CRITICAL REVIEW. Tantangan Pedagogik pada organisasi pembelajaran . Bagian 2
Analisa dan Hasil Penelitian
Ketidaksesuaian proses pengelolaan dan otonomi guru cenderung menghambat kepala sekolah dan guru mewujudkan tindakan berdasarkan makna penafsiran kolektif dan pengetahuan yang dilembagakan dalam organisasi. Dalam beberapa contoh, para guru memberikan alasan yang terperinci mengapa mereka tidak mengikuti kolaborasi yang disyaratkan dalam tim, atau menolak untuk menggunakan kuesioner. Pertentangan lainnya, seperti dilema dari para guru terhadap hal kualitas atau ketidaksesuaian mengenai proses pengelolaan, yang dilakukan dengan cara menghindari adanya refleksi kolektif. Kecenderungan untuk tidak membicarakan aspek kualitas, kolaborasi atau proses pengelolaan menunjukkan adanya mekanisme pertahanan sosial dan emosional yang penting yang menutupi pertentangan sehingga menghalangi potensi belajar mereka. Kondisi struktural ini umumnya tidak ditangani secara tegas atau secara konseptual dalam komunikasi antara para guru dan kepala sekolah.
Kesesuaian Topik
Topik yang dibahas pada penelitian sudah sesuai dengan judul penelitian ini.
KRITIKAN
1.Topik pada tulisan
a) Jurnal (Jon Ohlsson) ini sangat menarik mengangkat pentingnya tantangan pedagogik pada organisasi pembelajaran di bidang pendidikan (sekolah), yaitu dengan diberikannya intervensi pada proses pembelajaran sehingga organisasi menjadi lebih belajar dan menjadi lebih baik.
b)Pada Jurnal (Hussain et all, 2014) ini topik yang diangkat pada penelitian ini kurang menarik, karena bersifat umum.
c)(Rus et all, 2014) topik jurnal ini menarik sekali yaitu mengenai hubungan antara organisasi belajar dan tanggung jawab sosial universitas. Tidak hanya membahas mengenai intern sekolah saja namun lebih luas.
–> kesimpulan : Dalam hal topik tulisan jurnal (Jon Ohlsson) sudah baik dan menarik ditambah dengan adanya intervensi pada proses pembelajarannya.
2.Bagian pendahuluan
a) pada Jurnal ini ditulis dengan baik dan jelas apa yang melatar belakangi adanya penelitian, dan juga apa tujuan serta masalahnya. Uraian disampaikan dengan sangat jelas. , runut , ceritanya mengalir, sehingga menarik pembaca untuk mengetahui lebih dalam isi dari tulisan jurnal.
b) Pada Jurnal (Hussain et all, 2014) ini dalam uraiannya menyatakan bahwa PIHE (lembaga pendidikan tinggi Malaysia), latar belakang mengenai masalah penelitian tidak jelas, hanya dituliskan tujuan penelitian yaitu agar PIHE dapat menjadi organisasi belajar agar menjadi lebih baik, lebih inovatif.
c) Jurnal (Rus et all, 2014) membahas latar belakang masalah dengan sangat baik, penulisannya sangat runut, demikian juga tujuan penelitian ditulis dengan jelas yaitu pertama, melakukan penyelidikan mengenai hubungan antara persepsi anggota dari organisasi belajar dan tanggung jawab sosial pada dua universitas di Rumania. Kedua, mempelajari hubungan dalam tiga kelompok pemangku kepentingan internal yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti mengharapkan dengan adanya dimensi yang berbeda dari organisasi belajar akan menyajikan hubungan yang berbeda dengan tanggung jawab sosial universitas . Hubungan ini akan bervariasi sesuai dengan status organisasi.
–> Kesimpulan : Pendahuluan pada jurnal ini sudah baik dibandingkan dengan jurnal (Hussain et all, 2014). Walaupun jurnal (Rus et all, 2014) ditulis lebih detail, namun jurnal ini lebih menarik dibaca karena memiliki ke khasan dalam hal intervensi dan tacit knowledgenya.
