Gaya Belajar
Sebagai seorang pengajar atau orang tua, terkadang kita (saya) sering melihat anak didik kita memiliki kemajuan belajar yang berbeda-beda, terkadang juga kita mengalami menggunakan strategi mengajar yang sama namun memiliki hasil yang berbeda terhadap individu-individu peserta didik yang kita asuh. Cara yang kita gunakan belum tentu cocak untuk angkatan, kelas, atau bahkan invidu yang berbeda.
Setiap individu adalah unik, masing-maisng memiliki kekhasannya tersendiri, demikian pula dalam hal belajar. Setiap individu memiliki kecocokan, kesenangan dan gaya tersendiri.
Gaya Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Menurut Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).
6 instrumen gaya belajar yang banyak dikenal (Hawk & Shah, 2007) adalah:
- Kolb Experiential Learning Model
- Gregorc Learning Style Model
- Felder and Silverman Learning Style Model
- VARK Model
- Dunn and Dunn Model
- RASI Model
Bersambung …