Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi
Skripsi dijadikan syarat kelulusan di program S-1 dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.
Thesis dijadikan syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis baru atau penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara tertulis.
Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara tertulis.
Prof. Dr. Urip Santoso
SKRIPSI
Merujuk kepada pengertian asal skripsi dari Scriptum, (English: Script), maka pengertian skripsi adalah: tulisan ilmiah, untuk membedakannya dari tulisan non-ilmiah seperti: fiksi ataupaun bentuk-bentuk penulisan essai dan opini. Perbedaan yang mendasar dari bentuk-bentuk yang terakhir adalah: tulisan ilmiah sangat terikat secara ketat dengan kaidah-kaidah dan norma-norma penulisan ilmiah. Kaidah-kaidah tersebut selain substansi tulisan yang mengupas suatu fenomena dengan memakai acuan teori yang sudah diakui keberadaannya dalam khasanah ilmu pengetahuan, mencakup juga kaidah dalam teknik – teknik baku penulisan ilmiah seperti: teknik mengutip, penulisan kepustakaan, penulisan catatan kaki, bentuk outline tulisan, penulisan table, singkatan maupun pilihan diksi yang lebih ketat (sedapat mungkin memakai teknik denotative bukan konotatif), dan lain-lain.
Dengan pengertian sebenarnya yang dipentingkan dari pembuatan skripsi (selain teknik penulisan yang sudah baku) adalah bagaimana si penulis mencoba menjelaskan suatu gejala dengan merujuk kepada satu atau lebih teori. Dari pengertian ini dapat terlihat bahwa bagi suatu karya skripsi yang dipentingkan adalah soal rujukan ilmiahnya. Dengan pengertian ini substansi pengertian skripsi terletak pada usaha untuk menjelaskan (eksplanasi) dan mungkin pemerian yang lebih jelas (deskripsi) suatu gejala. Dengan skripsi memang dituntut kemampuan mahasiswa untuk merumuskan penalaran ilmiahnya terhadap suatu gejala, bagaimana gejala itu dicoba untuk dijelaskan dengan suatu rujukan teori dan bagaimana kesimpulan yang diambil dari usaha-usaha untuk menjelaskan gejala tersebut. Bisa jadi penalaran mahasiswa tadi berkembang lebih jauh, untuk mengembangkan suatu posisi ilmiah tertentu (berupa suatu tesis atau hipotesis tertentu) dan dituntut untuk dibuktikan lewat suatu penelitian ilmiah yang cukup rumit. Tapi menurut kami, skripsi tidak harus dituntut untuk mengembangkan suatu tesis tertentu, sekalian pula dituntut pembuktian hipotesis tadi dengan penelitian empiris yang bisa memakan waktu 6 bulan – 1 tahun. Mungkin pada titik ini kita harus menentukan pilihan skripsi tadi harus serta merta berbentuk tulisan ilmiah berupa laporan penelitian. Artinya, apakah skripsi identik dengan penelitian?
Karena menurut pengertian skripsi pada pengertiannya yang asli, bisa saja jawaban terhadap persoalan ilmiah yang dilontarkan mahasiswa bisa dijawab dengan memakai pembuktian teori (ada yang mengatakannya dengan teoritis, atau pembuktiannya lewat analisis yang lebih bersifat kualitatif misalnya? (bisakah misalnya skripsi hanya menganalisis novel Saman dengan memakai teori Jung?). Menurut kami bisa saja, yang penting dalam skripsi adalah kemahiran membedah masalah dengan rujukan teori, dan bagaimana dengan rujukan teori tersebut “tertib berpikir ilmiah” mahasiswa terlihat dengan jelas.
TESIS
Tesis menurut pengertiannya adalah pengajuan suatu proposisi teoritis (tesa), dan lewat pembuatan tesis ini, tesa (academic standpoint) sekaligus harus dibuktikan lewat penelitian ilmiah yang sudah harus lebih advance; tidak lagi sekedar deskripsi tapi layaknya berada pada taraf: theory testing. Dengan serta merta kaidah-kaidah teknik penulisan ilmiah seperti yang sudah disebutkan di atas HARUS dikuasai dengan baik. Perbedaan yang mendasar antara skripsi dan tesis adalah: dalam tesis pengajuan suatu tesa (academic standpoint) adalah ROH dari suatu penelitian tesis. Karena maksud dan tujuan pembuktian tesis ini, maka metodologi penelitian yang dipakai untuk membuktikan tesa tadi harus sudah lebih advance, untuk membedakannya dengan penelitian yang dilakukan kalangan-kalangan di luar tuntutan untuk menjadi akademisi – survey, riset pemasaran, ataupun lembaga-lembaga pooling.
TUGAS AKHIR
Tugas akhir adalah penulisan laporan suatu proyek, yang ditulis bisa oleh satu atau maksimal oleh dua penulis mengenai suatu proyek yang didesain untuk mencoba mencari model pemecahan (problem solving) terhadap suatu permasalahan riil. Tugas akhir bisa berbentuk proyek payung (pelaksanaan proyek bisa berkelompok), namun penulisan laporan akhirnya bisa dipecah dan dikerjakan oleh satu atau dua orang masing-masing.
Penulisan tugas akhir, praktis kaidah teknisnya juga tunduk pada format penulisan ilmiah seperti skripsi dan tesis. Namun ada perbedaan yang mendasar dari tugas akhir, tugas akhir adalah bukan penelitian ilmiah yang advance untuk menguji suatu tesa, tetapi bagaimana dari suatu pendekatan teoritis yang dipilih bisa diturunkan model-model pemecahan masalah yang langsung diaplikasikan untuk menjawab suatu permasalahan riil di lapangan. Jadi concernnya bukan pada pembuktian teori, tapi kepada bagaimana disusun suatu program konkrit, dan program konkrit itu diaplikasikan pada permasalahan riil. Kadang – kadang memang ada unsur penelitian juga dalam tugas akhir, misalnya untuk mengetahui efek dari program, atau berbentuk action research, misalnya.
DISERTASI
Suatu disertasi pada hakekatnya adalah pengembangan lebih lanjut dari suatu tesis. Dengan kata lain pengajuan suatu PROPOSIS TEORITIS dan teknik penulisan baku seperti tesis adalah HAL YANG MUTLAK. Namun yang membedakan dari tesis adalah keluasan (ekstensif) dan kedalaman (depth) dari pembuktian tesa-nya harus lebih advance. Idealnya suatu disertasi harus lebih dari sekedar pengujian teori, lebih lanjut ia membuka kemungkinan pengajuan suatu terobosan teoritis yang baru. Jadi kalau bisa semacam “theory building”. Kalaupun belum memungkinkan dilakukan “theory building”, paling tidak ada sesuatu yang “baru” yang dihasilkan dari suatu karya disertasi. Karenanya metodologi penelitiannya pun harus lebih “advance”, karena concernnya lebih kepada membuat model teoritis baru.
Prof. Dr. Mochamad Enoch Markum
Sumber:
http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/40-penelitian/60-skripsi-apakah-itu
http://pustakaindonesiaraya.blogspot.co.id/2009/10/pengertian-tesis-dan-syarat.html
About Adi Susilo Jahja
Twitter •
Terima kasih
https://seputarkuliah.com