Gajah dan orang buta
Ada ungkapan kisah orang buta yang meraba gajah, dan masing-masing menyimpulkan bentuk gajah sesuai dengan bagian tubuh yang dipegangnya.
Analogi ini tidak tepat karena walaupun secara individu manusia itu terbatas jangkauan inderanya, pada kenyataannya secara kolektif manusia dapat mengoreksi, menambah, dan menyempurnakan pengetahuannya.
Itu adalah perumpamaan yang tidak realistis dan amat simplistis karena menganggap manusia tidak mungkin bekerjasama meneliti suatu objek, mengumpulkan, membandingkan dan mendiskusikan hasil temuan serta menarik kesimpulan yang tidak lagi subyektif, akan tetapi obyektif atau paling tidak intersubyektif.
Ibnu Rusyd mengutip Aristoteles yang menyatakan bahwa kebenaran itu bisa dicapai apabila manusia satu persatu mengumpulkan secuil demi secuil dari apa yang mereka dapat sehingga tercapailah kebenaran.
Syamsuddin Arif, ILMU, KEBENARAN, DAN KERAGUAN: REFLEKSI FILOSOFIS-HISTORIS https://drive.google.com/file/d/0B4nI4kdLeb2hSU9WdWp1MUFOaTQ/view?pref=2&pli=1