Mengetahui kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen yang dalam institusi pendidikan disebut sebagai mahasiswa adalah dengan merasakan sejauh mana manfaat sebuah produk/jasa yang  dirasakan (perceived), apakah  sesuai dengan apa yang diharapkan mahasiswa (Amir, 2005). Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen yang juga dalam hal ini disebut sebagai mahasiswa merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja jasa pendidikan, terkait dengan administrasi akademik yang dia rasakan dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan mahasiswa dalam menerima berbagai peayanan di institusi pendidikan adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual jasa yang dirasakan setelah pemakaian, yang dipaparkan oleh Tse dan Wilson ( Nasution, 2004:104).

Dengan melihat berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan definisi kepuasan mahasiswa yaitu  tingkat  perasaan  seorang mahasiswa  setelah  membandingkan  kinerja jasa pendidikan yang dia rasakan dengan harapannya, bila harapannya terpenuhi seluruhnya maka kepuasan menjadi optimal. Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terkait dengan bagaimana meningkatkan kepuasan konsumen atau mahasiswa

No Peneliti Tahun Obyek Penelitian Hasil Penelitian
1 Dr. Vanessa Gaffar, SE. AK, MBA 2008 Universitas Pendidikan Indonesia Kemanfaatan TI berpengaruh positif terhadap kepuasan berbagai layanan pendidikan kepada mahasiswa
2 Sri Mulyati 2010 Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Integriti Database mendukung proses pembelajaran yang baik dan mahasiswa  dapat mengerjakan soal ujian online berdasarkan jadwal yang ditentukan
3 Paulus Reitmeyer 2010 Liberty University (LU) adalah sebuah universitas Lynchburg, Virginia Penerapan TI dengan tepat berkemampuan cepat dan efektif dalam mendukung pertumbuhan sambil meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan efisiensi, dan efektifitas yang berpusat pada misi pendidikannya.
4 Dr.A.Jayakumar 2009 Periyar UniversitySalem, Tamilnadu, India Penerapan CRM yang tepat dapat meningkatkan 20 persen tingkat kepuasan pelanggan Untuk fakultas dan universitas

 

Administrasi Akademik memberikan berbagai pelayanan yang dibutuhkan mahasiswa, mulai dari registrasi sebagai mahasiswa baru, selama perkuliahan atau proses belajar mengajar, sampai mahasiswa tersebut dinyatakan lulus menjadi alumni. Interaksi antara mahasiswa dan petugas pelayanan kerap kali menimbulkan permasalahan, sehingga terobosan dengan penggunaan  teknologi informasi yang baik dan benar serta optimal, diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan berbagai masalah yang biasanya datang berulang. Penggunaan teknologi informasi dalam memberikan layanan jasa pendidikan kepada mahasiswa, dapat menjadi strategi yang tepat untuk menciptakan hubungan yang baik antara mahasiswa dengan perguruan tinggi. Munculnya konsep CRM yang didukung oleh teknologi informasi menjadikan sebuah kekuatan baru untuk dapat tetap menjaga dan meningkatkan kepercayaan mahasiswa sebagai pelanggan dan masyarakat sebagai calon mahasiswa kepada perguruan tinggi, karena kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan berbagai pelayanan atas kebutuhan informasi dapat diberikan dengan baik.

Untuk penulisan selanjutnya akan mencoba untuk menjabarkan bagaimana penerapan sistem untuk mengukur kepuasan mahasiswa.

Terima kasih.

 




Perencanaan Strategis Perusahaan menjadi mudah dengan Bisnis Intelligence

Business Intelligence adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasikan dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna dan dapat digunakan untuk tujuan analisis bisnis yang lebih focus pada sasaran bisnis. Teknologi BI dapat menangani data yang tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang.

Teknologi BI menyediakan riwayat, pandangan sekarang dan prediksi dari operasi bisnis. Fungsi-fungsi umum dari teknologi inteligensi bisnis adalah pelaporan, pemrosesan analisis daring, analitis, penggalian data, penggalian proses, pemrosesan kejadian kompleks, manajemen performansi bisnis, pengukuran, penggalian teks, analitis prediktif dan analitis preskriptif.

