Needs & Wants in Marketing

image_print

Pemasaran membentuk keinginan dan kebutuhan pelanggan, ataukah Pemasaran semata-mata merupakan refleksi dari keinginan dan kebutuhan pelanggan?

You may also like...

13 Responses

  1. Sisda Manik says:

    Riooooo,,,,

    ayo kita mulai debatnya…..

    Rio yang buka topik kan kemarin hahahaha

  2. Angga Pratama says:

    Mungkin mereka lelah dgn pilihannya, jadi bingung harus memulai darimana.. Karna sudah jelas, konsep dasarnya aja, marketing berawal dari pasar. Karna klo kita ga memenuhi needs dan wants customer, ga akan tercapai kepuasan. Dan sudah pasti ga akan ada loyalitas dr customer. Otomatis, profit tidak bisa dimaksimalkan.

  3. Sisda Manik says:

    Setuju Angga, untuk bisa bersaing dan memaksimalkan daya serap produk yang kita hasilkan di pasar harus mengetahui apa yang diinginkan customer. Bahkan di beberapa perusahaan mulai muncul divisi yang namanya Customer Engagement yang khusus memikirkan bagaimana caranya company atau produk kita bisa engage dengan customernya sehingga loyal customer semakin banyak bahkan mau mempromosikan produk kita ke orang lain. Jadi Customer adalah pusat dari berawalnya suatu proses produksi.
    Jika kita memusatkan fokus pada pemasaran yang membentuk keinginan pasar hal ini hanya sementara karena kita menerka – nerka apa maunya pelanggan, apa yang dibutuhkan dan metode seperti ini memiliki risiko kegagalan pasar yang tinggi yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena telah mengeluarkan biaya investasi dan sumber daya lainnya dalam proses menciptakan produk tersebut….

    thanksss

  4. Sisda Manik says:

    Setuju Angga, untuk bisa bersaing dan memaksimalkan daya serap produk yang kita hasilkan di pasar harus mengetahui apa yang diinginkan customer. Bahkan di beberapa perusahaan mulai muncul divisi yang namanya Customer Engagement yang khusus memikirkan bagaimana caranya company atau produk kita bisa engage dengan customernya sehingga loyal customer semakin banyak bahkan mau mempromosikan produk kita ke orang lain. Jadi Customer adalah pusat dari berawalnya suatu proses produksi.
    Jika kita memusatkan fokus pada pemasaran yang membentuk keinginan pasar hal ini hanya sementara karena kita menerka – nerka apa maunya pelanggan, apa yang dibutuhkan dan metode seperti ini memiliki risiko kegagalan pasar yang tinggi yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena telah mengeluarkan biaya investasi dan sumber daya lainnya dalam proses menciptakan produk tersebut….

  5. Rizky Pratama says:

    Halooo.. saya datang..

    Memang benar konsep dasar marketing adalah pasar dan tidak bisa dipungkiri bahwa proses dasar marketing juga adalah melakukan riset pasar. tapi karena demi mempertahankan argumen kelompok kami, saya akan sedikit menambahkan saja bahwa menurut saya kedua pertanyaan dari pak Adi diatas sebenarnya merupakan tipe pandangan pemasaran yg bertahap di jaman atau era yang berbeda, dimana sebelum jaman pemasar mulai melakukan riset atau survey pasar sebelum memasarkan. tipe pandangan pemasaran di jaman sebelumnya dimana belum ada pesaing, yaitu dengan menciptakan atau memproduksi produk yang belum pernah diproduksi yang pastinya akan disukai pelanggan karena pelanggan suka sesuatu yang baru dan belum pernah ada maka pasar akan mengikuti pemasar, tapi tipe pemasaran ini memang tidak bisa berjangka panjang jika ide-ide baru tersebut sudah tidak fresh lagi, karena semakin banyaknya pesaing, maka barulah sangat diperlukan riset atau survey pasar yang akan menentukan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar, sehingga pemasar bisa menciptakan produk baru dengan fungsi dasar yang sama tapi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan..

    thankssss

  6. Sisda Manik says:

    Jadi sepakat untuk Era sekarang Customer yang harus jadi center bisnis ya Ki?

  7. Leersia says:

    Iya mba sisda… untuk zaman skrg customer harus ditempatkan sebagai centre.. sy hanya menambahkan… dengan melakuka n survey kita mengetahui “needs” dan “wants” sehingga produksi barang tidak betlebihan dan keuntungan yang dihasilkan juga maksimal.

    Dengan tercapainya kepuasan pelanggan, dapat membentuk image perusahaan menjadi lebih baik lagi. Karna customer yg puas akan berindikasi untuk membeli lagi dan berkomentar yg baik tentang perusahaan…

    thank u

  8. Saya mewakili kelompok saya berpendapat bahwa marketing merupakan awal penciptaan suatu konsep dimana para pengusaha memulai menuangkan idenya demi memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Ide tersebut diawali dengan melihat kondisi maupun peluang (opportunity) sebagai objek yang dapat di bisniskan/ diperjual belikan.

