Pengertian Jurnal Ilmiah Nasional

Jurnal ilmiah nasional adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
b. Memiliki ISSN.
c. Memiliki terbitan versi online.
d. Bertujuan menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.
e. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan.
f. Diterbitkan oleh Penerbit/ Badan Ilmiah/ Organisasi Profesi/ Organisasi Keilmuan/ Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya.
g. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia.
h. Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda.
i. Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda.

Sumber: Petunjuk_Operasional_PAK-_update-Juni-2015




JANGKAU, SINERGI, GUIDELINE = PROGRAM “JARING”

Kemarin tanggal 3 Novemper 2015, kami menghadiri undangan OJK di Hotel Borodubudur jam 09.00-16.30 WIB dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh OJK bekerjasama dengan Kemterian Kelautan dan Perikanan, yang dihadiri oleh Ketua-Ketua Perhimpunan Industri hasil laut, mulai dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI), Ketua Asosiasi Pelelangan Ikan, Ketua Koperasi Pasar Pelelangan Ikan dan banyak lagi yang terkait dengan kegiatan yang berhubungnan dengan hasil laut Indonesia ini. Selain itu juga di hadiri oleh kalangan Praktisi Perbankan yaitu 14 Bank yang tergabung dalam penyaluran KUR untuk UMKM sektor Kelautan dan Perikanan, dari lembaga Penjaminan seperti Askrindro/ Jamkrindo, Jamkrida, Asuransi dan juga oleh kalangan akademisi dari berbagai Peruguran Tinggi di Indonesia. Yang menjadi topik pembahasan adalah “Pembahasan Sekema dan Solusi Bisnis Pembiayaan Sektor Kelautan dan Perikanan”.

Tentu saja pada peserta sangat antusia dengan adanya FGD ini, terutama kalangan industri kelautan yang selama ini terabaikan atau tidak diperhitungkan dalam hal pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh kalangan perbankan karena berbagai sebab, diantara banyakl nelayan yang tidak bankable, risiko tinggi, lebih mudah proses pinjam ke rentenir daripada ke bank walalaupu harus membayar dengan bunga yang sangat tinggi. Dari Pembahasan memang tampak terjadinya mis informasi/ mis komunikasi, dari sisi pelaku industri kelautan bahwa potensi hasil laut Indonesia tahun 2015 mencatat Nilai Ekspor USD.5,86 milyar yang merupakan sebagian hasil produksi perikanan sebesar 24,14 juta ton. Sementara realisasi kredit perikanan per Desember 2014 baru mencapai 2% lebij sedikit dibandingkan dengan total kredit yang ada. Sementara NPL pada periode yang sama hanya sebesar 2,54% masih berada dibawah rata-rata NPL nasional  yang berkisar 2,7% (statistik perbankan OJK 2014). Ini berarti membuktikan bahwa sektor perikanan nukanlah sektor yang berisiko tinggi seperti yang selama ini dipersepsikan. Terdapat 5 komoditas  ekspor yaitu : Udang 46%, Tongkol 15%, Kepiting 9%, Rumput Laut 6%, Mutiara1% dan Ikan lainnya 23%. Jadi porsi ekspor untuk Udang dan TTC (Tuna, Caklang dan Tongkol) mencapai 61%. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Direktur Pengembangan Investasi Kementerian Kelautan menunjukkan bahwa Nilai Industri Perikanan Tangkap sebesar Rp. 70 triliun (26,9%), Nilai ekonomi Indsutri Perikanan Budidaya sebesar Rp. 75 triliun dan Nilai Ekonomi Industri  Pengolahan dan Distribusi Rp.115 triliun, ini berarti banyak potensi pembiayaan hasil laut yang belum terinformasi dengan baik kepada sektor industri perbankan/ pembiayaan.

Terkait dengan peran OJK sebagai penggagas acara tersebut sehingga melibatkan pihak perbankan, asuransi dan lembaga penjaminan serta akademisi, bahkan PLN pun turut diundang adalah dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh industri sektor kelautan, sehingga kedepannya industri kelautan kita dapat lebih berkembang, maju dan meningkatkan hasil ekspor nasional dengan dukungan pembaiayaan dari bank, lembaga pembiayaan, asuransi, lembaga penjaminan dan OJK sendiri selaku otoritas moneter di negeri ini.

