin America (Mexico, Brazil, Colombia, Chile). In order to ascend the organizational ranks, such leaders must seek consensus on decisions and drive others through a keen process orientation. Business cycles can take longer as a result. But once all stakeholders are onboard, the deal needs to close fast or there is risk of jeopardizing the agreement. Synchronized leaders tend to be prudent and are more focused on potential threats than rewards.

The opportunistic leader. Leaders who self-initiate and demonstrate flexibility on how to achieve a goal tend to be more desirable in Germanic and Nordic Europe (Germany, the Netherlands, Denmark, Norway), the UK, Western countries on which the UK had substantial cultural influence (the U.S., Australia, and New Zealand), and Asian countries that based their governing and economic institutions on the British model (India, Singapore, Malaysia, Hong Kong). More or less individualistic, these leaders thrive in ambiguity. However, checking in frequently with team members is advised to ensure others keep up with changing plans. Opportunistic leaders tend to be ambitious risk takers.

Communication Style
The straight-shooting leader. In some regions employees expect their leaders toconfront issues straightforwardly. In Northeast Asia and countries like the Netherlands, excessive communication is less appealing in the leadership ranks — people just want you to get to the point. Accordingly, task-oriented leaders are preferred. Impromptu performance review meetings with direct reports occur more commonly in these locations, and leaders address undesirable behaviors from team members as soon as they are observed. Straight-shooting leaders tend to be less interpersonally sensitive.

The diplomatic leader. In certain countries communication finesse and careful messaging are important not only to getting along but also to getting ahead. In places like New Zealand, Sweden, Canada, and much of Latin America, employees prefer to work for bosses who are able to keep business conversations pleasant and friendly. Constructive confrontation needs to be handled with empathy. Leaders in these locations are expected to continuously gauge audience reactions during negotiations and meetings. These types of managers adjust their messaging to keep the discussion affable; direct communication is seen as unnecessarily harsh. Diplomatic leaders tend to be polite and agreeable.

Dark-side tendencies
The “kiss up/kick down” leader. When organizations emphasize rank, emerging leaders tend to develop unique coping skills. It is a leader’s job to implement mandates from above with lower-level employees. If overused, this strength can lead to a “kiss up/kick down” leadership style, characterized by excessive deference or sudden attention to detail when reporting up, and issuing fiery directives or refusing to compromise when commanding subordinates. Though never a good thing, this derailer is tolerated more in certain countries, such as Western Asia (Turkey, India, UAE), Serbia, Greece, Kenya, and South Korea. “Kiss up/kick down” leaders tend to be diligent and dutiful with their bosses but intense and dominating with their reports.

The passive-aggressive leader. Some leaders become cynical, mistrusting, and eventually covertly resistant, particularly under stress. These reactions usually occur when the individual is forced to pursue an objective or carry out a task without being won over or in the absence of sound rationale. Though being overtly cooperative while maintaining a level of skepticism can be beneficial in group settings, these behaviors can also hinder execution. Leaders with this style are more widely accepted in Indonesia and Malaysia, where it doesn’t seem to impede their advancement. Passive-aggressive leaders tend to be critical and resentful. Ironically, their aversion to conflict often generates a great deal of conflict.

To be sure, it is possible for any individual to adjust their leadership style to fit the relevant context. However, it requires a great deal of effort to go against one’s natural tendencies and predispositions, and habits are hard to break. It is also important to take into account the culture of the organization, which requires a much more granular level of analysis to identify the qualities that promote and inhibit success. When senior leaders succeed, they often redefine culture in a way that is a direct reflection of their own personality. Thus culture is mostly the sum of the values and beliefs of influential past leaders.

 

Tomas Chamorro-Premuzic is the CEO of Hogan Assessment Systems, a Professor of Business Psychology at University College London, and a faculty member at Columbia University.

Michael Sanger is an Industrial/Organizational Psychologist and Senior Strategist in the Global Alliance division of Hogan Assessment Systems.

https://hbr.org/2016/05/what-leadership-looks-like-in-different-cultures?referral=03566&cm_mmc=email-_-so-_-summerreading-_ summerreading_20160630_so&utm_source=sales_promo&utm_medium=email&utm_campaign=summerreadingFUP_25percent_20160630#




Melamar Gaya Baru

Ini contoh lamarannya

Melamar via artikelhttp://link.springer.com/article/10.1007/s00227-016-2905-z

Ini contoh undangan pernikahannya https://dosen.perbanas.id/undangan-pernikahan/




Met Idul Fitri 1437 H / 2016 M

Tiolina Dan Keluarga mengucapkan :

https://2.bp.blogspot.com/-Brnv80ip81I/VogUXi0KxnI/AAAAAAAAAKs/rotv4sCjbtQ/s1600/lebaran-eilfauzi.jpg

 




Tax Amnesty Bagaikan Hujan Di Musim Kemarau

Palu DPR telah diketuk sebab mayoritas anggota dewan sepakat dengan RUU Tax Amnesty. Hal ini berarti sudah tersedia payung hukum bagi pemilik aset yang selama ini menyimpan kekayaannya di luar negeri dan atau yang melakukan usaha di luar negeri untuk kembali berusaha di dalam negeri.