BI dapat digunakan untuk mendukung sejumlah besar keputusan bisnis mulai dari operasi sampai strategis. Keputusan operasi termasuk penempatan dan harga produk. Keputusan strategis termasuk prioritas, tujuan dan arah pada tingkat yang lebih luas. Pada semua kasus, BI lebih efektif bila digabungkan dengan data yang didapat dari pasar tempat perusahaan beroperasi (data eksternal) dengan data dari sumber internal bisnis perusahaan seperti data operasi dan finansial (data internal). Bila digabungkan, data eksternal dan internal bisa menyediakan gambaran yang lebih lengkap, yang efeknya, menciptakan “inteligensi” yang tidak dapat diturunkan dari kumpulan data tunggal manapun, tapi bagaimana membangun sebuah database yang siap digunakan untuk menampilkan berbagai macam informasi daam satu tampilan, pada penulisan berikutnya akan penulis paparkan

Referensi :

http://vischaarrofiv.blogspot.co.id/2015/03/definisi-business-intelligence.html

http://sis.binus.ac.id/2017/05/15/sekilas-tentang-business-intelligence/

 




Cara sehat Saat Menggunakan Komputer

Kadang-kadang ketika kita sedang asyik menggunakan computer, kita lupa sampai berjam-jam focus kepada layar computer untuk mengerjakan suatu tugas atau hanya menonton film atau yang lainnya yang membuat kita tidak beranjak dari kursi depan computer. Padahal ada yang mengintai dan mengancam kita saat itu, yaitu penyakit. Berikut akan kami sampaikan secara umum sebab dan akibat menggunakan computer yang tidak teratur dan bagaimana mencegahnya.

Ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja atau yang berhubungan dengan kerja. Office ergonomics menjadi suatu isu baru di tempat kerja perkantoran. Penggunaan komputer yang semakin intens tiap hari, mulai di kantor hingga di rumah, membuat isu ini semakin hangat. Data menunjukkan bahwa semakin banyak pekerja yang menderita keluhan nyeri punggung bawah (low back pain, LBP) dan sakit pada pergelangan tangan (carpal tunnal syndrome, CTS). Berbagai survei baik di Indonesia maupun luar negeri menunjukkan bahwa hampir 50-60% karyawan kantor melaporkan keluhan yang tidak biasa pada bagian tubuhnya sesudah bekerja komputer di kantor. Jika dibiarkan, berbagai keluhan akan memburuk menjadi sakit atau gangguan.

Setiap kasus LBP atau CTS akan berdampak finansial bagi perusahaan, mulai dari biaya medis, cuti, dan sangat mungkin menggangu kelancaran bisnis perusahaan. Karyawan yang menderita LBP dan CTS sangat mungkin mengalami pengurangan kemampuan bekerja seperti sedia kala. Berbagai keluhan para pekerja kantor dapat dipastikan karena kondisi tempat kerja komputer saat ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, mulai dari penempatan monitor, ketinggian monitor, penempatan keyboard dan mouse.

Untuk itu pengetahuan dan kemampuan praktis office ergonomics diperlukan oleh setiap karyawan, terutama mereka yang bertanggung jawab dalam penataan tempat kerja perkantoran. Secara garis besar gangguan kesehatan akibat pemakaian komputer yang salah dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

  • Gangguan pada bagian mata dan kepala
  • Gangguan pada lengan dan tangan
  • Gangguan pada leher, pundak dan punggung

 

Gangguan pada bagian mata dan kepala kita sering disebut dengan computer vision syndrome, mulai dari nyeri atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata lelah, hingga gangguan yang lebih serius dan lebih permanen seperti kemampuan fokus mata menjadi lemah, penglihatan kabur (astigmatisma, miopi, presbiopi), pandangan ganda, hingga disorientasi warna.

Gangguan pada bagian lengan dan telapak tangan dimulai dari nyeri pada pergelangan tangan karena gangguan pada otot tendon di bagian pergelangan, nyeri siku, hingga cidera yang lebih serius seperti Carpal Tunnel Syndrome yaitu terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan nyeri di sekujur tangan. Cidera ini harus segera diatasi sebelum terlambat, karena pada stadium lanjut tindakan operasi terpaksa harus dilakukan.

Kelompok gangguan lainnya berupa nyeri pada bagian leher, pundak, punggung dan pinggang. Nyeri di bagian ini sering pula mengakibatkan gangguan nyeri di bagian paha dan betis. Bekerja di depan komputer dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomis merupakan cara yang ampuh dalam menghindari ketidaknyamanan yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti yang dijelaskan di atas.

Posisi yang tidak baik penggunaan komputer :

  • Bersandar kedepan pada meja
  • Mengetik dengan posisi pergelangan tangan yang tidak baik
  • Mengangkat bahu saat mengetik
  • Jarak penggunaan mouse
  • Memutar leher saat melihat ke layar komputer atau menjawab telepon
  • Mengangkat benda dibawah pinggul atau diatas bahu
  • Mengetik dengan tenaga yang kuat atau menekan tombol dengan keras sekali
  • Mengangkat kotak kertas yang berat atau peralatan kantor
  • Pegangan yang tidak baik

 

Untuk penjelasan dari masing-masing posisi yang baik, silahkan ketik di google kata tersebut dan pilih gambar, sehingga anda dapat langsung melihat gambar untuk ukuran jarak dan posisi duduk yang baik saat menggunakan computer.

