Ketika Tuhan Sedang Tertawa Lebar

  • Pantai Ora3
  • Komodo1
  • Komodo2
  • Komodo3
  • Taka1
  • Taka2
  • Taka3
  • Taka4
  • Pantai Ora1
  • Pantai Ora2
image_print

Ketika saya mengunggah foto di media sosial, seorang teman bertanya, kalau Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum, lalu tempat yang kamu kunjungi diciptakan Tuhan ketika sedang apa? Tertawa lebar, itu jawab saya spontan. Nah gara-gara itu maka muncullah ide untuk menulis catatan perjalanan tempat-tempat yang saya kunjungi, tempat-tempat indah yang diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum lebar. Ada 3 tempat yang akan saya tulis di sini, Pantai Ora di Pulau Seram, Maluku; Sailing di Taman Nasional Komodo, NTT; dan Explore Takabonerate, Sulawesi Selatan. Siapa tahu tulisan ini menjadi referensi buat teman-teman yang berencana untuk travelling, khususnya ke Indonesia bagian timur.

1. Pulau Seram yang sama sekali tidak seram.
Sayup-sayup lagu Indonedia Tanah Air Beta lirih terdengar di telinga, ketika pilot memberikan pengumuman bahwa tak lama lagi pesawat akan mendarat di Ambon. Rasanya tak sabar buat melanjutkan travelling ke salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku ini. Pulau Seram, adalah tujuan travelling saya di tahun ini. Pulau yang menyimpan keindahan pantainya, dan kini akan saya kunjungi adalah Pantai Ora di daerah Sawai. Pantai cantik dengan air yang sangat bening ini sangat terkenal di kalangan traveller jelajah Indonesia. Pantai yang dikenal dengan Maldive-nya Indonesia.

Dari bandara Pattimura Ambon, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pelabuhan Tuhelu dan mampir ke Pantai Natsepa untuk menikmati sarapan nasi kuning khas Ambon. Sampai di Pelabuhan Tulehu perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Amahai di Masohi yang ditempuh sekitar 2 jam dengan kapal cepat. Dari Pelabuhan Amahai, lanjut perjalanan darat kurang lebih 2 jam dengan kondisi jalan yang penuh dengan tikungan dan tanjakan. Apalagi pak supir sepertinya mantan pembalap F1 semua, sehingga rute tersebut pun dilalui dengan nyaris tanpa mengurangi kecepatan. Sampai akhirnya sampailah kita di Desa Saleman. Dari Desa Saleman, kita masih lanjut dengan kapal boat sekitar 20 menit untuk sampai di lokasi. Tapi semua itu terbayar sudah…., rasa takjub dan puji syukur yang luar biasa setelah sampai ke pantai Ora yang dikelilingi oleh pegunungan Manusela yang tampak gagah dan penuh dengan pepohonan hijau. Lautnya sangat bening, sampai koral di dasarnya pun kelihatan. Pantai di sekitarnya memiliki gradasi warna yang keren, putih, kuning, hijau, dan biru. Sebagian pantai memiliki gugusan karang yang tak kalah cantik, dan sumber air tawar yang ada di tepi pantai, seru!!!

Pantai Ora1
Landscape Pantai Ora

Disana ada beberapa penginapan yang dapat dipilih, Ora Resort Beach, Lisar Bahari, dan lain sebagainya. Kesamaannya adalah penginapan ini dibangun di atas laut, dengan air yang jernih sehingga bias berenang kapan saja. Kalau kita tebarkan makanan dari atas maka ikan-ikan beraneka warna akan muncul berebutan, suatu pemandangan yang luar biasa buat kita yang setiap hari didera dengan keruwetan kota besar. Selain bersantai di pantai, kegiatan lain yang bisa dilakukan disana adalah snorkeling, trekking di desa Saleman untuk melihat keindahan pantai dari atas, menjelajahi gua sepanjang gugusan karang, dan mabok lobster hihihi….. Disana lobster murah banget, silakan puas-puasin deh. Dan karena posisi pantai ini ada di teluk, maka kondisi air relatif tenang, karena hampir sepanjang hari kegiatan kita selalu menggunakan kapal boat, jadi cukup tenanglah untuk manusia darat seperti kita.

Pantai Ora2
Trekking di Saleman

Yang perlu diantisipasi, listrik disini hanya nyala dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Air tawar tersedia sangat cukup. Dan disini sinyal lancar loh, jadi tetap bisa mantau e-learning dan tetep bisa liburan. Jadi bu dosen tetap bisa liburan dan mahasiswa bahagia. Jangan lupa nikmati kuliner khas Maluku, papeda dan kuah ikan kuning, plus jus gandaria untuk menyegarkan perjalanan yang cukup jauh ini.

