“The Miracle of Life”

Pagi ini udara mendung kota Jakarta, tak terasa “mellow” seperti biasanya, karena pembicaraan yang mengalir dengan pak taksi.  Si bapak bercerita bahwa ke tiga orang anaknya, sekarang sudah mandiri, hidup terpisah dari dirinya dan istri, sejak mereka menikah.  Perjuangan keras menghidupi ketiga anak mengisi suasana perjalanan sepanjang jalan dari Pancoran menuju ke Kuningan, sehingga tak terasa pengab seperti biasanya.  Bagaimana si bapak yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) berpindah pekerjaan, dari kenek, kemudian menjadi sopir truk antar kota, kembali menjadi sopir taksi, yang kemudian ditekuni selama puluhan tahun.  Tekad bulat menjadi penyemangat harian untuk menghidupi istri dan ke tiga anaknya, putera, puteri, dan putera.

Si bapak yang berpendidikan Sekolah Dasar bertekad dengan keras, bahwa anak-anaknya harus mempunyai kehidupan yang lebih baik dari dirinya.  Usaha keras, tekad baja, dan doa bapak dan ibu tidak sia-sia.  Ketiga putera & puteri mampu menyelesaikan kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sehingga menjadikan mereka menjadi pribadi yang mandiri.

Sekali lagi bukti, bahwa doa yang tulus menjadi bagian dari sebuah keajaiban kehidupan, “the Miracle of Life“.

Terima Kasih, pak taksi.