Indonesia dan Modal Intelektual

KISAH “LUCU” DARI TANAH PAPUA

Oleh : Ganefi Suherlin

Konon… ada sebuah desa di pelosok Papua sana yang penghasilan utamanya adalah pisang…

Banyak sekali pisang enak yang dihasilkan dari tanah subur di desa tersebut…

Selain manis, besar-besar dan konon khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan…

Itulah mengapa, penduduk di sana banyak yang menggantungkan hidup dari hasil jualan pisang.

Tetapi…, karena daerahnya terpencil, mereka harus menjual pisang tersebut ke kota dan menempuh jarak 30 km-an…

Dengan infrastruktur yang masih belum bagus, mereka harus jalan kaki…, mengarungi sungai…, dengan membawa satu-dua tandan pisang per orang…

Sampai di pasar kota, pisang itu sudah langsung ada penadahnya…
Laris manis…
Uang pun didapat…
Dan…, masyarakat desa itu pun segera pulang ke kampungnya lagi…

Namun sebelum pulang, ada satu tradisi mereka untuk membawa oleh-oleh ke rumah…
_Dan… yg paling dinanti oleh keluarga mereka dirumah sebagai oleh-oleh biasanya adalah…_
*PISANG GORENG…!!!*

_Ya…!!! Jauh-jauh mereka ke kota, jualan pisang…, untuk kemudian membeli oleh-oleh pisang goreng…_
_Uang hasil jualan pisang sebagian dipakai untuk membeli pisang goreng…_

*Ada yg merasa aneh atau lucu dengan kisah tadi…???*

_Sebagian teman-teman saya tertawa mendengar kisah itu…_
_Jauh-jauh ke kota jualan pisang, kok bawanya oleh-oleh pisang juga…???_

*_Kenapa tidak menggoreng sendiri…???_*

???????????

_Lucu abis dan Gokil abis dech sekolah dimana tuh……_
_Aneka tanggapan pun muncul saat mengetahui kisah ini…_

*Tetapi…*

_Sesaat kemudian…, Tawa itu berubah jadi hening… Ketika saya mengatakan bahwa:_

*_INILAH YG TERJADI PADA SEBAGIAN BESAR ORANG INDONESIA…!!!_*

*>> Air diambil dari Indonesia…, diolah jadi ‘Aqua’…, dijual lagi ke kita…, dan uangnya diambil oleh Danone…, perusahaan dari luar negeri…!!!*

*>> Sepatu keren dibuat orang Indonesia…, dibawa ke luar negeri dan diberi cap ‘Nike’…, dan dijual lagi ke Indonesia dgn harga berkali lipat…, dan banyak yg bangga memakainya…!!!*

*>> Kopi-kopi terbaik dari tanah Indonesia…, dibeli dan diolah ‘Starbucks’…, dijual kembali dgn harga berkali lipat kepada orang Indonesia…!!!*

*>> Begitu juga minyak mentah atau barang tambang lainnya yang terbaik diambil oleh asing dari tanah Indonesia lalu diolah diluar negeri kemudian hasilnya dijual kembali di Indonesia.*

_Kisah di atas saya dapatkan dari teman-teman yg menginisiasi gerakan *Beli Indonesia*._
_Sebuah gerakan untuk mendukung dan bangga menggunakan produk Indonesia…!!!_

_Jika kita mau memakai dan membeli produk bangsa sendiri…, niscaya 250 juta penduduk Indonesia akan lebih sejahtera…_

*_Kisah Papua, masih mau tertawa?_*

Vincent Gaspersz

Bukan saja di Papua, NTT, dll di Pulau Jawa juga demikian. Kasus di NTT seperti menjual buah kelapa kering lalu membeli minyak goreng merek tertentu juga termasuk dalam hal yang berkaitan dengan rendahnya intellectual capital. Mengapa Indonesia merupakan pemilik lahan terbesar dalam perkebunan kelapa sawit TETAPI Malaysia merupakan negara terbesar dalam pengekspor minyak sawit di dunia? Itu juga masalah rendahnya Intellectual Capital. Sayangnya selama ini dalam kewirausahaan selalu yang dipermasalahkan adalah financial capital PADAHAL yang memberikan nilai tambah terbesar adalah Intellectual Capital. Lalu kesalahan terbesar dari pemahaman yang keliru tentang Intellectual Capital seolah-olah adalah HANYA Human Capital. Bagan terlampir menjelaskan bahwa Market Value akan Rendah jika perkalian nilai financial capital dan intellectual capital rendah. Salam SUCCESS.

Image may contain: text

Vincent Gaspersz