Terima kasih dan salam

Referensi :

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/12/ergonomi-adalah.html

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/03/penerapan-ergonomi-dalam-pemakaian.html

https://www.academia.edu/30175626/Resume_Penggunaan_Komputer_Sesuai_Dengan_Ilmu_Ergonomi_Di_Tempat_Kerja




SUPPLY CHAIN LOGISTIC MENGGUNAKAN LAYANAN WEB ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) (bagian 2)

Setelah menjelaskan manfaat dan kegunaan dari penggunaan EDI pada supply chain logistic  berikut bagian kedua ini akan dijelaskan alur dari pengadaan barang dengan menggunakan web electronic data interchange (EDI).

Prosedur baru yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut:

  1. MD supermarket akan membuatkan PO pada system yang digunakan di supermarket dan akan di translate ke dalam EDI file. EDI file tersebut yang sudah disepakati bentuk field dan formatnya akan diletakkan pada folder yang sudah ditentukan sebelumnya dan akan dibaca oleh system secara berkala untuk ditarik dan nantinya akan menjadi inputan database untuk sistem informasi layanan web EDI.
  2. Supplier akan mendapatkan notifikasi email berupa kalimat pemberitahuan bahwa ada purchase order
  3. Supplier mengkases web EDI dan validasi purchase order dan akan auto create delivery order dan terdapat barcode di dalamnya
  4. Sebelum mengirimkan barang supplier dapat melakukan edit quantity barang terlebih dahulu dan delivery order yang baru akan terkirim ke supermarket melalui web EDI.
  5. Proses pengiriman barang akan dilakukan dengan membawa delivery order yang didapatkan dari web EDI.
  6. Proses penerimaan barang akan scan barcode yang ada pada delivery order.
  7. Berdasarkan barang yang diterima maka akan dibuatkan receiving note yang diberikan kepada supplier dan juga dikirm melalui web EDI yang nantinya auto create invoice
  8. Supplier memproses invoice dengan cara mengedit no invoice jika diperlukan dan akan mengirim invoice melalui web EDI dan juga akan mengirim
  9. Finance akan melakukan pembayran dan akan mengirmkan laporan pembayaran melalui web EDI.
  10. Proses retur barang akan dilakukan dengan cara membuat surat retur yang juga dapat di publish pada web EDI dan supplier akan mendapat notifikasi by email jika ada retur

Langkah – langkah proses diatas dapat juga digamabarkan dalam bentuk flowchart. Berikut gambar  flowchart di bawah ini yang dapat mewakili proses – proses diatas:

Ditulis oleh : Deden Prayitno dan Dewi Silvia




Customer Relationship Management Pada Berbagai Bidang Usaha

CRM merupakan sebuah teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang di dalamnya mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau jasa yang berkaitan dengan perusahaan. Menurut O‟Brien(2002), sistem CRM juga menciptakan IT framework yang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional perusahaan.  Tujuan CRM adalah untuk menjalin suatu hubungan atau relasi yang “intim” antara perusahaan dengan masing-masing customer-nya, sehingga customer yang bersangkutan menjadi loyal dengan perusahaan terkait. Dengan salah satu contoh fokus dari CRM dalam dunia perbankan berarti pelanggan yaitu nasabah. Yang termasuk didalamnya pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service). Dengan Formulasi CRM: Ketepatan Layanan + Teknologi + Kemudahan = Kepuasan Customer.

Sekilas secara umum penerapan CRM pada bBerbagai contoh penerapan di berbagai bidang usaha

CRM pada Gojek

CRM berkaitan dengan kegiatan penjualan terpadu, marketing dan strategi pelayanan kepada pelanggan. Melalui CRM Go-Jekmenggunakan layanan aplikasi dan website pelanggan yang ada saat ini untuk dapat meningkatan pendapatan perusahaan melalui penjualan jasa layanan, memberikan layanan prima, sekaligus memperkenalkan tata cara transaksi yang telah dibuat perusahaan. CRM Go-Jek dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan baik antara pelanggan dengan pihak manajemen.Pemahaman yang mendalam terhadap pelanggan akan mampu menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan preferensi konsumen sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Untuk mendukung CRM, Go-Jek senantiasa memberikanfrequent-flyer dalam dua bahasa yang berisi tentang informasi-informasi terkini perusahaan kepada pelanggan yang loyal melalui e-mail. Hal ini selain bersifat apresiasi juga bersifat marketing dan pengelolaan loyalitas pelanggan. Kegiatan yang berhubungan dengan CRM pada perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website) yang bisa diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan informasi perusahaan, produk, forum diskusi antara pelanggan dengan pihak manajemen sampai pada proses pemesanan.

