Enam Sifat Sahabat Sebagai Sifat Penting dari Sumberdaya Insani.

Islam sebagai suatu Sistem Kehidupan akan dapat berjalan sempurna jika semua unsur dalam sistem kehidupan Islam berfungsi dan berjalan sesuai dengan aturan atau ajaran Islam. Dan salah satu subsistem dalam sistem Islam tersebut adalah sumber daya insani Muslim yang lebih dikenal dengan istilah sumberdaya insani.

Islam mengajarkan kepada ummatnya, pertama sekali dan yang terpenting adalah sikap dan sifat bertauhid yang benar. Mengapa demikian?

Hal ini disebabkan karena Islam mengajarkan ummatnya kepada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Gagah, Perkasa, Esa dan tidak lemah atau cengeng.

Konsep Tuhan yang diajarkan dalam Islam, adalah Tuhan yang tidak perlu bersekutu, karena dengan keberadaannya sendiri saja Dia sudah mampu untuk berbuat apa saja. Allah Subhaanahu wataala dalam ajaran Islam adalah satu-satunya Penguasa (Penguasa Tunggal) dan tidak pernah berbagi kekuasaan dengan siapa pun.

Allah Subhaanahu Wataala dengan kesendiriannya tidak menunjukkan kelemahan sedikitpun. Allah menjadikan yang selain dari dirinya adalah makhluk belaka.

Semua selain dari Allah adalah di bawah kekuasaannya. Karena begitu berkuasanya Allah sehingga Dia tidak beranak apalagi diperanakkan. (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat  3).

Allah Subhaanahu Wataala memiliki sifat absolute, distinct, unique. (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat 4). Oleh karena sifat-sifatNya yang sedemikian itulah Allah SWT juga menyukai hamba-hambanya yang memiliki sifat yang hanya bergantung kepadaNya saja (Al Qur’an Surat Al Ikhlas ayat 2).Seorang yang beriman, memiliki sifat tidak berhajat kepada makhluk, yang juga merupakan sifat Allah. Akan tetapi yang membedakan dia dengan Kholiknya adalah dia tidak mau bergantung kepada makhluk tetapi dia masih bergantung kepada KholikNya, sedangkan kholik  sekali-kali tidak bergantung kepada siapa pun.

Untuk mobilisasi dakwah di kalangan seluruh ummat Islam yang  ada di dunia maka dibutuhkan Sumber daya insani ( SDM Muslim) yang memiliki karakteristik unggulan adalah SDM Muslim yang dikehendaki oleh Allah dan RosulNya, yaitu SDM Muslim yang tidak bergantung kepada sesama makhluk Allah.

Hal ini yang ditunjukkan oleh manusia-manusia pilihan Allah yaitu para Nabi dan Rosul, dan juga para shahabat Rosulullah SAW.

KARAKTERISTIK  SDM YANG DIMAKSUD ADALAH  SBB:

Mentahqikkan kalimat Thoyyibah Laailaaha illallah Muhammadur rosuulullah Dalam Al Qur ‘an banyak dijumpai ayat-ayat atau dalil-dalil tentang keberkahan. Keberkahan yang akan diberikan Allah bukan terletak dari banyaknya kekayaan alam ataupun skill (keahlian ) dari SDMnya , akan tetapi terletak pada kualitas iman dan ketaqwaan SDMnya itu sendiri. Jadi kalau mau dikatakan sebagai suatu keahlian sekali pun yaitu keahlian untuk menarik atau mendatangkan bantuan Allah. Sebagaimana Firman Allah : Lau anna ahlal quroo aamanu wa taqau lafatahnaa alaihim barokaatimminassamaa’I wal ardhi. Artinya : Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa niscaya kami bukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Dan satu lagi ayat Al Qur’an mengatakan :

Wa mayattaaqillaha jaj’al lahu makhrojaa. Artinya: Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan jadikan baginya jalan keluar (dari kesulitan apa pun). (Al Quran Surat Ath Tholaq ayat 2)

Meyakini sepenuhnya bahwa dibalik sunnah Nabi ada kejayaan,  hal ini terbukti pada waktu terjadi peperangan Uhud. Ketika itu para sahabat dan bahkan Nabi ada bersama mereka tetapi hanya karena tidak mematuhi arahan Nabi, pasukan muslimin nyaris menderita kekalahan yang cukup fatal. Nabi juga memberikan arahan kepada ummatnya untuk membaca surat Al Waqiah sebagai penangkal kemiskinan.Begitu juga membaca surat Yasin di awal hari, ada fadilat yang dikemukakan Nabi yaitu bahwa Allah akan memenuhi keperluannya di hari itu.