Pengesahan UU Tax Amnesty disambut secara gembira oleh pemerintah, sebab hal tersebut meningkatkan optimisme yang amat tinggi dari pemerintah, sampai-sampai Bapak Presiden Jokowi pada selasa malam tanggal 28 Juni 2016, segera memerintahkan Menteri terkait untuk mempersiapkan berbagai instrumen investasi yang nantinya akan menampung capital inflow yang diekpektasi jumlahnya sangat signifikan. Berdasarkan hasil survey Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), terdapat sekitar Rp 2.000 triliun aset pengusaha yang terparkir di luar negeri. Apabila diperkirakan 20% saja uang masuk, berarti akan terdapat capital inflow sebesar Rp 400 triliun. Capital inflow tersebut pertama-tama ditujukan untuk membiayai proyek infrastruktur demikian tutur Bapak Presiden Jokowi.

Seiring dengan itu IHSG juga merangkak naik merespon ekspektasi capital inflow tersebut, sebab apabila jumlah uang yang masuk bertambah banyak maka secara otomatis tingkat suku bunga akan menurun. Bersamaan dengan pengesahan UU Tax Amnesty, DPR juga mengesahkan APBN-P menjadi Rp 2.028 triliun. Kenyataan pula bahwa penerimaan negara yang hingga kini baru mencapai sekitar Rp 419,2 triliun menjadikan ekspektasi penerimaan sebagai akibat adanya Tax Amnesty menjadi sangat bermakna. Sebab akan tersedia sekitar 819,2 triliun dana segar yang diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian. Sehingga capital inflow sebagai akibat pengesahan UU Tax Amnesty dapat diibaratkan sebagai Hujan Ditengah Musim Kemarau. (Salam PPAk)




Pasca Inggris keluar dari Uni Eropa (Domino Effect of Brexit)

Pasca hasil pemungutan suara yang memenangkan keinginan sebagian besar rakyat Inggris, melalui mass media baik cetak maupun elektronik kita ketahui hasilnya bahwa akhirnya Inggris keluar dari Uni Eropa. Uni Eropa (UE) yang terbentuk pada tahun 1992 dirasakan oleh sebagian masyarakat Inggris menjadi beban bagi negaranya. Sebuah kenyataan bahwa terdapat selisih hampir 1,4 juta yang menginginkan Inggris keluar dari UE karena menganggap bahwa UE tidak membawa sesuatu yang bermanfaat secara signifikan. Data yang paling menakjubkan adalah bahwa ternyata mayoritas pemilih Brexit berusia diatas 35 tahun.

Seperti kita ketahui sebagai akibat keluarnya Inggris tersebut, pasar modal global mengalami turbulensi. Beberapa komoditi seperti harganya anjlok minyak dan tembaga hampir 4%, kecuali logam mulia yang harganya meningkat. Peningkatan juga terjadi pada mata uang US $  serta Yen Jepang yang meningkat secara signifikan sedangkan Poundsterling anjok secara signifikan sekitar 30%. Belum pernah kondisi ini terjadi selama beberapa dekade belakangan ini. Rupiah pun terdepresiasi terhadap US $. IHSG mengalami terkoreksi sekitar 2%

Tenaga kerja asing yang selama ini bekerja di Inggris mulai merasa cemas, sebab banyak tenaga kerja dari UE yang memenuhi lapangan kerja di Inggris. Tak terkecuali pencinta sepakbola liga Inggris, bahwa nantinya liga Inggris tidak dengan mudah dimasuki oleh pemain asing lagi. Mereka akan mengutamakan pemain binaan klub.

Bagi Indonesia, suka tidak suka akan ada reaksi pasar. Pertanyaan yang paling perlu untuk dicermati adalah, bagaimana dengan kebe rlangsungan  proyek/janji proyek yang sudah ada atau yang akan ada antara pemerintah RI dengan Inggris. (Salam PPAk)

 




Dampak referendum (Brexit)) di Inggris terhadap posisi mata uang euro

Saat ini sedang berlangsung perhitungan suara di Inggris. Hasil perhitungan sementara menunjukkan kemenangan bagi rakyat Inggris yang mengkehendaki keluar dari uni Eropa. Posisinya lebih dari 11 juta pemilih yang menginginkan keluar (Brexit), sedang kan yang ingin mempertahankan tetap bergabung sekitar 10 juta pemilih.

Apabila keputusan pemerintah Inggris memilih keluar dari Eropa, banyak kemungkinan yang terjadi seperti posisi dollar euro  terhadap mata uang lainnya besar kemungkinan akan juga dipengaruhi.

Mungkin saat ini amat tepat bagi pakar-pakar ekonomi dan keuangan Perbanas Institute untuk berkiprah memberikan analisis atas peristiwa tersebut.(Salam PPAk)

 




Kiat-kiat Googling

1. Gunakan tanda minus untuk menghilangkan kata tertentu
2. Tulis “site:” untuk mengarah pada situs tertentu
3. Gunakan * untuk kata yang kita lupa
4. Tulis + untuk mencari kata/frasa yang memiliki lebih dari 1 makna
5. Gunakan “related:” untuk mencari situs yang mirip-mirip
6. Tulis “…” untuk kisaran harga
7. Gunakan tanda kutip “…” untuk frasa, bukan kata-kata yang terpisah
8. Tulis “filetype” untuk menemukan jenis file tertentu
https://www.facebook.com/lifehackorg/videos/1296939480334958/