Sumber : Bahan FGD dan Buku “JARING” yang diterbitkan oleh OJK




Loan To Deposit Ratio terhadap Profitablitas

Loan to Deposit Ratio atau LDR (Riyadi, 2015:199) merupakan perbandingan total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank. Rasio ini akan menunjukan tingkat kemampuan Bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari masyarakat (berupa: Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka dan Kewajiban Segera Lainnya) dalam bentuk Kredit. Jika dikembangkan lebih lanjut maka dibandingkannya tidak hanya terhadap Kredit tetapi ditambah dengan Surat Berharga Yang Diterbitkan (Obligasi) dan Modal Inti (Riyadi, 2015 :200).  Untuk Bank syariah dikenal dengan Funding to Deposit Ratio (FDR) yaitu perbandingan antara Jumlah Pembiayaan dibandingkan dengan total DPK yang dapat dhimpun bank syariah. Yang berlaku saat ini adalah Loan to Funding Ratio (LFR) sama dengan LDR hanya pembandingnya ditambah dengan Surat berharga yang diterbitkan (Riyadi, 2015:201), Rasio LFR yang diperkenankan Bank Indonesia saat ini adalah >78% – 92%. Dan jika memenuhi persyaratan yaitu memenuhi rasio kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), NPL kredit gros dibawah 5% dan rasio NPL UMKM juga dibawah 5% maka LFR batas atas menjadi 94%.  Artinya jika bank memiliki rasio LFR berkisar diangka tersebut ini dianggap bank-nya sehat dalam mengelola dananya.

Sebetulnya bila dikaji lebih jauh ketentuan besarnya rasio LDR atau LFR untuk batas atas bisa melebih angka 94%, sepanjang menggunakan sumber dana yang tidak berasal dari pinjaman antar bank (Pasar Uang Antar Bank/ PUAB), sehingga optimalisasi dana yang dimiliki bank dapat dilakukan, hal ini dapat menguntungkan pelaku bisnis disamping bank itu sendiri. Bagi pelaku binsis mempunyai peluang untuk mendapatkan kredit yang lebih besar dari perbankan, sedang bagi bank memberi kesempatan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

Bagaimana pengaruh LDR/ LFR terhadap profitabilitas bank ? Tingkat profitabilitas bank bisa dikur dengan menggunakan return on assets (ROA) atau atau return on equity (ROE). Jika LDR naik atau tinggi maka pendapatan bank dipastikan akan naik, dalam arti memiliki pengaruh yang positif, tentunya sepanjang pemberian kreditnya telah dilakukan secara prudential dan compliance terhadap ketentuan yang ada sehingga tidak menimbulkan kredit bermasalah. Mengapa demikian ? Karena semakin banyak kredit yang diberikan akan semakin tinggi juga pendapatan bunga bank, karena kredit bagi perbankan Indonesia masih menjadi satusatunya sumber pendapatan yang sangat menentukan besar kecilnya laba yang siperoleh, berbeda dengan bank di negara-negara maju seperti Singapore, Amerika dan Jepang. Lalu bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan bank ? Akan berpengaruh positif , karena pada akhirnya jumlah permodalan bank akan naik (nominal) dengan demikian Capital Adequacy Ratio juga akan mengalami kenaikan, ini berarti memberi peluang kepada bank utnuk melakukan ekspansi kredit baru lagi, demikian seterusnya.

Rererensi :

Riyadi, Selamet, 2015. Banking Assets And Liability Management, Lemabag Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia




Pengumuman Pemenang Creative Writing

Pemenang kompetisi penulisan blog dengan tema “Curhat” mahasiswa baru kolompok NIM 1511000171-210 adalah:
Ferry Fernanda

&

Dwiana Sheilawati

Pemenang dapat mengambil hadiah di ruang dosen unit 5 – lantai 3, hari Senin-Jumat, pada jam kerja.

cp: 0818 262 200

 




Creative Writing Mahasiswa Baru Perbanas Institute 2015

#gallery-1 { margin: auto; } #gallery-1 .gallery-item { float: left; margin-top: 10px; text-align: center; width: 100%; } #gallery-1 img { border: 2px solid #cfcfcf; } #gallery-1 .gallery-caption { margin-left: 0; } /* see gallery_shortcode() in wp-includes/media.php */

Dalam rangka menyambut mahasiswa baru Perbanas Institute 2015, mahasiswa diberikan pembekalan berupa kelas “Creative Writing”. Untuk tahun ini, mahasiswa dengan NIM 1511000171-210 diwajibkan untuk membuat blog pribadi dan sebagai materi pertemuan kedua, mahasiswa diminta untuk membuat blog dengan tema “Curhat” dalam waktu 2 jam.

Blog yang sudah dipublikasi akan dikompilasi dalam blog dosen.perbanas.id dan dipilih satu blog terbaik yang sesuai dengan kriteria penulisan.

Pemenang akan diumumkan pada blog dosen.perbanas.id pada hari Jumat, 25 September 2015. Hadiah dapat diambil di ruang dosen Akuntansi unit 5-lt3.

 

cp: 0818 262 200




What Skills Are You Good at?