 CRM pada PT. Telkom

PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan aplikasi CRM yaitu Aplikasi Customer Value, Aplikasi Operasional dan Aplikasi Analitik. Aplikasi Customer Value yang berbasis CRM ini memungkinkan pelanggan terlibat dalam proses peningkatan pelayanan, sehingga pelanggan dapat memperoleh solusi dan alternative layanan yang cepat dan tepat. Selain itu, aplikasi yang dikembangkan ini diharapakan dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menjadi salah satu alat dalam membangun hubungan antara perusahaan dengan customer yang saling menguntungkan. Aplikasi Operasional berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Aplikasi CRM Analitik berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang berasal dari CRM Operasional.

CRM pada Bank BCA

Layanan yang bersifat customer-facing merupakan layanan yang sifatnya langsung pada pelanggan. Penerapannya bisa dilihat di bagian front office sebuah bank. Sebagai contoh, pegawai di bagian customer service akan membantu nasabah melakukan transaksi pembukaan rekening, pengaduan, atau permintaan informasi mengenai produk-produk perbankan.

Layanan yang bersifat customer-touching bisa diterapkan melalui pembuatan media yang bisa digunakan oleh nasabah untuk berinteraksi dengan bank. Contohnya ATM (Automatic Teller Machine), layanan Mobile Banking, dan Internet Banking. Dari mesin ATM, nasabah sudah bisa melakukan hampir semua transaksi perbankan mulai dari pengecekan saldo, transfer antar-rekening, pembayaran listrik dan telepon, dan penarikan uang.

Kebanyakan bank-bank di Indonesia sudah menerapkan CRM dalam proses bisnisnya. Dan untuk memperjelas tentang CRM kami akan menggunakan bank BCA sebagai salah satu contoh perusahaan yang menggunakan CRM dalam “memelihara” pelanggannya.

Ada banyak lagi penerapan CRM pada berbagai bidang usaha yang secara umum seluruhnya bertujuan untuk mendapat loyal dari pelanggannya atau nasabahnya.

 

Referensi :

https://milaminora.wordpress.com/2016/02/13/sistem-informasi-manajemen-studi-kasus-go-jek-2/

http://adhi04751.blogspot.co.id/2014/09/penerapan-crm-pada-telkom.html

http://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/2782987/presiden-direktur-bca-berbagi-ilmu-crm-di-markplus-conference-2015

 

 




SUPPLY CHAIN LOGISTIC MENGGUNAKAN LAYANAN WEB ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) (bagian 1)

Saat ini dalam pasar modern proses pengadaan barang atau proses supply chain atau rantai pasok yang dilakukan dengan cara membuatkan purchase order dan dikirimkan kepada supplier melalui email, fax, atau telepon. Dengan cara pengirimana purchase order seprti ini dapat menyebabkan purchase order yang tidak sampai ke pihak supplier dikarenakan data yang terlalu besar kapasitas ukuran file yang dikirimakan atau jika melalui fax adanya gangguan layanan sibuk atau tinta yang habis. Jika supplier sudah mendapatkan purchase order maka tahap berikutnya adalah pengirimana barang. Prosedur dalam proses pengiriman barang,   supplier harus menyertakan delivery order untuk mengirimkan barang ke gudang. Pada saat penerimaan barang di gudang supermarket akan input manual barang yang diterima, tentu saja proses ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain membutuhkan proses yang lama, permasalahan lainnya yang sering ditemukan adalah barang yang dikirimkan kuantitas barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan purchase order. Dalam proses pembayaran pihak supplier akan membuatkan invoice berdasarkan receiving note yang diterima pada saat pengiriman barang, selanjutnya akan menukarkan faktur atau invoice yang telah dibuat sebelumnya.

Dengan berbagai masalah yang muncul mulai dari pembuatan order sampai diterimanya barang seperti telah disebutkan di atas, sehingga banyak pasar modern yang umumnya dsebut supermarket atau hypermarket yang memanfaatkan perkembangan teknologi pada jaman sekarang untuk menangani seluruh kegiatan operasionalnya khususnya dibidang pengadaan barang sesuai dengan bahasan ini, contohnya Teknologi Informasi digunakan untuk mempercepat proses order dan mempercepat satu siklus supply chain serta untuk meningkatkan kualitas kerjasama antar bisnis dan juga untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen.

Dalam jurnal yang ditulis oleh (Adiwijaya N. O., 2015) menuliskan bahwa dengan menggunakan system informasi yang terintegrasi dengan teknologi Electronic Data interchange (EDI) dalam pertukaran dokumen dengan mitra dagang, menjadikan system logistik perusahaan retail mampu ditingkatkan kinerjanya sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam memamasukkan data, mengurangi leadtime, mengurangi biaya, dan mengurangi pemakaian dokumen. Dengan menggunakan Sistem Informasi EDI ini dapat mempercepat proses order karena dapat mengurangi resiko stock barang kosong yang disebabkan oleh proses pengiriman dokumen yang sudah dijelaskan pada pragraf sebelumnya.

