Meninjau Sistem Pendidikan

Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata dari lulus ujian. Peserta didik perlu dikembangkan bakat dan keterampilannya sehingga menemukan potensi dirinya.
Selama ini pendidikan itu mengejar ranking di kelas melalui test dan ujian, yang belum tentu cocok dengan kebutuhan dunia nyata. Padahal para lulusan ketika bekerja, mereka bukanlah dibayar semata-mata untuk mengerjakan ujian.
Mentalitas mengejar ranking membuat anak-anak kita tumpul, tidak relevan dan tidak kritis. Prosesnya berjalan satu arah: guru mengajar, murid mendengar; buku disediakan, murid membaca; PR diberikan, murid mengerjakan; ujian & test dilakukan, murid tinggal memuntahkan.
Mereka dijejali.
Jaman sekarang dunia berubah cepat, masalah-masalah semakin ruwet. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa pendidikan bukanlah menuangkan pengetahuan ke kepalanya murid, tapi mengembangkan keterampilan kehidupan dan profesional secara terus-menerus. Pengetahuan yang relevan dibangun terutama oleh pelajar itu sendiri dengan bimbingan guru, dan dorongan rasa ingin tahu. Jadi, murid tidak pasif di kelas.
Kemampuan afektif dan emosional murid perlu dikembangkan melalui diskusi-diskusi dan bermacam perdebatan ketimbang hanya menyuapi mereka. Kesadaran terhadap nilai-nilai spiritual dan moral ditumbuhkembangkan melalui refleksi diri dan pengalaman nyata, bukan melalui hapalan buku.

Disadur dari:
Zulfaa Mohamed Kassim, http://www.thestar.com.my/news/education/2013/06/30/rethinking-our-education-system/