3.metode penelitian
a) pada jurnal ini dijelaskan dengan sangat gamblang yaitu dimulai dengan menganalisa melakukan intervensi proses pembelajaran, hingga dilakukan 39 wawancara secara mendalam kepada guru dan kepala sekolah .
b) Pada jurnal (Hussain et all, 2014) metode penelitian yang digunakan hanyalah berupa studi literature sehingga kurang menarik.
c) (Rus et all, 2014) Para peserta berjumlah 536 anggota dari dua universitas negeri di Rumania, Lebih dari setengah jumlah peserta (64,9%) adalah perempuan. Dalam hal status organisasi, 227 (44,2%) adalah siswa, 234 (45,6%) staf yang terlibat dalam pengembangan program studi, sebagain besar guru, dan 52 (10,1%) staf dengan peran kepemimpinan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian. Peserta ini dianggap sebagai pemangku kepentingan internal dari dua universitas, yang memiliki pengaruh besar terhadap kualitas proses pendidikan dan pembentukan serta pengembangan profesional pada organisasi-organisasi ini. Dijelaskan pula instrumen penelitian, serta tata cara pengisian instrumen.
–> Kesimpulan : metode penelitian pada jurnal (Rus et all, 2014) dijelaskan sangat detail dan baik sekali dibandingkan jurnal ini dan jurnal (Hussain et all, 2014)
4.Prosedur penelitian
a) pada jurnal ini dijelaskan dengan rinci tahapan-tahapannya dan dipertegas dengan disertai gambar.
b) Jurnal (Hussain et all, 2014), prosedur penelitian literatur ini adalah mengumpulkan bahan-bahan literatur yang terkait dengan topik penelitiannya kemudian dipetakan adanya hubungan yang potensial antara organisasi yang belajar, kinerja organisasi dan inovasi organisasi dalam konteks PIHEs
c)(Rus, et all, 2014) prosedur penelitian dibuat untuk memudahkan pengisian instrumen penelitian.
–> Kesimpulan : prosedur penelitian pada jurnal ini sudah rinci dan jelas, namun prosedur penelitian ini tidak ditulis point tersendiri seperti pada (Rus et all, 2014).
5. Kepemimpinan
a) Jurnal ini membahas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi yang awalnya selalu menghindar dari tanggung jawab dengan adanya intervensi proses pembelajaran sekarang mengalami perbaikan dalam kepemimpinannya.
b) Jurnal (Hussain et all, 2014). Pemimpin pada PIHE saat ini dalam mengambil keputusan tidak menyertakan karyawannya, hal ini karena karyawan dianggap kurang pengalaman dan pengetahuannya.
c) (Rus et all, 2014) pada penelitiannya menyatakan bahwa Pimpinan di kampus memberdayakan orang lain untuk membantu melaksanakan visi organisasi; diketahui pula bahwa pemimpin organisasi mendorong adanya belajar yang berkelanjutan, selain itu pemimpin juga memiliki tanggung jawab sosial universitas.
d) Senge (1990) menaruh perhatian pada dialog, pembelajaran tim dan peran pemimpin sebagai guru.
e) Marquardt (1996:1-2) kemampuan organisasi beradaptasi dengan lingkungannya ditentukan oleh keberadaan suprastruktur yaitu sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur berupa iklim organisasi. Organisasi akan beradaptasi secara cepat bila memiliki SDM yang sensitif terhadap perubahan diluar organisasi dan mampu belajar secara cepat, serta apabila organisasi memiliki lingkungan yang kondusif untuk mendorong proses belajar.
–> Kesimpulan : Pada jurnal ini terlihat bahwa sekolah kasus dan pembanding dengan adanya intervensi proses pembelajaran mulai menjadi organisasi pembelajaran. Dimana Pemimpin/ kepala sekolah yang awalnya menghindar dari tanggung jawab sekarang telah ada perbaikan yaitu menjadi lebih bertanggung jawab. Dalam hal kepemimpinan sekolah kasus telah berupaya melalui proses belajar untuk menjadi organisasi yang belajar.