Pantai Ora3
Laut yang sangat bening di Sawai

2. Bertabur bintang di Langit Komodo
Tinggal di kapal, digoyang-goyang ombak? Itu pertanyaan awal saya sebelum memutuskan untuk Live on Boat saat sailing di Taman Nasional Komodo. Mabuk gak ya? Tapi sudahlah, mabuk urusan belakangan, landscape cantik yang terbentang sepanjang taman nasional itu jauh lebih menarik. Perjalanan ini diawali dengan kecemasan karena beberapa penerbangan dari Bandara Ngurah Rai dibatalkan karena erupsi dari anak gunung Rinjani. Tapi akhirnya pesawat take off tepat waktu dari bandara Ngurah Rai, Denpasar, dan setelah 1 jam dan 35 menit, ukul 7.45 sampailah kita di terminal kedatangan Bandara Komodo. And the journey start here….

Pulau pertama yang dikunjungi adalah Pulau Kanawa. Panas dari musim kemarau yang cukup panjang di tahun ini tidak menyurutkan niat menikmati pemandangan di pulau ini. Untuk dapat melihat lanscape keseluruhan pulau maka kita harus trekking ke atas bukit. Kebayang ya, tanjakan terjal dan panas menyengat, tapi maju terus pantang mundur. Sampai di atas kita bisa pemadangan yang indah, tampak dari jauh Pulau Flores yang dikelilingi oleh air laut yang biru. Pulau Kanawa ini dikelola oleh perorangan. Tapi pengunjung boleh berfoto dan menikmati pemandangan di pulau tersebut. Turun trekking kami lanjut snorkeling. Salah satu guide menemani saya snorkeling dan menunjukkan arah dimana tempat terumbu karang yang bagus.

Setelah makan siang yang sedap, kapal berjalan lagi menuju pulau kedua yaitu Gili Lawa. Sebelum berangkap trip saya sudah browsing sedikit mengenai medan trekking Gili Lawa ini. Sepertinya akan jadi medan terberat selama perjalanan. Agak menjelang sore kapal bersandar di tepi pulau Gili Lawa. Akhirnya satu persatu dari kami turun ke pantai dan terlihat jelaslah rute trekking yang aduhai itu. Awalnya sih rada ragu-ragu ya buat lanjut ke atas, tapi no way return lah. Rutenya memang aduhai, bahkan sering tidak menyisakan tempat landai untuk berdiri tegak. Dan, finally…., sampailah kita pada puncak Gili Lawa tersebut. Landscape yang terhampar bener-bener kece badai…, sepadan dengan perjuangannya. Kita di atas sampai sunset tiba, pelan-pelan matahari turun, walaupun tidak sempurna karena tertutup awan. Tapi sensasinya luar biasa, warna orange, merah, dan biru membaur membuat lukisan yang luar biasa indah, hihihi…tiba-tiba jadi romantis ya. Malam benar-benar turun ketika kami tiba di kapal. Sampai kapal kami istirahat sambil menunggu makan malam disiapkan. Ada seekor rusa yang turun ke pantai untuk minum, ada hamparan bintang, paket lengkap!!! Setelah makan satu persatu gantian mandi, bebersih, dan bersiap untuk tidur. Mabuk kah karena kapal goyang-goyang? Kayaknya udah gak sempat mikir mabuk deh, capek, jadi lanjut tidur aja. Kekuatiran saya pun tidak terbukti.

Komodo1
Pulau Gili Lawa

Dalam perjalanan menuju Pulau Komodo, kita bertemu dengan serombongan ikan pari manta. Ikan ini dikenal ramah dengan manusia, akan tetapi yang boleh turun untuk snorkeling adalah yang lancar berenang, karena arus dan laut yang cukup dalam. Sampai di pulau Komodo, yang dikenal dengan nama Loh Liang (Teluk Komodo) kami sudah siap ditemani oleh beberapa ranger, yang akan menemani tour sepanjang pulau ini. Kita ambil medium trek, dari 3 tipe trekking yang ditawarkan. Beberapa kali kita berpapasan dengan komodo selama trekking. Ngeri-ngeri sedap ya ternyata melihat komodo secara aslinya. Pemandangan pantai seputar pulau Komodo ini luar biasa indah. Bukit coklat akibat musim kemarau bersanding dengan pantai dengan air warna biru tosca, eksotis!!! Selain pulau Komodo, pulau Rinca adalah juga pulau habitat asli komodo yang dikenal dengan nama Loh Buaya (Teluk Buaya). Jadi di pulau ini selain harus waspada dengan komodo, juga harus waspada dengan buaya. Ini adalah trekking paling uji nyali, karena udah ngos-ngosan tetap harus waspada, karena bisa sewaktu-waktu bertemu komodo atau buaya, ahaaa!!!!!

Komodo2
Pemandangan eksotis Pulau Komodo

Pink Beach, adalah tujuan berikutnya untuk snorkeling. Pantainya warna merah muda, karena ada serpihan karang warna merah yang terhampar sepanjang pantai. Sehingga dari jauh kliatan warna pink. Pasir pantainya halus, airnya bening. Visibility-nya juga bagus, air jernih, sehingga sesi foto underwater pun cakep disini.

Salah satu highlight sailing di Taman Nasional Komodo ini adalah Pulau Padar. Rute trekking Pulau Padar tidak securam di Gili Lawa, relatif lebih landai. Ada beberapa tempat yang berpasir sehingga harus tetap hati-hati. Begitu sampai atas, masya allah cantiknya. 3 teluk yang membentuk lekukan cantik ini bener-bener membuat capeknya ilang deh. Keren bangeett….. Dari Pulau Padar kami beranjak ke Pulau Kelor, sebelum kembali ke Labuhan Bajo. Island hopping di pulau-pulau seputaran taman nasional ini memang keren, dan cukup menguras tenaga. Selama sailing air tawar yang tersedia terbatas, listrik hanya nyala malam hari saat generator kapal dinyalakan. Sinyal telepon seluler lancar.

Komodo3
Trekking di Pulau Padar

3. Takabonerate, surga yang jatuh ke bumi
Pernah dengarkah Takabonerate? Yang pasti di peta gak ada. Takabonerate adalah salah satu atol tercantik di dunia, yang masih masuk dalam wilayah Kepulauan Selayar, propinsi Sulawesi Selatan. Takabonerato merupakan taman laut yang memiliki atol tercantik setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Tahu atol kan? Gugusan pulau yang membentuk cincin, dan di situlah keindahan under water berada. Berhubung saya gak bisa diving, cukuplah dengan snorkeling ajah. Itupun sudah sangat cantik sekali.

Taka1
Island hopping di Taman Nasional Takabonerate

Perjalanan ke Takabonerate ini asli gokil banget deh. Dari Jakarta pesawat ke Makassar, dan dari Makassar lanjut pesawat ke Selayar. Penerbangan ke Selayar dari Makassar hanya ada 3x seminggu, selasa, kamis, sabtu dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. Sebenarnya bisa aja menggunakan kapal dari Tanjung Bira menuju Dermaga Pattumbukang, tapi jauh lebih lama. Dari Dermaga Pattumbukang menuju pulau Rajuni di Takabonerate itu 4 jam dengan perahu kayu bermotor, seperti kapal kayu yang biasa kita lihat di Muara Angke. Tambah 1 jam lagi untuk menuju ke Pulau Tinabo. Jadi siapkan segala amunisi untuk menghalau kebosanan selama perjalanan ini.

Taka2
Pulau Tinabo, airnya sempurna!

Highlight dari Takabonerate adalah taman bawah laut dan pantainya yang luar biasa indah. Mengingat lokasi yang jauh, maka pengunjung masih jarang, sehingga keindahan pulau dan terumbu karangnya masih terjaga dengan baik. Terumbu karang yang berwarna-warni, dan ikan yang beraneka warna menambah indahnya taman bawah laut di Takabonerate ini. Island hopping di Taman Nasional Takabonerate ini sangat indah. Air laut relatif tenang, sehingga acara snorkeling di seputar pulau Tinanja menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Taman laut yang indah, dengan kombinasi wall dan terumbu karang yang beraneka bentuk dan warna. Pantai pasir timbul menjadi salah satu tujuan untuk bersantai selanjutnya. Serasa pantai pribadi, dengan laguna panjang dan tenang. Kalau beruntung, kita dapat bertemu dengan rombongan ikan lumba-lumba. Atau bermain dengan baby shark sepanjang pantai di pulau Tinabo.

Taka3
Sebagian dari keindahan taman laut Takabonerate

Sunset dan sunrise –nya sempurna. Sebagai orang yang nyaris tidak pernah memandang langit. Bangun pagi menjemput matahari, dan menemaninya kembali ke peraduan di sore hari adalah kemewahan. Secangkir kopi pun tanpa terasa abis. Air tawar disini sangat terbatas sekali, dan yang pasti tanpa sinyal. Tempat yang tepat untuk istirahat dan melepaskan diri dari hiruk pikuk kota. Best place to escape!!!

Taka4
Sunset di Tinabo

Cantik!!!! Cuma itu yang bisa diungkapkan. Percaya kan kalau Tuhan menciptakan tempat ini ketika sedang tertawa lebar. 😀

About Mardiana Sukardi
I have several middle names, including: shopping and travelling 😀

Mardiana Sukardi

I have several middle names, including: shopping and travelling :D

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *