Jurusan SI dan Programming
Topik yang sering dibicarakan pd Fakultas TI Program Studi Sistem Informasi adalah antara SI dan Programming. Banyak mahasiswa yang berpendapat bahwa anak SI tidak perlu bisa membuat Program karena merasa bahwa lulusan SI nantinya akan bekerja mendisain Sistemnya programming itu menjadi core knowledge lulusan TI. Akibat dari persepsi ini sebagian besar mahasiswa SI mengalami mental blocking dengan masalah programming ini.
Diawal perkuliahan yang berbau programing pada umumnya mahasiswa mulai lesu dan kurang bersemangat, sedmikian sehingga kadang-kadang membawa pengaruh kepada dosen pengajar menjadi sulit dalam mengembangkan komunikasi pada saat proses belajar mengajar. Dibawah ini ada beberapa pengalaman dari para pengajar atau alumni SI yang berhubungan dengan masalah diatas.
- http://kikiahmadi.com/2010/07/14/sistem-informasi-its-dan-programming/
- http://romisatriawahono.net/2009/04/13/wajibnya-skill-coding-bagi-mahasiswa-computing/
- https://itskbsi.wordpress.com/2011/10/14/sistem-informasi-its-dan-programming/
- dan masih banyak lagi.
Beberapa menyebut antara SI dan Programming itu seperti Love and Hate Relationship. Yang menjadi masalah adalah ketika materi programming menjadi bahan yang harus ditempuh oleh mahasiswa SI, bagaimana supaya mereka exited dalam menerima materi dan ikut terlibat secara emosional mengembangkan kreatifitasnya pada saat proses belajar mengajar.
Lets first thing first, dari beberapa pendapat mahasiswa yang mengikuti mata kuliah programming adalah tidak menarik, rumit, tidak variatif penyampaiannya, dll. Pengalaman penulis ketika belajar programming yang pertama diajarkan biasanya adalah “Hello World” dan hampir semua urutan pengajaran programming diawali dg “Hello World”. Sedemikian sehingga memberikan kesan awal bahwa programming itu tidak menarik.
Karena hal tersebut saya mencoba pendekatan lain untuk mengajar matakuliah programming. Saya mengawali dengan memberikan gambaran betapa menariknya aplikasi-aplikasi yang ada dunia maya mulai dari aplikasi web sampai aplikasi mobile yang dapat didownload dengan bebas. Selanjutnya saya memperkenalkan tools-tools yang bisa membuat aplikasi secara instant sedemikian sehingga siswa dapat membuat aplikasi dengan cepat tanpa ribet dengan coding diawal. Setelah mereka mulai merasakan irama yang menarik dari programming barulah saya menjelaskan dan memberikan contoh bahwa aplikasi instant ini memiliki beberapa keterbatasan dan untuk mengatasinya perlu diperkuat dengan programming.
Dan hasilnya lumayan membantu karena mereka pada berlomba untuk menunjukkan aplikasi buatan mereka baik yang sudah ditambah dengan coding maupun yang masih polos-polos saja. Dari permasalahan inilah mahasiswa baru mulai mendapatkan motivasi untuk memperdalam programming, karena keinginan untuk mengatasi kekurangan aplikasi buatannya inilah yang menjadi pendorong untuk memahami programming.
Beberapa contoh aplikasi android yang dibuat mahasiswa bisa di downloads di :http://202.153.128.79/fileapk/
About Dwi Atmodjo WP
Twitter •