Situs Bersejarah ‘Choeung Ek’ di Phnom Penh Kamboja
Teman teman, saya ingin bercerita sedikit tentang pelajaran yang bisa diambil dari berkunjungnya saya suatu waktu di masa lalu ke Phnom Penh, Kamboja. Phnom Penh adalah ibukota negara Kamboja, salah satu kota paling terkenal di sana, tapi jangan bayangkan saat teman teman ke sana situasinya akan seperti di Jakarta. Yes, mungkin seperti di Jakarta, tapi Jakarta tahun berapa. Mungkin sekarang kondisi di sana sudah lebih baik, namun waktu saya ke sana tahun 2012, Phnom Penh terlihat begitu ‘sederhana’ seperti Jakarta jaman dulu. Kondisi rakyatnya pun tak se’baik’ se’makmur’ di kota besar di Indonesia, dan ini adalah salah satu akibat dari kejahatan Khmer Merah di tahun 70an di mana rakyat sengaja dibuat bodoh oleh pemerintah yang berkuasa. Orang orang pintar di masa itu dihabisi, rakyat dibantai, dan tempat pembantaiannya yang bernama Killing Fields of Choeung Ek itu sekarang dijadikan situs bersejarah dan objek wisata bagi para pelancong. Yang teman teman lihat di gambar adalah sebuah gedung di area Killing Fields of Choeung Ek, di mana di sana diletakkan tengkorak dari korban pembantaian yang berhasil dikumpulkan. Yang menjadi pelajaran buat kita adalah berhati-hatilah dengan kondisi kita di masa sekarang, di mana mungkin berbagai macam hiburan yang ada dibuat agar kita, anak-anak kita, generasi muda kita terlena sehingga kita menjadi malas, malas belajar, malas mencari ilmu, dibodohi dengan hedonism, kita menjadi konsumtif (baca:boros), dsb. Kita harus pandai memanfaatkan fasilitas yang ada untuk maju, untuk memajukan bangsa ini, sama-sama terus saling mendorong, jangan egois, maunya pintar sendiri juga sebuah kesalahan. Bangsa ini perlu banyak orang pandai, orang baik, orang yang senang berbagi, sehingga kita bisa maju bersama sama. Jangan SOS, Senang Orang Susah, Susah Orang Senang. Jadi begitu ya teman teman. Mari saling mengingatkan, berbagi manfaat, dan terus saling mendoakan. Semoga tulisan pendek ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Salam semangat dari saya.
About Adelina Fauzie