6.organisasi belajar
a) Dengan adanya organisasi yang belajar maka pada penelitian jurnal ini diketahui bahwa: para guru dan kepala sekolah sudah terjalin adanya kolaborasi/kerjamasa tim yang baik, telah terjalin komunikasi yang baik, diskusi serta umpan balik dari para guru dan kepala sekolah, demikian pula para guru telah terbuka wawasannya lebih luas. Dengan demikian, banyak organisasi yang berusaha untuk menjadi organisasi belajar (Senge, 1990).
b) (Rus et all, 2014) pada penelitian ini diketahui bahwa budaya belajar dari universitas terletak pada pemangku kepentingan internal yang berbeda, seperti mengungkapkan pandangan pribadi, mendengar dan menyelidiki pandangan orang lain, menanamkan nilai-nilai yang secara strategis mendukung pembelajaran dan merangsang kolaborasi antara anggota yang berbeda, mengajukan pertanyaan, umpan balik, dan melakukan eksperimentasi terhadap pengetahuan individu dan kolektif merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi dalam rangka mengembangkan dan memelihara hubungan yang benar di dalam dan dengan lingkungan internal dan eksternal. Pada penelitian ini juga ditemukan adanya tingkat yang moderat dari karakteristik organisasi belajar menurut “pandangan” dari tiga kategori pemangku kepentingan internal.
c) (Senge, 1990) Tradisi organsasi yang belajar sering digambarkan sebagai struktur/konstruksi yang bersifat metafora dan visioner berdasarkan teori sistem dan berbagai macam teori pembelajaran dan pengetahuan. Lima pilar yang membuat suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajaran yaitu: Personal Mastery (Penguasaan Pribadi), Mental Models (Model Mental) – Shared Vision (Visi bersama), team Learning (Belajar beregu), System Thinking (Berpikir sistem)
d) (Marquardt, 2002) menyatakan bahwa tampaknya ada banyak hal yang harus dilakukan dalam menginformasikan perguruan tinggi sebagai organisasi mengenai cara belajar, berkembang memiliki suatu bentuk kemampuan belajar yang lebih tinggi yang memungkinkan mereka untuk belajar lebih baik dan lebih cepat dari keberhasilan dan kegagalan yang mereka alami.
–> Kesimpulan: Jurnal ini membahas mengenai organisasi pembelajaran, berdasarkan intervensi yang dilakukan pada sekolah kasus maka telah berjadi banyak perubahan dan sekolah kasus menjadi organisasi yang belajar yang meliputi 5 disiplin seperti dikemukakan (Senge, 1990), seperti adanya dialog dan interaksi tatap muka, anggota tim diharapkan belajar bersama-sama, tindakan bersama untuk mencapai tujuan organisasi, adanya guru dapat melihat kompleksitas kualitas kerja dalam organisasinya dan meningkatkan kepeduliannya terhadap tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Sekolah kasus terus belajar untuk menjadi lebih baik, walaupun mereka pernah gagal (Marquardt, 2002).
7.Referensi yang digunakan
a) jurnal ini sebanyak 28 artikel .
b)Jurnal (Hussain et all, 2014) digunakan referensi sebanyak 25 artikel,
c)(Rus et all, 2014) menggunakan referensi sebanyak 33 artikel
–> Kesimpulan : dalam hal referensi, jurnal Rus et all, menggunakan lebih banyak artikel pendukung untuk mendukung kelengkapan jurnalnya.
Referensi
1.C. L. Rus, S. Chirică, L. Raţiu, and A. Băban.(2014). Learning Organization and Social Responsibility in Romanian Higher Education Institutions. Procedia – Soc. Behav. Sci., vol. 142, pp. 146–153
2.J. Ohlsson. (2014).Pedagogic challenges in the learning organization,” Learn. Organ., vol. 21, no. 3, pp. 162–174
3.Marquardt, M. J. (2002). Building the learning organization: Mastering the 5 elements for corporate learning (2 nd edition). Palo Alto, CA: Davies-Black Publishing. edition). N. Boston: Bealey Publishing.
4.N. Hussein, A. Mohamad, F. Noordin, and N. A. Ishak. (2014).Learning Organization and its Effect On Organizational Performance and Organizational Innovativeness: A Proposed Framework for Malaysian Public Institutions of Higher Education, Procedia – Soc. Behav. Sci., vol. 130, pp. 299–304
5. Senge, P. (1990), The Fifth Discipline. The Art and Practice of the Learning Organization,Doubleday, New York, NY.
About Agnes Novita Ida Safitri
Twitter •