Individual Competitiveness (IC)

Mau survive? Ya berkompetisi-lah.

Inilah kalimat singkat yang tertera di sudut kamar seorang remaja.

Kesadaran akan cepatnya perubahan yang terjadi di sekitar, membuat munculnyal sebuah kekuatan dari dalam diri untuk tetap bisa eksis.  Internal motivation menjadi kunci utama untuk survive.

Globalisasi yang kita alami saat ini menuntut competitive advantages dari masing-masing diri pribadi, antara lain kematangan karakteristik individu, ketrampilan mengolah data, kemahiran membaca situasi.   Kekuatan individu ini kemudian juga melekat dan menjadi kekuatan pada kelompok dan organisasi.

Dari kacamata psikologi, kematangan karakteristik ini dapat dilihat pada tiga hal, yaitu: skill, knowledge, dan ability.   Keterampilan berkomunikasi merupakan satu atribut terpenting penunjang keberhasilan dalam bekerja.    Pengetahuan akan hal-hal yang diperlukan untuk berkompetisi, akan menjadi bekal penting untuk merealisasikan ability yang ada dimiliki masing-masing individu.   Kemampuan mengolah data dan kemudian menganalisisnya, akan menjadi kekuatan bagi masing-masing pribadi untuk berkompetisi.

Dan, sebagai sebuah kesatuan global, selain competitive advantage yang ada pada masing-masing pihak, terdapat comparative advantage yang bisa saling melengkapi.   Sebagai contoh, Dinda memiliki keunggulan sebagai pribadi yang terampil berkomunikasi.  Emon memiliki keunggulan sebagai individu yang trampil mengoperasikan aplikasi media sosial.  Rimo memiliki keunggulan mereparasi instalasi peralatan listirk.   Comparative advantage ini akan menjadi kekuatan yang saling melengkapi.

Competitive advantage yang dimiliki masing-masing pribadi bisa menjadi “keunggulan relatif” terhadap entitas lainnya, yang disebut juga dengan comparative advantage, keunggulan yang tidak dimiliki oleh invividu yang lain, yang kemudian bisa “melengkapi”.

Masing-masing individu akan dituntut untuk mengeluarkan seluruh potensi, berkompetisi, bila tidak mau terlibas dan juga dilibas.   Kekuatan kognitif, afektif, dan konatif menjadi atribut-atribut penunjang kompetisi yang semakin kompetitif.

Di era yang serba digital, individual competitiveness, menjadi kunci survivalitas.

 

“The future belongs to those  who believe in the beauty of their dreams”

(Elenor Roosevelt)