Sholat khusyu dan tawadhu. Masyarakat Islam bentukan atau binaan Rosulullah SAW,  hanya mengharap dan memohon dan berhajat pada bantuan Allah saja lewat sholat  yang dilaksanakan secara teratur, istiqomah dan ditambah lagi sholat hajat sewaktu-waktu diperlukan jika mereka sedang memerlukan pertolongan Allah. Was ta’inuu bishobri washsholah…..,artinya: Dan mohonlah bantuan (Allah) dengan sabar dan sholat…..(Al Baqoroh ayat 45)

Gemar menuntut ilmu dan senantiasa mengingat Allah setiap masa dan keadaan. Setiap muslim yang menjadi elemen kritis di sebalik praktek dakwah dan pembentukan pribadi muslim/muslimah yang kaaffah (al Quran Al Baqoroh ayat 208), harus memperdalam  ilmu pengetahuan yang dapat membuatnya  mampu untuk membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Islam mengajarkan hablum minallah yang yang tanpa  batas dalam hal mengingat Allah. Maksudnya  adalah jika sholat berarti sebatas waktu sholat saja, tetapi dzikrullah ada perintah dari Allah untuk waktu yang tidak terbatas kecuali maut.

Mendahulukan keperluan saudaranya di atas keperluan pribadinya. Sekurang-kurangnya seseorang muslim harus dapat menunaikan hak-hak saudaranya. Sebelum itu berarti dia mesti mengetahui batasan-batasan apa-apa yang menjadi haknya, batasan-batasan apa yang menjadi hak orang lain. Satu hadits Nabi berbunyi: Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li akhihi maa yuhibbu li nafsihi, artinya: Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.

Ikhlas. Sifat ini yang juga melandasi setiap aktivitas seorang muslim.Sifat tidak haus pujian atau pamrih apa pun. Semua diniatkan semata-mata untuk mencari ridho kholiknya (penciptanya).Jadi sama sekali terjauh dari sifat menumpuk-numpuk harta, apa lagi untuk tujuan pamer atau ingin dilihat orang. Bahkan tangan kanan memberi tapi tangan kiri tidak mengetahui. (Al Hadits)

Mengorbankan harta dan diri untuk menarik hidayah Allah untuk diri sendiri dan seluruh ummat manusia sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Dalam surat Ashshof ayat 10-11 , Allah subhaanahu wata’ala berfirman: Yaa ayyuhalladziina aamanu hal adullukum ala tijaarotin tunjiikum adzaabin aliim. Tu’minuuna billahi wa rosuulihi wa tujaahiduuna fiisabiilillahi bi amwaalikum wa anfusikum dzaalikum khoirulakum in kuntum ta’lamuun. Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, maukah Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari siksa yang pedih. Yaitu kalian berimanlah kepada Allah dan rosulNya, dan berjuanglah untuk menegakkan Agama Allah dengan harta dan dirimu, yang demikian itu adalah lebih baik jika kamu mengetahui.  Setiap muslim yang merupakan SDM kritis dalam praktek dakwah adalah pribadi yang siap mempertaruhkan harta dan dirinya untuk terciptanya masyarakat yang sudah mendapat kucuran hidayah (petunjuk) Allah yang begitu melimpah ruah. Baginya harta adalah sarana atau alat bukan tujuan, berarti siap dikorbankan kapan saja diperlukan untuk kemaslahatan ummat. Dalam ayat-ayat  tadi dinyatakan bahwa proses pengorbanan harta dan diri yang didasari keimanan yang betul yaitu kepada Allah dan rosulNya, dapat menjadi solusi untuk dapat keluar dari berbagai krisis yang bersifat multi dimensi seperti yang tengah kita hadapi saat ini.(Dari mulai krismon, beraneka ragam mushibah dalam bentuk berbagai kerusuhan, flu burung, demam berdarah, virus folio

Referensi:

  1. Al Quranul Karim
  2. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakariyya. 2006. Himpunan Fadhilah Amal, Yogyakarta, Ash-Shaff