Perbedaan Skripsi, Thesis dan Disertasi
Menurut
PROF. MOCH. ENOCH MARKUM
Dengan serta merta kaidah-kaidah teknik penulisan ilmiah seperti yang sudah disebutkan di atas HARUS dikuasai dengan baik. Perbedaan yang mendasar antara skripsi dan tesis adalah: dalam tesis pengajuan suatu tesa (academic standpoint) adalah ROH dari suatu penelitian tesis. Karena maksud dan tujuan pembuktian tesis ini, maka metodologi penelitian yang dipakai untuk membuktikan tesa tadi harus sudah lebih advance, untuk membedakannya dengan penelitian yang dilakukan kalangan-kalangan di luar tuntutan untuk menjadi akademisi – survey, riset pemasaran, ataupun lembaga-lembaga pooling.
PROF. URIP SANTOSO
Skripsi dijadikan syarat kelulusan di program S-1 dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.
Thesis dijadikan syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis baru atau penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara tertulis.
Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara tertulis (http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/40-penelitian/60-skripsi-apakah-itu).
Pada dasarnya skripsi mahasiswa S1 merupakan ajang latihan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian secara obyektif. Oleh karena baru pertama sekali meneliti maka mahasiswa S1 ini sangat membutuhkan bimbingan dosen agar tidak melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan mereka harus mengulang. Tesis S2 merupakan ajang peningkatan kemampuan mahasiswa dalam meneliti dan diharapkan mahasiswa sudah mampu meneliti dengan bimbingan yang minimal dari dosen. Disertasi S3 merupakan pembuktian kemampuan mahasiswa S3 dalam meneliti secara mandiri.
Secara sederhana, skripsi itu menjawab apa, tesis menjawab apa dan mengapa, Dan disertasi itu menjawab apa, mengapa dan bagaimana. Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol telur. Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol. Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? Dan; c) bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur?
Seringkali dosen pembimbing lupa akan hal tersebut, sehingga sering meminta mahasiswa meneliti lebih dari seharusnya. Apa alasannya? Pertama, mungkin dikarenakan ketidaktahuannya dan pengalamannya sebagai mahasiswa dulu juga seperti itu. Sebagai contoh, dosen pembimbing meminta mahasiswa S1 untuk menjawab selain apa juga mengapa. Kedua, dosen pembimbing sudah tahu hal ini tetapi dikarenakan ia menginginkan data penelitian lebih, maka ia memaksakannya pada mahasiswa bimbingannya. Mungkin sang dosen bermaksud data tersebut akan dipublikasikan dimana ia sebagai penulis utamanya. Mungkin juga dosen mempunyai alasan yang lain.
Apapun alasannya, sesungguhnya dosen tidak dibenarkan untuk memaksa mahasiswa di luar ketentuan atau kesepakatan yang berlaku. Jika menginginkan data yang lebih akurat dan lebih banyak untuk menjawab permasalahan yang ada, maka sebaiknya dosen membuat proposal penelitian sendiri dan mengajukannya ke Dikti atau ke penyandang dana lainnya. Ia harus berkompetisi untuk memperoleh dana penelitian.
.
About Adi Susilo Jahja
Twitter •
terima kasih, akhirnya saya faham perbedaan nya.
masih sedikit rancu, tapi sudah mulai paham perbedaannya. terima kasih
Terima kasih, sangat bermanfaat
Sangat bermanfaat, terima kasih
izin ngambil sebagian, buat tugas nih, he he
Alhamdulillah jika bermanfaat 🙂
Masih ngambang.. tpi sdkit tdknya sy udah faham. Terima kasih
Terimakasih atas pengetahuan barunya
Judul TESIS saya dulu : Telaah Nilai-Nilai Kepemimpinan TGH. Zainul Mukhlis Dalam Memajukan Pondok Pesantren Darul Abror Nahdlatul Wathan Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. kalau akan dikembangkan dalam judul DISERT ASIkira2 Judulnya akan berbunyi apa ? mohon pencerahan
Dikaitkan dengan 5 traditions’ Creswell (https://docplayer.net/13015633-Principles-of-qualitative-research-designing-a-qualitative-study.html) judul thesis tersebut menggunakan metode Narrative. Coba diperdalam metodologinya, search di google scholar, tulisan yang menggunakan pendekatan tersebut. Mungkin artikel juga ini bisa membantu: Ligon, Gina Scott, Samuel T. Hunter, and Michael D. Mumford. “Development of outstanding leadership: A life narrative approach.” The Leadership Quarterly 19, no. 3 (2008): 312-334.
terimah kasih Bpk. PROF. MOCH. ENOCH MARKUM, sangat bermanfaat sekali buat saya, terlebih saya masih buta terhadap pengertian kapasitas akademis,
mudah jika ad kesempatan yang baik saya akan melanjutkan sebagai dasar ingin lebih tahu lagi yang mendalam dalam dunia akademis.
Waaah .. dalam sekali ya ulasan dari Prof. Markum mengenai thesis dan disertasi ini ..
Saya sendiri jadi ingat dulu saat membuat tugas ahir. Perjuangan yang luar biasa untuk sebuah gelar kesarjanaan ..
Diluar pengalaman saya tadi, Saya sangat mengapresiasi artikel ini. Lengkap dan bobotnya tidak diragukan ..
Terimaksih sharing ilmunya, Prof ..
Memang benar apa yang diuraikan dalam artikel ini semuanya mempermudah kita untuk memahami perbedaan skripsi, tesis dan disertasi.
terima kasih pak prof atas informasi yang sangat jelas beliau sampaikan
artikel bagus lumayan dapet ilmu dan inspirasi 😀
Walaupun terdapat berbagai perbedaan pendapat akibat cara pandang, Saya suka deskripsi pada tulisan ini, ringan, renyah, dan mudah dimengerti :
“…Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol. Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? Dan; c) bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur?…
Terimakasih prof ilmunya, artikel nya sangat membantu dan mencerahkan,
Terima kasih PROF. EKO HANDAYANTO..ilmunya sangat bermaanfaat bagi saya dalam memulai menulis tesis
Terima kasih PROF. EKO HANDAYANTO atas sharing ilmunya yang sangat bermanfaat bagi saya yang masih menjadi mahasiswa baru menjadi tau perbedaan skripsi dan thesis.
Mantap! sangat bermanfaat, terimakasih atas ilmunya.