I am always amazed when I hear people, most of them are my students, sing new songs well and fluently, have no problems with their pronunciation, especially, when I asked them about it, they told me that they could remember the songs or the lyrics just by listening the songs or music often without reading the lyrics text. I, myself, cannot do that kind of thing as well as they do it. Here I believe, every person has different talents and abilities. Some people are given the listening skill well, as easy as like my students they can remember the things they listen easily, some others are given different things, they do better for other skills, perhaps they can write more easily than others, or maybe they are good at speaking, they can speak English perfectly, for example, like a British, etc.

So folks, what I am trying to tell, finally in my class I like reminding my students not to feel worry if they feel difficult in doing a skill, they must be better at doing some other skills, and about the skill they are not good at, actually they can practise it, for example for me, because I do not have good enough skill at listening to remember a song, so I need to prepare more, if I want to remember a song, I need to prepare the lyrics to be read, after that I play the music, sing it, and do it repeatedly, later when I listen to the song without the lyrics I can sing the song well too as other people do 🙂

Keep our spirit high!!

Cheers, ^_^




“Masa Orientasi” in A Parallel world

Semoga tahun ini masa orientasi di sekolah dan perguruan tinggi se-Indonesia bebas dr plonco, bully, aktifitas, mos-kit yg tdk bermanfaat lainnya. 

Semoga kegiatan yg dilaksanakan penuh dg agenda yg mendidik, menyokong, memotifasi, menginspirasi, memperkuat dan membentuk kepribadian, bakat serta kreatifitas siswa. Yang bagaimana? Yg memiliki integritas, akuntabilitas, nasionalism, persistence, adaptive, acceptance tingkat tinggi dan berakhlak mulia.

Sederhana kok. Kalau ortu, lingkungan, institusi dan rule maker bisa gotong royong, kerjasama mengawasi dan mewujudkannya.

Kita kampanyekan, sosialisasikan dan biasakan dr skr. Biar kelak, kalau bkn kita, semoga anak atau cucu kita bisa menikmatinya. Amin.

Posted from WordPress for Mobile Application




Sosialisasi kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi krisis Indonesia tahun 2015 tanggal 7 Juli 2015

Pemilihan industri properti dan kendaraan bermotor merupakan alasan yang cukup tepat karena memiliki multiplier effect dan backward linkage yang besar. Oleh karenanya kebijakan untuk memperlambat pertumbuhan kredit kendaraan dan properti pada tahun 2012 mulai berdampak pada tahun 2013. Seiring dengan adanya pengaruh ekonomi dunia tahun 2014, maka perekonomian Indonesia terkena dampak ganda pada tahun 2015. Rincian dampak tersebut terjadi pada produk yang ditujukan kepada kelas atas. Dilihat dari sisi perbankan, maka terlihat adanya tanda-tanda perlambatan mampu bayar untuk masyarakat kelas bawah yang lebih besar dibandingkan kelas atas. Agar properti mampu mempertahankan kondisi keuangannya, maka harga properti kelas atas dinaikkan kerana masyarakat kelas atas tidak sensitif terhadap harga. Di sisi lain, karena tidak adanya peningkatan harga yang signifikan terhadap properti kelas bawah, penjualan properti kelas bawah tetap mengalami peningkatan. Penjualan kendaraan bermotor setelah adanya kebijakan juga melambat. Terjadi selesih yang semakin membesar antara produksi dan penjualan untuk kendaraan roda empat dibandingkan dengan roda dua. Walaupun tren penjualan kedua jenis kendaraan tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pelemahan mampu bayar bagi pemilik kendaraan bermotor terrinci pada kendaraan umum.

Berdasarkan berbagai data tersebut di atas, BI mengeluarkan kebijakan yang intinya memberikan insentif agar perekonomian berjalan kembali seperti sediakala dengan kecenderungan meningkat tetapi tidak melupakan prinsip kehati-hatian (prudensial). Kebijakan properti dan kendaraan didorong berjalan normal tetapi ditambahkan dan berbagai ketentuan seperti tidak diperbolehkannya sistem inden kecuali sudah terdapat perjanjian bank dan pengembang. Agunan dilakukan dengan melibatkan pihak penilai.Loan to Value dan Financing to Value dijalankan dengan prinsip kehati-hatian. Uang muka  untuk kendaraan bermotor disesuaikan kembali dengan syarat yang lebih berhati-hati. Jika bank sedangn bermasalah dengan mampu bayar, maka prinsip kehati-hatian lebih ditingkatkan. Mampu bayar konsumen juga harus diteliti lebih mendalam seperti debitur suami istri harus diberlakukan sama kecuali terdapat pemisahan harta. Alih kredit harus diberlakukan sebagai suatu pembiayaan baru.

Teknis pengawasan dilakukan bersama-sama oleh BI sebagai penanggung jawab ekonom makro bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga pengawas lainnya. Jika bank melanggar ketentuan BI, maka akan dikenakan sanki administratif. Denda diberlakukan sesuai dengan berat tidaknya pelanggaran.




