PERJALANAN SINGKAT PENUH KENANGAN DI PULAU BANGKA
Bangka lebih dikenal dengan pulau penghasil timah, padahal pulau Bangka juga memiliki sejumlah pantai yang tidak kalah indahnya dibandingkan pantai-pantai yang ada di beberapa pulau lainnya di Indonesia. Walaupun orang tua saya berasal dari propinsi Bangka Belitung, namun saya sendiri belum mengetahui obyek-obyek wisata yang begitu eksotis dan alami yang belum banyak dijamah para pelancong (Wisatawan) di pulau ini, sebut saja misalnya pantai Tanjung Kalian yang terkenal dengan Mercu Suarnya yang menjulang tinggi, pantai Batu Rakit yang memiliki pasir putihnya yang berkilau dan sangat bersih, Tanjung Ular dan Batu Balai yang konon ceritanya merupakan legenda sejarah seperti Malin Kundang di Sumatera Barat. Semua tempat wisata ini terletak di kabupaten Bangka Barat (Muntok).
Perjalanan singkat selama liburan Mei 2016, kami utamakan untuk berziarah ke makam orang tua, menghadiri pernikahan keponakan, dan sekaligus menyempatkan berkunjung ke obyek wisata yang terletak di kecamatan Belinyu yaitu ke pantai Penyusuk dan pantai Rumodong. Pantai Penyusuk memiliki susunan batu granit besar dan kecil, terutama di bagian tengah pantai terdapat batu granit yang sangat besar dan menjulang, sehingga para pengunjung sering mendaki batu tersebut untuk bersantai melihat kencangnya ombak laut yang menghantam bebatuan dan sambil menikmati indahnya pemandangan dari atas batu tersebut.
Di depan pantai ini terdapat beberapa pulau kecil, salah satunya adalah pulau Putri. Dengan menyeberang menggunakan kapal nelayan kurang lebih 15 menit, maka sampailah ke pulau tersebut. Sepanjang penyeberangan, kami dapat melihat dari dekat laut Bangka yang berwarna biru kehijau-hijauan, sangat jernih, didalamnya terdapat terumbu karang yang sangat cantik dan ikan-ikan karangnya yang berwarna warni. Begitu mendekati pulau, kami juga melihat beberapa orang yang sedang memancing, dan ada pula yang melakukan snorkeling dan diving.
Setelah sampai di pulau Putri ini, kami melihat bahwa pulau ini tidak berpenghuni, namun pulau ini memiliki panorama yang tampak alami, sehingga terkesan masih diperlukan penataan lebih lanjut. Pulau yang penuh dengan bebatuan dan pepohonan hutan, serta disisi pulau terdapat terumbu karang yang sangat indah.
Kami sempat berbincang-bincang dengan salah satu pegawai kecamatan Belinyu yang kebetulan menyeberang bersama kami, dan menanyakan beberapa hal antara lain upaya apa saja yang telah dilakukan Pemda setempat untuk menggairahkan dan meningkatkan obyek wisata di pulau ini ? Dari hasil obrolan singkat tersebut, kami mendapatkan penjelasan bahwa dari Pemda 1 dan Pemda 2 melalui dinas pariwisata telah berupaya agar nantinya pulau Putri ini akan dijadikan sebagai obyek wisata andalan di kabupaten Bangka. Salah satu upaya untuk mendukung keinginan tersebut, maka pada tahun 2009 telah dibangun sebuah jembatan yang menghubungi pantai Penyusuk ke pulau putri ini. Namun ketika kami tanyakan dimana jembatan tersebut berada, ternyata saat ini jembatan tersebut tinggal puing-puing saja karena diterpa kencangnya ombak dan angin serta kurangnya perawatan.
Pulau Bangka tidak sekedar memiliki potensi sumber alam yang kaya dan indah, namun pulau ini mengandung nilai historis yang tinggi bagi bangsa Indonesia dimana pada tahun 1949, Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dan Hatta serta rekan-rekannya pernah diasingkan di bukit gunung Menumbing, Muntok. Apabila berkeliling di kota Muntok, maka kita dapat melihat wisata religi dimana antara mesjid dan klenteng terletak berdampingan. Ini menunjukan bahwa pusat budaya di kota ini tumbuh dan berkembang secara damai, natural dan nyaman.
Akhir cerita, dapat kami simpulkan bahwa obyek-obyek wisata yang terletak di pulau Bangka sebenarnya tidak kalah menariknya dibandingkan dengan obyek wisata di pulau-pulau lainnya di Indonesia yang pernah kami kunjungi, seperti Giliterawangan (Lombok), pantai Kuta Lombok, pantai Kute Bali, bahkan tetangga sebelah pulau yaitu Belitung (negeri laskar pelangi) yang terkenal dengan pantai Tanjung Tinggi dan pantai Tanjung Kelayang serta pulau Lengkuasnya. Hanya saja menurut pengamatan kami kurangnya keseriusan Pemda dan masyarakat setempat dalam mempromosikan keunggulan potensi daerahnya, terbatasnya sumber pendanaan untuk membangun infrastruktur merupakan faktor-faktor penyebab lambatnya perkembangan pariwisata di pulau Bangka ini.
Oleh karena itu patut disayangkan apabila pulau yang kaya akan sumber alam dan berkembangnya pusat budaya ini tidak dikelola secara serius, fokus dan profesional. Kiranya Pemda 1 dan 2, lebih bekerja keras lagi untuk segera merealisasikan program-programnya secara konkrit dan bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk mewujudkannya, bukan hanya sekedar wacana saja demi percepatan laju pertumbuhan pariwisata di pulau yang pernah mengenyam zaman keemasan akan hasil timahnya yang melimpah ruah.
Bagi pengunjung yang mempunyai hobi memancing, snorkeling, dan gemar mencoba kuliner khas daerah (Sea Food), maka pulauBangka merupakan alternatif utama.