Dengan pengaplikasian EDI (electronic Data Interchange) perusahaan tidak harus melakukan pemesanan bila stock di supermarket habis. Hanya dengan menggunakan media computer dan internet, perusahaan dan pemasok mempunya hubungan yang terintegrasi, sehingga stock barang dari pemasok akan secara sendiri mengirim barang ke supermarket. Dalam pemanfaatan system informasi ini supplier dan supermarket tidak hanya dimudahkan dalam hal pemesanan melainkan akan mendapatkan kemudahan dalam proses proses pengiriman, laporan penjualan, penagihan, laporan pembayaran hingga pengembalian barang (retur).

Pada penulisan selanjutnya akan dijelaskan bagaimana implementasi EDI berbasis web ini digunakan oleh kedua belah pihak, antara suplayer dan supermarket yang menjual barang secara retail kepada konsumen.




MENGHITUNG KONTRIBUSI IT DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN

Departemen IT sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen IT di perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah mata akan peran IT dalam menunjang proses di Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar IT berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan ?

Sebenarnya ada 2 pendekatan dari perhitungan investasi IT yang dapat dilakukan dan dapat dirasakan oleh perusahaan terhadap peningkatan berbagai asfek yang ada di perusahaan. Pertama perusahaan dapat merasakan berbagai efisiensi yang terjadi di berbagai proses bisnis yang ada, dan yang kedua bisa juga dihitung berapa rupiah kontribusi terhadap keuntungan perusahaan dari pengalihan kegiatan operasional perusahaan dari konvensional berubah menjadi menggunakan IT

Pendekatan melalui efisiensi misalnya adalah :

  1. Minimize risk

Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar control perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi  risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecastingfinancial advisoryplanning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.

  1. Reduce costs

Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:

  • Eleminasi proses

Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.

  • Simplifikasiproses

Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.

  • Integrasiproses

Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).

  • Otomatisasi proses

Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.

  1. Add Value

Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.

  1. Createnew realities

Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan ecommerceeprocurementecustomereloyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.

Sedangkan pendekatan melalui perhitungan analisa biaya dan manfaat contohnya adalah :

Cost avoidane adalah dihindarinya atau diantisipasinya pengeluaran biaya yang tidak perlu karena adanya teknologi informasi. Misalnya adalah dengan dipergunakannya aplikasi Computer Based Training (CBT), maka tidak diperlukan lagi pengeluaran biaya karyawan untuk keperluan administrasi, akomodasi, material, instruktur, dan transportasi ke luar kota karena proses pelatihan tersebut dapat dilakukan di tempat kerja. Cara perhitungan yang sama dapat dipergunakan seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini. Terlihat dari perhitungan tersebut bahwa investasi yang dikeluarkan dapat dikembalikan dalam kurun waktu kurang lebih 6 (enam) tahun, karena memberikan ROI sebesar 16%

Biaya Investasi dengan Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam juta rupiah

Personal Computer Rp 432

Aplikasi Computer Based Training Rp 100

Jaringan Rp 60

Modem Rp 20

Printer dan Sanner Rp 7

Instalasi Rp 220

Total RP 839

 

Biaya Bulanan yang dikeluarkan dengan Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam juta rupiah

Karyawan Rp 34

Pemeliharaan Rp 65

Pengembangan Aplikasi Rp 8

Lain – Lain Rp 4

Amortisasi Rp 23

Total Rp 134

 

(tahun-1) untuk menghitung manfaat yang didapat

Manfaat Bulanan dengan Jumlah manfaat yang diterima dalam juta rupiah

Tidak memerlukan instruktur Rp 120

Tidak memerlukan biaya transportasi Rp 7

Tidak memerlukan biaya akomodasi Rp 12

Tidak memerlukan biaya makalah Rp 3

Tidak memerlukan administrasi Rp 3

Total Rp 145

Keuntungan Per Bulan Rp 11

Manfaat per tahun Rp 132

Roi 16%

Simple Payback 2 tahun

Referensi :

http://jane.blog.uns.ac.id/2009/11/17/peranan-it-dalam-organisasi-perusahaan/

Analisa Cost-Benefit Investasi Teknologi Informasi, Prof. Richardus Eko Indrajit, sep-2016




