Economic Consequences and Positive Accounting Theory

image_print

1 Overview

Konsekuensi ekonomis (EC), konsep yang menegaskan bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai  perusahaan (terlepas dari implikasi teori pasar efisien). Memahami EC penting: 1. Menarik karena peristiwa yang paling menarik dalam praktik akuntansi diderivasi dari EC 2. Adanya saran bahwa kebijakan akuntansi adalah “bukan suatu masalah” dengan adanya pengalaman akuntan (auditor). Teori Akuntansi Normatif adalah apa yang seharusnya dilakukan dan Teori Akuntansi Positif adalah apa yang senyatanya dilakukan.

2 The Rise Of Economic Consequences

Kebijakan akuntansi (accounting Policy= AP) memiliki EC bagi berbagai konstituen pemakai Laporan Keuangan. Walaupun jika AP tidak secara langsung berpengaruh pada arus kas perusahaan, Konstituen yang berbeda memilih AP yg berbeda. AP menurut manajemen mungkin berbeda (at odds) dengan AP yang dapat menginformasikan paling baik kepada investor. EC mengkomplikasikan penyusunan standar akuntansi, yang mensyaratkan keseimbangan yang tepat tentang  pertimbangan akuntansi dan politik. Badan penyusunan standar telah merespon dengan, Melibatkan konstituen yang berbeda pada badan penyusun serta Menerbitkan draf eksposure untuk memberi semua pihak yang berkepentingan, kesempatan berkomentar atas standar yang disusun.

3 EMPLOYEE STOCK OPTIONS

Area dimana konsekuensi ekonomi terlihat sangat jelas, yaitu akuntansi untuk opsi penerbitan saham kepada manajemen dan dalam beberapa kasus kepada para karyawan, memberikan hak kepada para karyawan tersebut untuk membeli saham dalam jangka waktu tertentu yang bisa disebut dengan Employee Stock Options (ESO).

Akuntansi untuk ESO di Amerika Serikat dan Negara lainnya berdasarkan Accounting Priciple Board 25 tahun 1972. Standard ini mewajibkan perusahaan mengeluarkan ESO tetap untuk mencatat biaya yang sama dengan selisih antara nilai pasar saham pada tanggal pemberian opsi kepada karyawan (grand date) dan harga dari pelaksanaan opsi tersebut. Perbedaan nilai tersebut dinamakan nilai intrinsic dari opsi. Kebanyakan perusahaan yang memberikan ESO menetapkan harga pelaksanaannya sama dengan nilai pasar pada tanggal pemberiannya, sehingga nilai intrinsiknya nol. Akibatnya tidak ada biaya yang perlu dicatat bagi kompensasi ESO. Sebagai contoh, jika saham yang dijamin memiliki nilai pasar $10 pada tanggal pemberian, maka menetapkan harga pelaksanaan sebesar $10 tidak akan menghasilkan pencatatan biaya, sementara menetapkan harga pelaksanaan sebesar $8 memicu biaya sebesar $2 per ESO yang diberikan. Hal ini menyebabkan menurunnya pencatatan biaya kompensasi dan menaikkan pencatatan laba bersih. Alasan tidak diwajibkannya pencatatan nilai wajar untuk ESO adalah sulit menetapkan nilainya. Sehingga muncul rumus Black/Sholes yang berasumsi bahwa opsi dapat diperdagangkan dengan bebas. Hal ini tidak dimungkinkan karena ESO tidak dapat dilaksanakan sampai tanggal penyerahan (vesting date). Juga, jika karyawan mengundurkan diri dari perusahaan sebelum dilakukannya penyerahan, maka opsi tersebut dinyatakan hangus, atau kalaupun belum dilaksanakan, mungkin ada pembatasan-pembatasan terhadap kemampuan karyawan untuk menjual saham yang diperolehnya.

Untuk mengatasi hal ini, FASB mengeluarkan exposure draft yang mengusulkan agar perusahaan mencatat biaya kompensasi berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pemberian ESO. Namun, exposure draft ini ditolak karena muncul kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi dari laporan laba yang lebih rendah yang akan dihasilkan. Konsekuensi yang dikhawatirkan tersebut mencakup harga saham yang lebih rendah, biaya modal yang lebih tinggi, kurangnya bakat manajerial, serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan. Hal ini dikarenakan tidak seperti umumnya biaya, ESO tidak memerlukan pembiayaan tunai. Intinya biaya ditanggung oleh para pemegang saham. Dengan membuat beberapa asumsi, Huddart menunjukkan bahwa rumus Black/Sholes  dengan ESO yang ditahan sampai tanggal kadaluwarsa dapat menaikkan pencatatan nilai wajar ESO pada saat tanggal pemberian, yaitu membagi karakteristik opsi menjadi 3 :

