Mengapa kita tidak bisa?

Negara kita adalah negara yang begitu banyak destinasi wisata yang menarik tidak kalah dengan negara lain. Bali, Jogyakarta dan daerah Wisata Jawa Tengah lainnya, Gorontalo, Samosir, Belitung,Pulau Comodo , daerah Jawa Barat dan masih banyak lagi kita tidak bisa dengan lengkap menyampaikan informasi daerah wisata karena semakin lama semakin bertambah dan semakin berinovasi dalam menyajikan daerah wisata yang mempunyai keunikan masing-masing.

Kita kaya akan keragaman Budaya dari makanan sampai dengan seni namun kita belum bisa mengemas seperti negara-negara lain yang berani menyajikan kekayaan budayanya tanpa ada rasa minder, dengan penampilan yang serba memukau , percaya diri , memamerkan kekayaan budayanya. Saya sempat termenung dan berfikir kenapa Indonesia yang mempunyai daerah wisata menarik tidak mengemas menjadi wisata yang mempunyai nilai jual. Saya mengambil contoh Jakarta dan Sekitarnya dengan membandingkan Bangkok dan Sekitarnya. Saya berkunjung ke Bangkok pertama kali tidak terlalu kagum karena tujuan utamanya adalah belanja , namun begitu kunjungan berikutnya beberapa tahun kemudian dan saya mengikuti Biro Perjalanan/Travel  terasa ada suatu perbedaan yang sangat jauh. Beruntung saya bisa menikmati perjalanan tour dengan menyenangkan  dan saya selalu memunculkan pemikiran” Andaikan-andaikan ” kata-kata yang selalu mengganggu. Jakarta menjadi basis Wisata Ibu Kota yang bisa dikemas seperti di Bangkok, bisa kerjasama dengan agen Tour untuk membawa wisatanya pada kunjungan wajib, selain ke Monas, wisata Bahari Kepulauan Seribu atau keluar dari Jakarta dengan Istana Bogor, Tangkuban Perahu dll. Ada tempat wisata yang seharusnya  diwajibkan oleh pemerintah  untuk dihadiri yaitu Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan kebanggaan Budaya Nusantara  kita. Dengan mengemas Budaya Bangsa kita yang sudah mendapatkan tempat namun tidak dimanfaatkan dengan baik. Taman Mini bisa dijadikan sarana Pertunjukan Seni yang bisa dipamerkan untuk wisatawan. Musium Batik yang mungkin masyarakat sudah melupakan mungkin bisa dihidupkan lagi untuk menjadikan tempat yang menarik bagi wisatawan , seni batik malah lebih dikenalnya di Tamrin City.

Sebagai data perbandingan Tour Bangkok Pattaya:

Ada peraturan bagi agen tour untuk membawa wisatawan wajib mengunjungi produsen madu, industri permata. Akan dikenakan sangsi  pencabutan lisensi tour guidenya selama tiga bulan apa bila melanggar peraturan itu. Perusahaan itu berani membayar pajak tinggi bagi pemerintah karena  dapat mendatangkan  omzet dengan datangnya wisatawan itu.

Para UKM dapat ditingkatkan pendapatannya dari kunjungan wisata dengan hasil kerajinan tangan yang indah dan sebetulnya indonesia juga lebih indah dan lebih beragam , apa yang bisa dilakukan di DKI banyak yang bisa dipamerkan kerajinan asli bangsa kita atau kerajinan dari daerah-daerah.

Jakarta kota metropolitan tempat orang datang untuk berbelanja karena dikenal murah, kualitas produknya bagus namun belum menjadikan daerah wisata yang menarik. Jakarta punya Mangrove di Jakarta Utara, Jakarta punya Kepulauan Seribu, Jakarta Punya Gedung Kesenian, Jakarta Punya Monas, Taman Mini dan lain-lain. Keluar Jakarta sedikit ada Bogor taman Safarinya, Istana Bogornya , puncak yang punya Taman bunga dan keindahan panoramanya, jauh lagi dikit ada Bandung, kota fashion , angklung mang ujo  dan jakarta punya seni tinggalan si Pitung, Ondel-ondel, pencak silat dan seni-seni lain yang perlu dikemas lagi dengan tuntutan jaman.

Bisakah dikemas untuk pilihan Wisata Mancanegara yang datang ke indonesia  Jakarta- Bogor- Bandung?

Wisata Asing jangan mengenal indonesia itu hanya wisata di Bali saja yang sudah terlanjur terkenal di dunia dibanding dengan indonesianya. Jakarta bisa……seperti Bali, Jakarta bisa seperti Bangkok-Pattaya.