CONTOH MODEL LAPORAN TEMUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

NO FAKTA/TEMUAN RESIKO REKOMENDASI
1. Antivirus yang digunakan masih bersifat fee trial Aplikasi online dapat diakses dari mana saja. Hal tersebut menjadikan konputer sangat rentan oleh serangan virus Perusahaan harus menggunakan antivirus yang berlisensi pada setiap komputer yang digunakan untuk operasional
2. Tampilan aplikasi yang dibangun kurang user friendly User akan kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam proses yang ingin dilakukan user Merancang interface yang mudah dipahami dan membuat menu help desk agar dapat membantu user

dalam menggunakan aplikasi

3. Aplikasi belum terintegrasi pada semua bagian seperti pada pendataan persediaan Proses bisnis menjadi tidak efektif Aplikasi disempurnakan dengan mengintegrasikan semua bagian agar proses bisnis menjadi lebih efektif
4. Tidak ada maintenance pada aplikasi secara berkala Memungkinkan terjadinya Aplikasi mengalami error Perusahaan seharusnya mewajibkan maintainance terhadap aplikasi secara berkala seperti 3 bulan sekali agar aplikasi dapat tetap efektif untuk mendukung proses bisnis perusahaan
5. Laporan tidak memiliki masa penyimpanan Memori komputer overload untuk menyimpan laporan Adanya kebijakan mengenai batasan waktu maksimal file laporan dapat disimpan (misalnya 10 tahun) agar penggunaan memory dalam aplikasi menjadi efektif
6.         Tidak adanya kejelasan spesifikasi produk yang dipasarkan sehingga kualitas barang tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan di situs web Pengunjung tidak mendapatkan informasi yang mendetail dan lebih spesifik tentang produk yang akan dibeli Sebaiknya dijelaskan secara mendetail akan spesifikasi produk yang akan dipasarkan di web
7.         Proses pengiriman barang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak mencapai tingkat kepuasan Pengunjung mengalami ketidakpuasan  terhadap proses pengiriman barang sehingga produk yang diterima mengalami kerusakan (cacat) Sebaiknya pengiriman produk harus sesuai dengan prosedur yang ada atau buat prosedur proser yang menjaga kualitas barang
8.         Tidak adanya sistem keamanan jaringan Adanya ancaman hacking, kemungkinan adanya pencurian data perusahaan melalui berbagai media penyimpanan data, serta ancaman virus Sebaiknya menggunakan firewall, karena dapat mengontrol keamanan dalam cara yang lebih baik. Firewall akan menyaring informasi dan hanya memungkinkan orang-orang yang aman dan menginstal program Anti-Virus
9.         Pengguna terjebak situs belanja fiktif, padahal uang sudah dikirim sesuai harga nominal sesuai transaksi Berkurangnya customer bertransaksi melalui web Lebih diperketat dan lebih selektif dalam melakukan pemasaran berbasis web
10.     Design interface web tidak menarik dan tidak interaktif untuk pemasaran Jumlah pengunjung situs web sedikit, karena pengunjung merasa tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan Sebaiknya memperbaiki design interface web, dengan menu yang lengkap, supaya pengunjung lebih tertarik dengan produk yang dipasarkan



DASAR KEBUTUHAN PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI

Penerapan TIK diperusahan seiring berjalannya waktu akan banyak mengalami perubahan, karena perkembangan teknologi informasi berkembang begitu cepat, baik secara h/w maupun s/h, dan telah mengakibatkan perubahan pengolahan data yang dilakukan perusahaan. Peralihan ke sistem  terkomputerisasi yang terbarukan memungkinkan data yang kompleks dapat diproses dengan cepat dan tepat, guna menghasilkan suatu informasi yang lengkap, akurat dan mutahir.

Dalam mendukung aktivitas sebuah organisasi, informasi menjadi bagian yang sangat penting, baik untuk perkembangan organisasi maupun membaca persaingan pasar dan selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dengan tujuan memenangkan persaingan. Sistem Informasi digunakan di segala bidang dalam perusahaan untuk melakukan pemprosesan data menjadi suatu informasi, dan ini merupakan sebuah kegiatan dalam organisasi yang bersifat repetitive, dan agar menghasilkan kualitas informasi yang bermutu, maka harus dilaksanakan secara sistematis dan otomatis.

Dengan demikian, sangat diperlukan adanya pengelolaan yang baik dalam sistem yang mendukung proses pengolahan data tersebut. Dalam sebuah organisasi tata kelola sistem dilakukan dengan melakukan audit. Menurut Juliandarini (2013) Audit sistem informasi (Information Systems (IS) audit atau Information technology (IT) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur sistem informasi secara menyeluruh.Menurut Romney (2004) audit sistem informasi merupakan tinjauan pengendalian umum dan aplikasi untuk menilai pemenuhan kebijakan dan prosedur pengendalian internal serta keefektivitasannya untuk menjaga asset.