  1. Expected Return, yaitu pengembalian yang diharapkan dari menahan suatu opsi melebihi return saham yang diharapkan.
  2. Upside Potential, yaitu tendensi kenaikan nilai meningkat seiring dengan waktu jatuh tempo.
  3. Deep in Money, yaitu jika nilai saham dasar jauh lebih tinggi daripada exercise price, maka hasil dari menahan opsi tersebut, probabilitasnya sangat mendekati hasil dan probabilitasnya menahan saham dasarnya.

 

4 THE RELATIONSHIP BETWEEN EFFICIENT SECURITIES MARKET THEORY AND ECONOMIC CONSEQOUNCES

            Pembahasan sub bab ini didasarkan pada artikel “The Impact of Accounting Regulation on the Stock Market: The Case of Oil and Gas Companies” (1979) yang ditulis oleh Lev. Penelitian ini terkait dengan kebijakan SFAS 19 yang mewajibkan perusahaan migas di AS mencatat biaya eksplorasi dengan metode succesfull-effort. Karena pilihan kebijakan akuntansi untuk biaya eksplorasi mencerminkan kebijakan akuntansi, maka teori pasar sekuritas efisien memprediksi bahwa seharusnya manajer tidak keberatan menggunakan metode succesfull-effort. Secara khusus, terdapat kekhawatiran mengenai dampak yang mungkin merugikan terhadap persaingan dalam industri migas. Kekhawatiran tersebut adalah bahwa sebagian besar perusahaan kecil yang bergerak di bidang migas menggunakan akuntansi full-cost. Ini karena metode succesfull-effort cenderung menghasilkan laba bersih yang lebih kecil daripada metode full-cost, terutama untuk perusahaan yang aktif melakukan eksplorasi, maka ditakutkan bahwa laba bersih yang lebih kecil dalam laporan akan menjadikan perusahaan kecil lebih sulit menghimpun modal, dan karenanya akan mengurangi persaingan dan cakupan eksplorasi.

Untuk kondisi saham, Dickman dan Smith (1979) dan Kross (1982) mendapati tidak adanya reaksi harga sekuritas terhadap perubahan standar akuntansi. Mungkin ini disebabkan karena adanya inefisiensi pasar sekuritas. Alasan lain adalah bahwa perusahaan yang menggunakan full-cost akan menghadapi kesulitan menghimpun modal atau mungkin mengurangi aktivitas eksplorasi begitu mereka dipaksa menggunakan succesfull-effort. Alasan lain adalah bahwa pengurangan laba bersih yang dilaporkan dan ekuitas para pemegang saham setelah beralih menggunakan metode succesfull-effort mungkin mempengaruhi rasio bonus manajemen dan perjanjian pinjaman. Pasar dapat bereaksi terhadap manajer yang gagal merepons masalah seperti ini. Bagaimanapun juga hasil penelitian Lev menyatakan bahwa pasar memang bereaksi terhadap metode akuntansi yang dipilih.

Teori pasar yang efisien menyiratkan pentingnya pengungkapan penuh, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Meskipun demikian, begitu pengungkapan penuh terhadap kebijakan akuntansi dilakukan, pasar akan menafsirkan nilai sekuritas perusahaan berdasarkan kebijakan yang dipakai. Jika dilihat dari pengguna laporan keuangan, manajemen dan investor, tentu akan bereaksi terhadap perubahan kebijakan akuntansi. Berbagai reaksi dirumuskan dalam konsep konsekuensi ekonomi. Karena itu, kebijakan akuntansi berpotensi mempengaruhi keputusan manajemen yang sebenarnya, termasuk keputusan untuk mengintervensi, baik mendukung atau menentang usulan standar akuntansi.

  • The Positive Theory Of Accounting

1 Outline of Positive Accouning Theory

TAP beranggapan bahwa perusahaan akan mengorganisir diri dalam cara yang efisien sehingga memaksimalkan prospek untuk bertahan hidup. Perusahaan dapat dipandang sebagai kumpulan kontrak (nexus of contract) artinya pengorganisasiannya dapat ditentukan oleh kontrak yang dijalinnya. Akan muncul biaya kontrak dan kontrak yang efisien. TAP berpendapat kebijakan akuntansi akan dipilih sebagai bagian dari masalah yang lebih dari pencapaian manajemen perusahaan yang lebih efisien. Perlu dicatat bahwa TAP tidak menyarankan perusahaan harus menjelaskan sepenuhnya kebijakan akuntansi yang dipergunakan. TAP berpendapat bahwa manajer sifatnya rasional dan memilih kebijakan akuntansi demi kepentingan perusahaan.  Pada akhirnya tujuan TAP adalah untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akutansi manajerial dalam perusahaan yang berbeda-beda.

