Penggunaan “the” dan “a”

Pada kalimat pertama, cheese sandwich dan apple hanya diketahui oleh pembicara. Namun pada kalimat kedua menunjukkan bahwa pembicara dan pendengar sudah tahu. Namun worm adalah kata yang baru bagi pendengar, sehingga menggunakan “a”.

Dengan demikian,
“THE” DIGUNAKAN BILA PENULIS DAN PEMBACA KEDUANYA MENGETAHUI BARANG/ORANG YANG DIMAKSUD

Sumber: fb




Belajar dari formasi angsa terbang

geese-formation
Tiada kejayaan tanpa kerjasama
Tiada kerjasama tanpa pertemanan
Tiada pertemanan tanpa kepercayaan
Tiada kepercayaan tanpa kejujuran

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10210503510245192&set=gm.1330657690278393&type=3&theater




Doctor of Philosophy (Ph.D) vs Doctor of Business Administration (DBA)

Apa bezanya Ph.D dan DBA?

Nota: Bukan niat saya utk merendah-rendahkan program yg dibincangkan. Sebab ramai yg bertanya perbezaan antara PhD dan DBA di UiTM.

Sebagai salah seorang resource person utk program DBA dan terlibat secara langsung program PhD, begini perbezaannya.

Contoh di UiTM

Ph.D = modul pengajian melibatkan kajian penyelidikan 100%.

Hanya kelas research methodology, dan statistics diwajibkan pelajar (weekend class).

Pelajar dikehendakki menyediakan tesis.

Gelaran yg dianugerahkan: Dr.

Syarat lulus: menghadiri kelas research methodology, statistics; proposal defend dan viva voce exam.

Tiada coursework (di UiTM)

Jumlah penilai: 2 penilai luar dan 1 penilai dalaman.

Penyediaan tesis tidak lebih 100,000 patah perkataan

Lebih sesuai kpd pensyarah/penyelidik

Yuran pengajian: kurang RM 15,000

********
DBA = modul pengajian melibatkan 70% coursework dan 30% kajian penyelidikan.

Pelajar perlu menghadiri kelas (mengikut major) dan mengambil peperiksaan akhir.

Pelajar dikehendakki menyediakan disertation

Gelaran yg dianugerahkan = Dr

Jangkamasa coursework = 2 tahun.

Setelah lulus coursework, pelajar akan meneruskan utk kajian penyelidikan.

Syarat lulus: Tamat semua coursework, proposal defend dan viva voce exam.

Jumlah penilai: seorang penilai luar dan seorang penilai dalaman

Penyediaan disertation tidak melebihi 60,000 patah perkataan

Lebih sesuai utk penggiat industri

Yuran pengajian: Lebih RM 15,000 (mengikut universiti)

Norzaidi Mohd Daud 



Mencari Jurnal Terindeks dan Konferensi

ALL IN ONE (LINK INDEX JOURNAL)

No automatic alt text available.

 

Philippe Fournier-VigerHarbin & Institute of Technology (Shenzhen)




Jenis-jenis Variabel

Sila klik




Keterampilan yang Diperlukan pada Era Industri 4.0

Menghadapi era industry
revolusi (IR) 4.0, dunia pendidikan perlu mempersiapkan keterampilan sumber
daya manusia sebagai berikut.

1. Keterampilan membuat
konsep (conseptual skills)

  • menggambarkan perubahan masa depan
  • mengamati perubahan organisasi dan lingkungan
  • merumuskan
  • membangun tujuan jangka panjang dan tujuan tahunan
  • merumuskan program dan kebijakan
  • memahami berbagai konteks budaya

2. Ketrampilan hubungan
antar manusia (human skills)

  • memahami persoalan kemanusiaan
  • komunikasi
  • memotivasi orang lain
  • negosiasi
  • menyelesaikan konflik
  • mengawasi
  • pelimpahan wewenang
  • pengambilan keputusan
  • kewirausahaan

3. Keterampilan teknis (technical
skills
)

  • melek data
  • melek tekologi
  • kepakaran teknis
  • memahami perkembangan teknologi
  • menyelesaikan masalah teknis