Tak Penting Lagikah Sebuah Ucapan Terima Kasih?

Sejak dulu saya perhatikan, ada saja orang yang tidak senang atau mungkin terlalu angkuh untuk mengucap kata terima kasih, bahkan saya menemukannya di antara segelintir rekan kerja yang bergelut di dunia pendidikan, sementara padahal sekelompok lain di masyarakat malah sedang mencoba menjadi lebih baik dalam menyampaikan ucapan terima kasih dengan menambah bentuk kata terima kasih yang dalam bahasa Arabnya adalah syukron, dengan ucapan terima kasih yang diiringi doa yang berbunyi Jazakumullah Khairan Katsiran ( semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak).

Saya kembali teringat cerita seorang ibu guru saat masih di bangku SMP dulu. Saya masih ingat betul, nama ibu guru saya itu bu Nunung, dia mengajar mata pelajaran Ekonomi, ehtah apa pemicunya, hari itu bu Nunung bercerita bahwa kami, siswa didiknya tidak boleh lupa untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang telah membantu kita atau memberikan/berbuat kebaikan untuk kita. Beliau mencontohkan misalnya saat dia naik becak, selesai dia membayar, tak lupa dia mengucapkan terima kasih, karena abang becak telah berhasil mengantarkannya dengan selamat sampai di tujuan. Akhirnya sejak saat itu setiap kali saya naik angkot, sehabis saya membayar ongkos tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sang pengemudi. Sebuah motivasi yang menarik dan memang penting datang sekitar dua puluh tahun yang lalu, namun hingga sekarang masih lekat di ingatan dan menjadi motivasi saya juga untuk melakukan hal serupa.
Selain itu, coba kita perhatikan dalam sebuah dialog pelajaran bahasa Inggris, dialog yang berisi percakapan dua orang yang mungkin sudah lama tidak bertemu biasanya dialog dibuka dengan pertanyaan apa kabar, lalu dijawab dulu oleh yang ditanya dengan jawaban terima kasih, sebelum dia bertanya balik tentang kondisi si penanya, mungkin gambaran dialog itu bisa seperti ini:
Adelina: Hi Nurul. How are you?
Nurul: alhamdulillaah, I’m fine, Teteh, thank you. How about you?
Adelina: alhamdulillaah… Teteh is also fine. Thanks Nurul.

Dari dialog itu saja kita bisa melihat dan belajar bahwa ketika seseorang bertanya tentang keadaan kita, lazimnya kita mengucap terima kasih karena orang tersebut sudah cukup peduli akan kita dengan bertanya apa kabar ke kita, nah ini masa orang sudah membantu kita apapun bentuknya, kita tidak sanggup mengucapkan terima kasih sedikit saja? Coba perhatikan diri kita masing-masing nanti, saat kita berdialog atau berinteraki baik lisan maupun tulisan, panjang dan juga pendek dialognya, dengan orang lain,siapa saja, baik orang yang kita kenal maupun tidak, apakah kita termasuk yang sulit atau mungkin jarang ingat untuk mengucapkan terima kasih, jika ya, rasanya sudah saatnya mencoba mengubah kebiasaan itu, karena mengucapkan terima kasih serta mendoakan orang yang telah berbuat kebaikan untuk kita adalah bagian dari bentuk komunikasi yang baik, bahkan perbuatan itu adalah sunnah Rasulullah SAW. yang sangat baik jika dilakukan, dan sangat sayang apabila ditinggalkan, berikut haditsnya, “Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan “jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi). Hadits saya kutipkan dari http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html
Kuningan, Jakarta, 10 Juli 2015
Adelina




A Video Related to Quran Surah Al Baqarah Verse 125

Reading the Holy Quran and the translation makes us more understand and believe more in the Almighty Allah Swt. Once I read this verse taken from Surah Al Baqarah verse 125,

“And when We made the House (at Mecca) a resort for mankind and sanctuary, (saying): Take as your place of worship the place where Abraham stood (to pray). And We imposed a duty upon Abraham and Ishmael, (saying): Purify My house for those who go around and those who meditate therein and those who bow down and prostrate themselves (in worship).

Dan [ingatlah], ketika Kami menjadikan rumah itu [Baitullah] tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim [1] tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Isma’il: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.

made me remember an amazing video I once watched showing audience how Allah’s house, Masjidil Haram routinely cleaned, and I am mesmerized always everytime I watch it. This experience that I would like to share you, here is the link to the video. Enjoy!!

https://www.youtube.com/watch?v=SIBFwBrQGjk

1. Maqam Ibrahim is a large stone block on which Prophet Ibrahim (May Peace Be Up on Him) stood while he was constructing the Holy Kaaba — the definition taken from http://www.islamquest.net/en/archive/question/fa6693