 

2 The Three Hypotheses of Positive Accounting Theory

  1. Hipotesis rencana bonus (The bonus plan hypothesis). Dengan semua hal di anggap setara, para manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin memilih prosedur akuntansi yang menggeser pendapatan yang dilaporkan dari masa datang ke saat ini.
  2. Hipotesis persyaratan perjanjian pinjaman (The debt covenant hypothesis). Dengan semua hal di anggap setara , semakin besar perusahaan melakukan pengingkaran persyaratan perjanjian pinjaman berbasis akuntansi, semakin besar kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang menggeser pendapatan dari periode akan datang ke periode berjalan.
  3. Hipotesis biaya politik (The political cost hypothesis). Dengan semua hal di anggap setara, Semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, semakin besar kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan pendapatan yang dilaporkan dari periode berjalan ke periode akan datang.

 

3 Empirical PAT Research

  • Banyak penelitian TAP untuk pengujian hipotesis. Salah satunya Healy (1985) yang meneliti hipotesis rencana bonus. Hasil penelitiannya adalah menemukan bukti bahwa manajer perusahaan yang memiliki rencana bonus berdasarkan pada laba bersih mereka yang dilaporkan secara sistematis menggunakan kebijakan akrual sedemikian rupa untuk memaksimalkan bonus yang mereka harapkan.
  • Dichev dan Skinner (2002) mengkaji hipotesis persyaratan perjanjian pinjaman. Mereka meneliti sampel yang terdiri dari banyak persetujuan pemberian pinjaman privat (pinjaman yang tidak dapat diperdagangkan). Mereka memusatkan perhatian pada perjanjian-perjanjian dengan persyaratan yang didasarkan pada dipertahankannya rasio lancar tertentu atau pada dipertahankannya jumlah nilai bersih tertentu.

 

  • Distinguishing The Opportunistic and Efficient Contracting Versions of PAT

Christie dan Zimmerman (1994) menyelidiki mengenai tingkat pilihan kebijakan akuntansi yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang menjadi target pengambilalihan. Alasan mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan akuntansi yang oportunis sedang terjadi, pilihan seperti ini akan lebih tak terkendali dalam perusahaan yang kemudian akan diambil, karena manajemen yang saat itu berusaha menepis tawaran pengambilalihan dengan memaksimalkan posisi keuangan dan laba bersih yang dilaporkan. Guay (1999) mempelajari aktivitas pinjaman bank perusahaan pada tahun pertama perusahaan melakukannya. Ia berpendapat bahwa kontrak kompensasi yang efisien akan mendorong manajer untuk mengurangi resiko-resiko harga yang spesifik bagi perusahaan (misalnya perusahaan migas menerapkan cegah resiko harga produksi tahun depan), karena pengurangan resiko tersebut mendorong para manajer untuk mengambil resiko-resiko lain yang spesifik bagi perusahaan. Watts (2003) menyatakan bahwa akuntansi konservatif juga dapat berperan dalam kontrak yang efisien.

 

  • Conclutions on Economics Consequences and Positive Accounting Theory

TAP berusaha memahami dan memprediksikan pilihan kebijakan akuntansi perusahaan. Secara umum, TAP menilai bahwa pilihan kebijakan akuntansi adalah bagian dari kebutuhan perusahaan secara menyeluruh untuk meminimalkan biaya modal dan biaya kontrak. TAP tidak menyiratkan bahwa pilihan kebijakan akuntansi perusahaan harus dijelaskan dengan khusus. Justru biasanya akan lebih efisien jika ada sekumpulan kebijakan akuntansi yang dapat dipilih oleh manajemen. Dari perspektif TAP, tidak sulit memahami mengapa kebijakan akuntansi dapat memiliki konsekuensi ekonomi. Dari perspektif efisiensi, kumpulan kebijakan yang tersedia mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Dari perspektif opportunis, kemampuan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi untuk keuntungannya sendiri pun terpengaruhi.

 

 

REFERENSI

 

Scott, William R., 2012, Financial Accounting Theory, Sixth Edition, University of Waterloo.

About Rizal Mawardi

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *