LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT – Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak-anak Panti Asuhan Panti Yatim Indonesia – Oleh Ignatius Septo Pramesworo

LAPORAN

 PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

 

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak-anak Panti Asuhan

Panti Yatim Indonesia

Jl. Tebet Barat IV No. 4, Jakarta 12810

Jakarta, 9 September 2016

 Oleh

Ignatius Septo Pramesworo

Oktober 2016


LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

 

A. JUDUL PROGRAM

English Learning Using Song – Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan, yaitu Panti Yatim Indonesia

Tanggal:       Jumat, 29 Januari 2016

Waktu:         08.00- 11.30

Lokasi:         Panti Asuhan – Panti Yatim Indonesia

Alamat:        Jl. Tebet Barat IV No. 4, Jakarta 12810

Telepon:       021-829 8496

 

Pendamping:   Ignatius Septo Pramesworo (Dosen dengan Latar belakang pendidikan S1 dan S2 Bahasa Inggris dan pada saar ini sedang menempuh studi S2 Magister Manajemen dengan kosentrasi di bidang Pemasaran)

 

B. Pendahuluan

Guna memenuhi salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang wajib diampuh oleh setiap dosen di setiap semester. Saya, sebagai dosen Bahasa Inggris Perbanas Institute telah melakukan Pengabdian pada Masyarakat berupa peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan. Tujuan dari pelaksanaan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan, untuk memberi semangat/motivasi kepada anak-anak Panti Asuhan dan menularkan materi Bahasa Inggris secara sederhana melalui pemberian lagu dan gerak.

 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini terkait dengan sumbangsih ilmu yang dimiliki oleh dosen untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak Panti Asuhan, yang notabene adalah siswa –siswa sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah tingkat atas.

 

Pemberian materi tidak melalui pembelajaran grammar (tata bahasa) tapi siswa diajak untuk bergerak dan bernyanyi sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan terinspirasi untuk belajar Bahasa Inggris.

 

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengetahuan dan kemampuan berbahasa Inggris sudah merupakan suatu kebutuhan bagi anak-anak khususnya pelajar SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Pelajar-pelajar ini membutuhkan “Bahasa Inggris” yang membantu mereka baik untuk belajar maupun bekerja. Pada kenyataanya pelajaran Bahasa Inggris dan penggunaan Bahasa Inggris di kelas tidak didampingi dengan proses penggunaan Bahasa Inggris di luar kelas.Hasilnya sebagian besar pelajar di Indonesia tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan Bahasa Inggris dengan benar.

 

Proses belajar mengajar Bahasa Inggris lebih menggunakan metode-metode direct, translation, atau one-way yang menjadikan siswa sebagai obyek dari pengajaran. Proses belajar mengajar menjadi kurang hidup dan menarik karena guru lebih sering mengajar siswa untuk mendengar, mencatat, dan menghapal. Proses belajar mengajar seperti ini sering dianggap kurang mendukung siswa untuk lebih dinamis dan termotivasi.

 

Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pelajar yang ada di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, sejak usia dini. Hampir sebagian besar kehidupan saat ini telah tersentuh oleh Bhasa Inggris. Banyak hal baik disadari ataupun tidak telah menggunakan Bahasa Inggris, mulai dari kata-kata sehari-hari yang sudah merasuk seperti:

  • Handphone,
  • Television (tv),
  • Event organizer,
  • Reception,
  • Master Ceremony,
  • Dan lain-lainnya

Kata-kata yang jarang digunakan namun sebagian masyarakat sudah mengetahuinya cukup banyak dalam kosa kata Bahasa Indonesia, misal:

  • On the way (OTW)
  • By the way (BTW)
  • Brawling
  • Bully
  • Elderly people
  • Dan lainnya.

Oleh karenanya kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Perbanas Institute kali ini lebih menitikberatkan kepada pendekatan masyarakat yang membutuhkan pendidikan dasar. Selain itu mahasiswa Perbanas Institute diajak untuk secara langsung mendapatkan pengalaman kekayaan batin dari proses pendampingan di Panti Asuhan.

 

D. Sejarah Panti Yatim Indonesia

Di seluruh Indonesia, jumlah anak terlantar menurut data Kementrian Sosial RI tahun 2010 mencapai  5,4 juta anak. Mencermati dan menganalisa data tersebut, membawa pengelolan Panti Yatim Indonesia pada kesimpulan bahwa pemeliharaan dan pendidikan anak terlantar adalah salah satu agenda yang memerlukan prioritas penanganan bersama di masa yang akan datang.

 

Belajar dari pengalaman selama ini, target mengurangi angka anak terlantar memerlukan langkah strategis yang terkoordinasi dan terintegrasi serta harus menggunakan yang humanis. Disamping kewajiban yang melekat dengan tugas pemerintah, tugas komplementer berupa keterlibatan dan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.

 

Berawal dari kesepakatan beberapa pedagang di lingkungan Pasar Induk Caringin Bandung Jawa Barat Indonesia, pada tahun 1998 lalu tepatnya di Gang Porib III, RT 003/002 Kelurahan Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay Kota  Bandung, bermodal rumah kontrakan untuk menampung 4 anak yatim untuk disekolahkan, yang  sebelumnya tidur dan mencari makan di sekitar pasar tersebut.

 

Seiring dengan semakin bertambahnya anak yang di tampung, makan dibuatlah lembaga formal pada tanggal 18 April 1998. Bpk. Ade Hendra adalah salah seorang  yang memunculkan nama Nurul Ummah yang berarti Cahaya Umat, disepakati menjadi sebuah  Panti Asuhan di bawah naungan organisasi masyarakat Yayasan Al-fajr. Dibina langsung oleh Dinas Sosial Kota Bandung dan bergabung dalam Forum Komunikasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak  (LKSA)  Kota  Bandung.

 

Tahun  2009,  PSAA Nurul Ummah berganti nama menjadi Panti Yatim  Indonesia  (PYI)  dan  mengadakan perubahan manajemen, sistem pelayanan kepada anak asuh dan kepada donatur serta pembukaan beberapa cabang asrama di wilayah kota Bandung, dengan mengusung slogan Menyayangi Sepenuh Hati, kepercayaan donatur kepada kami semakin meningkat. hasilnya terjadi percepatan pembangunan organisasi menuju ke pada arah yang lebih profesionalisme untuk menjadi organisasi yang jujur, amanah dan terbuka.

 

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Program pengabdian ini bertujuan untuk lebih memotivasi siswa akan Bahasa Inggris ini menggunakan “songs” dan gerak untuk lebih memotivasi siswa di dalam belajar Bahasa Inggris.

Diharapkan siswa dapat tertarik belajar berbahasa Inggris setelah mengikuti pendampingan pengabdian ini.

 

F. FOTO BERBICARA