Lenggang Jakarta – Menyusuri Jejak Kemashyuran Masa Lalu
Diantara jeda waktu yang sangat ketat, karena deadline laporan penelitian, saya pikir perlu sejenak mengambil waktu untuk menuliskan sesuatu yang menyegarkan. Mumpung belum begitu lama, terpikir untuk menuliskan hasil jelajah di seputar Glodok dan Petak Sembilan, Jakarta Barat.
Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia, menyimpan banyak tempat cantik dan eksotik untuk dikunjungi. Jadi kalau waktu terbatas, dana terbatas, jangan kuatir, ada beberapa alternatif murah meriah untuk menyegarkan pikiran dari kepenatan pekerjaan sehari-hari. Saya mulai dari Glodok dulu. Aksesnya mudah, bisa naik bis Trans Jakarta jurusan Kota, turun halte Glodok. Atau naik CL turun Stasiun Kota, kemudian naik angkot sebentar menuju Glodok. Saya janjian dengan beberapa teman dengan meeting point Pantjoran Tea House, sala satu gedung tua di kawasan Glodok yang dijadikan restoran ala minum teh jaman dulu. Kemudian kita jalan menuju belakang, masuk ke salah satu gang kecil yang dulu bernama Gang Gloria. Ada salah satu resto jadul yang mashyur nian sejak tahun 1927, Tak Kie namanya. Terkenal dengan es kopi dan nasi timnya. Datanglah sejak pagi kalau ingin mencicipi nasi tim yang terkenal itu. Sambil menunggu beberapa teman lain bergabung, kami pun mencoba mie ayam dan beberapa jajanan jadul seperti, kue bulan “Sin Hap Hoat” rasa kedjoe, kue so pia (bakpia) “Sin Yen”, dan lo poh phiang isi jeruk kietna, plus permen susu. Acaranya makin seru karena pemilik Tak Kie ikut bergabung, dan bercerita sejarah resto ini.
Selanjutnya kami bergerak menuju resto yang gak kalah jadul “Wong Fu Kie”, dengan menu yang hot yaitu ayam jahe. Peer banget menemukan resto yang terletak di Gang Perniagaan Timur II ini. Menyusuri pertokoan sepanjang Petak Sembilan, yang penuh dengan apotik tradisional, jajanan, peralatan jadul, dan bersaing dengan segala macam jenis kendaran lalu lalang plus bongkat muat barang. Finally ketemu…., di gang kecil, eksotik, dan penampakannya gak kliatan banget kayak restoran. Mana dapurnya di depan boo…, lucu ya. Langsung pemilik menawarkan beberapa menu spesial yang menjadi andalan resto ini, akhirnya terpilih gurame, mie pangsit, lindung (belut), pokcay, dan ayam rebus. Nama versi Cina-nya susah ya, enggak apal….. Kalau mau pilih yang non halal pun ada :D. Begitu makanan lengkap disajikan, langsung diserbu abis akibat laper banget, lanjut foto-foto dengan pemilik resto yang mengatakan bahwa resto ini sudah berdiri sejak 60 tahun lalu.
Dari Wong Fu Kie, kami bergerak ke Pempek 99 nan mashyur di belakang pertokoan Asemka. Karena perut sudah kenyang, maka pempek cukup dibungkus, lagian restonya penuh sekali, tidak menyisakan tempat satupun yang kosong. Langsung pulang? Belum waktunya…, mampir dulu ke warung mie kangkung, yang ternyata sudah tutup karena abis dan kesorean. belum rejeki deh… Akhirnya setelah beli beberapa jajanan dan sovenir lucu-lucu, kami berpisah dan merencanakan kemana next trip buat Geng Ayam Jahe berikutnya.
Tunggu episode berikutnya pada Edisi Lenggang Jakarta yaaa…., selamat piknik.
About Mardiana Sukardi
I have several middle names, including: shopping and travelling 😀