Realitas Sejati
Semua orang didunia ini seharusnya menyadari bahwa manusia akan kembali menjadi tanah dan tidak berguna lagi. Dunia yang menawarkan kenikmatan, suatu saat akan ditinggalkan. Manusia tidak mampu mempertahankan apapun selama-lamanya, termasuk harta benda yang dengan susah payah diperolehnya. Semua ditinggalkannya. Rata-rata manusia bisa menempati dan tinggal di dunia ini sebatas umur 80 tahun saja, itupun sudah diatas rata-rata hidup manusia.
Roh Tuhan sebagai realitas sejati. Harusnya saya selalu menyadari akan adanya realitas sejati ini dalam keseluruhan hidup saya. Kefisikan saya ini ada umurnya dan apabila sudah tidak mampu menopang lagi maka mereka akan luruh dan saya kembali kepada yang punya. Saya sebenarnya sudah diajari untuk selalu ingat akan Tuhan. Apabila pada saat saya hidup di dunia ini tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan, bagaimana kelak saya bisa mencari Tuhan. Roh saya akan kehilangan arah dalam mendekati roh Tuhan, maka sudah selayaknya saya mulai selalu belajar untuk mengenalNYA, Belajar merasakan kehadiranNYA.
Dengan belajar filsafat dan sosiologi, saya mulai bisa merasakan persinggungan antara pemikiran hasil kerja otak dan bidang agama. Persinggungan antara sesuatu yang empiris dan non empiris. Muncul dibenak saya kesadaran untuk mengenal diri sendiri secara utuh. Untuk apa sejatinya saya hidup didunia ini. Tentunya Tuhan menginginkan saya berguna atau keinginan saya sendiri untuk berguna sebagai timbal balik atas kebaikan Tuhan kepada saya. Porsi saya masih dalam taraf belajar. Semoga Tuhan berkenan atas usaha-usaha saya. Kelak Tuhan bisa melihat biji sesawi yang saya pegang. Meskipun sangat kecil dan tidak pantas, Tetapi karena kasih Tuhan kepada saya maka bisa diajak masuk dalam orang-orang pilihannya