Jahja, Adi Susilo. 2019. Equipping Our Students in Welcoming IR 4.0 Era. In Reborn 4.0 Perbanas Institute. Depok: Tosca Jaya Indonesia. pp. 383-389. klik *




12 ATURAN DALAM MENULIS MAKALAH ILMIAH




1.   Jangan mulai dengan kalimat ‘And’, ‘Also’, ‘But’, ‘So’, ‘Or’, ‘Even so’. tetapi gunakan ‘In addition’, ‘However’, ‘Hence’, ‘Consequently’, ‘Alternatively’, ‘Nevertheless’.

2.   Jangan mulai dengan kalimat ‘Therefore’. tetapi contoh, ‘We therefore…’.

3.   Jangan mulai dengan kalimat ‘Then’ or ‘Now’ kecuali jika itu adalah perintah.

4.   Jangan gunakan ‘don‘t’, atau negatif singkat lainnya seperti ‘isn’t’, ‘hasn’t’, ‘wasn’t’, etc. Use ‘does not’, ‘is not’, etc. instead.

5.   Jangan gunaan‘!’ or ‘&’ or ‘/’. Juga sangat tidak biasa dengan ‘?’ pada paper. Jangan mengajukan pertanyaan di paper kecuali Anda benar-benar tahu apa yang Anda lakukan.

6.   Jangan gunakan e.g. or i.e. or etc.

7.   Saat merujuk pada jumlah objek yang dapat dihitung, gunakan kata-kata alih-alih angka ketika jumlahnya kurang dari dua puluh. E.g. jangan tulis “we used 3 methods” – gunakan ini “we used three methods”.

8.   Jangan gunakan OK‘. gunakan‘acceptably’, ‘permissible’, ‘satisfactory’, etc instead.

9.   Jangan gunakan ‘got‘. use ‘obtained’.

10. Jika Anda dapat, coba gunakan kalimat pasif untuk beberapa saat ketika menggambarkan hasil Anda. Menggunakan ‘We’ dalam setiap kalimat agak
membosankan.

11. Daftarkan hal-hal dengan benar ‘and‘ antara dua item terakhir. E.g. jangan gunakan ini ‘we used three methods A, B, C.‘ seharusnya ‘we used three methods: A, B, and C.’ or ‘we used three methods, namely, A, B, and C.’

12. Anda tidak dapat menulis paragraf yang hanya terdiri satu kalimat.

Diolah dari berbagai sumber. Ada banyak aturan tetapi kami hanya mencantumkan
12 yang sering terjadi. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Amanda Villa




Pendekatan dalam Riset Bisnis

Research process started from interesting thought about the world around us.
There are some assumptions:
– How do we see the world?
– What kind of sort do we have to investigate?
– Can we collect evidence?
– How do we collect evidence?
– Is the evidence is different between you and me if we see the same thing?
Always remember that our thoughts and ideas don’t start from a blank sheet, they start from minds which already have certain beliefs and ideas.

Gibbon, 1994:
1. Knowledge created by academic
2. Knowledge created by researcher for practical purposes
3. Huff & Huff (2001): Knowledge produced by research to understand bigger picture in relation to society

Epistemology
What kind of knowledge is acceptable in a field of study and will drive research approaches.
1. Positivist position
2. Interpretivist position

Ontology
Epistemology focuses on the feature of knowledge, ontology looks deeper at the way researchers understand the world.
Ontology asks us to identify the assumptions we have about the world we are researching.
1. Objectivist view
2. Subjectivist view

Sue Greener, https://www.youtube.com/watch?v=e99BEYU7148




Common biases Dalam Penelitian

Common
biases

  1. Ketersediaan
    Heuristik (Biases Emanating from the
    Availability Heuristic)

Heuristik
adalah seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan.
Heuristik yang berkaitan dengan pemecahan masalah adalah cara menujukan pemikiran
seseorang dalam melakukan proses pemecahan sampai masalah tersebut berhasil
dipecahkan.

