Ian Fleming dan Dunia Intelijen

image_print

Ian Fleming dan Dunia Intelijen

 

Kita mengenalnya sebagai penulis dan pencipta tokoh James Bond, seorang agen rahasia Inggris dengan kode 007. Tapi sesungguhnya dunia intelijen bagi Fleming bukan sekedar fiksi belaka.

Pada awal tahun 1939, Ian Fleming yang saat itu adalah seorang stockbroker dan juga jurnalis terlibat dengan sebuah misi rahasia yang menjadi tonggak karirnya sebagai agen Inggris dan penulis novel spy di kemudian hari. Ketika itu ia berangkat ke Moskow bersama dengan delegasi perdagangan sebagai koresponden surat kabar The Times sambil diam-diam bertugas mengukur kekuatan Rusia. Meski laporan yang ia kirim ke British Foreign Office hanya berdasarkan informasi yang ia peroleh lewat sumber-sumber terbuka (open source inteligence) dan pengamatannya sebagai seorang jurnalis, kualitasnya sama dengan laporan seorang intelijen profesional. Tak lama setelah misinya berakhir, Fleming direkrut menjadi asisten John Godfrey, Direktur Intelijen Angkatan Laut.[1]

Tahun 1941, Fleming diberi kepercayaan memimpin Operation Golden Eye, yang bertugas mengawasi Spain dan melakukan sabotase bila perlu. Ia masuk ke Spain menggunakan paspor kurir dan selama disana bertugas menjaga kontak radio dengan mata-mata di lapangan. Operasi ini yang nanti menginspirasinya menulis novel James Bond yang berjudul Goden Eye.[2]

Tahun 1942, Ian Fleming membentuk sebuah unit komando khusus yang dinamakan No. 30 Commando atau 30 Assault Unit (30AU) yang terdiri dari pasukan spesialis intelijen.[3] Tugas 30AU yang utama adalah menyusup ke wilayah Jerman dan wilayah pendudukan dengan tujuan mempelajari lebih banyak tentang program senjata tentara Jerman. Unit ini bertugas menerjemahkan kode, mencuri dokumen, berbagai jenis materi, serta mencari informasi.[4]

Kesuksesan 30AU membuat dibentuknya T-Force pada tahun 1944. Tugas utama T-Force adalah menjaga dan mengamankan dokumen, orang, peralatan, personil tempur dan Intelijen, setelah merebut kota-kota besar, pelabuhan, dan lain-lain di wilayah yang bebas dan musuh. Fleming duduk di komite yang memilih target unit T-Force dan mencantumkannya di “Buku Hitam” yang dikeluarkan untuk para petugas unit.[5]

Setelah perang usai, Ian Fleming menjadi manajer di grup surat kabar Kemsley sambil menjalankan ambisinya menulis novel spy. Novel pertamanya Casino Royale ia selesaikan hanya dalam waktu dua bulan, dilanjutkan dengan Golden Eye pada tahun 1952. Ian Fleming merupakan penulis yang produktif dimana karya-karyanya sukses dibaca, difilmkan dan ditonton jutaan orang di berbagai belahan dunia hingga sekarang ini. Ia meninggal pada 12 Agustus tahun 1964, di usia 56 tepat di hari ulang tahun anak laki-lakinya, Caspar, yang ke 12.

 

 

 

 

 

 

 

[1] N. Kagan & Stephen G. Hyslop, The Secret History of World War II (Spies, Code Breakers & Covert Operations), National Geographic, Washington DC, Hal: 31

[2] N. Kagan & Stephen G. Hyslop, The Secret History of World War II (Spies, Code Breakers & Covert Operations), National Geographic, Washington DC, Hal: 31

[3] Ian Fleming, Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Ian_Fleming

[4] The Intelligence Life of Ian Fleming, http://www.cf2r.org/fr/notes-historiques/the-intelligence-life-of-ian-fleming.php

[5] Ian Fleming, Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Ian_Fleming

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *