Dasar pemikiran Konsep Aura Religiositas Merek

image_print

Merek merupakan salah satu persoalan yang tidak boleh dianggap rendah dan dikesampingkan begitu saja. Sehingga perusahaan perlu terus memantau dan berusaha supaya merek menjadi kuat, bertahan hidup pada waktu munculnya  pesaing-pesaing baru dan merek harus mempunyai nilai tinggi yang mampu mengalahkan hitungan-hitungan rasional serta dapat juga merebut segi keterlibatan emosional konsumen serta keyakinan terhadap merek.

Merek selalu mempunyai reputasi, bila merek tersebut memiliki kualitas dan kharisma. Supaya memiliki kharisma, merek harus mempunyai aura merek dan tetap konsisten dengan kualitas yang telah dimilikinya. Agar supaya konsumen selalu mengingat pada merek tersebut, maka yang perlu dipertahankan asosiasi merek yang kuat dan membentuk ikatan emosional merek. Asosiasi merek yang kuat membuat konsumen puas yang akhirnya konsumen mempunyai rasa loyal terhadap merek.

Asosiasi merek adalah segala sesuatu tentang merek yang tinggal secara mendalam di benak pelanggan. Idealnya suatu merek diasosiasikan dengan sesuatu yang positif, sehingga konsumen potensial dengan mudah menghubungkan dirinya dengan suatu merek. Asosiasi berkaitan dengan atribut dan karakter merek yang muncul dibenak konsumen di saat berbicara atau teringat dengan merek.

Sedangkan ukuran ikatan emosional konsumen berdampak terhadap perusahaan besar yang dapat membentuk perilaku loyal, yang memberikan laporan diri dan memberi dampak dari mulut ke mulut. Beberapa hasil penelitian menunjukkan, bahwa manajer perlu mulai mengukur ikatan emosional longitudinal dan melakukan penelitian untuk memahami apakah perusahaan memiliki ikatan emosional yang lebih moderat serta dapat memperhatikan jaringan ikatan emosional terhadap loyalitas.

Pengembangan proposisi berawal dari pemikiran untuk mengisi gap yang terjadi pada kepribadian merek dan ikatan emosional pada merek. Konsep baru yang dibangun diharapkan dapat menjembatani gap yang terjadi antara kepribadian merek dan ikatan emosional merek. Konsep baru tersebut diberi nama Aura Religiusitas Merek. Adanya konsep baru ini dapat meningkatkan ikatan emosional konsumen terhadap merek yang telah dipilih oleh konsumen.

Berdasarkan pada riset gap dan beberapa pilar konsep yaitu asosiasi merek, perilaku konsumen serta segmentasi serta konsep-konsep pendukung lainnya maka lahirnya konsep baru yang dinamakan Aura Religiositas Merek. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat dasar pemikiran konsep seperti di bawah in

Dasar  Pemikiran  Konsep Aura Religiositas Merek

Konsep pemasaran sangat penting dalam pembentukan citra positip yang  biasanya berdasarkan aspek psikologis dan pengalaman. Aspek psikologis didasarkan keterikatan dan pencitraan terhadap merek. Citra buruk yang terbentuk dibenak pelanggan saat merek telah memberikan nilai negatif, serta pelanggan tidak pernah dipenuhi keinginannya merupakan sesuatu yang penting dihindari oleh perusahaan. Keadaan seperti ini membuat sangat berbahaya bagi merek suatu produk.  Oleh karena itu aspek pengalaman positif sangat penting dan dibutuhkan.

Aspek pengalaman  terdiri atas keseluruhan kontak langsung antara pelanggan dengan merek. Pemilihan dan penggunaan merek merupakan proses dimana pelanggan tidak saja mencoba memadankan harapan subyektifnya atas suatu merek, namun sekaligus menciptakan imajinatif impresif yang berkaitan dengan kualitas, karakter dan keunikan merek produk. Sehingga perusahaan mempunyai tugas penting untuk menciptakan asosiasi tidak berwujud yaitu pancaran nilai-nilai spiritual dan kharisma religi yang tinggi untuk dapat menciptakan aura religiositas merek. Dan akhirnya membentuk suatu differensiasi yang akan menciptakan brand atau value untuk setiap produk yang ditawarkan, sehingga akan terjaga ikatan emosional antara perusahaan dengan konsumen.

Komponen asosiasi memori dari aura religiositas merek akan membuat konsumen merasa mempunyai ikatan emosional yang kuat pada perusahaan dan tentu dapat memunculkan kepercayaan, sikap serta rasa senang konsumen kepada merek yang dipilih. Konsumen lebih mempunyai ikatan emosional yang lebih tinggi dan merasa senang serta menyukai pada merek yang telah diperoleh konsumen dan akhirnya dapat berpotensi serta akan melahirkan loyalitas konsumen pada merek.  Di bawah ini disajikan proposisi dan piktogram Aura Religiositas Merek.

Proposisi :

Aura Religiusitas Merek, merupakan pancaran nilai-nilai spiritual dan  pancaran nilai berkharisma religi dari sebuah merek. Aura Religiusitas Merek ini mampu memperkuat ikatan emosional merek yang kuat pada sebuah produk.

About Sri Wahyuni

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *