Pusaka Yang Hilang

Pusaka yang Hilang

 

Pada 11 September 2013 empat artefak purbakala berlapis emas raib dari tempat penyimpanannya di Museum Nasional. Keempatnya yang terdiri: Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi, Lempeng Bulan Sabit Beraskara, Wadah Bertutup (Cepuk)  dan Lempeng Harihara merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno abad ke-10.[1] Sayangnya hingga kini keempat artefak tersebut masih belum berhasil ditemukan.

Pencurian artefak semacam itu bukan yang pertama kali terjadi. Peristiwa serupa pernah terjadi di Museum Radya Pustaka, Surakarta, di tahun 2007 dimana koleksi arca batu dilaporkan hilang dan sebagian lagi dipalsukan. Tapi berbeda dengan pencurian di Museum Nasional, di kasus ini kepala museum dan dua pegawainya dijadikan tersangka dan divonis penjara. Bukan hanya itu, lima arca yang hilang kemudian ditemukan di rumah seorang pengusaha sekaligus kolektor barang antik, Hasyim Djojohadikusumo yang mengaku membeli arca-arca itu secara legal dari Hugo E.Kreijger, mantan konsultan Christie’s – sebuah tempat lelang di London. Hasyim memang akhirnya dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Negeri Surakarta.[2]

Pada Agustus 2010, 75 koleksi museum Sonobudoyo di Yogyakarta berupa topeng emas dan perhiasan hibah Sultan Hamengkubuwono VIII lenyap dan bernasib sama dengan keempat artefak Museum Nasional yang hingga kini tidak ketahuan rimbanya.[3]

Ini hanya sebagian dari sekian banyak kasus pencurian, perusakan dan penyelundupan di Museum dan cagar-cagar budaya di Indonesia yang kerap menjadi target empuk para mafia barang antik dan purbakala. Masa depan dan kelestarian artefak dan benda-benda bersejarah semakin terancam. Bahkan tahun 2008, di Yogyakarta, Lambang B. Purnomo, seorang arkeolog yang ketika itu getol menyelidiki jaringan pencurian benda-benda purbakala ditemukan tewas secara misterius. Memang penyebab kematiannya masih berupa misteri yang belum terpecahkan namun ini menguatkan bahwa kejahatan terkait warisan leluhur harus segera diakhiri.[4]

 

[1] http://tekno.kompas.com/read/2013/09/13/2006390/Pencurian.Artefak.Polisi.Selidiki.Sindikat.Internasional.

[2] National Geographic, Juni 2016. Rahadian Rundjan. Menjarah Masa Depan. Hal: 46

[3] National Geographic, Juni 2016. Rahadian Rundjan. Menjarah Masa Depan. Hal: 46

[4] National Geographic, Juni 2016. Rahadian Rundjan. Menjarah Masa Depan. Hal: 46