    Manusia dari ujung rambut sampai ujung kaki penuh dengan peluang bisnis, contoh topi, kacamata, kalung, baju, jam tangan, celana, kaos kaki hingga sepatu. Para marketers dengan idenya mencoba memenuhi kebutuhan manusia tersebut dengan menciptakan berbagai product yang dapat memenuhi kebutuhan serta memberi nilai tambah yang dapat memberikan keunggulan bagi product serta meningkatkan nilai eksistensi si pemakai (user) tersebut.

    Sebagai contoh, jam tangan. Dulu jam hanya sekedar digunakan untuk melihat waktu. Sekarang, jam bisa dipakai sebagai alarm, stopwatch, selain itu jam juga water resistant dan shock resist.
    Seiring perkembangan teknologi, saat ini Apple, Inc menciptakan Iwatch dimana jam tangan tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi sekaligus dapat mengakses internet dan jejaring sosial dalam pergelangan tangan.

    Maka dari itu saya menyimpulkan, bahwa marketing telah memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dengan memunculkan harapan bahwa konsumen tersebut merasa puas setelah membeli product. Meskipun para marketing mengantongi “risiko” tapi mereka tetap optimis mengeluarkan 1001 cara agar product nya menjadi terkenal dan laku di pasaran.

    Sekian dari saya, mohon maaf jika terlalu banyak dan agak kurang jelas.

  9. Tambahan sedikit,

    menurut kami, tidak ada salahnya jika marketing terus memproduksi suatu product secara massal tanpa harus khawatir akan tidak laku di pasaran. Awal mula mereka akan menjual dengan harga yang lebih tinggi.
    Tetapi, apabila barang tersebut tidak laku mereka akan menjual dengan harga senilai biaya produksi yang mereka keluarkan. Caranya bisa dengan memberikan diskon, buy one get one, dan lain-lain. Sehingga kerugian yang dialami tidak terlalu besar.

  10. Menanggapi Pendapat dari saudara Rio Pratia Taher, berarti tanggapan yang saudara lontarkan menyatakan bahwa kedepannya akan kemungkinan perusahaan mengalami kerugian walaupun sedikit, dibandingkan dengan mengutamakan keinginan pelanggan atau pembeli terlebih dahulu baru marketing dapat berperan,
    kalau menurut saya hal tersebut sangat beresiko, jika marketing mengeluarkan barang tersebut secara masal tanpa mengetahui konsumen menyukai barang tersebut, tentu perusahaan akan siap merauk keuntungan yang tinggi jika sudah mengetahui keinginan konsumen terlebih dahulu dan perusahaan pun akan lebih percaya diri barang tersebut laku di pasaran, dan jika barang sudah dibuat sesuai keinginan barulah peran marketing berjalan setelah itu.

    jadi, lebih baik memiliki keyakinan barang akan laku terjual, dengan kesesuaian keinginan konsumen dibandingkan marketing membuat suatu barang yang masih diragukan bahwa konsumen akan membeli itu layaknya gambler.

    Terimakasih
    Salam.

  11. Angga Pratama says:

    Menurut kami, berbagai komentar yang disampaikan rio ataupun rizky bukan berposisi sebagai marketing, namun inventor. Misal, mengenai I watch. Itu kerjaannya inventor bukan marketing. Ketika akhirnya I watch itu udah jadi,baru marketing bekerja. Menganalisis apakah metode itu memang diinginkan dan diperlukan oleh customer. Ketika tidak diperlukan dan dibutuhkan, tidak sertamerta produk tersebut di push kepada customer. Ingat pepatah ‘pembeli adalah raja’. Esensi dari pepatah tersebut bahwa segala sesuatu adalah customer centric, bukan product driven. Contoh sederhana, setiap acara pameran otomotif, sering ditampilkan mobil2 prototype. Ini dirancang untuk masa depan. Tp, dr banyaknya prototype apa semua produk diproduksi dan dijual ke customer? Jawabannya tidak. Karena customer saat ini tidak memerlukan dan menginginkan produk tersebut. Dan marketing pun tidak dapat memaksakan customer untuk membeli produk tersebut.

  12. Mitha Briandini says:

    Ijin nambahin pendapat dari kelompok kami.
    Kalau menurut kami, saat ini jamannya sudah mulai berubah. Konsumen membeli suatu barang tidak hanya karena mereka membutuhkannya tetapi juga untuk memenuhi gaya hidup. Dan jika diperhatikan gaya hidup saat ini sudah diubah oleh pasar sehingga konsumen mau tidak mau mengikuti dan membeli barang2 tersebut guna memenuhi kebutuhan gaya hidupnya.
    Seperti yang disampaikan saudara Rio sebelumnya, bahwa kini apple melakukan inovasi baru lagi dengan meluncurkan I-watch, dimana sebelumnya tidak terpikir oleh konsumen dapat berkomunikasi dengan jam tangan yang mereka pakai. Dengan perkembangan teknologi ini Apple sudah membentuk pasarnya sendiri.

    Terimakasih 🙂

  13. Sisda Manik says:

    Debat kita lanjutkan lagi di kelas hari ini ya teman – teman hahahaha….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *