Thesis yang Membuat Penguji Nyaman Membacanya
Dalam menulis thesis hendaknya diusahakan agar penguji dapat membacanya tanpa kelelahan. Jangan sampai mereka butuh tiga kali baca untuk memahami sebuah kalimat. Kejelasan maksud dari suatu tulisan itu prioritas utama.
Untuk memudahkan keterbacaan, penggunaan kalimat yang singkat amat membantu, sehingga buatlah kalimat yang sesingkat mungkin. Namun hal ini sifatnya pilihan, karena kejelasan arti kalimat itu lebih penting.
Maka perlu dipahami terlebih dahulu keterbacaan tulisan (readability) yang ditunjukkan oleh skor, yang namanya Flesch Readability Score. Skor ini menunjukkan level keterbacaan dari yag paling mudah hingga yang paling sulit. Sebagai contoh, keterbacaan buku komik sekitar 90, tulisan bahasa Inggris biasa antara 60-70, sedangkan yang paling sulit skor keterbacaannya 0-30 (sangat akademik).
Supaya seimbang, kalimat kompleks yang panjang agar dikombinasi dengan kalimat yang pendek. Perhatikan pula skor keterbacaan. Pada contoh berikut, perhatikan di tiap akhir kalimat ada keterangan (jumlah kata, skor keterbacaan).
“It should perhaps be unsurprising that certain geometric arrangements of matter are preferred by nature (15, 28). Perfect tessellation can only be achieved by triangles, squares and hexagons- of these, the hexagon has the shortest perimeter length per unit area enclosed, and hexagonal packing arrangements are known to be the most efficient (35, 19). Spheres enclose the largest volume per unit surface area, and are intuitively stable forms (14, 47.5). Nature uses the same forms at every length scale; leading to self-similarity and fractal characteristics (15, 30).”
Kalimat yang panjang (35) dan kompleks (19), diseimbangkan dengan yang pendek dan sederhana. Secara keseluruhan rata-rata per kalimat 19,7 kata, dan skor keterbacaan 34,4.
Mulai dari hal kecil, untuk tulisan di awal bab thesis, hendaknya pendek-pendek, paling banyak sekitar 15 kata. Hal ini memudahkan pembaca untuk memahami, sebelum masuk ke rincian teknis.
Kurang lebih seperti ini pedomannya. Namun perlu diingat bahwa penulis tidak harus selalu menghitung kata dan skor keterbacaan. Perasaan pembaca jangan dilupakan.
James Hayton. 2011. Balance: How to write a thesis the examiner wants to read
About Adi Susilo Jahja
Twitter •