Individu
menilai frekuensi, probabilitas, atau kemungkinan penyebab kejadian berdasarkan
tingkat kejadian atau kejadiannya yang tersedia di memori. Suatu peristiwa yang
membangkitkan emosi dan hidup, mudah dibayangkan, dan spesifik akan lebih mudah
“tersedia” dalam ingatan. Akankah sebuah peristiwa yang bersifat
tidak emosional, hambar, sulit dibayangkan, atau terlalu banyak. Sejak kejadian
sering terjadi umumnya lebih mudah terungkap dalam diri kita, heuristik ini
sering mengarah pada penilaian yang akurat. Namun, karena ketersediaan
informasi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terkait dengan frekuensi
obyektif dari kejadian yang dihakimi, heuristik ini keliru.

  • Bias
    1 : Kemudahan recall

Individu
menilai kejadian yang lebih sering diingat dari ingatan, berdasarkan pada
keadaan hidup atau tingkat keparahan, menjadi lebih banyak daripada frekuensi
yang sama yang keadaannya kurang mudah diingat.

Misalnya :

  1. Pikirkan kebanyakan orang meninggal
    karena perang dan kelaparan daripada penyakit jantung;
  2. Membeli asuransi untuk bencana alam yang
    baru saja Anda alami.
  • Bias
    2 : pengambilan kembali (Retrievability)

Individu
bias dalam menilai frekuensi kejadian berdasarkan struktur ingatan mereka yang
mempengaruhi proses pencarian.

Misalnya :

  1. Kata-kata yang dimulai dengan huruf
    “a” yaitu Aset atau “a” sebagai huruf ke-3 yaitu Bank
  2. SPBU (di tempat yang sama): orang-orang
    ingat satu lokasi produk dan mengatur pikiran mereka sesuai dengan itu.
  • Bias
    3 : Asosiasi yang diasumsikan (Intensitivitas terhadap Ukuran Dasar =
    prevalensi atas keseluruhan)

Individu
cenderung melebih-lebihkan probabilitas dua peristiwa yang terjadi bersamaan
berdasarkan jumlah asosiasi serupa yang mudah diingat, baik dari pengalaman
atau pengalaman sosial.

Misalnya :

  1. Orang bisnis berfantasi tentang
    kesuksesan dan tidak memperhitungkan penilaian kegagalan
  2.  Universitas lebih memilih siswa dengan nilai
    tinggi, bahkan jika itu karena sistem penilaiannya lunak
  3. Orang-orang menghukum perilaku orang
    lain yang mengarah pada hal yang buruk bahkan jika hasil buruk tersebut membawa
    suatu perubahan. (Earning Management)
  • Keterwakilan
    Heuristik (Biases Emanating from the
    Representativeness Heuristic)

Individu
menilai kemungkinan terjadinya fenomena dengan kemiripan kejadian dengan
stereotip mereka pada kejadian serupa. Dalam banyak kasus, representativeness
heuristic adalah pendekatan yang baik. Namun, hal itu dapat menyebabkan
keputusan yang buruk dalam kasus bahwa informasi tidak memadai dan informasi
yang lebih baik ada (Anda tidak bisa menilai buku dari sampulnya.)

Ketidakpekaan
terhadap tingkat dasar Individu cenderung mengabaikan tingkat dasar dalam
menilai kemungkinan kejadian bila ada informasi deskriptif lain yang diberikan
walaupun tidak relevan.

  • Bias
    4 : Ketidakpekaan terhadap ukuran sampel

Individu
sering gagal untuk menghargai ukuran sampel dalam menilai kemampuan referensi
dari informasi sampel.

Misalnya :

Kesalahan yang disebabkan oleh salah
spesifikasi populasi juga umum terjadi dalam survei pemilihan konsumen, dengan
contoh umumnya hanya terdiri dari para ibu rumah tangga tidak menyertakan kaum
laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang relatif
tidak memungkinkan terjangkau.

  • Bias
    5 : Kesalahpahaman tentang Peluang

Individu
mengharapkan bahwa urutan data umum oleh proses acak akan terlihat
“acak,” bahkan jika urutannya terlalu singkat untuk harapan tersebut
secara statistik tidak valid.