Sehingga menurut uraian teori diatas, maka penulis dapat simpulkan bahwa audit sistem informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti audit untuk menentukan apakah sistem komputer perusahaan telah menggunakan asset sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung pengamanan asset tersebut memelihara kebenaran dan integritas data dalam mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

Organisasi perlu melakukan audit system informasi sebagai evaluasi dan pengendalian terhadap sistem informasi yang digunakan oleh organisasi, hal ini dilakukan dengan alas an untuk :

  1. Pencegahan terhadap biaya organisasi bila terjadi data yang hilang

Kehilangan data dapat terjadi karena ketidakmampuan pengendalian terhadap pemakaian komputer. Kelalaian dengan tidak menyediakan backup yang memadai terhadap file data, sehingga kehilangan file dapat terjadi karena program komputer yang rusak, adanya sabotase, atau kerusakan normal yang membuat file tersebut tidak dapat diperbaiki sehingga akhirnya membuat kelanjutan operasional organisasi menjadi terganggu.

  1. Pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang salah

Kualitas sebuah keputusan sangat tergantung kepada kualitas informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan tersebut. Tingkat akurasi dan pentingnya sebuah data atau informasi tergantung kepada jenis keputusan yang akan diambil. Jika top manajer akan mengambil keputusan yang bersifat strategik, mungkin akan dapat ditoleransi berkaitan dengan sifat keputusan yang berjangka panjang. Tetapi kadangkala informasi yang menyesatkan akan berdampak kepada pengambilan keputusan yang menyesatkan pula.

  1. Penyalahgunaan computer untuk kebutuhan diluar organisasi

Beberapa jenis tindak kejahatan dan penyalah-gunaan komputer antara lain adalah virus, hacking, akses langsung yang tak legal (misalnya masuk ke ruang komputer tanpa ijin atau menggunakan sebuah terminal komputer dan dapat berakibat kerusakan fisik atau mengambil data atau program komputer tanpa ijin) dan atau penyalahgunaan akses untuk kepentingan pribadi (seseorang yang mempunyai kewenangan menggunakan komputer tetapi untuk tujuan-tujuan yang tidak semestinya).

  1. Adanya nilai dari yang berharga dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel

Disamping data, hardware dan software serta personel komputer juga merupakan sumber daya yang kritikal bagi suatu organisasi, walaupun investasi hardware perusahaan sudah dilindungi oleh asuransi, tetapi kehilangan hardware baik terjadi karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan dapat mengakibatkan gangguan. Jika software rusak akan mengganggu jalannya operasional dan bila software dicuri maka informasi yang rahasia dapat dijual kepada kompetitor. Personel adalah sumber daya yang paling berharga, mereka harus dididik dengan baik agar menjadi tenaga handal dibidang komputer yang profesional.

  1. Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer

Saat ini pemakaian komputer sudah sangat meluas dan dilakukan juga terhadap fungsi kritis pada kehidupan kita. Kesalahan yang terjadi pada komputer memberikan implikasi yang luar biasa, sebagai contoh data error mengakibatkan jatuhnya pesawat di Antartika yang menyebabkan 257 orang meninggal atau seseorang divonis masuk penjara karena kesalahan data di komputer.

  1. Kerahasiaan data atau informasi yang dimiliki perusahaan

Informasi di dalam sebuah organisasi bisnis sangat beragam, mulai data karyawan, pelanggan, transaksi dan lainya adalah amat riskan bila tidak dijaga dengan benar. Seseorang dapat saja memanfaatkan informasi untuk disalahgunakan. Sebagai contoh bila data pelanggan yang rahasia, dapat digunakan oleh pesaing untuk memperoleh manfaat dalam persaingan.

  1. Pengontrolan pengembangan / evolusi komputer

Perkembangan Teknologi computer harus diantisipasi oleh organisasi agar dalam persaingan usaha dapat selalu diantisipasi dan kebutuhan untuk pengolahan data yang tepat dan cepat dengan teknologi yang berkesesuaian juga dapat dilakukan, jika perkembangan teknologi ini tidak diansipasi, kemungkinan gagal atau kalah bersaing menjadi lebih besar.

Sedangkan empat tujuan utama mengapa perlu dilakukannya audit sistem informasi yaitu:

  1. Mengamankan asset

Asset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas, manusia, file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dngan aktiva – aktiva lainnya, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras bisa rusak karena unsur kejahatan ataupun sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat dihancurkan atau digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi. Karena konsentrasi aktiva tersebut berada pada lokasi pusat sistem informasi, maka pengamanannya pun menjadi perhatian dan tujuan yang sangat penting.

  1. Menjaga integritas data

Integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan (completeness), sehat dan jujur (soundness), kemurnian (purity), ketelitian (veracity). Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar.

3.  Menjaga efektivitas sistem

Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, auditor sistem informasi harus tahu mengenai kebutuhan pengguna sistem atau pihak-pihak pembuat keputusan yang terkait dengan layanan sistem tersebut. Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan / informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya.

