Ajakan Kepada Tauhid Yang Benar adalah The Only One Solution

Berbagai masalah yang muncul di muka bumi dari waktu ke waktu, dari zamanke zaman, senatiasa yang diturunkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala lewatnabi-nabinya selalu saja solusi yang itu-itu juga yaitu ajakan kepada kalimat tauhid atau bertuhan yang benar.Secara sekilas banyak yang kurang faham kok itu lagi itu lagi tawaran solusi yang datang dari “The Super Natural” yaitu Allah SubhaanahuWata’ala atau “The real Super Power”.Mengapa mesti bertauhid lagi dan mesti bertauhid lagi?, dan itulah tawaransepanjang segala masa atau tawaran sepanjang segala abad dari pemilikjagad raya, pemilik manusia.Relevankah di jaman manusia yang sudah sangat gandrung dengan segala yangcanggih kalau ajakan bertauhid masih dijadikan solusi?, Al Quran sebagai”The Last Testament” senatiasa secara konsisten mengajarkan begitu.Coba kita renungkan, sepanjang jaman manusia senantiasa diombang-ambingkan oleh berbagai tarikan ke arah mempertuhankan Zat Yang Maha Suci ataulawannya dari itu dengan berbagai manifestasinya.Ajakan kepada Zat Yang Maha Suci satu saja wujud dan manifestasinya yaitukepada bertauhid yang benar baik tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah dantauhid asma wa sifat.Tetapi ajakan ke arah yang lain dari itu banyak sekali wujud danmanifestasinya walaupun bersumber dari musuh dari Zat Yang Maha suci yaituIblis laknatullah alaih beserta bala tentaranya yaitu Syaithon dan di backup oleh hawa nafsu.Pada jaman Adam alaihi salam, dan sepanjang segala jaman a.l. zaman Musaa.s. wa Fir’aun wa Qorun, atau zaman Nabi SAW dan disitu ada Abu Jahal,Abu Lahab, dan Abdullah bin Ubay bin Salul.Ada dua tarikan dari tarikan kepada  Allah SWT dan tarikan kepada selain Allah.Sebagai contoh jika orang sudah mempertuhankan selain Allah misalnya sajamempertuhankan pangkat dan kekuasaan maka ukuran baik buruknya seseorang bukan lagi dinilai dari ketakwaannya kepada Allah SWT atau kebenaran Tauhidnya tetapi sejauh mana dia dapat mencarikan jalan-jalan menujukekuasaan atau kepada orang-orang yang dapat menumpuk-numpuk kekuasaan dan kemudian dapat pula membagi-bagikannya kepada para pengikut atau kroni-kroninya seperti yang terjadi pada jaman kejayaan Fir’aun atau mungkin juga jaman Orde Baru yang baru lewat. Kita semua tahu pada jaman seperti itu siapa saja yang coba-coba menyuarakan  kebenaran yang datang dari hati nurani yang paling dalam bentuk bisikan-bisikan ilahi yang mengajak kepada kemurnian tauhidpasti diberangus dan dicap sebagai makar atu subversif. Atau contoh lain kepada orang-orang yang memperuhankan harta kekayaan duniawi dengan cara yang sama dengan kelompok yang mempertuhankan kekuasaan mereka akan menjadikan ukuran atau nilai baik buruknya seseorang dari sejauh mana dia dapat menumpuk-numpuk harta kekayaan dan kalau bisajuga sekaligus dapat membagi-bagikan harta kekayaan kepada siapa saja yangmau ikut mempertuhankan harta kekayaan, tidak peduli apakah harta itu diperoleh dengan jalan halal ataukah menghalalkan segala cara. Begitu juga analog lainnya kepada tuhan-tuhan lain selain Allah SWT. Jadi disini akan terlihat jelas korelasi antara mempertuhankan selain Allah SWT dengan segala bentuk kejahatan yaitu usaha meraih harta benda atau kekuasaan dengan menghalalkan segala cara sebagaimana yang kitapernah alami di jaman orde baru yang baru lewat. Memang secara sekilas orang banyak yang rancu dalam membedakan antara bertuhan yang benar kepada Allah SWT atau kepada yang selain dari itu. wallahu a’lam bishowab.