Misalnya :

Jika Anda memiliki 5 anak
laki-laki, kemungkinan anak laki-laki ke 6 adalah 50%. Orang menginginkan
berpeluang terlihat acak (THTHT bukan TTTHHH).

  • Bias
    6 : Regresi ke rata-rata

Individu
cenderung mengabaikan fakta bahwa kejadian luar biasa cenderung mengalami
kemunduran pada uji coba rata-rata.

Misalnya :

Jika tahun ke-1 terjadi
Keberhasilan, lalu tahun ke 2 Anda mengalami Kegagalan, Anda akan terasa
seperti tahun ‘buruk’. Terkadang kita mengharapkan terjadinya Keberhasilan, tapi
sering kali tidak.

  • Bias
    7 : Kesalahan konjungsi

Individu
secara salah menilai bahwa konjungsi (dua peristiwa terjadi bersamaan) lebih
mungkin terjadi daripada serangkaian kejadian yang lebih global dimana
konjungsinya adalah subset

Misalnya :

Seseorang berfikir saat menjadi
bankir dan feminis tidak pernah lebih mungkin daripada penilaian yang lebih
besar dari pada mengarah ke teller bank.

  • Konfirmasi
    heuristik (Biases Emanating from the
    Confirmation Heuristic
    )

Individu
melakukan penilaian dengan memulai dari nilai awal dan menyesuaikannya untuk
menghasilkan keputusan akhir. Nilai awal mungkin disarankan dari preseden
historis, dari cara mempresentasikan masalahnya, atau dari informasi acak.

  • Bias  8 : Perangkap konfirmasi

Individu
cenderung mencari konfirmasi informasi untuk apa yang mereka anggap benar dan
mengabaikan pencarian untuk bukti yang tidak dapat dikonfirmasi.

Misalnya :

  1. Ingatan kita yang dirancang untuk
    mengambil informasi dari ingatan tersebut. Jadi info yang sesuai dengan
    hipotesis mudah diakses.
  2. Selektif Waktu dan Usaha

Jadi
cari dulu info yang paling mungkin berhasil / berguna. Saat mencari informasi,
Anda memulai dengan mencari info yang mengonfirmasi pemikiran Anda (Rekomendasi
karyawan baru).

  • Bias
    9 : Penyesuaian jangkar tidak mencukupi (Anchoring and Adjustment)

Individu
membuat perkiraan untuk nilai berdasarkan nilai awal dan biasanya membuat
penyesuaian yang tidak memadai dari “jangkar” ini saat menetapkan
nilai akhir.

Misalnya :

  1. Mengembangkan perkiraan dengan memulai
    dengan menjangkarkan awal berdasarkan informasi apa saja yang disediakan (Budgeting)
  2. Pertama mencari informasi yang sesuai
    dengan jangkar daripada tidak sesuai dengan jangkar (Estimasi Penyusutan)
  • Bias
    10 : Peristiwa konjungtif dan disjungtif

Individu
menunjukkan bias terhadap perkiraan probabilitas kejadian konduktif dan
meremehkan probabilitas kejadian disjungtif.

Misalnya:

Mengambil kelereng merah dari tas
yang berisi kelereng warna warni, apa peluangnya?

  1. Melebih-lebihkan peristiwa konjungtif
    (yang terjadi bersamaan, semua kejadian perlu terjadi)
  2. Meremehkan kejadian disjungtif (yang
    terjadi secara independen, salah satu dari banyak peristiwa harus terjadi)
  • Biases
    Generally

Bias
11 :

  • Terlalu
    percaya diri

Individu cenderung terlalu percaya
diri akan kemungkinan penilaian mereka bila sering-sering menanggapi pertanyaan
yang sangat sulit.

  • Pandangan
    dan kutukan pengetahuan

Setelah
mengetahui apakah suatu peristiwa terjadi atau tidak, individu cenderung
terlalu tinggi menilai sejauh mana mereka telah menentukan hasil yang benar.