4.  Mencapai efisiensi sumber daya

Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Efisiensi sistem pengolahan data menjadi penting apabila tidak ada lagi kapasitas sistem yang menganggur.

Dari alasan dan tujuan tersebut sangat jelas bahwa penting bagi sebuah organisasi untuk melakukan audit sistem informasi guna melihat kembali apakah sistem yang berjalansudah tepat dan terpenting sistem mampu untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.

 

Referensi :

https://may9946.wordpress.com/2013/03/02/pentingnya-audit-sistem-informasi-bagi-perusahaan/

http://silfisulfiyah.blogspot.co.id/2010/11/mengapa-perlu-audit-sistem-informasi.html

http://www.kompasiana.com/blekutupuwol/pentingnya-audit-teknologi-informasi




FRAMEWORK DAN METODOLOGI PELAKSANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

Project Management Framework merupakan pengaplikasian dari knowledge, skills, tools, dan technique pada aktivitas suatu proyek untuk mencapai kebutuhan/harapan dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam proyek SI

Urutan dalam project management framework adalah stakeholders needs and expectations akan masuk ke Project Management Integration (PIM) yang merupakan 9 knowledge area yang terdiri atas dua fungsi utama yaitu : core function dan facilitating function.

Core function terdiri dari :

  • scope management
  • time management
  • cost management
  • quality management

Sedangkan facilitating function terdiri dari :

  • human resource management
  • communication management
  • risk management
  • procurement management

9 area tersebut diintegrasikan ke dalam PIM dengan bantuan tools dan technique supaya suatu proyek dapat mencapai target yang diharapkan. Kemampuan mengelola semua fungsi yang ada pada framework tersebut di atas harus dimiliki oleh manajer agar seluruh area dapat berjalan dengan dengan baik dan proyek sukses dicapai

Cara/langkah agar proyek yang direncanakan dapat mencapai kesuksesan :

  • Menentukan tujuan dan ruang lingkup proyek
  • Memilih daur hidup perangkat lunak
  • Menentukan organization dan team form berdasarkan kriteria yang diperlukan
  • Memulai seleksi tim : berdasarkan knowledge dan expertise (pengalaman)
  • Menentukan risiko : risiko kegagalan proyek, waktu, biaya, SDM
  • Membuat Work Breakdown Structure (WBS)
  • Identifikasi task
  • Estimasi ukuran : lamanya proyek, banyaknya tim, banyaknya fungsional
  • Estimasi effort : lamanya mengerjakan, biaya yang dibutuhkan
  • Identifik
    asi task dependecy : membuat Gantt Chart
  • Assign resource : identifikasi staf-staf yang bertanggung jawab terhadap task
  • Schedule work

Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan  dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek (project management). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama. Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan, analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi. Masing-masing konsultan atau para praktisi teknologi informasi biasanya memiliki variasinya masing-masing yang secara prinsip tidak lepas dari keenam langkah metodologi di atas. Apa saja yang harus dilakukan pada masing-masing tahap.

TAHAP PERENCANAAN

Tahap pertama adalah perencanaan. Langkah ini merupakan suatu rangkaian kegiatan semenjak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat, pendefinisian awal terhadap kebutuhan detil atau target yang harus dicapai dari proyek tersebut, penyusunan proposal, penentuan metodologi dan sistem manajemen proyek yang digunakan, sampai dengan penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan

 TAHAP ANALISA

Secara prinsip ada dua aspek yang menjadi fokus analisa, yaitu aspek bisnis atau manajemen, dan aspek teknologi. Analisa aspek bisnis dimulai dengan mempelajari karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan, mulai dari aspek-aspek historis, struktur kepemilikan, visi, misi, critical success factors (kunci keberhasilan usaha), performance measurements (ukuran kinerja), strategi, programprogram, dan hal terkait lainnya

 TAHAP DESAIN

Pada tahap desain, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, metoda interfacing, teknik konversi data, metode migrasi sistem, dan lain sebagainya. Model-model umum seperti Flowchart, ER Diagram, DFD, UML dan lain sebagainya dipergunakan sebagai notasi umum dalam perancangan sistem secara teknis

 TAHAP KONSTRUKSI

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau development sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksana tahap ini, mengingat bahwa semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala detil. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melibatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal SDM, biaya, dan waktu

 TAHAP IMPLEMENTASI

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya ada dua pendekatan yang dipergunakan oleh perusahaan: cut-off atau paralel. Pendekatan cut-off atau big-bang adalah suatu strategi implementasi sistem dimana dipilih sebuah hari sebagai patokan, dimana terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai dipergunakan dan sistem lama sama sekali ditinggalkan

 

Referensi  :

  • Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi, Prof Richardus Eko Indrajit
  • Information Technology Project Management, edisi 6, Kathy Schwalbe, CENGAGE, 2009