Memandang Sesuatu Secara Positif
MEMANDANG SEGALA SESUATU SECARA POSITIF
Matius 9 : 27-31
9:27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”
9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
9:30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.”
9:31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Renungan:
Penilaian kita terhadap keadaan sekitar kita ditentukan oleh cara pandang kita. Jika kita melihat segala sesuatu dengan cara positif, maka kita akan melihat hal-hal yang baik, benar dan suci. Sebaliknya, jika kita melihat segala sesuatu secara negatif, maka yang akan kita lihat adalah kekurangan, keburukan dan dosa orang lain. Bayangkan, seandainya kita ingin membeli sebuah rumah tinggal yang terang dan cerah. Kalau kita selama mencari rumah tersebut menggunakan kaca mata hitam, maka tidak ada satu pun rumah yang kita lihat akan cocok dengan keinginan kita tersebut. Setelah kita melepas kaca mata hitam yang kita kenakan itu, maka kita baru melihat bahwa semua rumah yang pernah kita lihat ternyata adalah rumah yang terang dan cerah.
Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang dua orang buta yang karena imannya, dimelekkan matanya oleh Yesus. Dua orang buta dalam Injil hari ini adalah orang-orang yang menderita. Mereka menderita, baik secara fisik maupun secara batiniah. Secara fisik, mata mereka tidak bisa melihat dunia sekitarnya secara nyata dan jelas. Dunia yang indah dan terang benderang, bagi mereka merupakan sesuatu yang buram atau bahkan gelap. Secara bathiniah, mereka tidak bisa “melihat” dengan jelas karena dosa-dosa yang membelenggu mereka. Mata yang dikendalikan oleh si jahat dapat menjerumuskannya ke dalam dosa yang lebih besar.
Menyadari akan kedosaannya, kedua orang buta tersebut memohon belaskasihan Tuhan Yesus. Yesus kemudian membuat kedua orang buta tersebut dapat melihat, bukan karena belaskasihanNya semata, namun karena iman atau kepercayaan mereka. Setelah Yesus bertanya apakah mereka percaya bahwa Yesus dapat melakukan apa yang mereka inginkan, maka kemudian Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Mat 9:29).
Kita juga seringkali buta terhadap diri kita sendiri, terhadap sesama dan Tuhan. Mata kita kadangkala tertutup rapat terhadap kekeliruan dan dosa-dosa kita sendiri, namun terbuka lebar atau melek terhadap kesalahan sesama. Masa Adven yang kita jalani ini adalah saat istimewa penuh rahmat bagi kita untuk melepas cara pandang kita yang negatif. Kita diajak untuk jujur dan rendah hati melihat kesalahan dan dosa kita, untuk kemudian hidup secara lebih baik. Kita juga dituntun Tuhan untuk lebih rendah hati melihat kebaikan dan kelebihan orang lain.
About I. Hardhy Winarta
Twitter •